Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja terhadap Rasio Likuiditas

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Persyaratan


Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

Oleh :
Ilmansyah
060830500419

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang sering kali
dihadapi oleh perusahaan. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk
membiayai operasinya sehari-hari, misalnya : untuk memberikan persekot pembelian
bahan mentah, membiayai upah gaji pegawai, dan lain-lain, dimana uang atau dana
yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan
dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya. Oleh karena itu,
perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dicapai
tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu mencapai laba yang optimal.
Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan adalah
masalah efisiensi modal kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting
dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam mengelola modal
kerja dapat mengakibatkan kegiatan usaha menjadi terhambat atau terhenti sama
sekali. Sehingga, adanya analisis atas modal kerja perusahaan sangat penting untuk
dilakukan untuk mengetahui situasi modal kerja pada saat ini, kemudian hal itu
dihubungkan dengan situasi keuangan yang akan dihadapi pada masa yang akan
datang. Dari informasi ini dapat ditentukan program apa yang harus dibuat atau
langkah apa yang harus diambil untuk mengatasinya.
Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja dapat
ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan perusahaan. Menetapkan modal kerja yang
terdiri dari kas, piutang, persediaan yang harus dimanfaatkan seefisien mungkin.
Besarnya modal kerja harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena baik
kelebihan atau kekurangan modal kerja sama-sama membawa dampak negatif bagi
perusahaan.
Modal kerja yang berlebihan terutama modal kerja dalam bentuk uang tunai
dan surat berharga dapat merugikan perusahaan karena menyebabkan berkumpulnya
dana yang besar tanpa penggunaan secara produktif. Dana yang mati, yaitu dana-dana
yang tidak digunakan menyebabkan diadakannya investasi dalam proyek-proyek
yang tidak diperlukan dan yang tidak produktif. Disamping itu kelebihan modal kerja
juga akan menimbulkan inefisiensi atau pemborosan dalam operasi perusahaan.
Berdasarkan gambaran tersebut menarik untuk diteliti mengenai
“PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP RASIO
LIKUIDITAS.”

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah “Bagaimana pengaruh
efisiensi modal kerja terhadap rasio likuiditas.”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1.3.1 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh efisiensi modal kerja terhadap rasio likuiditas.

1.3.2 Manfaat Penulisan


Manfaat yang diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai sarana
membandingkan ilmu yang didapat di kampus dengan ilmu yang di
dapat dari luar kampus.
2. Bagi Pembaca
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
pembaca mengenai modal kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Modal Kerja


Untuk membelanjai kegiatan operasi perusahaan sehari-harinya, seperti
pemberian uang muka pada pembelian persediaan, pembayaran gaji dan upah dan
biaya-biaya lainnya, maka perusahaan perlu menyediakan modal kerja. Dimana
dana tersebut yang telah dikeluarkan untuk membiayai operasi perusahaan
diharapkan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam jangka waktu
singkat melalui hasil penjualan barang dagangan atau hasil pekerjaan borongan.
Uang yang masuk itu akan digunakan lagi untuk membiayai operasi perusahaan
selanjutnya. Dengan demikian uang atau dana tersebut akan berputar secara rutin
setiap periode sepanjang hidup perusahaan.
Adapun dua definisi modal kerja menurut Jumingan (2008:66-67), yakni sebagai
berikut :
1. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek.
Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan ini
merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan
modal sendiri. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan
tersediannya aktiva lancar yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan
menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin
kelangsungan usaha di masa mendatang.
2. Modal kerja adalah jumlah aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja
bruto (gross working capital). Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan
jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maskud operasi jangka pendek.
Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat
likuiditas dari unsur-unsur aktiva lancar misalnya kas, surat-surat berharga,
piutang, dan persediaan. Disamping dua definisi modal kerja di atas, masih
terdapat pengertian modal kerja menurut konsep fungisional. Menurut konsep
fungisional, modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode
akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek
(current income) yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan
tersebut.

Sedangkan menurut S. Munawir (2004:114-116) ada tiga konsep yang umum


digunakan dalam mendefinisikan modal kerja yaitu :
1. Konsep Kwantitatip
Konsep ini menitik-beratkan kepada kwantum yang diperlukan untuk mencukupi
kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau
menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka
pendek. Dalam konsep ini menggangap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva
lancar (gross working capital).
2. Konsep Kwalitatip
Konsep ini menitik-beratkan pada kwalitas modal kerja, dalam konsep ini
pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka
pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari
pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan.
3. Konsep Fungsionil
Konsep ini menitik-beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka
menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya
dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk
menghasikan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana
digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income) ada sebagian
dana digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan
datang.

