Peranan Tenaga Kerja Perempuan dalam
Usaha Ternak Sapi Perah di Kabupaten Banyumas
(Role of Women Workers at Dairy Farms in Banyumas District)
S Mastuti* dan NN Hidayat
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
*Penulis korespondensi
Abstract. Dairy farm is one of promising to increase the household income. Dairy farm generally involve all
the household members. The research was aimed to: 1) know contribution of work duration of women woker
to the total duration of work in dairy farm; 2) identify contribution of women income to the total income of
dairy farm; 3) determine factors that influence contribution of income of women to the total income of dairy
farm. Three sub districts were taken as area sample using purposive sampling method based on number of
dairy farm that utilize women as worker in their farm activities. Sixty seven famers were taken as respondents
is this research. Multiple linear regression analysis was used to determine factors that influence contribution
of income of women to the total income. The result showed that: 1) contribution of working duration of
women was 25,24 percent; 2) contribution of income of women was Rp 2,762,755.96: and 3) partially,
contribution of income of women was influenced by farm scale and dependency ratio. In conclusion, women
wokers have contribution on the total duration of work and income; and dairy farm scale and Dependency
Ratio influencing contribution of women income.
Key Words: dairy farm, duration of work, income, role of women
40
S Mastuti dan NN Hidayat/Animal Production 11 (1) 40‐47
ditangani koperasi dengan kepemilikan 3‐4 Penelitian dilakukan selama empat bulan
ekor/KK. dengan mengambil tempat di Kabupaten
Sejalan dengan perkembangan usaha sapi Banyumas. Daerah ini merupakan salah satu
perah dalam rangka meningkatkan produksi sentra pengembangan sapi perah di Jawa
dan pendapatan keluarga, tenaga kerja Tengah dan telah mendapatkan proyek bantuan
memegang peranan penting. Karena, baik sapi perah dari pemerintah sejak tahun 1987.
kaulitas dan kuantitas tenaga kerja yang Sasaran penelitian ini adalah peternak sapi
digunakan dalam kegiatan usaha peternakan perah yang dalam pengelolaannya meng‐
sapi perah akan memberikan dampak terhadap gunakan tenaga kerja perempuan.
keberhasilan usaha. Soekartawi (2003), Data yang dikumpulkan berupa data primer
menyatakan bahwa faktor produksi tenaga dan data sekunder. Data primer diperoleh dari
kerja merupakan faktor produksi yang penting hasil wawancara dengan peternak berdasarkan
dan perlu diperhitungkan dalam proses daftar pertanyaan yang telah disiapkan, yang
produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja meliputi :
dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga a. Identitas peternak perempuan:
kualitas dan macam tenaga kerja. b. Kondisi ternak yang dimiliki.
Pada umumnya dalam pemeliharaan sapi c. Curahan jam kerja.
perah peternak melibatkan seluruh anggota Data sekunder merupakan data yang
keluarga. Karena usaha ini merupakan usaha bersumber dari lembaga‐lembaga pemerintah
sampingan dan kepala keluarga memiliki dan dari publikasi yang berupa hasil‐hasil
pekerjaan pokok serta tidak dapat penelitian. Data sekunder meliputi: keadaan
mencurahkan seluruh waktu untuk mengelola umum daerah, harga susu, harga input, dan
ternak, maka pengelolaan sapi perah menjadi data lain yang berkaitan dengan penelitian.
bagian pekerjaan anggota keluarga lain
terutama ibu rumah tangga yang relatif Teknik pengambilan sampel
memiliki waktu luang lebih banyak. Sampel wilayah diambil dengan
Indonesia memberikan prioritas yang lebih menggunakan metode purposive (sengaja),
besar kepada wanita dalam pembangunan yaitu sebanyak tiga kecamatan yang
pertanian. Terdapat peningkatan yang memelihara sapi perah dan menggunakan
signifikan terhadap jumlah wanita yang tenaga kerja perempuan. Sampel peternak
memimpin keluarga. Peran ibu rumah tangga diambil secara sensus sebesar 67 peternak.
dalam pengelolaan sapi perah terlihat dari
kontribusinya terhadap pendapatan rumah Variabel dan Asumsi dalam Penelitian
tangga. Kontribusi wanita terhadap pendapat‐ a. Kontribusi tenaga kerja perempuan adalah
an keluarga menunjukkan hasil yang sangat besarnya sumbangan tenaga kerja
krusial (ILO, 1993). Penelitian ini akan mengkaji perempuan terhadap total curahan kerja,
lebih dalam mengenai seberapa besar dinyatakan dalam persen.
