c
Sejak akhir tahun 1997, Indonesia mengalami kriris ekonomi. Krisis ini
mengalami puncaknya pada tahun 1998 dan telah membawa dampak yang besarr
tehadap ketenagakerjaan. Jumlah pengangguran semakin membengkak karena
banyaknya PHK serta jatuhnya upah riil. Pengangguran terselubung semakin
banyak karena jumlah jam kerja kurang sehingga penghasilannya kurang.
Akibatnya kesejahteraan mereka pun menjadi berkurang. Demikian juga
pengangguran dari angkatan kerja baru yang kehilangan kesempatan untuk masuk
pasar kerja akibat pertumbuhan ekonomi yang minus.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui gambaran umum serta besarnya angka pengangguran di provinsi
Banten.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran di
provinsi Banten.
3. Mengetahui faktor-faktor yang potensial berpartisipasi secara dominan
terhadap tingkat pengangguran di provinsi Banten.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
bahan masukan bagi instansi-instansi terkait dalam rangka menetapkan
kebijaksanaan di bidang ketenagakerjaan. Penelitian ini juga dapat sebagai bahan
masukan bagi semua pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.
c c
2.1.1 Pengangguran
Definisi Pengangguran
Klasifikasi Pengangguran
Pengangguran dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara
misalnya menurut wilayah geografis, jenis pekerjaan dan alasan mengapa
orang tersebut menganggur. Berikut jenis pengangguran menurut sifat dan
penyebabnya :
a. Pengangguran Friksional
Adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer
dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja yang ada.
Kesulitan temporer ini dapat berbentuk waktu proses seleksi pekerjaan,
faktor jarak serta kurangnya informasi. Pengangguran friksional dapat pula
terjadi karena kurangnya mobilitas pencari kerja dan pencari kerja tidak
mengetahui dimana adanya lowongan pekerjaan. Secara teoritis jangka
waktu pengangguran tersebut dapat di persingkat melalui penyediaan
informasi pasar kerja yang lebih lengkap. (Payaman J. Simanjuntak, 2001).
b. Pengangguran Struktural
Adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan dalam stuktur
atau komposisi perekonomian. Perubahan struktur yang demikian
memerlukan perubahan dalam ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan
sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan
ketrampilan baru tersebut. Penganggur sebagai akibat perubahan struktur
perekonomian pada dasarnya memerlukan tambahan latihan untuk
memperoleh ketrampilan baru yang sesuai dengan permintaan dan
teknologi baru. (Payaman J. Simanjuntak, 2001 ).
c. Pengangguran Siklis
Pengangguran Siklis terjadi karena kurangnya permintaan timbul
apabila pada tingkat upah dan harga yang berlaku, tingkat permintaan
tenaga kerja secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan dengan
jumlah pekerja yang menawarkan tenaganya (Payaman J. Simanjuntak,
2001).
d. Pengangguran Terpaksa dan Pengangguran Sukarela
Pada tingkat keseimbangan yang diciptakan oleh pasar kompetitif,
perusahaan-perusahaan akan mau memperkerjakan semua pekerja yang
memenuhi kualifikasi dan mau bekerja pada tingkat upah yang berlaku.
Pengangguran yang terjadi kalau ada pekerjaan yang tersedia, tetapi orang
yang menganggur tidak bersedia menerimanya pada tingkat upah yang
berlaku untuk pekerjaan tersebut disebut pengangguran sukarela (Payaman
J.Simanjuntak, 2001).
e. Pengangguran Musiman
Adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.
Pengangguran musiman bersifat sementara saja dan berlaku dalam waktu-
waktu tertentu.( Payaman J. Simanjuntak, 2001).
1. Demografi
Demografi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tinggiya angka pengangguran. Hal ini disebabkan, karena demografi
mencakup umur, jenis kelamin dan status perkawinan.
1.a Umur
Menurut konsep BPS, penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur
15 ± 64 tahun. Penduduk usia kerja dibedakan menjadi dua kelompok
berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukannya, yaitu:
1.a.1 Angkatan kerja
Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk
usia kerja( 15-64 tahun) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun
sementara tidak bekerja dan pengangguran.
1.a.2 Bukan Angkatan Kerja
Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah
penduduk usia kerja (15-64 tahun) yang masih sekolah, mengurus
rumah tangga atau melaksanakn kegiatan lainnya selain kegiatan
pribadi.
1.b Jenis Kelamin
1.c Status Perkawinan
Status Perkawinan dibedakan menjadi:
1.c.1 Belum Kawin
1.c.2 Kawin
Kawin adalah status dari mereka yang terikat dalam
perkawinan pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun
terpisah. Dalam hal ini tidak saja mereka yang kawin sah, secara
hukum (adat, agama,negara dan sebagainya) tetapi juga mereka
yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap
sebagai suami istri.
