Anda di halaman 1dari 6

“Analisis Pengaruh Motivasi dalam Kepemimpinan Sekretariat KPU Kab.

Kubu Raya Terhadap Semangat Kerja Pegawai”

A. Latar Belakang Masalah

Penerapan otonomi daerah menjadikan revitalisasi sangat penting


artinya dalam rangka peningkatan kinerja birokrasi pemerintahan,
penyediaan dan pelayanaan sehingga dapat memacu peningkatan efisiensi
serta pemantapan daya saing. Berkaitan dengan hal tersebut, desentralisasi
birokrasi pemerintahan, penyediaan dan pelayanan pada masyarakat secara
nyata, efisien dan bertanggungjawab perlu lebih dipercepat dengan mengacu
pada arah dan kebijaksanaan desentralisasi otonomi daerah. Hal tersebut
dapat dilaksanakan apabila sumber daya manusia menunjang, artinya bahwa
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia jauh lebih penting
untuk lebih ditangani secara serius, dengan berbagai langkah yang
berkesinambungan dan strategis.

Kedisiplinan seorang pegawai tidak akan mungkin tercipta tanpa


adanya kepemimpinan yang baik, karena dengan adanya kepemimpinan
yang baik akan mengubah persepsi seorang pegawai untuk bekerja secara
disiplin. Pemimpin adalah sebagai kunci bagi penerapan perubahan strategi.
Peranan pemimpin adalah menyusun arah perusahaan, mengkomunikasikan
dengan pegawai, memotivasi para pegawai dan melakukan tinjauan jangka
panjang. Seorang pemimpin mencocokkan arah perusahaan terhadap
perubahan keadaan yang kompetitif. Para pemimpin yang efektif secara
individu menetapkan hubungan kepercayaan yang baik dan keyakinan
dengan para pegawai. Seorang pemimpin, seperti juga seorang pelatih,
menanamkan sikap profesional dan kepribadian dalam keberhasilan dan
keberadaan yang baik dari masing-masing individu. Dalam organisasi yang
berubah dengan cepat, para pegawai menempatkan nilai yang tinggi atas
hubungan dengan orang-orang yang mereka hormati dan percayai, termasuk
para pemimpin, anggota tim, dan pelaksana perusahaan. Bila para pemimpin
menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh peduli, orang-orang
didukung untuk meletakkan lebih banyak usaha dan komitmen pada
pekerjaan.

Manajemen sektor publik merupakan tugas yang dilakukan baik itu


oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam menjalankan
manajemen sector publik harus memperhatikan beberapa hal seperti
birokrasi pemerintahan, organisasi administrasi publik, prinsip good
governance/pemerintahan yang baik, dan konsep reinventing government
/pembaharuan pemerintah.

Birokrasi merupakan suatu cara untuk mengkoordinasi tugas-tugas


administrasi (manajemen) dalam skala besar secara sistematis. Birokrasi di
dalam pemerintahan berbeda dengan birokrasi yang terjadi di sektor
swasta/bisnis. Beberapa perbedaan tersebut antara lain, jika akan dilakukan
perubahan dalam organisasi pemerintahan maka akan dibutuhkan banyak
upaya politik, karena pemerintahan tidak lepas dari politik, sedangkan sektor
swasta berjalan di dalam sistem pasar. Selain itu, organisasi swasta berada di
dalam suatu sistem atau pasar yang lebih besar dan berfungsi dengan baik.
Sedangkan administrasi pemerintahan umumnya berada dalam sistem yang
berfungsi kurang baik. Banyak organisasi pemerintahan yang mempunyai
misi ganda yang terkadang saling bertentangan, menghadapi persaingan
langsung, kinerjanya tak terukur, dan sedikit sekali yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada public.

Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para


pegawai di dalam suatu organisasi, baik dalam organisasi pemerintahan
maupun oorganisasi non pemerintahan. Kemudian di dalam pelaksanaan
tugas dan pekerjaan tersebut tentunya pasti mempunyai suatu tujuan yang
sama yakni mengharapkan suatu hasil pekerjaan dan tugas yang baik serta
memuaskan sesuai dengan apa yang ditentukan sebelumnya. Untuk
mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi
maka setiap pimpinan suatu organisasi dapat dipastikan mempunyai suatu
aturan dan ketentuan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan
ini di buat dengan maksud agar setiap komponen organisasi melaksanakan
tugas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Di dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perlu adanya suatu faktor


yang harus dimiliki oleh para pegawai, yakni semangat kerja. Semangat
kerja itu sendiri timbul dan tumbuh dalam diri pegawai yang disebabkan
adanya motivasi dari pimpinan dalam arti pimpinan memberi motif atau
dorongan kepada pegawai, di mana motif itu sendiri menyangkut pada
kebutuhan pegawai, baik kebutuhan batin maupun kebutuhan lahir.

