Pengaruh Karakteristik Kerja, Iklim Kerja dan Kompensasi
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Wanita
(Studi pada Perusahaan Ikan Kaleng ”Joint Venture” di Kota Bitung)
Martinus Mundung
Abstract: The research studies on female workers in the industry sector. This study begins from an assump-
tion that there is relationship between the workers’ work satisfaction level and work characteristics, work
culture and compensation. This research uses percentage, correlation, regression and varian analysis
‘methods. The research shows that independent variable partially and simultaneously has significanily
positive effect on the female workers’ work satisfaction level. The factors’ dominantly influenced on the
female workers’ work satisfaction level are compensation, work climate and work characteristics. There is
‘no difference of work satisfaction level between the female workers working in the first shift and them who
working in the second shift. Its expected thatthe managers in the higher level ofthe company need to pay
attention on the work characteristics and work safety requirement for the female workers,
Keywords: work characteristics, work climate, compensation, work satisfaction level, female worker
Kesempatan bekerja bagi wanita Indonesia dewasa
ini sudah terbuka lebar, schingga hampir tidak ada
lapangan pekerjaan dan kedudukan yang belum dima-
suki oleh kaum wanita, baik sebagai petani, pekerja,
pedagang, pegawai, guru, dokter, dan sebagainya.
Bahkan ada beberapa pekerjaan yang cenderung
mengutamakan tenaga kerja wanita, misalnya sekre-
taris serta pekerjaan sosial fainnya yang membutuhkan
ketekunan, ketelitian dan kesabaran.
Dari lapangan pekerjaan tersebut dapat dikatakan
alwa kaum wanita Indonesia telah berperan aktif
baik i bidang pemerintahan, swasta maupun di bidang
sosial kemasyarakatan. Khususnya di perusahaan
peranan wanita baik sebagai pengusaha, karyawan,
maupun sebagai pekerja semakin diperhitungkan
Dalam hubungan dengan peranan wanita di perusa-
haan, maka Sumber Daya Manusia (SDM) berpenge-
ruh sangat besar terhadap perkembangan perusahaan,
baik dalam kegiatan proses produke} maupun kualitas
produknya. Karena semua pekerjaan di bidang indus-
‘ri baik di bagian administrasi maupun di bagian opera-
sional dibutuhkan keterampilan, prosedur kerja dan
umpan balik dari hasil Kerja. Oleh Karena itu, untuk
mencapai keberhasilan setiap pekerjaan, perusahaan
berusaha memotivasi karyawan ager mereka dapat
menyumbangkan tenaganya secara optimal. Tentunya
hal ini harus ditunjang dengan kesesuaian antaraharap-
an dengan kenyataan yang diterima karyawan sehing-
¢g@ akan memenulii kepuasan kerjanya.
‘Banyak perusahaan kurang memperhatikan ling-
‘kungan kerja seperti kebisingan mesin, lampu pene-
rangan, kebersihan tempat kerja, dan keamanan kerja
termasuk pemakaian alat pelindung diri. Hubungan
antara supervisor dengan karyawan dan pekerja juga
kurang komunikatif bahkan mereka hanya niencari
kesalahan dan tidak member jalan keluar. Selain dari
pada itu pihak perusahaan perlu memperhatikan
‘kompensasi Karena kenyataan menunjukkan bahwa
tidak semua perusahaan memperhatikan masalah
pemberian gaji atau upah kerja yang sesuai dengan
Upah Minimum Propinsi (UMP), uang lembur, premi
kehadiran, prestasi kerja, bonus, penghargaan sosial
dan kesempatan promasi,
‘Adanya krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia
sejak bulan Juli 1997 telah membawa dampak terha-
dap perkembangan sektor industri di tanah air,
Martinus Muncung adalah dosen Program Studi Administrasi Nigga FISIP Universitas Sam Retulangi Manado
163164 JURNAL EKONOMI DAN MANAJEMEN VOLUME8, NOMOR |, FEBRUARI 2007
termasuk 4(empat) perusahaan "joint venture”
industri ikan kaleng di Kota Bitung yakni PT Sinar
Pure Food International, PT Estada Pesca, PT Deho
‘Company dan PT Karabah Sakti, yang memperkerjes
kan + 1200 orang tenaga-tenaga kerja wanita sebagai
Pekerja, hal mana mengakibatkan pula terjadinya
penurunan produksi bahkan ada perusahaan ikan
kaleng yang mengalami kebangkrutan. ekonomi
juga mengakibatkan upah yang diterima pekerja tidak
‘mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal-
nya. Selain itu, karena perusahaan ikan kaleng yang
memperkerjakan tenaga kerja wanita sebagai pekerja
penuh 1x24 jam yang terbagi dalam 2 shift, tentunya
harus memperhatikan hal-hal yang berhubungan
ddengen karakteristik kerja dan iklim kerja. Dampak
dari permasalahan yang dikemukakan diatas maka
sering terjadi unjuk rasa dari pekerja, di mana hal ini
dapat mencerminkan adanya ketidakpuasan pekerja
torhadap pihak manajemen perusahaan.