kontribusi tenaga kerja perempuan terhadap b. Kontribusi pendapatan perempuan (persen)
pendapatan usaha sapi perah di Kabupaten adalah kontribusi curahan kerja perempuan
Banyumas dan faktor‐faktor yang dikalikan total pendapatan
mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan: 1) c. Curahan kerja perempuan adalah waktu
Mengkaji besaran kontribusi curahan kerja kerja yang digunakan untuk mengelola
perempuan terhadap total curahan kerja usaha usaha sapi perah.
ternak sapi perah di Kabupaten Banyumas; 2) d. Curahan kerja total, jumlah curahan kerja
Mengkaji besaran kontribusi pendapatan baik tenaga kerja pria, wanita, dan anak‐
perempuan terhadap total pendapatan usaha anak dikonversikan ke dalam satuan kerja
ternak sapi perah di Kabupaten Banyumas; 3) setara pria (TKSP). (Hernanto, 1996).
Mengkaji faktor‐faktor yang mempengaruhi e. Produksi susu, jumlah susu yang dihasilkan
kontribusi pendapatan perempuan oleh ternak laktasi per tahun
Metode Penelitian f. Jumlah ternak adalah banyaknya ternak sapi
perah yang dipelihara dinyatakan dalam
Metode pengambilan sampel
41
S Mastuti dan NN Hidayat/Animal Production 11 (1) 40‐47
Arsyad, 1997) Identitas peternak dan jumlah
h. Pengalaman beternak adalah waktu yang kepemilikan ternak
telah dijalani oleh peternak perempuan Identitas peternak yaitu mengenai umur
dalam melakukan kegiatan usaha . peternak, pendidikan, pengalaman, serta
i. Pendidikan peternak adalah waktu yang tingkat ketergantungan ternak tidak laktasi
diperlukan oleh peternak perempuan untuk terhadap ternak laktasi (Dependency Ratio),
mengikuti pendidikan formal ditunjukan oleh Tabel 1.
k. Penerimaan adalah hasil penjualan susu, Rataan umur peternak perempuan (Tabel 1)
penjualan ternak, penjualan kotoran, dan yang relatif muda merupakan suatu
kenaikan nilai ternak per tahun keuntungan karena pada usia tersebut
l. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan kemungkinan mampu mengembangkan
biaya variabel per tahun. usahanya pada waktu yang akan datang.
m. Pendapatan, adalah selisih antara Produktivitas kerja secara rasional dipengaruhi
penerimaan dengan total biaya dalam kurun oleh kekuatan fisik dan kemampuan daya pikir.
waktu satu tahun Pada umur produktif kekuatan fisik masih baik
sehingga respon pengambilan tindakan cukup
Analisis Data baik. Pada umur produktif kemungkinan juga
Kontribusi curahan kerja perempuan terhadap adanya peningkatan pengetahuan dan
total curahan kerja: ketrampilan dalam menerima teknologi baru
Kontribusi kerja perempuan yang tepat guna untuk menunjang usaha dan
= Curahan k. wanita x 100% peningkatan produktivitas ternak. Selain itu
Total curahan kerja
umur peternak perempuan juga
Kontribusi pendapatan kerja perempuan mempengaruhi curahan/ alokasi kerja wanita.
terhadap total pendapatan:. Suandi dan Sativa (2001), menyatakan umur
= Kontribusi k. perempuan (%) x Total pekerja wanita, umur anak terakhir serta
pendapatan manajemen usaha menjadi faktor pembatas
Pendapatan: curahan waktu kerja wanita.
I = TR ‐ TC Pengalaman beternak peternak perem‐puan
TC = FC + VC sebagian besar di atas 10 tahun. Hal tersebut
(Soekartawi, (2001) menunjukan bahwa peternak perempuan telah
Faktor‐faktor yang mempengaruhi kontribusi cukup berpengalaman dalam mengelola usaha
pendapatan tenaga kerja ternaknya. Semakin lama beternak diharapkan
perempuan, dianalisis dengan model pengetahuan yang
regresi linier berganda (Sudjana, 2002)
sebagai berikut:
Tabel 1. Rataan umur peternak, pendidikan, dan pengalaman beternak peternak perempuan
No Uraian Maksimum Minimum Rata‐rata
(tahun)/ (ST) (tahun)/(ST) (tahun)/ (ST)
1. Umur Perempuan Peterak 60,00 21,00 39,13
2. Pengalaman Peternak 23,00 1,00 13,19
3. Pendidikan Peternak 12,00 0,00 6,39
4. Kepemilikan ternak 13,25 1,00 3,27
Sumber: Data Primer Diolah 2008
42
S Mastuti dan NN Hidayat/Animal Production 11 (1) 40‐47
43
S Mastuti dan NN Hidayat/Animal Production 11 (1) 40‐47
44
Animal Production 11 (1) 40‐47
46
S Mastuti dan NN Hidayat/Animal Production 11 (1) 40‐47
47