Anda di halaman 1dari 2

Menyikapi fatwa haram rokok untuk generasi muda

Fatwa haram rokok yang dikeluarkan Majelis ulama Indonesia beberapa hari lalu terus menjadi
kontroversi. Ada pihak yang suka cita mendukung tetapi ada pihak lain yang mencibir dan
berargumen dengan segala macam alasan.

Dari perdebatan tersebut kalau kita cermati dari 2 kubu ini, kubu yang mendukung umumnya
mereka yang peduli dengan generasi muda dan tentu saja ada pelajar didalamnya. Biarlah yang
sudah terlanjur merokok. Tapi generasi muda dan wanita hamil hendaknya terhindar dari
'penyakit jangka panjang' dari rokok. Lembaga-lembaga yang sudah punya nama seperti Yayasan
Lembaga konsumen Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia dan lembaga lainnya seperti PII yang
memang selama ini menghendaki agar rokok di batasi tentu sangat mendukung.

Disisi lain ada pihak yang menolak fatwa haram rokok. Mereka yang selama ini menikmati
jualan bahan baku asap tersebut menolaknya keras-keras. Karena sebagian kenikmatannya dari
ladang dan pabrik-pabrik sedikit terusik. Bahkan ada diantara mereka yang sudah disebut ulama.
Menyedihkan.... Tapi itulah realita. Seperti kita baca dan kita dengar selama ini.

Mereka yang menolak fatwa haram merokok bagi anak-anak (pelajar) dan wanita hamil pada
umumnya yang terlibat langsung dan sudah merasakan manfaatnya secara ekonomi.

Fatwa haram yang sudah disampaikan majelis ulama sebenarnya bukan masalah agama saja.
Dinegara-negara maju seruan untuk berhenti merokok pun diserukan oleh LSM disana. Tapi
memang yang peduli akan rokok sangatlah sedikit. Seperti dilansir Oleh World Healt
Organization (WHO), masyarakat dunia yang peduli akan bahaya rokok hanya 5% sementara
dinegara berkembang tentu lebih kecil lagi.

Seperti apapun bentuk kepedulian masyarakat tentang bahaya rokok tanpa didukung oleh
pemerintah akan sia-sia. Bersyukur banyak pemda di Indonesia mengeluarkan peraturan daerah
tentang larangan merokok ditempat umum. Walaupun kadang kita kembali prihatin ketika Perda
yang futurusitik itu hanya disimpan, tidak pernah ditegakan.

Demikian juga larangan merokok dilingkungan pendidikan juga harus jalankan.

Berikut daftar beberapa kandungan asap rokok yang berbahaya:

• TAR
Mengandung bahan kimia yang beracun, sebagainya merusak sel paru-paru dan meyebabkan kanker.
• KARBON MONOKSIDA (CO)
Gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.
• NIKOTIN
Salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya
kecanduan.

Anda mungkin juga menyukai