Gambar 1
Hubungan konsep 3E dengan input, output dan outcome
SUMBER
DAYA EKONOMI INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME
Pengertian ekonomi
Ekonomi berkaitan dengan perolehan sumber daya yang akan digunakan dalam proses dengan biaya,
waktu, tempat, kualitas, dan kuantitas yang benar.
Ekonomi berarti meminimalkan biaya perolehan input untuk digunakan dalam proses, dengan tetap
menjaga kualitas sejalan dengan prinsip dan praktik administrasi yang sehat dan kebijakan
manajemen. Organisasi yang ekonomis memperoleh input pada kualitas dan kuantitas yang tepat,
dengan harga termurah. Penekanan untuk aspek ekonomi berhubungan dengan perolehan barang
atau jasa sebelum digunakan untuk proses.
Contoh:
Barang A dapat dibeli di toko B seharga Rp100.000.000,00, dengan cara pembayaran, kualitas, dan
layanan purnajual yang sama, Barang A dapat dibeli di toko C seharga Rp90.000.000,00. Jika entitas
membeli di toko B, maka dikatakan entitas tersebut telah melakukan pemborosan atau
ketidakekonomisan sebesar Rp10.000.000,00 Langkah-langkah dalam pengukuran ekonomi adalah
sebagai berikut:
(1) Identifikasi input yang diperoleh;
(2) Identifikasi biaya dan waktu/pengorbanan untuk mendapatkan input;
(3) Penentuan kriteria;
(4) Pembandingan data yang diperoleh pada langkah (2) dengan kriteria yang telah dibuat pada
langkah (3); dan
(5) Interpretasi hasilnya.
Pegertian efisiensi
Efisiensi merupakan hubungan yang optimal antara input dan output. Suatu entitas dikatakan efisien
apabila mampu menghasilkan output maksimal dengan jumlah input tertentu atau mampu
menghasilkan output tertentu dengan memanfaatkan input minimal.
Konsep Costeffectiveness
Langkah-langkah pengukuran efisiensi adalah sebagai berikut:
(1) Identifikasi dan pilih input yang relevan;
(2) Identifikasi dan pilih output yang relevan;
(3) Penentuan unit pengukuran input dan output;
(4) Penentuan rasio pengukuran antara input dan output.;
(5) Penentuan kriteria;
(6) Pembandingan data yang diperoleh pada langkah (4) dengan kriteria yang telah dibuat pada
langkah (5); dan
(7) Interpretasi hasil.
Langkah-langkah
pengukuran efisiensi
Efektivitas pada dasarnya adalah pencapaian tujuan. Efektivitas berkaitan dengan hubungan antara
output yang dihasilkan dengan tujuan yang dicapai ( outcome). Efektif berarti output yang dihasilkan
telah memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian efektivitas
Contoh: Pemerintah Daerah X mempunyai program pelayanan bus yang bertujuan untuk mengurangi
tingkat penggunaan kendaraan pribadi di dalam kota. Outputnya berupa pelayanan bus yang diukur
dengan jumlah kilometer pelayanan bus. Dalam rangka pelaksanaan program tersebut, Pemerintah
Daerah X melakukan pembelian bus baru.
Misalnya, biaya pengoperasian setahun bus merek A Rp1.000.000.000,00, sedangkan biaya
pengoperasian bus merek B juga Rp1.000.000.000,00. Kilometer yang dilayani bus A 250.000 km
setahun, sedangkan bus B 225.000 km setahun. Akan tetapi, dengan bus A penggunaan kendaraan
pribadi turun sebesar 10%, sedangkan dengan bus B, penggunaan kendaraan pribadi turun sebesar
30%.
Kesimpulan dari sisi efektivitas (hubungan antara output dan outcome) penggunaan bus B lebih efektif,
sedangkan dari sisi efisiensi (hubungan antara input dan ouput), bus A lebih efisien daripada Bus B.
