Anda di halaman 1dari 3

OPTIMASI SISTEM KERJA

DENGAN PENDEKATAN MAKRO ERGONOMI

Studi Kasus : CV. AXIS

Diyah Ratna Wahyuningsih (08522137)

UD Angkasa merupakan salah satu unit usaha dagang yang bergerak di bidang daur
ulang sepatu bekas. Setiap harinya UD ini dapat mendaur ulang 20-25 sepatu. Luas area yang
digunakan sebagai tempat daur ulang sepatu bekas ini tidak terlalu besar. UD Angkasa
memiliki sekitar 3 orang karyawan, yang bekerja selama 8 jam per hari..
Untuk melakukan pendekatan dengan makro ergonomi kita perlu mengidentifikasi
beberapa obyek penting. Ada beberapa pendekatan obyek yang dijadikan tinjauan pada
perusahaan tersebut, antara lain :
1. Beban psikis
Sebuah perusahaan tentunya mempunyai sebuah control. Control dalam sebuah
organisasi perusahaan hendaknya memiliki dua makna yang pertama adalah pengaturan
atau pengorganisasian, sementara yang kedua adalah motivasi.
2. Pada usaha dagang ini, pemilik usaha hanya sesekali datang untuk mengontrol kinerja
para pekerja. Disini hanya dilihat, apakah pekerja mengerjakan pekerjaannya dengan
baik atau tidak, untuk hal lain seperti motivasi kepada pekerja nampaknya belum
dilakukan.
3. Beban fisik
Beban fisik karyawan biasanya berkenaan dengan penetapan jobdesk dari karyawan.
Beban kerja yang terlalu banyak yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan akan sangat
berpengaruh pada kinerja karyawan pada waktu berikutnya.
Di CV. Axis tiap karyawan sudah memiliki pembagian kerja yang jelas, misalnya
bagian menjahit jari-jari sarung tangan, penggabungan, pemasangan label, semua sudah
dibagi dengan jelas.
4. Upaya perusahaan untuk menanggulangi lingkungan fisik yang kurang sesuai.
Terkadang di suatu perusahaan terdapat kondisi yang sulit untuk dihindarkan.
Misalkan suara-suara dari mesin yang sangat keras dan dapat menimbulkan kebisingan.
Pada CV.Axis ini nampaknya tidak ada masalah yang cukup serius, suara bising
mungkin sedikit ditimbulkan dari mesin jahit, tapi tidak terlalu mengganggu, selain itu
pengaturan shift kerja yang baik bisa menjadi penanggulangan bagi masalah ini.
5. Hubungan perusahaan dengan karyawan.
Sebuah perusahaan membutuhkan karyawan untuk membantu segala operasional
yang berjalan di perusahaan, sementara karyawan juga membutuhkan pekerjaan dari
perusahaan tempatnya bekerja. Karena keduanya saling membutuhkan, hendaknya
diantara keduanya dibina hubungan yang kerja yang baik.
Perusahaan harus menetapkan gaji karyawan yang sesuai, perlakuan terhadap
karyawan juga harus diperhatikan. Misalkan dengan adanya standar kinerja yang jelas,
upah untuk kerja lembur, serta peningkatan kesejaheraan bagi karyawan.
Hal-hal di atas sudah cukup diperhatikan dengan baik oleh pihak CV Axis.
6. Lingkungan fisik.
Lingkungan fisik yang ada di perusahan misalnya suhu tempat kerja, pencahayaan,
kelembapan udara. Suhu tempat kerja pada perusahaan ini cukup panas, karena terletak
di sela-sela rumah penduduk, dan di sekitarnya juga tidak terdapat pohon yang cukup
rindang. Sementara pencahayaan sudah cukup diperhatikan, pembangunan gedung
sudah cukup tepat sehingga cahaya matahari bisa masuk dan bisa mengurangi
penggunaan listrik
7. Lingkungan fisik.
Lingkungan fisik yang ada di perusahan misalnya suhu tempat kerja, pencahayaan,
kelembapan udara. Suhu tempat kerja pada perusahaan ini cukup panas, karena terletak
di sela-sela rumah penduduk, dan di sekitarnya juga tidak terdapat pohon yang cukup
rindang. Sementara pencahayaan sudah cukup diperhatikan, pembangunan gedung
sudah cukup tepat sehingga cahaya matahari bisa masuk dan bisa mengurangi
penggunaan listrik.
8. Kecelakaan kerja dan keluhan karyawan.
Sebuah perusahaan yang baik hendaknya menerapkan sebuah sistem keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan pabrik (perusahaan). Pada perusahaan ini memang belum
ada asuransi bagi pekerja, tapi resiko kecelakaan juga nampaknya cenderung kecil.
Perusahaan juga harus memiliki standar operational yang jelas bagi para
karyawannya. Hendaknya komunikasi yang ada dalam sebuah perusahaan tidak hanya
berjalan dari atas ke bawah tapi bahkan dari bawah ke atas, sehingga apa yang menjadi
pemikiran, keluhan karyawan juga bisa sampai ke atasan.

Jadi setiap elemen yang menjadi kajian dalam makro ergonomi, secara keseluruhan
dapat menjadikan sebuah sistem berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan
pendekatan makro ergonomi pada sebuah perusahaan diharapkan kegiatan yang ada di
perusahaan bisa berjalan dengan lebih harmonis, terintegrasi, dan mencapai sebuah sistem
kerja yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai