Anda di halaman 1dari 2

http://www.detikhealth.

com/read/2010/02/10/081537/1296376/766/bahayakah-kaporit-di-
dalam-kolam-renang

Bahayakah Kaporit di Dalam Kolam Renang?

Vera Farah Bararah - detikHealth

<p>Your browser does not support iframes.</p>

(Foto: co.washington.or.us)
Jakarta, Kolam renang selalu identik dengan bau kaporit, meskipun begitu tetap saja kolam
renang menjadi tempat favorit bagi banyak orang. Adakah bahaya dari kaporit yang terdapat di
kolam renang?

Penggunaan kaporit bertujuan sebagai desinfektan bisa menjadi potensi bahaya bagi orang lain.
Desinfektan berbasis klorin seperti hipoklorit, klorin atau chloroisocyanurates berfungsi untuk
menonaktifkan berbagai bakteri patogen yang ada di dalam air.

Tetapi jika senyawa tersebut bercampur dengan bahan organik lain seperti urin dan keringat,
maka klorin bisa melepaskan produk campuran yang dapat mengiritasi mata, kulit dan saluran
udara atas.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan dari Belgia serta dipublikasikan dalam jurnal
Pediatrics, menunjukkan klorin yang terdapat di dalam kolam renang bisa meningkatkan risiko
asma, alergi rhinitis dan demam pada orang yang rentan terhadap alergi.

Para ilmuwan meneliti 847 siswa berusia 13-18 tahun, siswa ini dibagi menjadi dua kelompok
dengan masing-masing kelompok berenang di kolam renang berklorin serta kolam renang yang
tidak menggunakan klorin.

Ditemukan anak-anak yang sensitif terhadap alergen lebih memungkinkan terkena asma dan
alergi lain jika berenang di kolam yang mengandung klorin. Serta berenang lebih dari 1.000 jam
memiliki kemungkinan 14,9 persen lebih tinggi terkena asma dan 3,5 kali lebih besar memiliki
alergi rhinitis. Padahal selama bertahun-tahun, kolam renang telah dianjurkan bagi orang yang
memiliki asma karena udara yang lembab kurang memungkinkan timbulnya serangan asma.

"Anak-anak yang lebih rentan terhadap alergi bisa memicu timbulnya asma, tapi masih belum
jelas apakah hal ini terkait langsung dengan paparan klorin atau tidak," ujar Profesor Guy Marks
dari Woolcock Medical Institute, seperti dikutip dari ABCNet, Rabu (10/2/2010).

Marks menuturkan saat ini masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan seperti itu. Tapi
anak-anak sebaiknya memilih kolam renang terbuka dan bukan yang berada di dalam ruang
(indoor), sehingga mengurangi kemungkinan terkena serangan asma.

Meski didapatkan risiko asma yang terkait dengan penggunaan klorin, tapi kolam renang tetap
memerlukan desinfektan untuk menjaga kebersihannya. Memelihara kolam renang dengan
bahan organik lain yang berkadar tinggi juga bisa menyebabkan masalah kesehatan terutama
ketika suhu air lebih tinggi seperti saat musim panas. Menggunakan desinfektan memang telah
terbukti secara signifikan menyebabkan kematian mikroorganisme patogen.

Selama musim panas, kolam renang harus selalu dimonitor kadar klorin dan pH nya untuk
mencegah tertularnya berbagai penyakit infeksi melalui air. Namun, terkadang penyakit ini bisa
tetap bertahan terutama di kolam renang umum.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kolam renang adalah mempertahankan
nilai pH dengan benar, melakukan pembersihan filter secara rutin, memastikan sirkulasi air
tetap tinggi serta menjaga nilai ambang batas dari klorin dan bahan organik lain.

Untuk mencegah tertularnya berbagai penyakit dari kolam renang sebaiknya membilas diri
dengan air dan sabun antiseptik sebelum dan sesudah berenang, jangan berenang jika
mengalami diare atau infeksi saluran pencernaan beberapa hari sebelumnya, menggunakan
baju renang yang ketat menempel di tubuh, usahakan untuk selalu buang air kecil di toilet dan
biasakan cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun.

(ver/ir)

Anda mungkin juga menyukai