Perbedaan ini disebabkan Bus A memang mempunyai jarak tempuh yang lebih jauh, tetapi tingkat
kenyamanan yang kurang memadai, maka masyarakat tidak serta-merta menggunakan Bus A sebagai
kendaraan pengganti mobil pribadi.
Untuk melakukan pemeriksaan atas efektivitas suatu entitas, maka pertanyaan-pertanyaan berikut
perlu dipertimbangkan:
(1) apakah output yang dihasilkan telah dimanfaatkan sebagaimana diharapkan?
(2) apakah output yang dihasilkan konsisten dengan tujuan?
(3) apakah dampak yang dinyatakan berasal dari output yang dihasilkan dan bukan dari pengaruh
lingkungan luar?
Pertanyaan untuk menilai efektivitas
Langkah-langkah pengukuran efektivitas adalah sebagai berikut:
(1) Identifikasi tujuan (outcome) yang telah ditetapkan sebelumnya;
(2) Identifikasi output aktual.;
(3) Penentuan unit pengukuran output dan outcome;
(4) Pembandingan antara output dan outcome; dan
(5) Interpretasi hasil.
Langkah-langkah pengukuran efektivitas
Pengertian Ekuitas
Ekuitas adalah modal yang diinvestasikan dalam suatu usaha (ekuitas dalam akuntansi
merupakan penambahan dari profit selama tahun2 berjalan dengan modal mula-mula) dan
Rumus akuntansi
: Asset=Kewajiban+Ekuitas
Investasi ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian dan menyimpan saham stok pada
suatu pasar modal oleh individu dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden dan
keuntungan modal sebagaimana nilai saham meningkat. Karena artikulasi harus dipertahankan, ekuitas
tidak didefinisi secara semantik tetapi secara sintaktik.
Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan
kewajiban. Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar tiga
kriteria, yaitu hak-hak masing-masing pihak atas penyelesain klaim, hak penggunaan aset dalam
operasi, serta substansi ekonomik perjanjian.
Ekuitas pemegang saham diklasifikasikan menjadi dua komponen penting yaitu modal setoran
dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuridis dan modal
setoran tambahan, dan komponen lain yang merefleksi transasksi pemilik. komponen lain-lain terdiri
atas pos-pos yang tidak tepat dimasukkan dalam komponen modal setoran lainnya atau laba ditahan
tetapi sering diklasifikasikan sebagai pos ekuitas pemegang saham.
Tujuan
Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan
informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen. Tujuan
yang lain adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang
ekuitas lainnya, serta merupakan tanggung jawab yuridis pemilik. Untuk memenuhi tujuan tersebut,
informasi yang harus disampaikan berkaitan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah
sumber ekuitas, pembatasan pembagian dividen dan likuidasi, batas perlindungan dan urutan
penyerapan rugi.
Modal yuridis
Sebagai pasangan laba ditahan, modal setoran dibedakan menjadi modal yuridis dan modal
setoran lain. Modal yuridis timbul karena adanya ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus
ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan kepada pihak lain. Bentuk
dari peraturan ini adalah adanya nilai nominal atau nilai minimum. Besarnya modal yuridis bergantung
pada karakteristik saham (bernominal, takbernominal/bernilai nyataan, takbernominal/takbernilai
nyataan).
Hubungan pemeriksaan kinerja dengan ekuitas dinilai dari teknik dan indicator kinerja
Sejak bergulirnya reformasi di segala bidang makin dirasakan perlunya perubahan dalam
pengelolaan BUMN, BUMD, dan Badan Usaha Lainnya (BUL) seperti BPR, PDAM dan RSUD, dalam
rangka mewujudkan Good Corporate Covernance (GCG) pada setiap badan usaha tersebut, sehingga
dapat memacu peningkatan kinerjanya secara lebih sehat, mandiri, dan akuntabel.
