Anda di halaman 1dari 20

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Edisi 01 – Januari 2011

PROYEKSI PEREKONOMIAN 2011:


Sinergi Kegiatan Pembangunan
Membuat Perda Yang Berkualitas & Mensejahterakan

Perkembangan Inflasi

Indeks Pembangunan Manusia 2010

Tingkat Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran


Daerah
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Edisi 01 – Januari 2011

Editorial 1

Perkembangan Ekonomi Makro


 Perkembangan Ekspor Impor 2
 Perkembangan Wisatawan Mancanegara 4
 Indeks Pembangunan Manusia 2010 4
 Analisa Nilai Tukar Petani 5
 Perkembangan Inflasi 6
 Perkembangan Harga Komoditas 8

Perkembangan Ekonomi Internasional


 Perkembangan Harga Komoditas Dunia 9

Perkembangan APBN
 Analisa Asumsi Ekonomi Makro 2011 10

Perkembangan Kebijakan dan Regulasi


Ekonomi
 Membuat Perda Yang Berkualitas dan
Mensejahterakan 12

Perkembangan Penyaluran KUR


 Realisasi penyaluran KUR 2010 14

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah


 Tingkat Kemiskinan Daerah 15
 Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran Daerah 16

Daftar Istilah
EDITORIAL
Pelaksanaan rapat kerja Presiden dengan para menteri Dalam menghadapi tantangan tersebut, Presiden
dan pimpinan pemerintah daerah pada awal tahun 2011 menetapkan sepuluh direktif dengan memperhatikan
menandai tradisi baru dalam penyelenggaraan beberapa peluang dari kondisi ekonomi global
pemerintahan. Berbeda dengan Musrenbangnas yang mendatang. Salah satu direktif yaitu pengurangan
mempersiapkan dokumen Rencana Kerja Pemerintah kemiskinan diminta menjadi fokus prioritas dari
tahun mendatang, fokus pada rapat kerja adalah pada program kementerian dan pemerintah daerah. Tingkat
mensukseskan program tahun berjalan. Rapat kerja ini kemiskinan ditargetkan turun pada tahun 2011 hingga
nampaknya menjadi semacam ‘apel-pagi’ bagi kisaran 11,5% - 12,5% dari 13,3% pada tahun 2010.
penyelenggara pemerintah untuk bersiap kembali Selain itu ditekankan pentingnya membangun
memasuki hari-hari kerja di tahun 2011. Misi yang ingin kemandirian dalam rangka mencapai ketahanan
diwujudkan pada tahun ini, sebagaimana telah pangan di tahun 2014. Untuk menuju sasaran tersebut,
ditetapkan pada Rencana Kerja Pembangunan 2011 mulai tahun 2011 diharapkan langkah-langkah yang
adalah ‘Melaksanakan Percepatan Pertumbuhan terpadu dan berani dari kementerian teknis terkait
Ekonomi Yang Berkeadilan, Didukung Oleh dalam merumuskan programnya. Langkah tersebut
Pemantapan Tata-Kelola, Dan Sinergi Pusat Daerah’. harus didukung oleh semua komponen masyarakat.
Dalam raker tersebut Presiden menyampaikan secara Sebagai tindak-lanjut arahan tersebut, Menko
rinci berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam Perekonomian menyampaikan peran yang perlu
mewujudkan misi 2011. Ada 10 capaian 2010 yang dilakukan Pemerintah Daerah selama tahun 2011.
menjadi modal penting untuk ditingkatkan pada tahun Dalam program ketahanan pangan Pemda diharapkan
2011. Salah satunya adalah fundamental ekonomi yang mengamankan produksi pangan dan mengendalikan
semakin kuat seperti tercermin dari capaian baru pada harga barang-barang kebutuhan pokok. Sementara itu
beberapa indikator seperti cadangan devisa yang dalam program ketahanan energi Pemda diminta
mendekati USD 100 milyar dan PDB perkapita sekitar antara lain mengenakan PPN BBM tetap 5%,
USD 3000 pada akhir tahun 2010. Selain itu ada memperlancar ijin pelaksanaan proyek geothermal dan
sepuluh tantangan yang perlu diantisipasi, sebagian eksplorasi migas, serta memastikan subsidi BBM tepat
besar di bidang ekonomi seperti harga pangan dan sasaran. Pemda juga diharapkan menyelesaikan
energi dunia cenderung tinggi yang pada giliran Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
selanjutnya akan mendorong inflasi dan menghilangkan hambatan pembebasan lahan dalam
membengkaknya subsidi, perlunya akselerasi rangka akselerasi pembangunan infrastruktur. Dalam
pembangunan infrastruktur, serta perbaikan pelayanan rangka perbaikan iklim investasi, upaya
pemerintah daerah di beberapa bidang seperti perijinan penyempurnaan proses perijinan usaha terus
investasi, perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, serta dilanjutkan agar selesai dalam 17 hari. Untuk
penanganan korban bencana alam. peningkatan kewirausahaan UMKM, Pemda diminta
meningkatkan akses UMKM memperoleh KUR.

Indikator Ekonomi
Desember November Desember November
Indikator Indikator
2010 2010 2010 2010
$96,21 $92,76
Inflasi (% yoy) 6,96% 6,33% Cadangan Devisa
miliar miliar
Indeks Harga Saham $15.338
3704 3531 Ekspor NA
Gabungan juta
Harga Minyak ICP per $13.071
$ 91.37 $ 85.07 Impor NA
barel juta
$186,42 $183,33
Utang Pemerintah Nilai Tukar Petani 102,75 102,89
miliar miliar
Indeks Harga
Nilai Tukar (Rp/USD) 8991 9013 177,87 176,66
Perdagangan Besar
Realisasi Belanja 578152 594654
NA Rp 767,9 T Wisatawan Mancanegara
APBN orang orang
Suku Bunga Kredit Modal
Transfer Daerah NA Rp 272,3 T NA 12,96%
Kerja Bank Umum
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 1
Perkembangan Ekonomi Makro
Impor juga menunjukkan kecenderungan naik dalam
PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR triwulan IV-2010. Nilai impor Indonesia pada bulan
Nilai ekspor Indonesia menunjukkan kecenderungan naik November 2010 mencapai US$13,07 miliar atau naik
dalam periode triwulan IV-2010. Ekspor selama November sebesar 7,8% dibandingkan dengan Oktober 2010 atau
2010 mencapai US$15,34 miliar atau meningkat sebesar 48,29% dibandingkan dengan November 2009.
6,52% dibanding ekspor Oktober 2010, dan 42,35% Sedangkan secara kumulatif, hingga November 2010 nilai
dibanding November 2009. Secara kumulatif nilai ekspor impor mencapai US$122,58 miliar atau meningkat 41,66%
Indonesia periode Januari-November 2010 mencapai dibandingkan Januari-November 2009. Impor November
US$140,65 miliar atau meningkat 36,34% dibandingkan 2010 didorong oleh kenaikan impor migas dan impor
periode yang sama tahun 2009. Peningkatan ekspor nonmigas. Impor migas naik sebesar 23,60%
didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas November dibandingkan Oktober 2010 atau 60,96% dibandingkan
2010 sebesar 8,90% dibanding Oktober 2010 atau 49,16% November 2009. Impor gas mencatat pertumbuhan
dibanding November 2009. Secara nominal, ekspor tertinggi dibandingkan dengan Oktober 2010 yaitu sebesar
nonmigas terbesar Indonesia pada November 2010 adalah 244,3% diikuti dengan pertumbuhan minyak mentah
untuk golongan barang bahan bakar mineral yang sebesar 140,57%. Sedangkan impor hasil minyak yang
mencapai US$2,07 miliar atau tumbuh 75,41% memberikan kontribusi terbesar pada impor migas
dibandingkan Oktober 2010. nasional justru tumbuh negatif sebesar minus 14,01%
dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Ekspor golongan barang bijih, kerak, dan abu logam juga
tumbuh signifikan pada November 2010 ini dengan (%) Pertumbuhan Ekspor (yoy) 2
pertumbuhan 52,02% dibandingkan dengan Oktober 2010. 200

Porsi ekspor nonmigas terbesar Januari-November 2010 150

adalah komoditas sektor industri (62,38%), sektor 100


pertambangan (16,82%) dan sektor pertanian (3,22%). 50
Secara pertumbuhan kumulatif sektor pertambangan 0
masih lebih besar dibandingkan sektor industri. Sedangkan
-50
sektor pertanian yang memberikan kontribusi paling kecil
-100
pada ekspor belum menunjukkan adanya peningkatan Ekspor Total Ekspor Migas Ekspor Nonmigas
yang berarti, tumbuh 15,55%. Kinerja ekspor sector
pertanian yang relative rendah kiranya perlu menjadi (%) 3
Pertumbuhan Impor (yoy)
perhatian karena potensi penciptaan lapangan kerja yang 200,00
besar di sector ini. 150,00

100,00
Sementara itu, ekspor migas mengalami penurunan
sebesar 3,17% dibandingkan dengan Oktober 2010 namun 50,00

meningkat sebesar 17,73% dibandingkan November 2009. 0,00

Secara kumulatif pertumbuhan ekspor migas Januari- -50,00

November 2010 sebesar 49,65% lebih besar daripada -100,00


Impor Total Impor Migas Impor Nonmigas
pertumbuhan kumulatif ekspor nonmigas yang tumbuh
sebesar 33,81% dibandingkan Januari-November 2009. Sumber: BPS
Pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi sepanjang tahun
Impor nonmigas pada November 2010 juga meningkat
2010 didorong oleh kenaikan harga rata-rata komoditas
sebesar 3,99% dibandingkan dengan Oktober 2010, dan
international yang lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata
44,96% dibandingkan dengan November 2009. Nilai impor
tahun 2009.
Perkembangan Ekspor Dan Impor Indonesia Januari-November 2010
nonmigas terbesar pada golongan barang mesin/peralatan
(Juta US$) mekanik sebesar US$1,88 miliar yang turun 1,97%
18.000 15.338 dibanding bulan sebelumnya. Impor golongan barang
16.000
kendaraan bermotor dan bagiannya pada November 2010
14.000
12.000 mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar
13.071
10.000 23,03% dibandingkan dengan bulan sebelumnya seiring
8.000
meningkatnya penjualan kendaraan bermotor. Gaikindo
6.000
4.000 2.267 mencatat penjualan kendaraan roda empat dan roda dua
2.000 sampai dengan November 2010 mencapai 694.574 unit
0
-2.000
lebih tinggi daripada penjualan dalam periode yang sama
Januari

