PENDAHULUAN
Allah memiliki 99 nama-nama yang baik dan indah yang disebut Asma al-
Husna ()اﺳﻤﺎءاﻟﺤﺴﻨﻲ. Asma al-husna ini banyak ditafsirkan oleh para ulama sejak
zaman dahulu. Meskipun para ulama itu berbeda pendapat tentang arti, makna,
serta penafsirannya, yang jelas kita tidak musyrik dalam mempergunakan dan
menyebut nama Allah. Firman Allah dalam surat al-A’rof (7) ayat 180:
tb÷rt“ôfã‹y™ 4 ¾ÏmÍ´¯»yJó™r& þ’Îû šcr߉Åsù=ムtûïÏ%©!$# (#râ‘sŒur ( $pkÍ5 çnqãã÷Š$$sù 4Óo_ó¡çtø:$# âä!$oÿôœF{$# ¬!ur
Asma al-Husna secara harfiah ialah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang
baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan
mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan
yang wajar. Karena dibalik nama-nama Allah itu terkandung kebesaran Allah Swt.
Dalam kehidupan pun kita tidak boleh memisalkan Allah dengan sesuatu yang
¼ã&©! `ä3tƒ öNs9ur ÇÌÈ ô‰s9qムöNs9ur ô$Î#tƒ öNs9 ÇËÈ ß‰yJ¢Á9$# ª!$# ÇÊÈ î‰ymr& ª!$# uqèd ö@è%
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula
A. Pengertian al-Khabir
Allah Swt mempunyai nama indah Al-Khabir. Kata al-Khabīr berasal dari
kata khabara ( )ﺧﺒﺮyang dirangkai oleh khuruf kha ()خ, ba ()ب, dan ra ()ر.
Nya hal-hal yang sangat dalam dan yang disembunyikan. Tidak terjadi sesuatu
pun dalam kerajaan-Nya yang di dunia maupun di alam raya kecuali diketahui-
Nya. Tidak bergerak satu zarrah (atom) atau diam, tidak bergejolak jiwa, tidak
’Îû ÷rr& ÏNºuq»yJ¡¡9$# ’Îû ÷rr& >ot•÷‚|¹ ’Îû `ä3tFsù 5AyŠö•yz ô`ÏiB 7p¬6ym tA$s)÷WÏB à7s? bÎ) !$pk¨XÎ) ¢Óo_ç6»tƒ
seberat zarrah (atom), dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi,
diketahui. Jadi penekannya bukan pada yang mengetahui, tetapi pada sesuatu yang
diketahui.
Dalam al-Qur’an terdapat lima puluh kata al-Khabir. Ada yang berdiri
sendiri, dan ada pula yang dirangkaikan dengan nama Allah yang lain. Kemudian
ketiganya adalah hal-hal yang mustahil, atau amat sulit diketahui manusia.
Pertama, tentang tempat kematian, dalam surat Luqman (31) ayat 34:
ÇÌÍÈ 7Ž•Î6yz íOŠÎ=tæ ©!$# ¨bÎ) 4 ßNqßJs? <Úö‘r& Äd“r'Î/ 6§øÿtR “Í‘ô‰s? $tBur…
“…dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
ÇÊÌÈ ×Ž•Î7yz îLìÎ=tã ©!$# ¨bÎ) 4 öNä39s)ø?r& «!$# y‰YÏã ö/ä3tBt•ò2r& ¨bÎ)…
“… Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
Ketiga, tentang sesuatu yang dipendam, dalam surat at-Tahrim (66) ayat 3:
u’ÎTr'¬7tR tA$s% ( #x‹»yd x8r't7/Rr& ô`tB ôMs9$s% ¾ÏmÎ/ $ydr'¬6tR $£Jn=sù ( <Ù÷èt/ .`tã uÚ{•ôãr&ur ¼çmŸÒ÷èt/
Peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (pembicaraan
pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: "Siapakah yang
Ada dua tindakan yang dapat dilakukan untuk meneladani asma Allah al-
Khabir ini:
mengetahui isi hati dan kepala orang lain dan kita pun tidak banyak
kita. Maka dari itu, aklak yang patut kita lakukan adalah berbaik sangka.
janganlah mencela tetapi berbaik sangkalah. Karena kita tidah tahu apa
dibalik orang yang cacat itu. Boleh jadi, cacat itu hanya pada fisiknya,
menerima ketentuan Allah. Bila kita mencela, maka kitalah yang sebenarnya
cacat. Cacat hati karena tidak mampu melihat hikmah Allah, cacat adab
karena merendahkan makhluk Allah dan cacat akhlak karena baru bisa
Jika kita ingin meneladani asma Allah al-Khabir, maka kenalilah jasad
kekurangan kita dalam ilmu, sikap, dan perilaku dan hubungkanlah dengan
pengawasan Allah. Serta kenalilah tujuan hidup ini dan selaraskan dengan
keinginan Allah.
Bila kita perhatikan jasad ini, maka sadarlah kepada hakikat kita, dari
mana asal kita dan siapakah kita, berasal dari setetes air yang hina, kemana-
mana membawa kotoran dan jika sudah mati menjadi bangkai, itulah jasad
ini. Ketika kita tahu seperti itu, maka kita janganlah menyombongkan diri kita
di muka bumi.
Kita hendaklah bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada
kita dengan taat beribadah kepada-Nya. Serta selalu berada di jalan Allah
PENUTUP
Banyak hal yang perlu kita ketahui tentang asma al-husna ini. Diantaranya
mengetahui asma Allah ke-31 yaitu al-Khabir yang telah dibahas dalam paragraf-
paragraf di atas.
kehidupan sehari-hari. Dan kita memohon doa kepada Allah, agar kita tetap di
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asma%27ul_husna
http://skismadapare.wordpress.com/2008/12/10/distribusi-harta-shadaqah-di-
masa-khalifah-%e2%80%98umar/