Sedangkan pengertian modal kerja menurut Dwi D. Prastowo (2002:107) “adalah


selisih antara total aktiva lancar dan utang lancar.” Banyak pihak yang
berpendapat bahwa dengan adanya selisih lebih aktiva lancar atas kewajiban
jangka pendek merupakan tanda bahwa kondisi keuangan suatu perusahaan dalam
keadaan baik, sedangkan selisih lebih kewajiban jangka pendek atas aktiva lancar
dipandang sebagai tanda adanya masalah keuangan. Namun ada kalanya
kelebihan aktiva lancar justru menjadi masalah bagi perusahaan karena akan
terdapat dana yang berlebihan. Begitu pula bila terjadi kewajiban lancarnya lebih
atas aktiva lancar, maka hal tersebut belum tentu perusahaan mengalami masalah
keuangan yang serius. Seandainya kewajiban lancar itu jatuh tempo, masih ada
kemungkinan bagi perusahaan untuk memperbaiki keadaan perusahaan.

2.2 Pengertian Rasio Likuiditas


Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Menurut
Mamduh (2005:79), "Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka
pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap
hutang lancarnya (hutang dalam hal merupakan kewajiban perusahaan)”.
Menurut Munawir (2004:239) mengemukakan bahwa “ratio likuiditas merupakan
ratio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai operasi dan
memenuhi kewajiban finansial pada saat ditagih.”
Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek, berikut ini menurut Munawir
(2004:72) adalah sebagai berikut :
a. Current Ratio
Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan
dengan hutang jangka pendek. Rumus yang di gunakan adalah sebagai berikut :

Aktiva Lancar
Current Ratio = x 100%
Kewajiban Lancar

Menurut Munawir (2004:72), Current Ratio 200% Kadang-kadang sudah


memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio
tergantung pada beberapa faktor , suatu standard atau rasio yang umum tidak
dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current Ratio 200% hanya merupakan
kebiasaan (rule of thumb) dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk
mengadakan penelitian atau analisa yang lebih lanjut.

b. Acid Test Ratio


Ratio ini sering disebut sebagai Quick ratio yaitu perbandingan antara (aktiva
lancar-persediaan) dengan hutang lancar. Ratio ini merupakan ukuran kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak
memperhitungkan persediaan yang ada, karena persediaan memerlukan waktu
yang relatip lama untuk direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya
mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang.

Kas+Efek+Piutang
Acid Test Ratio = x 100%
Hutang Lancar

Menurut Riyanto (2001:28), ”Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu


perusahaan yang mempunyai perbandingan sebesar 1:1 atau 100% dianggap
sebagai tolak ukur dimana perusahaan memiliki posisi likuiditas yang aman.”
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Efisiensi Modal Kerja terhadap Rasio Likuiditas


Sebuah perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya dapat
mengalami kemajuan hingga mencapai kesuksesan bahkan dapat mengalami
kemunduran atau kegagalan. Untuk mengetahui tentang perkembangan suatu
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya dapat dilihat dari kondisi keuangan
perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut dapat dianalisa hubungan
dari berbagai pos yang ada di dalamnya, karena analisa tersebut merupakan dasar
untuk dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan.
Selain itu dengan mengadakan analisa terhadap laporan keuangan pihak
manajemen juga dapat mengetahui perkembangan keuangan perusahaannya.
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai pengaruh efisiensi modal
kerja dengan rumus-rumus dari rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio dan
acid test ratio (Quick ratio). Untuk menjelaskan rumus-rumus tersebut, berikut ini
akan diberikan ilustrasi dari Modal Kerja PT. ABC untuk tahun 2008 dan 2009,
adalah sebagai berikut:
Neraca Perbandingan
PT.ABC
COMPARATIVE BALANCE SHEET