April

Mei

Juni

Juli
Februari

Maret

September

October

November
Agustus

tahun 2009 yang mencapai 438.113 unit. Nilai impor


menurut golongan penggunaan barang selama Januari-
1 Sumber: BPS November 2010 dibanding periode yang sama tahun
Ekspor Impor
2010
Neraca Perdagangan
sebelumnya mengalami peningkatan untuk semua golongan.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 2
Perkembangan Ekonomi Makro

Impor barang konsumsi naik sebesar 47,11% yang Pertumbuhan ekspor nonmigas yang tinggi juga terjadi di
menunjukkan tingginya konsumsi domestik. Impor bahan Papua 403% (yoy), Maluku Utara 119% (yoy) dan Jambi
baku/penolong dan barang modal masing-masing naik 114% (yoy). Perkembangan ini mengindikasikan adanya
sebesar 43% dan 35,2% yang menunjukkan cukup potensi ekspor nonmigas yang besar diluar provinsi yang
tingginya kegiatan produksi di sektor produksi riil. selama ini dominan memberi kontribusi pada ekspor
nonmigas nasional.
Surplus neraca perdagangan Indonesia pada November
Dari sisi impor, DKI Jakarta merupakan provinsi yang
2010 turun menjadi US$ 2,27 miliar dari US$ 2,28 miliar
memberikan kontribusi terbesar pada impor nonmigas
jika dibandingkan dengan Oktober 2010. Surplus neraca
nasional sepanjang Januari hingga Oktober 2010 yaitu
perdagangan diatas US$ 2 miliar ini sudah tercatat selama
sebesar 41,9%. Provinsi Banten dan Jawa Timur
3 bulan terakhir sejak September 2010. Dibandingkan
merupakan dua provinsi lain yang memberikan kontribusi
dengan November 2009, surplus neraca perdagangan
diatas 10% pada impor nonmigas nasional. Bila dilihat dari
meningkat sebesar US$ 306,5 juta atau tumbuh 15,6%.
pertumbuhan impor, Maluku menjadi provinsi yang
Neraca perdagangan Indonesia dengan Singapura,
memiliki pertumbuhan impor nonmigas paling tinggi yaitu
Jepang dan Amerika Serikat berada pada posisi surplus di
473% (yoy). Diikuti provinsi Sumatera Barat dan Sulawesi
bulan November 2010. Sedangkan defisit masih terus
Utara yang tumbuh masing-masing 157% (yoy) dan 125%
tercatat pada neraca perdagangan Indonesia dengan Cina
(yoy).
namun dengan besaran yang lebih kecil yaitu minus US$
22 juta. Namun demikian, ekspor nonmigas Indonesia ke
Cina terus meningkat hingga mencapai US$1.76 miliar
atau tumbuh 101,82% dibandingkan dengan November
2009. Dengan demikian, Cina menggantikan posisi Jepang
sebagai negara tujuan ekspor nonmigas terbesar bagi
Indonesia pada November 2010. Kontribusi terbesar
ekspor nonmigas ke Cina dari komoditas sumber daya
alam seperti batubara, kelapa sawit dan karet. Amerika 5
Serikat merupakan tujuan ekspor nonmigas terbesar
berikutnya setelah Cina. Secara kumulatif Januari hingga
November 2010 kontribusi Amerika Serikat adalah 10,4%
lebih kecil daripada kontribusi Cina yaitu 10,7%.
Sedangkan Jepang masih memberikan kontribusi terbesar
pada ekspor nonmigas Indonesia yaitu 12,7%.

Perkembangan Ekspor Nonmigas Berdasarkan


Negara Tujuan
2.000 6
1.500

1.000

500

0
Jun-08

Jun-09

Jun-10
Des-07
Feb-08
Apr-08

Agust-08
Okt-08
Des-08
Feb-09
Apr-09

Agust-09
Okt-09
Des-09
Feb-10
Apr-10

Agust-10
Okt-10

4
Singapura Cina Jepang Amerika

Sumber: BPS 7

Tinjauan nilai ekspor nonmigas terhadap 33 provinsi


memperlihatkan bahwa Jawa Barat, Kalimantan Timur dan
Jawa Timur merupakan provinsi-provinsi yang memberikan
kontribusi nilai terbesar dengan persentase masing-masing
diatas 10% sepanjang Januari hingga Oktober 2010.
Namun bila dilihat dari pertumbuhannya, ketiga provinsi
tersebut mengalami pertumbuhan yang relatif kecil
dibandingkan dengan ekspor nonmigas Gorontalo yang
tumbuh signifikan sebesar 495% (yoy). 8
Sumber: BI
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 3
Perkembangan Ekonomi Makro

PERKEMBANGAN WISATAWAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2010


MANCANEGARA
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) Peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia
terus meningkat dalam 5 tahun terakhir, dari 4,9 juta pada tahun 2010 meningkat dibandingkan 2009,
orang pada 2006 diperkirakan menjadi sekitar 7 juta berdasarkan penilaian The United Nations Development
orang pada tahun 2010. Devisa yang dihasilkan pun Programme (UNDP). Indonesia menduduki peringkat 108
meningkat dari US$ 4 milyar menjadi US$ 7 milyar. pada tahun 2010 dari sebelumnya peringkat 111 pada
Kunjungan wisman pada November 2010 mencapai 578,2 tahun 2009. Bahkan Indonesia termasuk dalam 10 negara
ribu orang atau naik 8,74% (yoy). Sedangkan jika yang selama 40 tahun terakhir (1970-2010) mengalami
dibandingkan dengan Oktober 2010, jumlah wisman peningkatan secara berkesinambungan baik dari sisi
November 2010 turun 2,78%. Pada November 2010, pendapatan maupun indikator indeks pembangunan
sebagian besar wisman masuk ke Indonesia melalui manusia seperti kesehatan dan pendidikan. Meskipun
Bandara Ngurah Rai (196.856 orang) yang naik sebesar demikian, Indonesia masih berada dibawah peringkat
6,63% dibanding November 2009. Jika dibandingkan Malaysia, Thailand dan Filipina masing-masing
dengan Oktober 2010, jumlah wisman yang masuk melalui berperingkat 57, 92 dan 97. Metode perhitungan IPM
bandara tersebut turun 14,28%. Dua pintu masuk lain yang tahun 2010 menggunakan metode perhitungan baru yakni
menerima jumlah kedatangan wisman terbesar ke melihat baik dari aspek kuantitas maupun kualitas. Ada
Indonesia adalah Bandara Soekarno-Hatta (147.579 tiga dimensi yang dilihat dalam laporan Indeks
orang), Batam (85.307 orang), dan pintu masuk utama Pembangunan Manusia UNDP antara lain indikator
lainnya (148.410 orang). Kenaikan terbesar jumlah wisman kesehatan (ekspektasi tingkat hidup saat kelahiran),
November 2010 dibanding November 2009 terjadi di indikator pendidikan (ekpektasi lamanya anak-anak
Tanjung Priok (100,73%), Sepinggan (42,71%) dan Sultan bersekolah dan rata-rata lamanya sekolah untuk dewasa)
Syarif Kasim (35,03%). Sementara itu, pintu masuk yang dan GNP per kapita. Indikator kesehatan yang mendorong
mengalami penurunan jumlah kunjungan wisman tertinggi perbaikan peringkat Indonesia.
terjadi di pintu masuk bandara Adi Sucipto sebesar minus
66,23% dikarenakan bencana alam meletusnya gunung Peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM), 2010
Merapi pada akhir Oktober 2010. Hal tersebut
132
mengakibatkan ditutupnya bandara Adi Sucipto selama 122 124
beberapa hari. 113
108
10 97
92
Jumlah Kedatangan Wisman ke Indonesia Menurut
(orang) Pintu Masuk (Januari-November)
2.500.000
57
2.000.000
37
1.500.000 27

1.000.000

500.000

0
Sumber: BPS 2008 2009 2010 Sumber: UNDP
Soekarno-Hatta Ngurah Rai Batam 9
Berdasarkan data BPS, pantauan atas 33 provinsi pada
Secara kumulatif, Januari-November 2010, jumlah wisman
tahun 2009 masih terdapat provinsi yang memiliki indeks
mencapai 6,36 juta orang atau naik 11,59% dibanding
pembangunan manusia jauh dibawah rata-rata nasional
jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2009
(71.6) antara lain NTB (64.7), NTT (66.6) dan Papua
sebanyak 5,70 juta orang. Sebagian besar wisman masuk
(64.5). Sepuluh provinsi yang memiliki indeks
ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai (2.323.526
pembangunan manusia tertinggi diatas rata-rata nasional
orang), Bandara Soekarno-Hatta (1.684.394 orang) dan
(71.76) antara lain Sumatera Utara (73.8), Sumatera Barat
Batam (897.298 orang). Kenaikan jumlah wisman terjadi di
(73.4), Riau (75.6), Kepulauan Riau (74.5), DKI Jakarta
sebagian besar pintu masuk utama, dengan persentase
(77.4), Jawa Tengah (72.1), DI Yogyakarta (75.2),
kenaikan tertinggi terjadi di pintu masuk bandara Adi
Kalimantan Tengah (74.4), Kalimantan Timur (75.1) dan
Sumarmo (38,83%), diikuti bandara Soekarno-Hatta
Sulawesi Utara (75.7).
(33,74%). Sementara itu enam pintu masuk mengalami
penurunan dengan penurunan tertinggi di Minangkabau
(49,03%).
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 4
Perkembangan Ekonomi Makro

