Anda di halaman 1dari 1

Anak-anak dari orang tua yang hidup dalam kondisi kemiskinan akan dibesarkan dan

tumbuh dalam pola-pola kehidupan masyarakat yang mendukung kebudayaan (pola


pikir/pandangan) tertentu.

Kehidupan yang penuh kekurangan yang dialami anak miskin ini akan memberikan
pengaruh terhadap pembentukan kepribadiannya dan akan terlihat dari tindakan mereka sehari-
phari. Hal ini dapat terjadi karena lingkungan (miskin) memberikan andil terhadap budaya dan
nilai-nilai ideal dimiliki anak. Artinya bahwa melalui pergaulan kelompok, anak miskin akan
menilai dirinya sesuai dengan nilai kelompoknya (keluarga di lingkungan miskin). Selama
berinteraksi dengan lingkungan/kelompok, anak akan memperoleh pengalaman-pengalaman dan
pengetahuan. Dari pengalaman dan pengetahuan yang mereka peroleh dari teman
sebaya/sepermainan di sekolah, keluarga, media, dan sebagainya, maka hal ini diperkirakan akan
mempengaruhi pola pikir dan hasilnya akan terlihat pada setiap tindakan/perilaku mereka dalam
kehidupan sehari-hari.

Pada anak miskin (pemulung anak) yang lingkungannya dikatakan miskin secara
ekonomi, maka aspek-aspek dari lingkungan miskin kemungkinan akan mempengaruhi perilaku
dan pola pikir anak. Tingginya tingkat kriminalitas, kebisingan, dan kondisi perumahan yang
kumuh, merupakan hal-hal yang ditemui pada lingkungan miskin. Sehingga pada umumnya
orang-orang di dalamnya akan memiliki kontrol sosial yang lemah/longgar terhadap norma-
norma yang berlaku.

Stres yang didapat anak dari lingkungan ini, ditambah dengan tekanan pekerjaan, akan
membuahkan depresi. Pola pengasuhan yang kurang baik dari orangtua dan kontrol yang lemah
dari lingkungan juga akan menimbulkan stres yang kemungkinan akan menggiring mereka pada
berbagai masalah perilaku seperti kenakalan dan perilaku antisosial3 yang akan berpengaruh pada
tindakan di dalam kehidupan mereka sehari-hari,.

33

Anda mungkin juga menyukai