Supply Chain Management
Supply Chain Management
Management (SCM)
Written by admin
4. Fleksibilitas (jumlah dan spesifikasi) SCM juga bisa diartikan jaringan organisasi
yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke hilir (downstream), dalam
proses yang berbeda dan menghasilkan nilai dalam bentuk barang/jasa di tangan
pelanggan terakhir (ultimate customer/end user). Berikut adalah gambar model supply
chain (A. T. Kearney, 1994)
SCM berusaha mencapai optimasi global. Merupakan proses untuk menemukan strategi
terbaik bagi keseluruhan supply chain (systemwide). Adalah sangat menantang untuk
mendesain dan mengoperasikan supply chain yang secara keseluruhan biayanya
minimal, serta service levelnya terjaga. Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam
supply chain yaitu pertama, aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang
dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor,
pengecer, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua, aliran uang dan sejenisnya yang
mengalir dari hilir ke hulu dan ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu
ke hilir atau sebaliknya.
1. Penurunan biaya
2. Peningkatan service level
3. Penurunan efek bullwhip
4. Peningkatan pemanfaatan sumber daya
5. Peningkatan kecepatan merespon perubahan besar.
Produksi
Bagian ini bertugas secara fisik melakukan transformasi dari bahan baku, bahan
setengan jadi atau komponen menjadi produk jadi. Kegiatan produksi dalam konteks
SCM tidak harus dilakukan dalam perusahaan. Banyak perusahaan melakukan
outsourcing yaitu memindahkan kegiatan produksi ke pihak subkontraktor, sementara
perusahaan konsentrasi ke kegiatan yang menjadi core competency mereka. Dalam
kegiatan produksi, konsep lean manufakturing yang mementingkan efisiensi dan agile
manufacturing yang menekankan pada fleksibilitas dan ketangkasan merespon
perubahan adalah dua hal yang penting.