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi, 2009 ANALISA NILAI TUKAR PETANI


Indonesia 71,8
Papua 64,5
Papua Barat 68,6
Malut 68,6
Maluku 71,0
Sulbar 69,2
Gorontalo 69,8
Sultra 69,5
Sulsel 70,9
Sulteng 70,7
Sulut 75,7
Kaltim 75,1
Kalsel 69,3
Kalteng 74,4
Kalbar 68,8
NTT 66,6
NTB 64,7
Bali 71,5
Banten 70,1
Jatim 71,1
DI Yogyakarta 75,2
Jateng 72,1
Jabar 71,6 Nilai Tukar Petani (NTP) pada Desember 2010 mencapai
DKI Jakarta 77,4
Kep. Riau 74,5 102.75 atau turun 0,13% dibanding bulan sebelumnya.
Bangka Belitung 72,6 Penurunan NTP terjadi pada subsektor tanaman
Lampung 70,9
Bengkulu 72,6 perkebunan rakyat, subsektor peternakan, dan subsektor
Sumsel 72,6
Jambi 72,5
perikanan masing-masing sebesar 0.08%, 1.40% dan
Riau 75,6 0.24%. Pada Desember 2010, terjadi inflasi di daerah
Sumbar 73,4
Sumut 73,8 pedesaan sebesar 1.17% terutama dipicu oleh naiknya
Aceh 71,3 indeks subkelompok bahan makanan.
11
55,0 60,0 65,0 70,0 75,0 80,0 Tabel 1.Nilai Tukar Petani Per Sub Sektor (2007=100)
Sumber: BPS
Nov’10 Des’10 %
Umumnya provinsi yang memiliki indeks pembangunan Tanaman Pangan 99.51 99.63 0.12
manusia cukup tinggi berada pada bagian barat kawasan Hortikultura 108.83 108.98 0.14
Indonesia sementara bagian timur masih tertinggal. Pada Tanaman 104.33 104.25 -0.08
salah satu indikator kesehatan antara lain ekspektasi Peternakan 104.26 102.80 -1.40
angka harapan hidup terlihat beberapa provinsi di wilayah Perikanan 105.95 105.69 -0.24
timur masih berada di bawah rata-rata nasional. Untuk itu,
NTP Nasional 102.89 102.75 -0.13
pembangunan kesehatan dan pendidikan perlu upaya
Sumber: BPS
serius di wilayah timur disamping pembangunan
infrastruktur sehingga antara satu pulau dengan pulau
lainnya terdapat konektivitas. Dari tinjauan perkembangan NTP di 32 provinsi, terdapat
12 provinsi mengalami kenaikan, 19 provinsi mengalami
Ekspektasi Angka Harapan Hidup penurunan dan satu provinsi relatif stabil pada Desember
(live expectancy at birth), 2010
78 2010. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di provinsi Maluku
76 Utara yaitu sebesar 0.67% yang didorong oleh kenaikan
74 pada subsektor tanaman perkebunan rakyat khususnya
72 70.9
harga komoditi kelapa yang naik 2.66%. Sebaliknya
penurunan NTP terbesar terjadi di provinsi Maluku sebesar
70
1.01% yang didorong oleh penurunan pada subsektor
68
tanaman pangan khususnya harga komoditi jagung pipilan
66
yang turun sebesar 7.30%. Sementara provinsi Sumatera
64 Selatan relatif stabil. Pemerintah Propinsi yang mengalami
62 penurunan NTP, perlu mengidentifikasi faktor
DKI Jakarta

Jateng
DI Yogyakarta

Maluku
Jatim

NTT

Kaltim
Bangka Belitung
Aceh

Sumbar

Bengkulu
Lampung

Banten
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumsel

Jabar

Bali
NTB

Kalbar
Kalteng
Kalsel

Gorontalo
Sulteng

Papua
Sulsel
Sulbar
Sultra

Papua Barat
Sumut

Sulut

Malut

penyebabnya. Curah hujan yang tinggi selama beberapa


bulan terakhir diperkirakan berdampak pada kegagalan
panen, yang berarti penurunan pendapatan petani.
12
Sumber: BPS

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 5


Perkembangan Ekonomi Makro

13
PERKEMBANGAN INFLASI
10 Provinsi % Penurunan NTP Terendah,
Desember 2010
-0,13 Nasional
Inflasi pada bulan Desember 2010 mencapai sebesar
-0,25 Sulteng
0.92%. Jauh lebih tinggi daripada ekspektasi pasar
-0,30 Papua
sebesar 0.71%. Selama tahun 2010 terjadi inflasi sebesar
NTT
6.96%, yang melebihi target inflasi Pemerintah dan Bank
-0,30
Indonesia yaitu sebesar 5±1%.
-0,43 Sulbar
-0,44 Jawa Timur Inflasi selama bulan Desember didorong oleh tekanan
-0,58 DI Yogyakarta dari komponen barang bergejolak (volatile food) dengan
-0,60 Aceh sumbangan sebesar 0.65%. Selama tahun 2010,
-0,61 Sulut komponen barang bergejolak merupakan komponen
-0,67 Sultra utama pendorong inflasi, yang tercermin dari tingkat
-1,01 Maluku kenaikan harganya mencapai 17,74%. Hal ini
menunjukkan inflasi di Indonesia mayoritas dipengaruhi
-1,20 -1,00 -0,80 -0,60 -0,40 -0,20 0,00
dari sisi penawaran. Tingginya tekanan inflasi komponen
volatile food disebabkan curah hujan yang tinggi sehingga
Sejak awal tahun 2009, nilai tukar petani mengalami mengganggu distribusi dan produksi.
peningkatan dan relatif stabil sejak awal tahun 2010. Hal
Sementara itu inflasi komponen inti (core inflation) dan
tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil
komponen yang harganya diatur pemerintah
produksi pertanian dan di lain pihak indeks harga barang
(administered prices) masing-masing tercatat sebesar
dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun
4.28% dan 5.40% selama tahun 2010. Pada tahun 2010
untuk keperluan produksi pertanian mengalami penurunan.
core inflation terkendali meski telah berada dalam tren
Marjin antara indeks harga yang diterima petani dan
yang meningkat ditopang terutama oleh nilai tukar yang
indeks harga yang dibayar petani semakin melebar sejak
menguat dan ekspektasi inflasi yang terjaga. Sedangkan
pertengahan 2010. Hal tersebut menunjukkan terdapat
inflasi komponen administered prices relatif moderat
perbaikan kesejahteraan petani yang juga dapat
diakibatkan oleh kenaikan tarif dasar listrik dan biaya
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai tukar petani.
penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
140,00 104,00
20,00%
Perkembangan Nilai Tukar Petani Perkembangan Inflasi
103,00 Umum (% yoy)
135,00
102,00 15,00% Inti (% yoy)
130,00
101,00 Harga Diatur Pemerintah (% yoy)
10,00%
125,00 100,00 Barang Bergejolak (% yoy)

99,00
120,00 Indeks harga yang diterima
5,00%
petani (LHS)
98,00
Indeks harga yang dibayar
115,00 petani (LHS)
97,00 0,00%
Nilai tukar petani (RHS)
Sumber : BPS
Okt
Nov
Des

Okt
Nov
Des
Aug
Sep

Jan
Feb

Apr

Jun

Aug
Mar

Mei

Jul

Sept

110,00 96,00
Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov
-5,00%
14 2009 2010
2009 2010
15 Sumber : BPS
-10,00%

Untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan kinerja


sektor pertanian, pemerintah telah melaksanakan program Selama tahun 2010, kelompok bahan makanan
Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) dan Kredit merupakan penyumbang inflasi terbesar yaitu 15.64%.
Usaha Rakyat (KUR) yang membantu petani dalam Beberapa komoditas yang dominan menyumbang inflasi
pembiayaan. Selain itu juga telah disiapkan selama tahun 2010 adalah beras, tarif listrik, cabai merah,
institusi/kelembagaan pendukung akses pembiayaan emas perhiasan dan bawang merah. Kenaikan harga
seperti KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank), BDS emas perhiasan dipengaruhi oleh perkembangan harga
(Business Development Service) dan Resi Gudang. emas di pasaran dunia.