Sadar akan betapa pentingnya pegawai dalam pembangunan sesuai


dengan Hakekat Pembangunan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945 sebagaimana termaktub dalam Garis-garis
Besar Haluan Negara atau GBHN adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
pemberian motif oleh pimpinan merupakan suatu kewajiban yang harus
dijalankan agar tumbuh dan timbul semangat kerja dalam diri pegawai,
sebab keberhasilan pegawai sangat tergantung dari motivasi dan kebijakan
yang diberikan oleh pimpinan.

Pemberian motif merupakan proses dari motivasi, motivasi itu sendiri


merupakan proses pemberian motif (penggerak) kepada para bawahannya
sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas.

Sadar akan betapa pentingnya Pegawai Negara, dalam hal ini adalah
Pegawai Kantor KPU Kab. Kubu Raya dalam pembangunan, maka sangat
disayangkan karena pada kenyataannya pemanfaatan tenaga kerja para
pegawai selaku sumber daya manusia belum optimal, buktinya banyak
terlihat gejala-gejala masalah yang terjadi yang berhubungan dengan
semangat kerja pegawai, antara lain :

1. Banyak terlihat beberapa pegawai justru banyak menganggur daripada


menyelesaikan pekerjaannya.
2. Pada saat jam kerja berlangsung, masih terdapat beberapa orang
pegawai yang tidak bekerja sama sekali yaitu melakukan kegiatan yang
tidak ada kaitannya dengan pekerjaan pokok.

3. Masih adanya beberapa orang pegawai yang terlambat datang ke


tempat kerja atau meninggalkan kantor sebelum waktunya.

Penyelenggaraan motivasi oleh Kepala Kantor sangat penting


dikaitkan dengan upaya peningkatan semangat kerja pegawai di lingkungan
Kantor KPU kab Kubu Raya. Rendahnya motivasi kerja sangat dipengaruhi
oleh perhatian pemimpin atau Kepala Kantor terhadap Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia (SDM), dalam meningkatkan profesionalisme dan
pelayanan kepada masyarakat dan juga untuk meningkatkan etos kerja
pegawai. Sebagaimana diketahui, manfaat terhadap Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia (SDM) sangat besar bagi upaya menciptakan tujuan
organisasi dalam mencapai kesuksesan, yaitu :

1. Menambah wawasan agar mencapai visi.

2. Mengembangkan kemampuan agar lebih profesional.

3. Menanamkan sense of belonging, agar loyal dan punya dedikasi.

4. Menumbuhkan semangat agar memiliki motivasi.

5. Meningkatkan etos kerja agar mempunyai komitmen yang tinggi.

Semangat kerja sedikit banyaknya dipengaruhi oleh perilaku


pimpinannya.Perilaku pimpinan yang baik, yaitu :

1. Seorang pimpinan harus selalu berpikir positif, selalu antusias, mampu


memahami dan menghargai pihak lain (bawahan), tetap tenang saat
dalam situasi sulit atau menegangkan, tetap optimis, tidak mengumpat
terhadap bawahan, menjelaskan kesalahannya pada waktu dan tempat
yang tepat.

2. Tidak menunda jawaban atau memberi jawaban yang mengambang.


3. Memberi perintah dengan gaya minta tolong.

4. Tidak lupa memberi hadiah atau penghargaan.

Hal tersebut sangat mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam


melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
B. Pembatasan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas Dalam penelitian ini,


penulis membatasi masalah pokok penelitian sebagai berikut:
Tentang Motivasi kepala kantor
Tentang pengaruh motivasi

C. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah motivasi yang diberikan Kepala Kantor KPU Kab. Kubu


Raya dalam meningkatkan semangat kerja pegawai?

2. Seberapa besar pengaruh motivasi Sekretaris KPU Kab. Kubu Raya


terhadap semangat kerja pegawai di Kantor KPU Kab. Kubu Raya?

Anda mungkin juga menyukai