ANGGARAN TRADISIONAL
Ciri anggaran tradisional
1. Cara penyusunan anggaran berdasarkan pendekatan incrementalism
2. Struktur dan susunan anggaran yg bersifat line-item.
3. Cenderung sentralistis
4. Bersifat spesifikasi;
5. Tahunan; dan
6. Menggunakan prinsip anggaran bruto
Incrementalism
Penekanan & tujuan utama pendekatan tradisional adl pd pengawasan dan
pertanggungjawaban yg terpusat.
Bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah
rupiah pada item-item anggaran yg sdh ada sblmnya dg data tahun sblmnya
1
sbg dasar menyesuaikan besarnya penambahan/pengurangan tanpa kajian
yg mendalam/kebutuhan yg wajar.
Akibat konsep historic cost of service adalah suatu item, program atau
kegiatan muncul lagi dlm anggaran thn berikut meski sdh tak dibutuhkan.
Perubahan menyangkut jumlah rupiah yg disesuaikan dg tingkat inflasi,
jumlah penduduk, dan penyesuaian lainnya
Line-item
Struktur anggaran bersifat line-item didasarkan atas sifat (nature) dari
penerimaan dan pengeluaran.
Tak memungkinkan utk menghilangkan item-item penerimaan atau
pengeluaran yg sebenarnya sudah tidak relevan lagi
Penilaian kinerja tak akurat, karena tolok ukur yg digunakan hanya pada
ketaatan dlm menggunakan dana yg diusulkan.
Dilandasi alasan orientasi sistem anggaran yg dimaksudkan utk mengontrol
pengeluaran, bukan tujuan yg ingin dicapai dg pengeluaran yg dilakukan.
2
7. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dg informasi yg tak memadai
menambah lemahnya perencanaan anggaran shg muncul budget padding
atau budgetary slack.
8. Persetujuan anggaran yg terlambat, shg gagal memberikan mekanisme
pengendalian utk pengeluaran yg sesuai, spt seringnya dilakukan revisi
anggaran & manipulasi anggaran.
9. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yg tak memadai yg mjd dasar
mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.
Model NPM mulai dikenal tahun 1980-an dan kembali populer tahun 1990-an
yg mengalami bbrp bentuk inkamasi, mis. munculnya konsep
1. “managerialism" (Poilit, 1993);
2. "market-based public administration" (Lan, Zhiyong, and Rosenbloom,
1992);
3. "post-bureaucratic paradigm" (Barzelay, 1992); dan
4. "entrepreneurial government" (Osborne and Gaebler, 1992).
3
Perbandingan anggaran tradisional dg anggaran berbasis NPM
ANGGARAN KINERJA
Anggaran dg pendekatan kinerja menekankan konsep value for money &
pengawasan atas kinerja output
Dominasi pemerintah dpt diawasi & dikendalikan mll internal cost awareness,
audit keuangan & kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal
Sistem anggaran kinerja mrp sistem yg mencakup penyusunan program &
tolok ukur kinerja sbg instrumen utk mencapai tujuan & sasaran
4
b. Paket keputusan incremental; merefleksikan tingkat usaha yg berbeda
3. Meranking dan mengevaluasi keputusan
Keunggulan ZBB
1. Jika ZBB dilaksanakan dg baik maka dpt menghasilkan alokasi sumber
daya scr lebih efisien
2. ZBB berfokus pada value for money
3. Memudahkan identifikasi tjdnya inefisiensi & ketidakefektivan biaya
4. meningkatkan pengetahuan & motivasi staf & manajer
5. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dlm proses
penyusunan anggaran
6. Mrp cara yg sistematik utk menggeser status quo & mendorong organisasi
utk selalu menguji alternatif aktivitas & pola perilaku biaya serta tingkat
pengeluaran
Kelemahan ZBB
1. Time consuming, terlalu teoritis & tak praktis, membutuhkan biaya besar,
& hasilkan kertas kerja yg menumpuk krn pembuatan paket keputusan
2. ZBB cenderung menekankan manfaat jk pendek
3. Implementasi ZBB membutuhkan teknologi maju
4. Masalah terbesar ZBB adl proses meranking & mereview paket
keputusan yg mrp pekerjaan melelahkan & membosankan shg dpt
mempengaruhi keputusan
5. Peranking paket keputusan membutuhkan staf yg mpy keahlian yg tak
mungkin dimiliki organisasi. Dlm perankingan seringkali muncul
pertimbangan subyektif dan tekanan politik
6. Memungkinkan munculnya kesan yg keliru bhw semua paket keputusan
hrs masuk dlm anggaran
7. Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dlm organisasi
Karakteristik PPBS
1. Berfokus pd tujuan dan aktivitas program untuk mencapai tujuan
5
2. Berorientasi masa depan shg scr eksplisit menjelaskan implikasi thdp
tahun anggaran yad
3. Mempertimbangkan semua biaya yg terjadi
4. Analisis scr sistematik atas berbagai alternatif program, meliputi
a. identifikasi tujuan
b. identifikasi scr sistematik alternatif program utk mencapai tujuan
c. estimasi biaya total setiap alternatif program
d. estimasi manfaat/hasil yg ingin diperoleh dr setiap alternatif program
Kelebihan PPBS
1. Memudahkan pendelegasian tgg jwb dr manajemen puncak ke menengah
2. Dlm jk panjang mengurangi beban kerja
3. memperbaiki kualitas pelayanan mll pendekatan sadar biaya (cost
consciousness/aareness) dlm perencanaan program
4. Lintas departemen shg meningkatkan komunikasi, koordinasi & kerja
sama antar departemen
5. Eliminasi program overlapping atau bertentangan dg pencapaian tujuan
6. Aplikasikan teori marginal utility; mendorong alokasi sumber daya optimal
Kelemahan PPBS
1. Membutuhkan sistem informasi canggih, ketersediaan data, adanya
sistem pengukuran dan staf yg berkapabilitas tinggi
2. Membutuhkan biaya besar krn membutuhkan teknologi yg canggih
3. Scr teori bagus, ttp sulit mengimplementasikan
4. Abaikan realitas politik & organisasi sbg kumpulan manusia yg
kompleks
5. Teknik anggaran yg statistically oriented shg kurang tajam mengukur
efektivitas program & hanya tepat mengukur bbrp program ttt
6. Pengaplikasiannya menghadapi masalah teknis; sulit mengalokasikan
biaya krn sifat kegiatan/program yg lintas departemen. Sementara itu
sistem akuntansi berdasarkan departemen bukan program
THE END