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 6


Perkembangan Ekonomi Makro

Pada awal Januari 2011, pemerintah telah memberi Dalam asumsi APBN 2011 besarnya inflasi ditetapkan
perhatian khusus untuk mengatasi masalah harga cabai sebesar 5.3% dan sasaran inflasi 2011 yang telah
antara lain metode penaman cabai dengan bibit unggul, ditetapkan dalam PMK No. 143 tahun 2010 sebesar 5±1%.
pemberian benih gratis untuk mendorong masyarakat Pencapaian sasaran inflasi ke depan menghadapi
menanam cabai, imbauan kepada masyarakat untuk berbagai resiko terutama pada komponen volatile food
menggunakan sambal botol dan bubuk untuk sementara maupun komponen administered prices. Resiko pada
dan sistem distribusi yang efektif untuk melancarkan volatile food terkait gangguan pasokan/distribusi yang
pasokan cabai ke pasar. dipicu oleh anomali iklim yang berkelanjutan dan resiko
eksternal terkait kenaikan harga global ditengah
Inflasi Menurut Kelompok Barang & Jasa ketergantungan impor beberapa komoditas. Ancaman
Transpor dan … 0,45 Januari - Desember 2010
2,69 anomali cuaca ekstrim di luar dan dalam negeri patut
0,23
Pendidikan, Rekreasi… 3,29 dicermati secara hati-hati pada tahun 2011. Dampak
Kesehatan 0,09
2,19 kenaikan harga bahan makanan saat ini, yang umumnya
Sumbangan karena faktor musiman nampaknya bisa berkepanjangan.
Sandang 0,45
6,51 Inflasi
1,01
Inflasi Sedangkan untuk administered prices terkait resiko
Perumahan, Air, … 4,08
penyesuaian harga akibat masih besarnya kesenjangan
Makanan Jadi, … 1,23
6,96 antara harga jual dan harga keekonomian.
Bahan Makanan 3,5
15,64
Untuk menekan harga pangan dan menjaga ketersediaan
Umum 6,96
6,96 stok, pemerintah akan menghapuskan tarif bea masuk
16
0 5 10 15 20 untuk empat produk pangan yaitu beras, terigu, kedelai,
Sumber: BPS
dan pakan ternak. Selain itu, beberapa tindakan lain akan
Pantauan atas 66 kota, hanya kota Sorong yang mengalami dilakukan pula diantaranya:
penurunan harga atau deflasi pada Desember 2010. Inflasi 1. Mencukupi stok beras (stok beras Bulog setiap saat
terjadi di kota-kota Pulau Sumatera dikarenakan adanya harus 1,5 juta ton)
gangguan jalur distribusi dan pasokan beberapa komoditas. 2. Melakukan OP beras (Operasi pasar) secara intensif
Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe 2.97% dan terendah dengan volume besar. Saat ini masih 2.000 ton/hari dan
terjadi di Singkawang 0,11%. Selama tahun 2010, kota akan dilipatgandakan menjadi 4.000 ribu ton/hari. OP
Sibolga mengalami inflasi tertinggi tercatat sebesar 11.83% beras tersebut diikuti dengan kegiatan OP pada minyak
kemudian kota Mataram yang tercatat sebesar 11.07%. goreng dan komoditi yang harganya meningkat
Kota - kota di pulau Sumatera banyak mengalami inflasi 3. Melakukan kebijakan fiskal untuk semua produk
tinggi antara lain Sibolga, Pematang Siantar, Jambi, makanan utama yang memberikan dampak kenaikan
Bengkulu, Bandar Lampung dan Pangkal Pinang yang harga tinggi
masuk dalam 10 kota inflasi tertinggi pada tahun 2010. Sedangkan untuk produksi, ada beberapa kegiatan yang
Jika dilihat berdasarkan ibukota propinsi, selama tahun akan dilaksanakan, diantaranya:
2010 tingkat inflasi beberapa daerah jauh diatas inflasi 1. Mempersiapkan lahan baru seluas 2 juta Ha
nasional (6.96%) antara lain Jambi, Mataram, Bandar (menggunakan lahan terlantar dan lahan yang bisa
Lampung, Kupang, Palangkaraya, Bengkulu, Ambon dan dikonversi untuk dijadikan lahan pertanian) dengan
Banjarmasin (ditunjukkan dengan balok warna merah pada pembagian 500 ribu Ha untuk lahan tebu, 500 ribu Ha
grafik berikut). untuk lahan kedelai, dan 1 juta Ha khususnya untuk
padi
2. Melaksanakan program-program sosial (misal BOS,
17 raskin) secara tepat waktu
3. Memberikan bantuan 1000 alat pengering di sentra-
sentra produksi gabah agar pada musim hujan kualitas
gabah tetap bisa dipertahankan
4. Mengefektifkan dana cadangan sebesar Rp 3 triliun
(dengan kriteria-kriteria tertentu, yaitu yang terfokus
pada pangan)

Tingkat Inflasi 2010 Pada Ibukota Provinsi


Sumber: BPS
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 7
Perkembangan Ekonomi Makro

PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS Harga gula pasir domestik di tingkat konsumen cenderung
bergerak stabil hingga minggu kedua Januari 2010.
Fluktuasi harga komoditas bahan pangan selama tahun Sedangkan harga gula pasir di pasar internasional sempat
2010 tampaknya masih berlanjut di awal tahun 2011. naik pada akhir Desember 2010 yang disebabkan oleh
Hingga minggu kedua Januari 2011, harga komoditas buruknya cuaca di negara produsen terutama Australia
pokok domestik cenderung bergerak naik mengikuti tren dan India yang mengganggu proses produksi. Sedangkan
peningkatan harga di bulan Desember 2010. BPS harga cabai rawit dan cabai merah naik signifikan terutama
melaporkan rata-rata harga beras nasional bulan di akhir Desember 2010 hingga pertengahan Januari 2011.
Desember 2010 naik 30,9% dibandingkan Desember Sepanjang tahun 2010 hujan terjadi hampir terus-menerus
2009. Hingga minggu kedua Januari 2011 harga rata-rata sebagai akibat anomali iklim (cuaca ekstrim) sehingga luas
beras umum mencapai Rp. 9.191 per Kg atau naik 1,31% panen cabai menurun karena kerusakan tanaman oleh
dibandingkan dengan periode yang sama bulan Desember hujan dan akibat erupsi Gunung Merapi dan Gunung
2010. Naiknya harga beras masih disebabkan oleh kondisi Bromo. Cuaca ekstrim juga membuat serangan organisme
cuaca ekstrim yang mengganggu kegiatan produksi pengganggu tanaman meningkat sehingga lokasi
sehingga pasokan berkurang. Sejumlah langkah produktivitas turun 30-44% selama dua bulan terakhir di
dipersiapkan oleh pemerintah untuk menstabilkan harga tahun 2010. Kerusakan cabai pada saat pascapanen yang
beras, diantaranya pemberian raskin kepada rumah disebabkan kelembaban tinggi membuat cabai jadi mudah
tangga sasaran dan operasi pasar di bulan Januari-Maret rusak. Petani juga menghindari penanaman untuk
2011 sebelum musim panen . menghindari risiko gagal yang cukup tinggi (biaya investasi
cabai ±Rp. 60 juta/Ha).
Harga minyak goreng curah dan kemasan hingga minggu
kedua Januari 2011 terus naik didorong oleh harga CPO di Perkembangan Harga Gula Pasir Hingga Minggu II
(Rp/Kg) Januari 2011
pasar internasional. Kondisi ini mendorong para produsen 11.300
lokal untuk mengekspor hasil CPO ke luar negeri daripada 11.100
10.900
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sejumlah langkah 10.700
dipersiapkan oleh pemerintah diantaranya berkoordinasi 10.500
10.300
dengan dinas-dinas setempat untuk mengadakan pasar 10.100
9.900
murah. Selain itu, pemerintah juga sedang mempersiapkan 9.700
peraturan mengenai bea keluar CPO. 9.500

Perkembangan Harga Beras Hingga Minggu II


(Rp/Kg)
10.000 Januari 2011
20
9.000
8.000 Gula Pasir (Kg) Konsumen Gula Pasir (Kg) Internasional
7.000
6.000 Perkembangan Harga Cabai Rawit, Cabai Merah
(Rp/Kg) Hingga Minggu II Januari 2011
5.000
65.000
4.000
55.000
45.000

18 35.000
25.000
Beras (Kg) Umum Beras (Kg) Termurah
Beras (Kg) Thai 5% Beras (Kg) Thai 15% 15.000
5.000
Perkembangan Harga Minyak Goreng Hingga Minggu II
(Rp/Liter)
Januari 2011
15.500
14.500 21
13.500
12.500 Cabai Rawit (Kg) Cabai Merah (Kg)
11.500 Sumber: Kemenko Perekonomian
10.500
9.500
8.500

19
Minyak Goreng (Liter) Curah Minyak Goreng (Liter) Kemasan
Minyak Goreng (Liter) (CBOT,cnf,jkt)
Sumber: BPS

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 8


Perkembangan Ekonomi Internasional
Perkembangan Harga Komoditas Dunia Harga logam dasar juga meningkat 6,0% pada Desember
2010 dibandingkan bulan sebelumnya. Harga tembaga
Naiknya harga sejumlah komoditas domestik selain meningkat 8% (meningkat diatas US$9.600/ton pada awal
disebabkan oleh kondisi pasokan di dalam negeri, juga Januari) disebabkan oleh kurangnya persediaan dan
dipengaruhi oleh naiknya sejumlah harga komoditas dunia. lambatnya pasokan hasil tambang. Harga timah naik 2,5%
Harga komoditas dunia menunjukkan kecenderungan karena tingginya permintaan di Cina, sedangkan produksi
meningkat selama tahun 2010. Berdasarkan laporan Bank di Cina sendiri dan di Indonesia mengalami penurunan.
Dunia, indeks harga rata-rata komoditas non energi
mengalami peningkatan hingga tahun 2010 jika Sama halnya dengan komoditas non energi, terjadi
dibandingkan dengan indeks harga rata-rata komoditas non peningkatan indeks harga rata-rata tahunan untuk
energi tahun 2009. Indeks harga rata-rata semua komoditas energi. Indeks harga rata-rata energi tahun 2010
komoditas non energi sepanjang tahun 2010 mencapai mencapai 271,1 yang meningkat jika dibandingkan dengan
269,8. Pada Desember 2010, harga komoditas non energi indeks harga rata-rata tahun 2009. Terjadi peningkatan
kembali mengalami peningkatan sebesar 4,6% setelah semua harga komoditas energi pada Desember 2010 jika
pada bulan sebelumnya meningkat sebesar 3,4%. Harga dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu batubara
komoditas pertanian naik 5,4% dibandingkan dengan 11,9%; minyak mentah 6,5%; dan gas alam 13,7%.
bulan sebelumnya. Harga gandum meningkat 11,83% Naiknya harga batubara disebabkan oleh permintaan yang
dengan adanya kekhawatiran bahwa hujan lebat di tinggi terutama dari Cina dan India sebagai derivasi dari
Australia akan mengurangi hasil produksi dan turunnya tingginya permintaan produksi di kedua negara tersebut
ekspor dari negara produsen. Harga sejumlah komoditas dan sejumlah negara Asia lainnya. Sedangkan banjir di
lemak dan minyak hewan/nabati dan bahan baku (kapas Australia menghambat kegiatan tambang dan pengiriman.
dan karet) juga meningkat. Minyak kelapa sawit Kondisi cuaca juga mengganggu produksi di Kolombia dan
meningkat akibat kondisi cuaca yang mempengaruhi Indonesia. Harga rata-rata minyak mentah pada
kegiatan produksi di Indonesia. Kondisi yang sama juga Desember 2010 mencapai US$90,01/barel dimana pada
terjadi pada produksi minyak kedelai di Argentina. Harga bulan sebelumnya US$84,5/barel. Peningkatan ini didorong
gula naik 6,2% karena buruknya cuaca di negara produsen oleh tingginya permintaan global akan bahan bakar
yaitu Australia dan Brasil. Harga beras juga naik 3,4% pemanas akibat musim dingin yang terjadi di Eropa dan
karena tingginya permintaan impor dari Cina dan Amerika. Naiknya harga minyak terus berlanjut hingga
persediaan yang lebih sedikit karena banjir di Thailand, minggu kedua januari 2011 dimana harga minyak mentah
Vietnam, dan Pakistan. Harga karet naik 10,2% karena brent north sea sempat mencapai US$98,85/barel yang
cuaca basah di Asia Tenggara yang mempengaruhi dipicu oleh kebocoran jaringan pipa utama Alaska pada
produksi dan tingginya permintaan dari Cina. akhir minggu pertama Januari 2011. Data dari Departemen
Energi Amerika menunjukkan turunnya cadangan minyak
mentah Amerika sebesar 2,2 juta barel pada minggu
pertama Januari 2011. Harga gas alam juga mengalami
peningkatan. Harga gas alam di Amerika dan Eropa juga
meningkat seiring tingginya permintaan pemanas akibat
musim dingin.
Perkembangan Harga Komoditas Energi
300
250
200 156,3
150 98,69 79,04
100
50 4,39
0
Coal, Australia ($/mt) Crude oil, avg, spot Natural gas Index Natural gas, US
($/bbl) (2000=100) ($/mmbtu)
23 2008 2009 Jan-Des 2010
Tabel 2. Perkembangan Harga Komoditas Dunia 22
Perkembangan Indeks Harga Komoditas Non Energi Dunia
600