31-Dec Modal Kerja


DESCRIPTION 2008 2009 Debet Credit Naik Turun
ASSETS
CURRENT ASSETS
2,000,00 2,000,00
CASH 4,000,000 6,000,000 0 0
1,000,00 1,000,00
ACC. RECEIVABLE 3,500,000 2,500,000 0 0
1,500,00 1,500,00
INVENTORY 2,000,000 3,500,000 0 0
12,000,00
TOTAL CURRENT ASSETS 9,500,000 0

FIXED ASSETS
2,000,00
LAND 5,000,000 7,000,000 0
500,00
OFFICE EQUIPMENT 1,500,000 2,000,000 0
500,00
BUILDING 1,000,000 1,500,000 0
ACC. DEPRECIATION (500,000) (1,000,000) 500,000
TOTAL FIXED ASSETS 7,000,000 9,500,000
16,500,00 21,500,00
TOTAL ASSSETS 0 0

LIABILITIES AND CAPITAL


CURRENT LIABILITIES
500,00 500,00
ACC. PAYABLE 2,000,000 2,500,000 0 0
500,00 500,00
SALARIES PAYABLE 1,500,000 2,000,000 0 0
TOTAL CURRENT LIABILITIES 3,500,000 4,500,000

LONG TERM LIABILITIES


500,00
BOND PAYABLE 3,500,000 4,000,000 0
TOTAL LIABILITIES 7,000,000 8,500,000

CAPITAL:
2,000,00
SHARE CAPITAL 4,000,000 6,000,000 0
1,500,00
RETAINED EARNING 5,500,000 7,000,000 0
13,000,00
TOTAL CAPITAL 9,500,000 0
16,500,00 21,500,00
TOTAL LIABILITIES AND CAPITAL 0 0

3,500,00 2,000,00
0 0
1,500,00
KENAIKAN MODAL KERJA 0
3,500,00 3,500,00
TOTAL MODAL KERJA 0 0
Dari ilustrasi di atas dapat kita lihat bahwa PT. ABC mengalami kenaikan modal
kerja. Selanjutnya setelah kita mengetahui bahwa PT. ABC mengalami kenaikan
modal kerja, kita akan mengukur rasio likuiditas dari PT. ABC tersebut.
a. Current Ratio

Aktiva Lancar
Current Ratio = x 100%
Kewajiban Lancar

Berdasarkan rumus tersebut, kita masukkan data yang ada pada PT. ABC di atas
untuk menghitung Current Ratio dari PT. ABC tersebut.
Current Ratio (2008) = 9.500.000/3.500.000x100%
= 271,4%
Current Ratio (2009) = 12.000.000/4.500.000x100%
= 266,7%
b. Acid Test Ratio

Kas+Efek+Piutang
Acid Test Ratio = x100%
Hutang Lancar

Berdasarkan rumus tersebut, kita masukan data yang ada pada PT. ABC
berdasarkan neraca perbandingan (comparative Balance sheet) di atas.
Aci Test Ratio (2008) = (4.000.000+4.000.000+3.500.000/3.500.000)x100%
= 3,28=328%
Acid Test Ratio (2009) = (6.000.000+6.000.000+2.500.000/4.500.000)x100%
= 3,22=322%

BAB IV
KESIMPULAN
Dari perhitungan current ratio pada PT. ABC tersebut, kita dapat lihat
bahwa current ratio dari tahun 2008 dan 2009 sudah cukup memuaskan bagi PT.
ABC. Tetapi perlu kita ketahui pula, walaupun current ratio dari tahun 2008 dan
2009 sudah cukup memuaskan perusahaan, kita dapat lihat bahwa walaupun PT.
ABC mengalami kenaikan modal kerja tetapi current rationya mengalami
penurunan. Begitu pula yang terjadi pada perhitungan acid test ratio nya. Kita
dapat lihat bahwa pada tahun 2008, acid test ratio nya lebih besar dibandingkan
dengan tahun 2009. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat kita simpulkan bahwa
walaupun suatu perusahaan mengalami kenaikan dalam hal modal kerja, belum
tentu rasio likuiditas nya juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, sekalipun
perusahaan tersebut telah memiliki Rasio likuiditas yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA
Jumingan. 2008. Analisa Laporan Keuangan. Edisi kedua. Jakarta : Bumi Aksara.

Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta :


Liberty.

Prastowo, Dwi dan Rifka Julianty. 2003. Analisis Laporan Keuangan.


Yogyakarta : AMP YKPN.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi


Keempat Yogyakarta : BFE

Anda mungkin juga menyukai