Disusun Olah :
10601244056
PJKR C
2011
Profesionalisme Guru di Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Nasional
A. Pendahuluana.
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur
sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi
yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga
dianggap seorang guru. Beberapa istilah yang juga menggambarkan peran guru,
antara lain:Dosen, Mentor, Tentor, Tutor.
B. Latar belakang
Indonesia termasuk salah satu negara yang jumlah guru berpendidikan primer
setara S1 kurang dari 50 %. Ini berarti dari jumlah 2,7 juta guru, sebanyak 1,35
juta orang guru belum mencapai kualifikasi S1. Laporan Departemen Pendidikan
Nasional tahun 2006 menunjukkan bahwa guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-
IV baru mencapai target 35,6 % saja. Jadi sebanyak 64,4 % guru belum
memenuhi kualifikasi S1/D-IV. Pada tahun 2007, Depdiknas baru berhasil
meningkatkan kualitas guru hingga S1/D-IV sebanyak 81.800 guru dan melakukan
sertifikasi guru sebanyak 147.217 orang. Dalam konteks pembangunan sektor
pendidikan, guru merupakan pemegang peran yang amat sentral. Guru adalah
jantungnya pendidikan. Tanpa denyut dan peran aktif guru, kebijakan pembaruan
pendidikan secanggih apapun tetap akan sia-sia. Sebagus apapun dan semodern
apapun sebuah kurikulum dan perencanaan strategis pendidikan dirancang, jika
tanpa guru yang berkualitas, maka tidak akan membuahkan hasil optimal. Artinya,
pendidikan yang baik dan unggul tetap akan bergantung pada kondisi mutu guru.
Hal ini ditegaskan UNESCO dalam laporan The International Commission on
Education for Twentyfirst Century, yang menyatakan bahwa “memperbaiki mutu
pendidikan pertamatama tergantung pada perbaikan perekrutan, pelatihan, status
sosial, dan kondisi para guru; mereka membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan, karakter personal, prospek professional, dan motivasi yang tepat
jika ingin memenuhi harapan stakeholder” (Delors, 1996).
Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu
mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan Islam sangat ditentukan oleh
kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Menurut
Zainal Aqib, guru merupakan faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di
lembaga pendidikan Islam, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan
belajar mengajar. Lebih lanjut dia menyatakan bahwa guru merupakan komponen
yang berpengaruh dalam peningkatan mutu suatu proses pendidikan di lembaga
pendidikan Islam. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi
profesional dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan. Kompetensi
profesional guru dalam hal ini guru lembaga pendidikan sangatlah diperlukan
dalam membimbing mengajar dan mendidik siswa didik dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
C. PEMBAHASAN
Guru memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent of change
melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, agar dapat berperan dengan efektif
dan professional, guru harus memiliki beberapa persyaratan, antara lain
ketrampilan mengajar (teaching skills), berpengetahuan (knowledgeable), memiliki
sikap profesionalisme (good professional attitude), memilih, menciptakan dan
menggunakan media (utilizing learning media), memilih metode mengajar yang
sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing technology) mengembangkan dynamic
curriculum, dan bisa memberikan contoh dan teladan yang baik (good practices)
(Hartoyo dan Baedhowi, 2005).
Teaching Skills
Guru yang profesional dapat dilihat dari keterampilan mengajar (teaching
skills) yang mereka miliki. Keterampilan mengajar yang dimiliki oleh guru dapat
dilihat dari beberapa indikator antara lain :
1) Guru sebagai pembimbing dan fasilitator yang mampu menumbuhkan belajar
mandiri (self learning) pada diri siswa;
2) Memiliki interaksi yang tinggi dengan seluruh siswa di kelas;
3) Memberikan contoh, pekerjaan yang menantang (challenging work) dengan
tujuan yang jelas (clear objectives);
4) Mengembangkan pembelajaran berbasis kegiatan dan tujuan;
5) Melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan mereka dan
memiliki sense of ownership dan mandiri dalam pembelajaran;
6) Mengembangkan pembelajaran individu;
7) Melibatkan siswa dalam pembelajaran maupun penyelesaian tugas-tugas
melalui enquiry – based learning, misalnya dengan memberikan pertanyaan
yang baik dan analitis;
8) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif;
9) Memberikan motivasi dan kebangsaan yang tinggi; dan
10) Pengelolaan waktu yang baik.
Knowledgeable
Pengetahuan merupakan faktor utama dalam membentuk profesionalisme
seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh melalui : (1) academic – proses
pendidikan formal, (2) practical session – pelatihan praktis, dan (3) life skills –
kecakapan hidup yang diperoleh melalui berbagai cara dan kegiatan.
Professional Attitude
Sikap sangat berpengaruh terhadap profesionalisme seseorang guru.
Sikap tersebut antara lain : (1) independence – mandiri dan tidak selalu
tergantung pada orang lain, dan (2) continous self-improvement – selalu siap
memperbaiki diri sendiri secara terus-menerus.
C. PENUTUP
Sikap guru terhadap pekerjaan dapat dilihat dalam bentuk persepsi dan
kepuasaannya terhadap pekerjaan maupun dalam bentuk motivasi kerja yang
ditampilkan. Guru yang memiliki sikap positif terhadap pekerjaan, sudah barang
tentu akan menampilkan persepsi dan kepuasan yang baik terhadap pekerjaan-
nya maupun motivasi kerja yang tinggi, yang pada akhirnya akan mencerminkan
seorang guru yang mampu bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi
profesionalisme yang tinggi.