Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. Tujuan Praktikum
* Umum : Mahasiswa mengetahui cara penentuan kadar suatu zat dengan
metode polarimetri
* Khusus : Mahasiswa dapat menentukan kadar suatu zat dengan metode
polarimetri
Keterangan:
α = sudut pada bidang cahaya terpolarisasi
c = konsentrasi larutan yang digunakan (gram zat terlarut per mL larutan)
l = panjang bejana yang digunakan (dm)
[α ]20
D = rotasi spesifik
Gambar Polarimeter
(Burgoyne, E. Edward. 1979. Hal 328)
IV. Skema Kerja
Penentuan Rotasi Spesifik Larutan Penentuan Kadar Glukosa dalam
Glukosa Sampel
Glukosa ditimbang secara analitis Sampel D-II ditimbang secara analitis
(± 2 gram) (± 4 gram)
Dimasukkan ke dalam beaker glass Ditambahkan 0,2 mL ammonia encer
Ditambahkan 0,2 mL amonia encer Diencerkan dengan akuades dalam
(375 mL ammonia pekat diencerkan labu takar 100 mL hingga tepat 100
hingga 1 lt) mL
Diencerkan dengan akuades dalam Dihomogenkan
labu takar sampai tepat 100 mL
Didiamkan selama 30 menit
Dihomogenkan
Rotasi optik larutan sampel ditentukan
Didiamkan 30 menit dengan alat polarimeter
Rotasi spesifik glukosa dihitung Kadar glukosa dalam sampel dihitung
dengan rumus dengan rumus
(α)τ D = (α . 100) / (l . c) c = (α . 100) / (l . (α)τ D)
V. Hasil Percobaan
a. Penimbangan Larutan Glukosa
Berat zat standar hasil penimbangan kasar = 2,0600 g
Berat botol timbang hasil penimbangan analitik = 13,0412 g
Berat botol timbang + zat standar hasil penimbangan analitik = 15,0529 g
Berat zat hasil penimbangan analitik = 2,0117 g
Perhitungan Cara Pembuatan
Range 10% = 1,98 g – 2,02 g Glukosa ditimbang secara analitis
(± 2 gram)
15,0529 – 13,0412 = 2,0117 g
Dimasukkan ke dalam beaker glass
Ditambahkan 0,2 mL amonia encer
(375 mL ammonia pekat diencerkan
hingga 1 lt)
Diencerkan dengan akuades dalam
labu takar sampai tepat 100 mL
Dihomogenkan
Didiamkan 30 menit
Rotasi spesifik glukosa dihitung
dengan rumus
(α)τ D = (α . 100) / (l . c)
Pengukuran rotasi spesifik larutan glukosa
VI. Kesimpulan
Rotasi spesifik glukosa = 45,98°
Kadar glukosa dalam sampel D-II = 23,83%
Larutan yang digunakan pada percobaan ini harus jernih dan tidak berwarna,
bersifat optis aktif.
Mengetahui,
Asisten Praktikum
http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/04/spektrum-gelombang-
elektromagnetik.html
C. POLARISASI CAHAYA
Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu
arah getar.
atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yakni jika cahaya itu bergerak beroscillasi
dengan arah tertentu.
Terjadi akibat peristiwa berikut :
1. Polarisasi dapat diakibatkan oleh pemantulan Brewster
2. Polarisator karena penyerapan selektif
3.Polarisasi karena pembiasan ganda, terjadi pada hablur kolkspat
(CaCO3),kuarsa,mike,kristal gula,topaz,dan es.
Polarisasi cahaya adalah penguraian cahaya,gambar arah cahayanya merambat lurus.
http://www.scribd.com/doc/5006057/4-BAB
POLARIMETER
Dalam hubungan dengan polarimeter cahaya, maka cahaya dinyatakan sebagai gelombang
elektromagnetik tang transversal (tegak lurus dengan arah rambatnya). Cahaya umumnya
mempunyai bermacam-macam panjang gelombang, dimana bila dibiaskan melalui prisma
kaca akan terurai menjadi beberapa warna cahaya yang dikenal sebagai spectrum. Itu tiap-
tiap warna cahaya disebut sebagai cahaya monokromatik.
Dalam alat polarimeter ini cahaya monokromatik dihasilkan dengan menggunakan sodium
lamp (lampu natrium) dimana gas natrium pijar akan menghasilkan lampu warna kuning.
Cahaya monokromatik pada dasarnya mempunyai bidang getar yang banyak sekali. Bila
dihayalkan maka bidang getar tersebut akan tegak lurus pada bidang datar. Bidang getar yang
banyak sekali ini secara mekanik dapat dipisahkan menjadi dua bidang getar yang saling
tegak lurus.
Pada polarimeter terdapat polarisator dan analisator. Polarimeter adalah Polaroid yang dapat
mempolarisasi cahaya, sedangkan anlisator adalah Polaroid yang dapat
menganalisa/mempolarisasikan cahaya.
Apabila cahaya melalui polarisator maka bidang getar polarisator akan diserap atau
dipadamkan sehingga cahaya yang dapat melalui polarisator adalah cahaya yang mempunyai
bidang getar polarimeter. Sebaliknya cahaya yang melalui analisator maka bidang getar
polarisator akan dipadamkan dan yang tinggal hanyalah cahaya yang mempunyai bidang
getar analisator.
Larutan yang akan diperiksa diletakkan antara polarisator dan analisator. Larutan optis aktif
adalah larutan yang dapat memutar bidang polarisasi.