Guna memantau perkembangan penerapan GCG dan dampaknya terhadap kinerja BUMN,
BUMD, dan BUL perlu adanya pengukuran dan pengujian atas capaian kinerja serta tingkat
kesehatannya, baik oleh auditor eksternal maupun auditor internal badan usaha yang bersangkutan
atas investasi permanen berupa penyetoran/penyertaan modal pemerintah kepada BUMN, BUMN dan
BUL. Pedoman audit yang telah ada dengan pembaruan secukupnya sesuai dengan perkembangan
teknik dan metode pengukuran dan pengujian indikator kinerja, seperti antara lain teknik
Benchmarking dan metode Balanced Scorecard (BSC).
Balance Scorecard
Kelemahan dalam pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan ukuran financial sudah lama disadari
para ahli bidang akuntansi karena ukuran tersebut hanya ukuran jangka pendek dan mengabaikan
going concern dari suatu entitas. Konsep pengukuran dengan mengandalkan ukuran keuangan adalah
konsep pengukuran tradisional yang sudah ketinggalan zaman dan hanya mampu mengejar tujuan
profitabilitas. Padahal ukuran profitabilitas dapat digambarkan melalui rekayasa laporan keuangan
sehingga memperoleh gambaran yang baik. Pimpinan BUMN/BUMD dapat merekayasa pencarian laba
yang optimal melalui ukuran yang paradigma rational goal modelnya mudah diukur secara kuantitatif.
Dengan berfokus pada ukuran-ukuran tersebut kita telah melupakan aspek eksternal yang dominan
dalam menentukan going concern perusahaan antara lain seperti:
• Tingkat kepuasan pelanggan
• Loyalitas pelanggan
• Employee retensi
• Low cost
• Cost leadership
Sehingga dalam percaturan persaingan global perusahaan, tidak akan mampu mempertahankan
keunggulanya. Pada gilirannya, seperti kejadian akhir-akhir ini, perusahaan yang baru saja dinyatakan
'sehat' tiba-tiba saja kolaps. Sebaliknya, perusahaan yang dikatakan tidak sehat ternyata dapat
bertahan hidup, bahkan makin berkembang. Norton dan Kaplan, masing-masing konsultan kondang
dalam akuntansi manajemen dan guru besar dalam bidang ilmu akuntansi dari Harvard Business
School menyatakan betapa pentingnya memperhatikan aspek non finansial dalam mengukur kinerja
badan usaha.
Balance scorecard merupakan suatu alternatif dalam pengukuran kinerja tersebut. Tujuan dan
pengukuran balance scrorecard bukan hanya pada pengukuran financial dan non financial melainkan
hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) yang berdasarkan misi dan visi.
Kelebihan dari ukuran ini adalah adanya pendekatan untuk menerjemahkan misi,visi, dan strategi
perusahaan kedalam tujuan-tujuan dan pengukuran yang lebih nyata.
Misi, visi, dan strategi perusahaan memimpin tujuan dan pengukuran dalam balance scorecard dapat
dilihat dari 4 (empat) perspective, antara lain:
1. Financial perspective
2. Costumer perspective
3. Internal business process perspective
4. Learning and growth perspective
Financial Perspective
Dalam balance scorecard, perspektif keuangan tetap diperhatikan karena ukuran keuangan merupakan
salah satu indikator penting dalam kinerja perusahaan. ROCE (Retun on Capital Employed) merupakan
pengukuran balance scorecard dalam perspektif keuangan namun tidak menjadi segala-galanya.
Costumer Perspective
Ketatnya persaingan yang terjadi di pasar dalam mencari suatu pangsa pasar memaksa setiap
perusaan harus mampu memperoleh nilai tambah dalam produknya. Keunggulan persaingan sangat
penting untuk memenangkan persaingan pemuasan pelanggan, yaitu dengan menaikkan nilai
perusahaan. Hal ini jelas harus menjadi ukuran yang dipertimbangkan.
• Prosedur yang terpenting untuk pencegahan salah saji dalam ekuitas pemilik adalah :
1. Kebijakan yang jelas untuk penyiapan sertifikat saham dan pembukuan transaksi modal
saham.
Verifikasi internal yang independen mengenai informasi di dalam catatan.