Anda di halaman 1dari 3

Judul Artikel: EKONOMI KERAKYATAN DALAM ERA GLOBALISASI

Bahasa:Indonesia
Penulis : Mubyarto
Judul Jurnal :Jurnal Ekonomi Rakyat
Nomor :Th. I - No. 7 - September 2002
Bidang : IlmuEkonomi
Kata Kunci: Ekonomi, globalisasi
Abstrak

Pada waktu itu (1979) kami ajukan ajaran ekonomi alternatif yang kami sebut Ekonomi Pancasila.
Mengapa tidak dipakai konsep Ekonomi Pancasila? Ringkasan dan Implikasi
Pakar-pakar ekonomi Indonesia yang memperoleh pendidikan ilmu ekonomi “Mazhab Amerika”, pulang ke
negerinya dengan penguasaan peralatan teori ekonomi yang abstrak, dan serta merta merumuskan dan
menerapkan kebijakan ekonomi yang menghasilkan pertumbuhan, yang menurut mereka juga akan
membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi rakyat dan bangsa Indonesia.
Keangkuhan dari pakar-pakar ekonomi dan komitmen mereka pada kebijakan ekonomi gaya Amerika
merupakan kemewahan yang tak dapat lagi ditoleransi Indonesia. Praktek-praktek perilaku yang
diajarkan paham ekonomi yang demikian, dan upaya mempertahankannya berdasarkan pemahaman yang
tidak lengkap dari perekonomian, hukum, dan sejarah bangsa Amerika, mengakibatkan terjadinya
praktek-praktek yang keliru secara intelektual yang harus dibayar mahal oleh Indonesia. UGM telah
memutuskan membuka Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PUSTEP) untuk menghidupkan kembali tekadnya
mengembangkan sistem Ekonomi Pancasila yang berawal pada tahun 1981 ketika Fakultas Ekonomi UGM
mencuatkan dan menggerakkan pemikiran-pemikiran mendasar tentang moral dan sistem ekonomi
Indonesia. Sistem Ekonomi Kerakyatan dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat
Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah Sistem Ekonomi Nasional Indonesia yang berasas kekeluargaan,
berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan menunjukkan pemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi
rakyat. Syarat mutlak berjalannya sistem ekonomi nasional yang berkeadilan sosial adalah berdaulat di
bidang politik, mandiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya.
Moral Pembangunan yang mendasari paradigma pembangunan yang berkeadilan sosial mencakup:
penyegaran nasionalisme ekonomi melawan segala bentuk ketidakadilan sistem dan kebijakan ekonomi;
pendekatan pembangunan berkelanjutan yang multidisipliner dan multikultural.
pengkajian ulang pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu ekonomi dan sosial di sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi.
Pada waktu itu (1979) kami ajukan ajaran ekonomi alternatif yang kami sebut Ekonomi Pancasila.
Mengapa tidak dipakai konsep Ekonomi Pancasila? Ringkasan dan Implikasi
Pakar-pakar ekonomi Indonesia yang memperoleh pendidikan ilmu ekonomi “Mazhab Amerika”, pulang ke
negerinya dengan penguasaan peralatan teori ekonomi yang abstrak, dan serta merta merumuskan dan
menerapkan kebijakan ekonomi yang menghasilkan pertumbuhan, yang menurut mereka juga akan
membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi rakyat dan bangsa Indonesia.
Keangkuhan dari pakar-pakar ekonomi dan komitmen mereka pada kebijakan ekonomi gaya Amerika
merupakan kemewahan yang tak dapat lagi ditoleransi Indonesia. Praktek-praktek perilaku yang
diajarkan paham ekonomi yang demikian, dan upaya mempertahankannya berdasarkan pemahaman yang
tidak lengkap dari perekonomian, hukum, dan sejarah bangsa Amerika, mengakibatkan terjadinya
praktek-praktek yang keliru secara intelektual yang harus dibayar mahal oleh Indonesia. UGM telah
memutuskan membuka Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PUSTEP) untuk menghidupkan kembali tekadnya
mengembangkan sistem Ekonomi Pancasila yang berawal pada tahun 1981 ketika Fakultas Ekonomi UGM
mencuatkan dan menggerakkan pemikiran-pemikiran mendasar tentang moral dan sistem ekonomi
Indonesia. Sistem Ekonomi Kerakyatan dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat
Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah Sistem Ekonomi Nasional Indonesia yang berasas kekeluargaan,
berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan menunjukkan pemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi
rakyat. Moral Pembangunan yang mendasari paradigma pembangunan yang berkeadilan sosial mencakup:
penyegaran nasionalisme ekonomi melawan segala bentuk ketidakadilan sistem dan kebijakan ekonomi;
pendekatan pembangunan berkelanjutan yang multidisipliner dan multikultural.
pengkajian ulang pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu ekonomi dan sosial di sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi.Strategi
Implementasi Sistem Ekonomi Kerakyatan
Oleh HM Azwir Dainy Tara
Selasa, 18 September 2001
Pola pembangunan yang hanya mengutamakan pertumbuhan sudah harus dibuang ke tong sampah.
Soalnya, terbukti pola itu menyengsarakan rakyat dan menimbulkan ekses ketidakadilan. Sekarang kita
mesti beralih pada strategi pembangunan yang dapat dinikmati seluruh rakyat secara adil dan merata.
Strategi ini dikenal dengan redistribusi with growth (pendistribusian kembali atau pemerataan yang
diikuti pertumbuhan). Strategi ini lebih menjamin keberlanjutan pembangunan, dalam strategi
pembangunan yang mengutamakan pemerataan ini, ada tiga hal yang mesti dilakukan
pemerintah.Pertama, harus ada keberpihakan pada rakyat. Pembangunan harus ditujukan langsung
kepada yang memerlukan. Program yang dirancang harus menyentuh masyarakat dan mengatasi masalah
mereka sesuai kebutuhan mereka. Kedua, program tersebut harus mengikutsertakan dan dilaksanakan
sendiri oleh rakyat. Berbeda dengan kebijaksanaan pembangunan ekonomi Orba yang sifatnya dari atas
ke bawah (top down), strategi pembangunan alternatif ini bersifat dari bawah ke atas (buttom up).
Ketiga, pembangunan dengan strategi ini harus lebih mengutamakan pendekatan kelompok, misalnya
dengan mengembangkan sentra-sentra unggulan menjadi klaster-klaster binaan berdasarkan potensi
wilayah atau dengan maksud menciptakan pusat-pusat pertumbuhan wilayah, alasannya dari segi
penggunaan sumber daya bisa efisien. Pendekatan ketiga ini pada gilirannya akan memperkuat kemitraan
dan kebersamaan, baik kebersamaan dalam hal kesetiakawanan, maupun dalam menghadapi era
keterbukaan ekonomi, karena setiap klaster yang dibina dengan membentuk lembaga pendamping,
dilakukan sejalan dengan upaya mensosialisasikan perlakuan yang sama antara usaha kecil, menengah
dan besar, tak ada anak emas atau anak tiri.Menciptakan sistem kemitraan yang saling menguntungkan,
menghindari kegiatan eksploitasi keberadaan usaha kecil menengah dan koperasi untuk kepentingan
pengusaha besar. Hal ini perlu ditegaskan karena kemenangan dalam pergulatan perdagangan pasar
bebas tidak akan tercapai tanpa adanya rasa kebersamaan dan kesatuan di kalangan dunia usaha.Selain
itu, menurut hemat saya, ekonomi kerakyatan akan menciptakan lingkungan dunia usaha yang
bersahabat. Dalam ekonomi kerakyatan, nuansa ketidak adilan akan terhapus dari benak rakyat, karena
kebutuhan pokok mereka tercukupi. Ekonomi kerakyatan juga akan menciptakan kelompok masyarakat
yang secara massal mempunyai daya beli tinggi, ekonomi rakyat membaik, maka potensi pasar produk-
produk industri besar, menengah dan kecil pun meningkat - artinya roda perekonomian pun akan
bergulir ke arah normal. Proses industrialisasi seyogyanya dimulai dari daerah pedesaan berdasarkan
potensi unggulan daerah masing-masing dengan orientasi pasar dan ini sejalan dengan era otonomi
daerah yang merupakan realitas mayoritas penduduk Indonesia. Ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan potensi setempat yang umumnya agro-industri.Berkembangnya kegiatan sosial ekonomi
pedesaan akan membuat desa berkembang menjadi jaringan unggulan perekonomian bangsa yang
didukung infra struktur dan fasilitas lainnya seperti pusat-pusat transaksi (pasar) yang terjalin erat
dengan kota-kota atau pintu gerbang pasar internasional. Jalinan ekonomi desa dan kota ini harus
dijaga secara lestari. Dalam proses ini harus dihindari penggusuran ekonomi rakyat dengan perluasan
industri berskala besar yang mengambil lahan subur, merusak lingkungan, menguras sumber daya dan
mendatangkan tenaga kerja dari luar.