Upaya peningkatan peranan wanita dalam
pembangunan sebagai kehendak politik seluruh rakyat
yang secara resmi, terarah dan terkoordinasi mulai
dikembangkan sejak tahun 1978, dewasa ini telah
banyak menunjukkan kemajuan dan keberhasilan,
terutama di bidang pendidikan, kesehatan, ketenaga-
kerjaan, ekonomi, lembaga kenegaraan den peme-
rintah, pembangunan masyarakat pedesaan, serta
bidang kerja internasional dan regional (Menteri
‘Negara Urusan Peranan Wanita RI, 1995).
Badan dunia memberi perhatian pada wanita
yang merupakan bagian terbesar dari umat manusia
ddidunia terutama dilihat dari pergeseran acuan pem-
bangunan nasional di banyak negara-negara berkem-
bang yaitu, mulai deri pembangunan yang berkiblat
pada produktivitas maupun kepada pembangunan
yang berpusat pada manusia (anonimous, 1993).
‘Secara nasional Program Peningkatan Peranan
‘Wanita (P2W) dalam Pelita V, Pemerintah telah
merggariskan lima bidang utama antaca lain penin;
katan peranan tenaga kerja wanita meliputi produkti-
vitas tenaga kerja, kesempatan kerja dan berusaha,
Kesehatan dan kesclamatan kerja, sektor informal,
Jatihan kerja dan koperasi di kalangan wanita, Pada
tingket perubshan pengukuran produktivitas kerja
terutama digunakan sebagai sararta manajemen untuk
menganalisa dan menolong efisiensi produksi
(Sinungan, 1992).
Salah satu usaha yeng ditekankan pemerintah
dalam mencapai tahap lepas landas pembangunan
nasional adalah dengan meningkatkan produktivitas
tenaga kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi pro-
duktivitas tenaga kerja antara lain adalah latar bela-
kang pendidikan, lingkungan kerja, keterampilan,
sistem kerja, sistem balas jasa dan teknologi (Fewidardo
dan Aziz, 1991).
Adam (1992), mengemukakan konsep wanita
Indonesia sebagai tenaga kerja adalah wanita yang
bekerja aktif dalam masyarakat dengan tujuan menda-
patkan penghasilan, tanpa meninggalkan tangeung
Jawabnya terhadap kesejahteraan keluargenya dan
pembinaan generasi muda termasuk anakaya.