1.c.3 Cerai Hidup
Cerai hidup adalah status dari mereka yang hidup berpisah
sebagai suami istri karena bercerai dan belum kawin lagi.
1.c.4 Cerai Mati
Cerai mati adalah status dari mereka yang suami/istrinya
telah meninggal dunia dan belum kawin lagi.
2. Upah
Menurut konsep BPS upah atau gaji bersih adalah imbalan yang
diterima selama sebulan oleh buruh atau karyawan baik berupa uang atau
barang yang dibayarkan perusahaan / kantor / majikan. Imbalan daam
bentuk barang dinilai dengan harga setempat. Upah atau geji bersih yang
dimaksud tersebut adalah setelah dikurangi dengan potongan-potongan
iuran wajib, pajak penghasilan dan sebagainya.
3. Status Pendidikan
Menurut konsep BPS Tingkat Pendidikan Tertinggi atau disingkat
untuk TPT adalah persentase jumlah penduduk, baik yang masih sekolah
ataupun tidak sekolah lagi, menurut pendidikan tertinggi yang telah
ditamatkan. Tamat adalah selesai mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi
suatu sekolah sampai akhir dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah.
Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi, tetapi ia
mengikuti ujian dan lulus, dianggap ³tamat´. Dalam SUPAS 2005,
pendidikan yang ditamatkan dibagi menjadi 9 golongan yaitu: 1. Tidak
punya 2. Sekolah Dasar (SD)/MI/Sederajat 3. Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP)/MTs/Sederajat/Kejuruan 4. Sekolah Menengah Umum
(SMU)/MA/Sederajat 5. Sekolah Menengah Kejuruan 6. Diploma I/II 7.
Diploma III/Sarjana Muda 8. Diploma IV/S1 9. S2 dan S3
4. Migrasi
Menurut konsep BPS migrasi adalah perpindahan penduduk
dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati
batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke
daerah (negara) lain.
Informasi yang didapatkan dari migrasi adalah:
4.1 Tempat Lahir
Tempat lahir responden adalah propinsi dan kabupaten/kota tempat
tinggal ibu responden pada saat melahirkan responden.
4.2 Tempat Tinggal Terakhir
Tempat tinggal terakhir adalah propinsi dan kabupaten / kota
tempat tinggal terakhir sebelum responden tinggal di propinsi dan
kabupaten/kota tempat tinggal sekarang.
4.3 Tempat Tinggal 5 Tahun yang Lalu
Tempat tinggal 5 tahun yang lalu adalah propinsi dan
kabupaten/kota tempat tinggal responden 5 tahun yang lalu atau tempat
tinggal responden pada saat survei.
5. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja
dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja
harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan
kerja. Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau
keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga
semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi
dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan
bakatnya.
!"
Pengangguran atau Tuna Karya - yang dikutip dari Wikipedia edisi Bahasa
Indonesia di http://id.wikipedia.org/wiki/ - pengangguran adalah istilah untuk
orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan. Pengangguran umumnya terjadi karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Konsep dan definisi yang digunakan dalam survei mengacu pada konsep
BPS dan Ê Hal ini bertujuan agar indikator ketenagakerjaan Provinsi Banten
bersifat nasional sehingga dapat dibandingkan dengan provinsi lain. Menurut
BPS, mereka yang sudah diterima bekerja tetapi selama seminggu yang lalu
belum mulai bekerja dikategorikan sebagai pengangguran (sesuai konsep Ê
pada buku Ê
hal. 97). Menurut konsep
ILO, penganggur terbuka atau dikenal dengan istilah pengangguran didefinisikan
sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja/tidak mempunyai pekerjaan.
Pengangguran ini mencakup : (1) penduduk yang mencari pekerjaan; (2)
penduduk yang mempersiapkan usaha; (3) penduduk yang tidak mencari
pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa); dan
(4) penduduk yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.
Definisi standar untuk penganggur adalah mereka yang tidak mempunyai
pekerjaan, bersedia untuk bekerja, dan sedang mencari pekerjaan. Sedangkan,
mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang tidak bekerja dan pada saat
pencacahan orang tersebut sedang mencari pekerjaan, misalnya : orang yang
belum pernah bekerja tetapi sedang berusaha mendapatkan pekerjaan atau orang
yang sudah pernah bekerja tetapi karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan
dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.
Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan
lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran yang ada
di Provinsi Banten menjadi semakin serius. Batas bawah usia kerja yang
digunakan dalam survei ini adalah 15 tahun dan batas atas usia kerja adalah 64
tahun. Penduduk yang dibatasi dengan batas-batas usia kerja ini disebut penduduk
usia kerja.
u #
Berdasarkan latar belakang dan teori teori yang telah diuraikan, maka
hipotesis penelitian yang pada penelitian ini adalah bahwa demografi, migrasi,
pendidikan, upah, dan kesempatan kerja berpengaruh terhadap tingkat
pengangguran di provinsi Banten.