400

200

0
Pertanian Bahan Baku
Bahan Baku Lainnya Pupuk Logam dan Mineral
Logam Dasar
24 Q2-2009 Q3-2009 Q4-2009 Q1-2010 Q2-2010 Q3-2010 Q4-2010

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 9


Perkembangan APBN

Analisa Asumsi Ekonomi Makro dikonversikan dengan nilai tukar cukup banyak,
2011 konsekuensinya APBN akan rentan pada perubahan-
perubahan. Untuk itu Bank Indonesia sebagai mitra
Pada setiap penyusunan ABPN selalu digunakan asumsi pemerintah berupaya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah
Ekonomi yang sekaligus menjadi sasaran pencapaian. khususnya terhadap Dollar AS agar tidak menyebabkan
Fungsi paling penting dari penetapan asumsi dasar kerentanan (vulnerability) APBN terhadap perubahan.
Ekonomi atau sering disebut dengan indikator Ekonomi
Seiring dengan begitu deras aliran modal asing masuk ke
Makro ini adalah menjadi acuan perhitungan beberapa
Indonesia, Bank Indonesia melalui kebijakan dan instrumen
komponen belanja dan penerimaan pemerintah. Artinya,
moneter menjaga likuiditas Rupiah dengan menggiring
bila ada perubahan nilai asumsi dasar akan merubah
Dollar AS di sistem perbankan masuk pada Cadangan
pula perhitungan ABPN. Enam asumsi dasar utama
Devisa, sehingga Rupiah tetap stabil pada kisaran nilai
yang ditetapkan untuk penyusunan APBN meliputi: (1)
tukar yang ditargetkan. Derasnya aliran modal asing masuk
Pertumbuhan ekonomi, yaitu pertumbuhan produk
atau capital inflow ini dapat menyebabkan Rupiah
domestik bruto (PDB) yang menggambarkan besarnya
mengalami peningkatan nilai (apresiasi) yang berdampak
outcome perekonomian Indonesia, (2) nilai tukar Rupiah
pada harga barang ekspor Indonesia menjadi relatif lebih
terhadap Dollar Amerika Serikat, (3) Suku bunga
mahal, sedangkan barang impor menjadi relatif lebih
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), (4) Inflasi, (5) Harga
murah. Tanpa stabilisasi, arus impor akan menjadi lebih
minyak dalam Dollar Amerika Serikat per barel dan (6)
besar dari ekspor mengakibatkan perdagangan Indonesia
produksi atau lifting minyak mentah Indonesia dalam
menjadi defisit (lebih besar impor daripada ekspor).
satuan juta barel per hari. Sebenarnya tidak hanya enam
asumsi tersebut yang digunakan untuk menggambarkan Asumsi dasar ketiga, suku bunga SBI yang umumnya
perekonomian secara keseluruhan yang akan dirujuk digunakan tenor 3 bulan. SBI sendiri merupakan instrumen
oleh APBN. BPK misalnya dalam hasil audit Laporan kebijakan moneter Bank Indonesia untuk menjaga likuiditas
Keuangan Pemerintah Pusat memaparkan 21 indikator Rupiah dan menjadi salah satu acuan tingkat suku bunga
ekonomi. Dapat dibayangkan betapa rumit penyusunan kredit perbankan (lending rate) bersama dengan inflasi.
APBN apabila sekian banyak indikator ekonomi dijadikan Suku bunga kredit berubah seiring dengan perubahan SBI
asumsi dasar untuk penyusunan anggaran pemerintah. dan inflasi, artinya jika inflasi menurun dan SBI turun, besar
kemungkinan suku bunga kredit akan turun, demikian pula
Kita kupas satu per satu enam asumsi pokok Ekonomi
sebaliknya. Perubahan asumsi ini salah satunya akan
yang ditargetkan pada UU No. 10 tahun 2010 tentang
mempengaruhi perhitungan kewajiban pemerintah pada
APBN 2011. Asumsi dasar pertama, pertumbuhan
bank sentral dan sebaliknya. Beberapa pengeluaran
ekonomi yang dihitung dari perkembangan PDB dalam
pemerintah yang realisasinya melibatkan perhitungan
persentase dibandingkan periode sebelumnya. Pada
jangka waktu ditaksir dengan asumsi ini. APBN tahun 2011
APBN 2011, pertumbuhan ekonomi ditaksir sebesar
mentarget-kan suku bunga SBI sebesar 6,5% atau sama
6,4%, artinya, outcome yang dihasilkan dari kegiatan
dengan tahun sebelumnya.
perekonomian Indonesia selama tahun 2011 ini akan
berkembang lebih besar 6,4% dibandingkan dengan Hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia awal tahun
outcome tahun lalu. Pada Siaran Pers Kementerian 2011 menyatakan bahwa suku bunga SBI belum akan
Keuangan tanggal 3 Januari 2011 PDB harga berlaku berubah dari tingkat 6,5% karena perkembangan kondisi
2010 diproyeksi akan terealisasi sebesar Rp 6.351,9 ekonomi yang masih stabil. Bayang-bayang kenaikan inflasi
trilyun, jadi dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 2011 mungkin saja mendorong kenaikan suku bunga tetapi
akan sebesar 6,4% dan ditambah asumsi inflasi 5,3%, belum akan terjadi. Bilamana inflasi bergerak naik cukup
maka PDB harga berlaku 2011 kira-kira akan sebesar signifikan, bisa saja suku bunga SBI akan disesuaikan
Rp 7.095 trilyun. Asumsi inflasi ini ditambahkan dengan sebagai upaya mengerem kenaikan inflasi tetapi hal ini juga
pertumbuhan ekonomi (6,4% + 5,3% = 11,7%) untuk akan membawa dampak pada kenaikan biaya modal dan
menghitung nilai proyeksi PDB dalam harga berlaku pembiayaan kredit.
tahun 2011. Bila digunakan PDB harga konstan, asumsi Asumsi dasar keempat adalah inflasi atau kecenderungan
inflasi tidak lagi ditambahkan untuk menghitung kenaikan harga-harga komoditas tertentu. Inflasi atau price
perkiraan PDB tahun 2011. index di Indonesia menggunakan indeks harga konsumen
Asumsi dasar kedua adalah nilai tukar Rupiah terhadap (IHK) yang memperhitungkan perkembangan harga
Dollar Amerika Serikat penting digunakan untuk barang-barang tertentu di tingkat konsumen dan
mengkonversikan beberapa komponen APBN seperti dibandingkan dengan periode sebelumnya. Saat ini ada
penerimaan hibah dan bea masuk, penerimaan pajak tiga kelompok inflasi, yaitu kelompok inflasi makanan
migas, belanja dalam valuta asing dan pembiayaan bergejolak (volatile food inflation) seperti beras, gula dan
defisit negara. Pada tahun 2011, nilai tukar rata-rata sebagainya, kelompok harga yang diatur penetapannya
ditargetkan sebesar Rp 9.250 per Dollar AS. Kita (administered price), misalnya bahan bakar minyak, tarif
bayangkan jika nilai tukar Rupiah sangat berfluktuasi dasar listrik, dan lain-lain, serta kelompok inflasi inti (core
sementara komponen APBN yang harus inflation),
……… Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 10
Perkembangan APBN

yaitu kelompok barang yang harganya tidak mempunyai Tetapi di lain sisi juga menambah beban pada pengeluaran
tren gejolak seperti kedua kelompok sebelumnya. subsidi apalagi konsumsi BBM yang terus lebih tinggi dari
Pada tahun 2010 lalu, terjadi deviasi inflasi dari yang pada produksi minyak domestik.
ditargetkan karena adanya gejolak harga pangan. Potensi pembiayaan APBN untuk sektor produktif dapat
Semestinya inflasi terkendali pada kisaran 5% ± 1% tetapi menyusut jika beban subsidi BBM terus bertambah karena
sayangnya realisasi inflasi sebesar 6.96%. Inflasi untuk impor BBM yang harus dilakukan dengan harga yang
APBN 2011 diharapkan dapat terealisasi pada kisaran melonjak. APBN tahun 2011 sudah mempertimbangkan
5,3%. Ini menjadi tantangan yang tidak mudah karena resiko kenaikan harga minyak pada tingkat yang
gejolak beberapa komoditas yang mempengaruhi besaran ditoleransi. Dikaitkan dengan produksi minyak domestik
inflasi masih terjadi di awal tahun. Sedangkan beberapa yang dapat didorong naik serta alih konsumsi pada sumber
kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2011 energi lain dapat mengurangi beban subsidi BBM,
berpotensi menyumbang inflasi seperti pengalihan sehingga APBN kita menjadi lebih sehat. Pada APBN
konsumsi premium ke BBM non subsidi untuk kendaraan tahun 2011, pemerintah menetapkan target harga minyak
pribadi. Tren inflasi juga terlihat bergerak mengikuti sebesar US$ 80 per barel. Kenaikan harga minyak dunia
kenaikan harga minyak dunia yang saat ini masih berada yang sudah mencapai lebih dari US$ 90 per barel saat ini
diatas US$ 90 per barel seperti gambar berikut. diharapkan segera turun begitu musim dingin berakhir
karena kebutuhan untuk mesin pemanas sudah mulai
Perkembangan Inflasi Nasional dan Harga Minyak berkurang. Asumsi harga minyak tidak bisa dikendalikan
(%) Mentah Dunia (US$/barel)
14,00 160 sehingga termasuk sebagai gejolak eksternal (external
12,00 140 shock) yang perlu diwaspadai. Harga minyak sepenuhnya
10,00 120
100 terbentuk karena mekanisme pasar minyak dunia. Dengan
8,00
6,00
80 semakin pulih perekonomian dunia yang ditandai dengan
60
4,00 40 berkembangnya industri di setiap negara akan menaikkan
2,00 20 permintaan energi khususnya dari minyak, sementara jika
0,00 0
produksi minyak tersendat, harga minyak akan
M1-2007
M4-2007
M7-2007
M10-2007
M1-2008
M4-2008
M7-2008
M10-2008
M1-2009
M4-2009
M7-2009
M10-2009
M1-2010
M4-2010
M7-2010
M10-2010

melambung.
25
Produksi minyak mentah adalah asumsi dasar keenam
Sumber: BPS & CEIC Inflasi Harga Minyak (RHS) dalam APBN. Kontribusi migas masih cukup berarti bagi
penerimaan negara sekalipun sudah tergantikan dengan
Laporan dari FAO dan kajian dari Foreign Policy yang penerimaan perpajakan sejak 10-15 tahun terakhir. Pada
sering menjadi rujukan analis ekonomi politik menyatakan era 1970-1980, Indonesia masih berlimpah minyak bumi
bahwa krisis pangan dunia membayangi tahun 2011 yang produksinya mencapai lebih dari 1,5 juta barel per
akibat cuaca yang tidak menentu dapat mengakibatkan hari. Sayangnya, produksi minyak bumi kita terus menurun
lonjakan harga pangan dan ini akan berpengaruh pada yang menurut para ahli ekonomi energi akibat kegiatan
inflasi. Perubahan inflasi akan berpengaruh pada realisasi eksplorasi yang menurun. Cadangan minyak Indonesia
belanja barang pada APBN, dengan kata lain harga diyakini masih 80 milyar barel dan butuh eksplorasi yang
barang yang dibeli tidak lagi mencukupi dengan anggaran lebih intensif untuk memompa minyak dari perut bumi. Di
yang ada. Oleh karena itu sangat penting mengendalikan samping itu, letak Indonesia yang berada di sabuk api
inflasi agar harga barang secara riil tidak menjadi lebih menyimpan gas alam luar biasa dapat menjadi energi
mahal. alternatif.

Harga minyak menjadi asumsi dasar kelima. Perlu Produksi minyak mentah tahun 2011 ditargetkan sebesar
menjadi pemahaman bahwa APBN kita sangat 970.000 barel per hari. Tahun lalu target produksi minyak
dipengaruhi oleh harga minyak karena dua komponen, mentah belum dapat dicapai. Asumsi ini akan berpengaruh
yaitu penerimaan migas yang ada dalam bagian untuk menambahkan potensi penerimaan negara dari
penerimaan perpajakan dari migas dan bagian pajak migas dan PNBP, sehingga defisit anggaran dapat
penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Sedangkan dari ditekan dan ketergantungan pada pinjaman luar negeri
sisi belanja, subsidi BBM dan PLN juga terpengaruh pada dapat dikurangi. Produksi minyak mentah masih menjadi
harga BBM. Peningkatan harga minyak seperti saat ini andalan untuk menyediakan sumber pembiayaan bagi
membawa berkah sekaligus beban. Realisasi penerimaan APBN termasuk transfer ke daerah. Hasil penerimaan
negara tahun lalu memenuhi target karena sumbangan minyak mentah ini harus digunakan untuk pembiayaan
penerimaan pajak migas yang jauh melampaui target. produktif agar selaras dengan semakin berkurangnya
Jadi, kenaikan harga minyak jelas akan mendorong potensi sumber daya alam yang kelak beralih ke
kenaikan penerimaan negara dari pajak dan PNBP. infrastruktur yang memberikan sumber penerimaan baru
lebih besar.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 11
Perkembangan Kebijakan & Regulasi Ekonomi

Membuat Perda yang Berkualitas


Dari tabel diatas, menunjukkan masih banyaknya perda
dan Mensejahterakan yang dibatalkan karena bertentangan dengan peraturan
Perda pada hakekatnya diterbitkan untuk mewujudkan lain dan menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Beberapa
kesejahteraan masyarakat. Namun pada kenyataan banyak provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa
Perda yang tidak memiliki dasar atau tidak diperlukan, Timur menunjukkan persentase perda yang disetujui
sehingga menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan cukup tinggi. Sementara provinsi lain seperti Gorontalo,
mengurangi daya saing. Perda yang diterbitkan juga Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat cukup banyak
banyak yang tidak mempertimbangkan beban yang perda yang dibatalkan.
ditanggung masyarakat/pengusaha. Selain itu, Perda yang Untuk menghasilkan regulasi yang lebih baik, pemerintah
dibuat dominan tidak secara partisipatif melibatkan daerah dapat menggunakan metode Regulatory Impact
stakeholders yang terkait regulasi tersebut. Hal ini tercermin Assessment (RIA). Prinsip-prinsip dasar RIA untuk
dari hasil evaluasi perda yang dilakukan oleh Kemenkeu membuat Perda yang baik (good regulation), yaitu :
seperti tercantum pada tabel berikut  Minimum effective regulation. Prinsip ini menekankan
bahwa pemerintah sebaiknya hanya mengeluarkan
No Provinsi Proses Setuju Batal Total
regulasi untuk hal-hal yang memang tidak dapat
1 Nanggroe Aceh Darussalam 98 132 33 263 dicapai dengan cara lain (selain malalui penerbitan
2 Sumatera Utara 142 304 208 654 regulasi).
3 Sumatera Barat 176 265 108 549  Competitive neutrality. Prinsip ini mencerminkan
4 Riau 71 124 66 261 pandangan umum bahwa mekanisme pasar kompetitif
5 Riau Kepulauan 21 20 17 58 telah terbukti dapat menjadi sarana terbaik dalam
6 Jambi 146 163 55 364 menyediakan barang dan jasa kepada publik dengan
harga yang paling rendah.
7 Sumatera Selatan 228 141 41 410
 Transparency (participation). Prinsip ini mencerminkan
8 Bangka Belitung 57 64 39 160
budaya demokratis yang menekankan bahwa setiap
9 Bengkulu 94 48 28 170 proses perumusan hukum dan kebijakan publik harus
10 Lampung 84 152 35 271 secara penuh memperhatikan aspirasi masyarakat.
11 DKI Jakarta 0 11 1 12 Regulasi yang dirumuskan melalui proses yang
12 Jawa Barat 155 428 158 741 transparan, dan melibatkan partisipasi masyarakat,
13 Banten 67 80 49 196 akan efektif dan memperoleh dukungan dari
masyarakat dan para stakeholders.
14 Jawa Tengah 211 881 148 1240
15 D.I. Yogyakarta 41 90 51 182
16 Jawa Timur 146 680 233 1059 Masalah yang dihadapi dunia Usaha
17 Kalimantan Barat 42 142 77 261
18 Kalimantan Tengah 158 246 112 516
19 Kalimantan Selatan 113 176 74 363
20 Kalimantan Timur 204 198 65 467 Kebijakan dan Aspek Hukum
21 Sulawesi Utara 136 64 35 235
Akses pada Bahan Baku dan
22 Gorontalo 114 40 35 189 Pemasaran
23 Sulawesi Tengah 151 62 52 265
Transportasi
24 Sulawesi Selatan 416 212 112 740
25 Sulawesi Barat 39 24 17 80 Akses pada Pendanaan
26 Sulawesi Tenggara 141 63 51 255
27 Bali 71 145 53 269 Prasarana (Daya Listrik, Komunikasi)

28 Nusa Tenggara Barat 122 157 104 383 Akses pada Informasi, Penyelasian
29 Nusa Tenggara Timur 102 241 49 392 Masalah Jaringan

30 Maluku 11 41 28 80 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%


31 Maluku Utara 80 24 12 116
32 Papua 32 120 83 235 26
Sumber: Berbagai sumber (diolah)
33 Irian Jaya Barat 25 53 56 134
Total 3694 5591 2285 11570
Tabel 3. Rekapitulasi Perda Per Provinsi. Sumber: DJPK, Kemenkeu
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 12
Perkembangan Kebijakan & Regulasi Ekonomi

Perda yang tidak efesien menyebabkan kinerja ekonomi PERDA DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
yang buruk. Hal ini terkait dengan adanya biaya untuk Penyelenggaraan pemerintahan diarahkan untuk
mematuhi regulasi (compliance costs), kompetisi, dan mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
daya saing. Terjadi kegagalan pasar versus kegagalan melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan
pemerintah. Alasan utama pemerintah Daerah partisipasi masyarakat, serta peningkatan daya saing.
mengeluarkan Perda pada umumnya adalah karena terjadi Pemerintah dituntut untuk berperan terutama dalam
kegagalan pasar, antara lain terkait dengan ekternalitas menyediakan kerangka bagaimana mengatur masyarakat
dan produksi public good. Namun demikian, pengaturan terkait dengan :
oleh Pemerintah Daerah juga tidak selamanya baik,  Pengorganisasian masyarakat, siapa melakukan apa :
mengingat adanya kemungkinan kegagalan pemerintah, sektor swasta-sektor publik masyarakat sipil, dan
terutama terkait dengan informasi yang asimetris. Jika bagaimana pihak-pihak tersebut bekerjasama.
pemerintah tidak memiliki informasi yang cukup  Peran untuk pembangunan ekonomi; regulasi untuk
dibandingkan para pelaku usaha di lapangan, maka bisnis swasta; regulasi untuk pasar; dan sebagainya.
pengaturan oleh pemerintah dapat menjadi lebih jelek  Peran untuk pembangunan sosial dan budaya;
(inferior) dibandingkan keputusan oleh ribuan pelaku pendidikan, agama, keamanan sosial, dan sebagainya.
usaha di lapangan.
Semua tindakan pemerintah, baik berupa pengumpulan
Desentralisasi telah menumbuhkan optimisme bagi PAD, pelayanan masyarakat, maupun pembuatan Perda,
perbaikan demokratisasi di Indonesia, sekaligus hendaknya tidak bertentangan dengan tujuan akhir
memberikan peluang besar kepada daerah pemerintah untuk menciptakan kemakmuran dan
mengembangkan perekonomian . Namun demikian, dalam kesejahteraan masyarakat. Pembuatan Perda oleh
menentukan regulasi bagi daerahnya, banyak daerah yang pemerintah tidak boleh hanya dilihat sebagai pelaksanaan
menetapkan regulasi (Perda )tanpa memperhatikan wewenang pemerintah. Melainkan, fungsi pembuatan
dampaknya terhadap kehidupan masyarakat dan iklim Perda hendaknya menjadi penting yang mendukung
investasi. terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Setiap tahapan dalam RIA juga menuntut transparasi, Dalam penerbitan Perda, pemerintah harus
partisipasi stakeholders yang terkait regulasi tersebut, dan menyeimbangkan antara perlindungan terhadap
akuntabilitas dari pihak pembuat regulasi . Metode RIA kepentingan masyarakat dan beban yang harus ditanggung
telah banyak dilaksanakan terutama diberbagai negara oleh mereka yang terkena regulasi. Pada satu sisi, regulasi
harus melindungi kepentingan masyarakat, seperti
maju, dan telah dianggap efektif sebagai salah satu
kelestarian lingkungan, kesehatan masyarakat, keamanan
metode untuk mengurangi hambatan-hambatan regulasi
dan ketertiban, serta kecukupan dana (PAD) untuk
dan mendorong terciptanya iklim usaha kondusif.
melakukan pelayanan publik. Pada sisi lain, Perda tidak
RIA adalah metode untuk menganalisis dampak dari suatu boleh membebani masyarakat terlalu berlebihan sehingga
regulasi RIA membantu pembuat kebijakan untuk menghalangi masyarakat dan dunia usaha dalam
menentukan alternatif mana yang paling baik dengan membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan dan
memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat kemakmuran. Tantangan dalam perumusan regulasi adalah
yang akan diperoleh bila suatu regulasi dilaksanakan. bagaimana agar regulasi yang dibuat membuat daerah
Analisis RIA melibatkan konsultasi dengan para pemangku tetap mempunyai daya saing yang tinggi dibanding daerah
kepentingan (stakeholders) yang mendapat pengaruh dari lain. Dalam konteks nasional, bagaimana regulasi tetap
regulasi yang sedang dibahas. Hasil analisis RIA ditulis membuat Indonesia mempunyai daya saing di tingkat
dalam sebuah laporan yang disebut RIA Statement (RIAS) internasional. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
yang dilampirkan pada rancangan regulasi yang diajukan. pemerintah dapat menerapkan prakarsa RIA.
RIA adalah alat evaluasi kebijakan, sebuah metode yang Regulasi merupakan instrument penting yang digunakan
bertujuan menilai secara sistematis pengaruh negatif dan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan publik pada
positif regulasi yang sedang diusulkan ataupun yang berbagai bidang. Namun demikan, regulasi dapat
sedang berjalan. RIA juga berfungsi sebagai alat menyebabkan timbulnya resiko, yakni dapat menghambat
pengambilan keputusan, suatu metode yang secara inovasi dan menimbulkan hambatan yang tidak perlu bagi
sistematis dan konsisten mengkaji pengaruh yang dunia usaha- terutama UMKM-, Perdagangan, investasi
ditimbulkan oleh tindakan pemerintah, dan dan peluang pasar global. Regulasi yang tidak efesien dan
mengkomunikasikan informasi kepada para pengambil tidak diimplementasikan dengan baik, akan mengurangi
kinerja dunia usaha. Studi yang dilakukan Bank Dunia di 69
keputusan.
Negara tahun 2000, misalnya, menyimpulkan bahwa
regulasi merupakan kendala terbesar dalam menjalankan
usaha di Negara-negara anggota (OECD).

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 13


Perkembangan Penyaluran KUR

REALISASI PENYALURAN Penyaluran KUR Menurut Sektor Ekonomi


KREDIT USAHA RAKYAT 2010 Januari - Desember 2010
Perdagangan,
Perkembangan penyaluran KUR pada Januari - Desember Restoran & Pengangkutan,
Hotel Pergudangan &
2010, menunjukkan BPD yang telah menyalurkan KUR 57,0% Komunikasi
1,1%
bertambah menjadi 13 bank seperti BPD Jatim, BPD Jasa-jasa
Jabar-Banten, BPD Jateng, BPD Nagari, BPD DKI, BPD Dunia Usaha
6,6%
DIY, BPD NTB, BPD Kalbar, BPD Kalteng, BPD Kalsel, Jasa-jasa
BPD Maluku, BPD Papua serta BPD Sulut. KUR yang telah Sosial/
Pertanian Masyarakat
disalurkan oleh 6 bank pelaksana yaitu BRI, BNI, BTN, 18,8% 3,2%
Konstruksi Lain-lain
Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin dan 13 2,5% 8,2%
BPD pada tahun 2010 mencapai Rp 17.23 triliun kepada Listrik, Industri
1.437.650 debitur yang tersebar di 33 provinsi di seluruh Gas & Air Pengolahan Pertambangan
0,0% 2,4% 0,1% 27
Indonesia dengan rata-rata kredit sebesar Rp 11.98 juta Sumber: Kemenko Perekonomian
per debitur dengan Non Performing Loan (NPL) untuk 6
bank pelaksana rata-rata 2.52%. Jika kondisi kondusif tersebut tercipta maka akan
meningkatkan motivasi TKI bekerja produktif dan
Sektor ekonomi yang paling banyak dibiayai dengan mematuhi ikatan kontrak yang selanjutnya akan semakin
penyaluran KUR selama tahun 2010 yaitu perdagangan, banyak TKI mengirimkan remitansi melalui lembaga
restoran dan hotel sebesar Rp 9.82 trilliun (57%) dengan keuangan.
1,057,525 debitur. Kemudian diikuti oleh pertanian Pada akhir tahun 2010, ada tiga bank yang siap
sebesar Rp. 3.25 triliun (18,8%) dengan 246.407 debitur. menyalurkan KUR TKI yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI),
Perkembangan penyaluran KUR kepada sektor lain dapat Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI). Tiga bank
dilihat pada grafik 26 berikut. tersebut pada acara peluncuran KUR TKI telah melakukan
akad kredit yang disaksikan oleh Presiden. Jumlah kredit
Penyaluran KUR selama tahun 2010 terbesar pada yang disalurkan berkisar antara Rp. 5 juta – Rp. 10 juta
propinsi-propinsi di Pulau Jawa. Sedangkan terendah pada untuk TKI yang bekerja di sektor konstruksi di Malaysia.
pulau Irian Jaya seperti terlihat pada grafik 27. Tercatat Sebagai pilot project akan disalurkan KUR TKI oleh ketiga
lima propinsi yang berhasil menyalurkan kur terbanyak bank tersebut kepada 200 orang.
selama tahun 2010 yaitu Jawa Tengah (14.8%), Jawa
Sumber: Kemenko Perekonomian
Timur (14.2%), Jawa Barat (14.4%), Sulawesi Selatan
(5.2%) dan Sumatera Utara (4.4%). Peningkatan Penyaluran KUR Januari-Desember 2010 Menurut Pulau
penyaluran KUR pada propinsi-propinsi lain diharapkan
dapat tercapai melalui kontribusi bank pembangunan
daerah yang semakin besar. Untuk itu diperlukan
dorongan dari pemerintah propinsi di luar Jawa.

KUR juga diperluas untuk Tenaga Kerja Indonesia. Pada


tanggal 15 Desember 2010, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono telah meluncurkan program Kredit Usaha
Rakyat Bagi Tenaga Kerja Indonesia (KUR TKI) di 28
Surabaya. Arahan penyusunan program KUR TKI
tercantum didalam Instruksi Presiden No.1 Tahun 2010
tentang Percepatan Pembangunan Tahun 2010.
Penyusunan skema kredit tersebut dikoordinir oleh
Kementerian Koordinator Perekonomian dengan instansi
terkait Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI
(BNP2TKI) dan bank pelaksana KUR. Tujuan penyaluran
KUR TKI adalah membantu TKI dalam pembiayaan proses
penempatan bekerja di luar negeri. Dengan memanfaatkan
kredit ini TKI akan terhindar dari jerat utang rentenir. Selain
itu fasilitas kredit ini diharapkan mengurangi permasalahan
sosial yang timbul akibat potongan gaji yang sangat besar
pada tahun pertama TKI bekerja.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 14
Perkembangan Ekonomi & Keuangan Daerah