‘Sayogyo (1992), bahwa analisa manfaat terha-
dap wanita yang mempunyai peranan beragam atau
ganda itu adalah, sebagai berikut: (1) Partisipasi
wenita dalam pekerjaan mencari nafkah (ekonomi)
berarti wanita meningkatkan pendapatan rumah
tangganya; (2) Hal tersebut berarti meningkatnya
kemampuan atau potensi wanita untuk mengambil
keputusan dalam berbagai aspek kehidupan baik
dalam rumah tangganya maupun dalam masyarakat
luas. Dalam hal ini menjadi berarti karena wanita
menjadi lebih mandiri, Perkembangan sikap dan peri-
aku wanita ke arah kemandirian tersebut merupakan
suatu investasi yang penting bagi dirinya dan bagi anzk
didiknya; (3) Kemandirian wanita berasti meningkat-
nya penguasaan ates dirinya berupa wawasan yang,
lebih tajam dan menjadi penting terhadap lingkungan-
nya termasuk lingkungan kerja, hal ini temyatamampu_
menggambarkan proses integrasi wanita dalam
masyarakat luas.
Hackman dan Oldhman (1980), mengidentifikasi
Jima dimensi inti karakteristik kerja yang berkaitan
dengan motivasi intrinsik, yaivu: (!) skill variety, (2)
task identity, (3) task significance, (4) autonomy,
dan (5) feedback from the job itself.
Berry dan Houston (1993), juga berpendapat
bahwa karakteristik kerja adalah sikap aspek inter-
nal dari kerja itu sendiri yang terdiri dari variasi kete-
rampitan yang dibutuhkan, prosedur dan kejelasan
tugas, tingkat kepentingan tugas, kewenangan dan
tanggung jawab serta umpan balik dari tugas yang
telah dilakukan.
Iklim kerja merupakan aspek eksternal tuges
yang dapat mempengaruhi penyelesaian tugas yang
mencakup lingkungan pekerjaan, hubungan dengan
teman sekerja, hubungan dengan manajemen, dan
hubungan sosial penting lainnya di dalam organisasi
(De Santis, 1996). Biasanya iklim kerja akan mem-‘Mundung, Pengaruh Karakteristtk Kerja, Iklim Kerja dan Kompensasi rerhadap Kepuasan Kerja Karyawan Wanita 165
becikan pengaruh pada produktivitas kerja karyewan
dan secara keselurulian memberikan dampak terha-
dap kinerja organisasi. Iklim kerja yang kondusif bagi
para pekerja akan memberikan dampak yang positif
pada semua aspek di dalam organisasi. Khususnya
untuk organisasi bisnis di mana faktor Kompetisiretatif
‘tinggi karena mengejar profit, maka iklim kerja yang
baik merupakan faktor stimulus bagi terciptanya
atmosfir kerja yang produktifdan profitabel.
Kompensasi merupakan segala sesuatu yang
diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja
(Handoko, 1998). Martoyo (1998) berpendapat bahwa
kompensasi sebagai ”pengaturan keseluruhan pembe-
rian balas jasa bagi “employers” maupun "emplay-
ees” baik yang iangsung berupa uang (financial)
‘maupun yang tidak langsung berupa uang (ron finean-
cial). Secara umum Kompensasi merupakan faktor
pemicu semangst kerja bagi karyawan. Apalagi untuk
Kondisi pekerja di Indonesia di mana hampir dapat
stikan umumnya karyawan masi menjadikan
mbalan yang mereka terima sebagai salah satu faktor
‘yang memberikan motivasi yang kuat untuk melaku-
kan pekerjaan. Dan, jika kompensasi ini menjadi faltor
dominan dalam mendorong karyawan untuk melaku-
kan tugas dar pekerjaannya, maka dapat diasumsikan
tahwe faktor ini merupakan salah satu faktor yang
akan memberikan kepuasan bagi karyawan.
‘Adapun kepuasan kerja merupakan sikep umum
seseorang terhadap pekerjaannya yang berupa perbe-
ddan antara penghargaan yang diterima dengan yang’
seharusnya diterima menurut perhitungan sendiri
(Robbins, 996). Dikatakan orang akan puas apabila
tidak ada perbedaan antara keinginan dengan kenya-
taan yang diperoleh. Gibson, et al (1994) juga menya-
takan bahwa kepuasan kerja sebagai suatu sikap yang
dimiliki oleh seseorang mengenai pekerjaannya yang