TENTANG
BUPATI BIMA,
2
9. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4421);
10. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437);
11. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antar
Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
12. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2005 tentang Standar Akutansi Nasional
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor ....., Tambahan Lembaran Negara
Nomor ......);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Pemerintah Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4405);
15. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 11);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 12 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Kabupaten Bima (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 14);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 13 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bima
(Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 1);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 5 Tahun 2005 tentang Tatacara
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bima (Lembaran
Daerah Tahun 2005 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 1);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2006-20 (RPJPD) Kabupaten
Bima Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 11, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 03).
dan
BUPATI BIMA
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
b. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
o. Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut forum SKPD
adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan untuk membahas prioritas
kegiatan pembangunan hasil Musrenbang Kecamatan dengan SKPD atau
gabungan SKPD sebagai upaya mengisi Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD);
p. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan;
BAB II
Pasal 2
4
(1) Perencanaan pembangunan jangka menengah daerah disusun secara
sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan
serta dengan melibatkan seluruh pelaku pembangunan daerah di
Kabupaten Bima.
(2) Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah dilaksanakan
berdasarkan asas kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas,
profesionalitas, dan akuntabilitas.
(3) RPJMD dibentuk untuk menentukan arah dan kebijakan daerah dalam
mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah.
BAB III
Pasal 3
Pasal 4
(1) RPJMD memuat penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati yang
penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan Renstra
SKPD serta RPJM Nasional.
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman
penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra
SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD).
BAB IV
Pasal 5
I. PENDAHULUAN
A. Pengertian
B. Dasar Hukum
C. Maksud dan Tujuan
D. Cakupan
II. PERMASALAHAN DAN AGENDA PEMBANGUNAN
DAERAH
A. Kebijakan Umum
B. Strategi Pengimplementasian Program
C. Program SKPD, Lintas SKPD, dan Program Kewilayahan
D. Proyeksi Pencapaian Kinerja
IV. KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN
A. Kebijakan Keuangan Daerah
B. Kerangka Ekonomi Daerah
5
C. Kerangka Regulasi dan Pendanaan Indikatif
V. PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA
A. Kerangka Pengukuran Kinerja
B. Evaluasi Kinerja
C. Kesimpulan Hasil Akhir Kinerja
VI. PENUTUP
A. Kaidah Pelaksanaan
Pasal 6
BAB V
Pasal 7
BAB VI
Pasal 8
BAB VII
KELEMBAGAAN
Pasal 9
BAB VIII
6
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 10
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
BUPATI BIMA,
FERRY ZULKARNAIN
H. A. MUCHLIS HMA.
7
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH
TENTANG
A. Penjelasan Umum
Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) merupakan upaya sadar untuk
mewujudkan keadaan yang diinginkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Sesuai
dengan amanat Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 150
ayat (3) huruf e, penyusunan RPJMD perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah untuk menjamin
kepastian hukum, kepastian arah kebijakan, dan konsistensi perencanaan pembangunan daerah
secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Penyusunan RPJMD yang dilaksanakan dalam berbagai tahapan yang terdiri dari penyusunan
rancangan awal rencana pembangunan, musyawarah perencanaan pembangunan, dan
penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan diselenggarakan secara demokratis dengan
melibatkan seluruh pelaku pembangunan daerah. Pada bagian akhir dari perencanaan
pembangunan ini, perlu dilaksanakan evaluasi pelaksanaan rencana untuk mengumpulkan dan
menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan, dan kinerja
pembangunan.
Pasal 1
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
8
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Huruf n
Cukup jelas.
Huruf o
Cukup jelas.
Huruf p
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pelaku pembangunan adalah Pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat.
Ayat (2)
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 3
Ayat (1)
9
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Yang dimaksud dengan indikator yang dapat diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif
pada akhir periode pelaksanaan RPJMD tahun 2006-2010 adalah indikator manfaat dan
indikator hasil pembangunan bagi masyarakat secara umum.
- Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
kegiatan pada jangka menengah dan merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk jasa
dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
- Indikator manfaat (benefits) adalah kegunaan suatu keluaran yang dirasakan langsung oleh
masyarakat, dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses oleh publik.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan kondisi riil daerah adalah kondisi ekonomi, sosial, budaya,
kelembagaan, pertahanan, dan keamanan, potensi dasar daerah dan kewilayahan, serta
hal-hal pokok lainnya sebagai data dasar perencanaan pembangunan jangka panjang
daerah. Selanjutnya, pada akhir pelaksanaan perencanaan jangka menengah dilakukan
evaluasi pelaksanaan rencana kegiatan dan pengumpulan data dan informasi terkait
dengan pelaksanaan rencana kegiatan sebagai tolak ukur penentuan kemajuan daerah
dan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
10
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
11