TINGKAT KEMISKINAN DAERAH harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan
dari kemiskinan. Pada periode Maret 2009—Maret 2010,
Penurunan jumlah penduduk miskin merupakan prioritas
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
nasional yang penting. Jumlah penduduk miskin
Keparahan Kemiskinan (P2) menurun. Indeks Kedalaman
diupayakan menurun dari 13,3% tahun 2010 menjadi 8-
Kemiskinan turun dari 2,50 pada 2009 menjadi 2,21 pada
10% pada tahun 2014. Penurunan jumlah penduduk
2010. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan turun
miskin diupayakan diikuti dengan perbaikan pemerataan
dari 0,68 menjadi 0,58 pada periode yang sama. Penurunan
pendapatan sebagaimana terjadi pada periode 2007-2010.
nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata
Ukuran kemerataan pendapatan suatu daerah atau negara pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin
dapat ditunjukkan dengan koefisien gini. Angka koefisien mendekati garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran
gini terletak antara 0 dan 1 dengan 0 mencerminkan penduduk miskin juga semakin menyempit.
kemerataan sempurna sedangkan 1 mencerminkan
Pantauan atas 33 provinsi, pada tahun 2010 masih banyak
ketidakmerataan sempurna. Sesuai dengan data Susenas
provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan jauh diatas tingkat
BPS, nilai koefisien gini Indonesia tahun 2010 menurun
kemiskinan nasional antara lain provinsi Papua, Papua
menjadi 0.33 (sebelumnya 0.36 pada tahun 2009). Nilai
Barat, Maluku, Sulawesi Tenggara dan NTT. Provinsi yang
koefisien gini Indonesia semakin menurun sejak tahun
memiliki tingkat kemiskinan terbesar pada provinsi Papua
2008. Hal tersebut menunjukkan sejak tahun 2008, tingkat
(36.8%), Papua Barat (34.88%) dan Maluku (27.74%).
kemerataan pendapatan Indonesia semakin merata. Pada
Sedangkan tingkat kemiskinan terendah pada provinsi DKI
tahun 2010, tingkat kemerataan pendapatan di perkotaan
Jakarta (3.48%), Bali (4.88%) dan Kalimantan Selatan
semakin merata sedangkan tingkat kemerataan
(4.21%). Untuk itu, kedepannya upaya-upaya untuk
pendapatan di pedesaan semakin tidak merata. Padahal
mengurangi tingkat kemiskinan harus secara lebih merata.
persentase penduduk miskin paling banyak di daerah
pedesaan.

Koefisien Gini 0,38 0,37


0,37 0,36 0,36
0,34 31
0,33
0,32

0,27

0,22
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: BPS Kota Desa Kota+Desa 29
Persentase penduduk miskin di pedesaan pada 2010
tercatat sebesar 16.56% (19, 9 juta orang) sedangkan di
perkotaan sebesar 9.87% (1,1 juta orang). Secara total,
tingkat kemiskinan Indonesia pada Maret 2010 sebesar
13.33% (31 juta orang). Sejak tahun 2006, tingkat Untuk mengatasi kemiskinan khususnya daerah tertinggal,
kemiskinan Indonesia menurun. Namun persoalan pemerintah telah meluncurkan program bedah desa
kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan melalui pola kemitraan sebagai instrumen untuk
persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu pembangunan kawasan pedesaaan terpadu didaerah
diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari tertinggal. Strategi dasar program Bedah Desa mencakup
kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah upaya meningkatkan keterpaduan dan sinergi
penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
Jumlah Penduduk Persentase pengendalian pembangunan daerah tertinggal yang
Miskin (juta orang) Penduduk Miskin
55 49,5 48,0 (%) 26 dilakukan oleh lintas pelaku pada berbagai tataran
50 24 pemerintahan; menerapkan keterpaduan dan sinergi
45 24,2 39,3 22
40 23,4 38,7 37,9 38,4 37,3 36,1 37,2 pendekatan pembangunan sektoral, pembangunan
35,1 35,0 20
35 32,5 31,0 kewilayahan, dan pembangunan partisipatif. Disamping itu,
18
30 19,1 penanggulangan kemiskinan juga dilakukan melalui
18,4 18,2 17,8 16
25 17,4
16,7 16,0 16,6 14 penajaman program bantuan dan perlindungan sosial
20 15,4
15 14,2
13,3
12 terpadu; peningkatan efektifitas dan keberlanjutan PNPM
10 10 Mandiri; peningkatan akses ke usaha mikro dan kecil; dan
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 30 peningkatan koordinasi pusat dan daerah.
Jumlah penduduk miskin Persentase Penduduk Miskin
Sumber: BPS Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 15
Perkembangan Ekonomi & Keuangan Daerah

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN


PENGANGGURAN DAERAH
33
Kondisi perekonomian semakin baik. Pertumbuhan
ekonomi terus mengalami perbaikan dari triwulan ke
triwulan. Pada tahun 2010 diperkirakan akan mencapai
6%, di atas target semula sebesar 5,8%, dan jauh di atas
pertumbuhan di 2009 (4,5%). Pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada triwulan III-2010 tercatat sebesar
5.8%(yoy) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-
2010 yang tercatat sebesar 6.2%(yoy). Secara sektoral,
penurunan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2010
dikarenakan adanya perlambatan pertumbuhan pada
sektor pertanian, pertambangan dan penggalian karena
anomali iklim (curah hujan yang tinggi). Sedangkan secara *Pertumbuhan ekonomi papua tanpa Freeport sedangkan pertumbuhan
pengeluaran, penurunan pertumbuhan ekonomi ekonomi papua dengan memasukkan Freeport sebesar -10.4%
dikarenakan rendahnya realisasi belanja pemerintah.
Sementara pertumbuhan ekonomi selama tahun 2010
(triwulan I sd III-2010) tercatat sebesar 5.9% yoy 34
meningkat dibandingkan triwulan I sd III-2009 (4.2%). Hal
tersebut menunjukkan adanya pemulihan pertumbuhan
ekonomi akibat krisis global.

Tingkat Pengangguran Propinsi. Sumber: BPS


Kenyatannya beberapa provinsi yang mengalami
pertumbuhan diatas rata-rata nasional pada tahun 2010,
tingkat penganggurannya masih juga berada diatas rata-
rata nasional antara lain Sumatera Utara, Riau, DKI
Pertumbuhan Ekonomi (% yoy). Sumber: BPS 32
Jakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi
Pemulihan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 tidak Selatan. Hal tersebut menunjukkan daya serap
hanya ditingkat nasional tetapi juga tingkat daerah. perekonomian dalam menyerap tenaga kerja di daerah
Pemulihan terjadi pada pertumbuhan ekonomi provinsi- tersebut belum maksimal sehingga perlu ditingkatkan.
provinsi yang terus membaik. Sebagian provinsi Namun demikian, terdapat perbaikan dalam penyerapan
mengalami pertumbuhan yang ekonomi yang cukup tenaga kerja pada tahun 2010 apabila dibandingkan 2009.
signifikan selama tahun 2010 (triwulan I sd III-2010). Secara umum pada tahun 2010 tingkat pengangguran di
Beberapa provinsi mengalami pertumbuhan ekonomi jauh provinsi menurun dibanding tahun sebelumnya kecuali
diatas pertumbuhan ekonomi nasional selama triwulan I-III provinsi Riau dan Papua Barat.
2010 antara lain Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Beberapa provinsi yang memiliki tingkat pengangguran
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan jauh diatas rata-rata nasional antara lain Banten, Jawa
Sulawesi Selatan. Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan
Namun kualitas pertumbuhan daerah dalam menyerap Maluku. Secara sektoral, sektor pertanian, perdagangan,
tenaga kerja masih belum maksimal meskipun terdapat jasa kemasyarakatan & sektor industri secara berurutan
perbaikan. Idealnya saat pertumbuhan ekonomi menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja
meningkat, tingkat penciptaan lapangan kerja juga pada bulan Agustus 2010. Pekerja masih mendominasi di
meningkat sehingga dapat mengurangi pengangguran.
sektor informal yakni sekitar 66.94.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | Januari 2011 16
DAFTAR ISTILAH
 Ekspor adalah pembelian langsung atas barang dan jasa (barang, jasa pengangkutan, jasa asuransi,
komunikasi, pariwisata, dan jasa lainnya) di wilayah domestik oleh penduduk negara lain.

 Impor adalah pembelian langsung atas barang dan jasa (barang, jasa pengangkutan, jasa asuransi,
komunikasi, pariwisata, dan jasa lainnya) di wilayah domestik oleh penduduk negara lain

 Inflasi merupakan indikator perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Barang dan
jasa tersebut jumlahnya sangat banyak, namun “keranjang” barang dan jasa yang digunakan untuk
menghitung konsumsi rumah tangga seluruhnya berjumlah 774 komoditas. Jumlah komoditas tersebut
bervariasi antarkota, yang terkecil terdapat di Kota Tarakan sebanyak 284 komoditas, sedangkan yang
terbanyak terdapat di Jakarta (441 komoditas), secara rata-rata sebanyak 335 komoditas (dari 66 kota).
Angka tersebut merupakan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2007 yang merupakan patokan untuk
menyusun inflasi.

 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli
petani dipedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang
dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat
pula tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima
petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani adalah indeks harga
yang menunjukan perkembangan harga produsen dari hasil produksi petani. Indeks harga yang dibayar
petani adalah indeks harga yang menunjukan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu
kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan menghasilkan produksi pertanian.

 Regulatory Impact Assessment (RIA) adalah metode sistematis yang digunakan untuk menganalisis regulasi
baru yang akan diterbitkan maupun untuk mereview regulasi yang sudah ada. Proses RIA dimulai dengan
identifikasi masalah yang menyebabkan perlunya sebuah regulasi. Selain itu, dalam metode RIA juga
dirumuskan berbagai alternatif solusi yang disertai analisis manfaat dan biayanya, agar dapat diperoleh
alternatif paling tepat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

 Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan

 Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis
Kemiskinan Nonmakanan (GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah
perkotaan dan perdesaan

 Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran
masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-
rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

 Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) adalah ukuran yang memberikan gambaran
mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi
ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

-------------- ◘◘◘◘◘ --------------


Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Gedung Sjafruddin Prawiranegara (d.h. Ged. PAIK II) Lantai 4
Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta, 10710
Telepon. 021-3521843, Fax. 021-3521836
www.ekon.go.id

Anda mungkin juga menyukai