    Dalam pelaksanaannya, ekonomi kerakyatan juga harus benar-benar menukik pada penciptaan kelas
pedagang/wirausaha kecil dan menengah yang kuat dan tangguh. Untuk merealisaskannya, pemerintah
seharusnya mengalokasikan anggaran yang lebih besar dan memadai bagi pengembangan usaha kecil dan
menengah ini.

    Inilah peran yang harus dimainkan pemerintah dalam megentaskan rakyat dari kemiskinan
menghadapi krisis ekonomi. Adanya kemauan politik pemerintah untuk membangkitkan kembali ekonomi
kerakyatan merupakan modal utama bagi bangsa untuk bangkit kembali menata perekonomian bangsa
yang sedang terpuruk ini.

    Untuk melakukan tugas ini, pemerintah harus diisi oleh orang-orang yang memiliki komitmen
kerakyatan yang kuat. Dengan komitmen ini, mereka akan berjuang mengangkat kembali kehidupan
rakyat yang melarat menuju sejahtera.

    Kesalahan dalam memilih orang pada posisi-posisi penting ekonomi akan membawa akibat fatal.
Mereka hanya memperpanjang daftar penderitaan rakyat, kalau mereka tidak memiliki simpati yang
ditingkatkan menjadi empati terhadap denyut nadi kehidupan rakyat dengan menyederhanakan
birokrasi dalam berbagai perizinan, menghapus berbagai pungutan dan retribusi yang mengakibatkan
biaya ekonomi tinggi, menciptakan rasa aman dan sebagainya yang akan membuahkan suasana kondusif
bagi dunia usaha untuk meningkatkan kinerjanya.

    Rakyat sendiri harus dimampukan mengubah mentalnya dari keinginan menjadi pegawai yang
mencerminkan mental inlander kepada mental usahawan yang mandiri, untuk ini peningkatan sumberdaya
manusia melalui berbagai pendidikan dan pelatihan menjadi penting, karena peningkatan ekonomi rakyat
mayarakat adanya mental wiraswasta yang tangguh dan mampu bersaing dalam percaturan bisnis di era
pasar bebas.

    Rakyat harus bisa menciptakan lapangan kerja, bukan mencari kerja. Makin besar dan berkembang
usaha mereka akan makin banyak tenaga kerja tersalurkan. Ini tentu menjadi sumbangan yang tidak
kecil bagi penciptaan lapangan kerja baru dan pengurangan jumlah pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai