LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi tugas
dalam pelajaran Seni Musik
Oleh
Asti Puspa Dewi Handayani 10111197
Farsha Azizi 10111204
Helda Dwi Ratnasari 10111209
Reza Prima Saputra 10111218
Vera Utami Dewi 10111223
Kelas X 7
2010
DAFTAR ISI
I. Daftar Isi
1. Pengertian Kebudayaan Nasional
2. Fungsi Musik Nusantara
3. Macam-Macam Alat Musik Daerah dan Lagu Daerahnya
3.1. Alat Musik dan Lagu Daerah Sumatera
a. Aceh (N.A.D)
b. Sumatera Utara
c. Sumatera Barat
d. Riau
e. Jambi
f. Sumatera Selatan
g. Lampung
h. Bengkulu
3.2. Alat Musik dan Lagu Daerah Jawa
a. Banten
b. DKI Jakarta
c. Jawa Barat
d. Jawa Tengah
e. Yogyakarta (D.I.Y)
f. Jawa Timur
3.3. Alat Musik dan Lagu Daerah Bali
3.4. Alat Musik dan Lagu Daerah Kalimantan
a. Kalimantan Barat
b. Kalimantan Tengah
c. Kalimantan Selatan
d. Kalimantan Timur
3.5. Alat Musik dan Lagu Daerah NTT
3.6. Alat Musik dan Lagu Daerah NTB
3.7. Alat Musik dan Lagu Daerah Sulawesi
a. Gorontalo
b. Sulawesi Utara
c. Sulawesi Tengah
d. Sulawesi Tenggara
e. Sulawesi Selatan
f. Sulawesi Barat
3.8. Alat Musik dan Lagu Daerah Maluku
3.9. Alat Musik dan Lagu Daerah Papua
Arbab
Instrumen ini terdiri dari 2 bagian yaitu Arbabnya sendiri (instrumen induknya)
dan penggeseknya (stryk stock). Instrumen ini memakai bahan : tempurung kelapa, kulit
kambing, kayu dan dawai. Arbab ini dipertunjukkan pada acara-acara keramaian rakyat,
seperti hiburan rakyat, pasar malam dsb. Sekarang ini tidak pernah dijumpai
kesenian ini, diperkirakan sudah mulai punah. Terakhir kesenian ini dapat dilihat pada
zaman pemerintahan Belanda dan pendudukan Jepang.
Bangsi Alas
Bangsi Alas adalah sejenis isntrumen tiup dari bambu yang dijumpai di daerah
Alas, Kabupeten Aceh Tenggara. Ada juga Bangsi kepunyaan orang kaya yang sering
dibungkus dengan perak atau suasa.
Rapai
Rapai terbuat dari bahan dasar
berupa kayu dan kulit binatang. Bentuknya
seperti rebana dengan warna dasar hitam
dan kuning muda. Sejenis instrumen musik
pukul (percussi) yang berfungsi pengiring
kesenian tradisional. Rapai ini banyak
jenisnya : Rapai Pasee (Rapai gantung), Rapai
Daboih, Rapai Geurimpheng (rapai macam),
Rapai Pulot dan Rapai Anak.
Serune Kalee bersama-sama dengan
geundrang dan Rapai merupakan suatau
perangkatan musik yang dari semenjak jayanya kerajaan Aceh Darussalam sampai
sekarang tetap menghiasi/mewarnai kebudayaan tradisional Aceh disektor musik.
Geundrang (Gendang)
Geundrang merupakan unit instrumen dari perangkatan musik Serune Kalee.
Geundrang termasuk jenis alat musik pukul dan memainkannya dengan memukul
dengan tangan atau memakai kayu pemukul. Geundrang dijumpai di daerah
Aceh Besar dan juga dijumpai di daerah pesisir Aceh seperti Pidie dan Aceh Utara.
Fungsi Geundrang nerupakan alat pelengkap tempo dari musik tradisional etnik Aceh.
Tambo
Sejenis tambur yang termasuk alat pukul. Tambo ini dibuat dari
bahan Bak Iboh (batang iboh), kulit sapi dan rotan sebagai alat peregang kulit. Tambo ini
dimasa lalu berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menentukan waktu
shalat/sembahyang dan untuk mengumpulkan masyarakat ke Meunasah guna
membicarakan masalah-masalah kampung.
Taktok Trieng
Taktok Trieng juga sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini dijumpai di
daerah kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng
dikenal ada 2 jenis :
Yang dipergunakan di Meunasah (langgar-langgar), dibalai-balai pertemuan dan
ditempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini. jenis yang
dipergunakan disawah-sawah berfungsi untuk mengusir burung ataupun serangga lain
yang mengancam tanaman padi. Jenis ini biasanya diletakkan ditengah sawah dan
dihubungkan dengan tali sampai ke dangau (gubuk tempat menunggu padi di sawah).
Bereguh
Bereguh nama sejenis alat tiup terbuat dari
tanduk kerbau. Bereguh mempunyai nada yang
terbatas, banyakanya nada yang yang dapat
dihasilkan Bereguh tergantung dari teknik meniupnya.
Fungsi dari Bereguh hanya sebagai alat komunikasi terutama apabila berada
dihutan/berjauhan tempat antara seorang dengan orang lainnya. Sekarang ini Bereguh
telah jarang dipergunakan orang, diperkirakan telah mulai punah penggunaannya.
Canang
Perkataan Canang dapat diartikan
dalam beberapa pengertian. Dari
beberapa alat kesenian tradisional Aceh,
Canang secara sepintas lalu ditafsirkan
sebagai alat musik yang dipukul, terbuat
dari kuningan menyerupai gong.
Fungsi Canang secara umum sebagai
penggiring tarian-tarian tradisional serta
Canang juga sebagai hiburan bagi anak-anak gadis yang sedang berkumpul. Biasanya
dimainkan setelah menyelesaikan pekerjaan di sawah ataupun pengisi waktu
senggang.
Celempong
Celempong adalah alat kesenian tradisional yang
terdapat di daerah Kabupaten Tamiang. Alat ini terdiri dari
beberapa potongan kayu dan cara memainkannya disusun
diantara kedua kaki pemainnya.
Celempong dimainkan oleh kaum wanita terutama
gadis-gadis, tapi sekarang hanya orang tua (wanita) saja
yang dapat memainkannnya dengan sempurna. Celempong
juga digunakan sebagai iringan tari Inai. Diperkirakan
Celempong ini telah berusia lebih dari 100 tahun berada di
daerah Tamiang.
Olio-olio
Merupakan alat musik dari suku alas yang terbuat dari jerami padi yang baru
dipanen yang dibalut dengan daun kelapa. Biasanya alat musik ini dipergunakan di sawah
yang menandakan bahwa masyarakat sedang melakukan panen serentak dan hasil panen
itu sangat berlimpah.
Lagu daerah asal Nangroe Aceh Darussalam diantaranya yaitu Bungong Jeumpa,
Lembah Alas dan Piso Surit.
b. Sumatera Utara
Garantung
Garantung (baca : garattung) adalah jenis pukul yang terbuat dari wilahan kayu
(xylophone) yang terbuat dari kayu ingol (Latin : …) dan dosi (Latin : ….). Garantung terdiri
dari 7 wilahan yang digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus sebagai resonatornya.
Alat musik ini dimainkan dengan menggunakan dua buah stik untuk tangan kiri dan tangan
kanan. Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi dan pembawa ritme,
yaitu tangan kiri memukul bagian tangkai garantung dan wilahan sekaligus dalam
memainkan sebuah lagu.
Hesek
Hesek adalah instrumen musik pembawa tempo utama dalam ensambel musik
gondang sabangunan. Hesek ini merupakan alat musik perkusi konkusi. Hesek ini terbuat
dari bahan metal yang terdiri dari dua buah dengan bentuk sama, yaitu seperti cymbal,
namun ukurannya relatif jauh lebih kecil dengan diameter lebih kurang 10-15 cm, dan dua
buah alat tersebut dihubungkan dengan tali. Namun sekarang ini alat musik ini terkadang
digunakan sebuah besi saja, bahkan kadang-kadang dari botol saja.
Gordang
Gordang adalah gendang yang paling besar
yang terdapat pada masyarakat Batak Toba, yaitu
gendang yang diletakkan pada sebelah kanan pemain
di rak gendang tersebut. Gordang ini biasanya
dimainkan oleh satu orang pemain dengan
menggunakan dua buah stik. Gordang adalah
merupakan bagian dari gendang yang lain (taganing).
Gordang merupakan gendang satu sisi berbentuk konis
dengan tinggi lebih kurang 80 - 120 cm dengan diameter bagian atas (membran) lebih
kurang 30–35 cm, dan diameter bagian bawah lebih kurang 29 cm. Gordang ini terbuat dari
kayu nangka yang dilobangi bagian dalamnya, kemudian ditutuip dengan kulit lembu pada
sisi atas, dan sisi bawah sebagai pasak untuk mengencangkan tali (lacing) yang terbuat dari
rotan (rattan). Bagian yang dipukul dari gendang ini bukan hanya bagian membrannya,
tetapi juga bagian sisinya untuk menghasilkan ritem tertentu secara berulang-ulang.
Ritemnya lebih bersifat konstan.
Taganing
Taganing adalah drum set melodis (drum-chime), yaitu terdiri dari lima buah
gendang yang gantungkan dalam sebuah rak. Bentuknya sama dengan gordang, hanya
ukurannya bermacam-macam. Yang paling besar adalah gendang paling kanan, dan semakin
ke kiri ukurannya semakin kecil. Nadanya juga demikian, semakin ke kiri semakin tinggi
nadanya. Taganing ini dimainkan oleh satu atau 2 orang dengan menggunakan dua buah
stik. Dibanding dengan gordang yang rtelatif konstan, maka taganing adalah melodis.
Ole-Ole
Ole-ole adalah alat musik tiup yang sebenarnya termasuk ke dalam jenis alat musik
bersifat solo instrumen. Alat musik ini terbuat dari satu ruas batang padi dan pada pangkal
ujung dekat ruasnya dipecah-pecah sedemikian rupa, sehingga pecahan batang ini menjadi
alat penggetar udara sebagai penghasil bunyi. Alat musik ini juga terkadang dibuat lobang
nada pada batangnya. Banyak lobang nada tidak beraturan tergantung kepada pembuat dan
nada-nada yang ingin dicapai. Pada pangkal ujungnya digulung daun tebu atau daun kelapa
sebagai resonatornya, sehingga suara yang dihasilkan lebih keras dan bisa terdengar jauh.
Alat musik ini bersifat musiman, yaitu ketika panen tiba.
Beberapa contoh lagu daerahnya seperti Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala Le
Pongpong, Bungo Bangso, Butet, Dago Inang Sarge, Lisoi, Madekdek Magambiri, Mariam
Tomong, Nasonang Dohita Nadua, Rambadia, Sengko-Sengko, Siboga Tacinto, Sinanggar
Tulo, Sing Sing So dan Tapian Nauli.
c. Sumatera Barat
Saluang
Saluang adalah alat musik tradisional
khas Minangkabau, Sumatra Barat. Yang
mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu
tipis atau talang (Schizostachyum
brachycladum Kurz). Orang Minangkabau
percaya bahwa bahan yang paling bagus
untuk dibuat saluang berasal dari talang
untuk jemuran kain atau talang yang
ditemukan hanyut di sungai. Alat ini
termasuk dari golongan alat musik suling,
tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup
dengan melubangi talang dengan empat
lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan
lain dari talang adalah wadah untuk membuat lemang, salah satu makanan tradisional
Minangkabau.
Talempong
Talempong adalah sebuah alat
musik pukul khas suku bangsa
Minangkabau. Bentuknya hampir sama
dengan instrumen bonang dalam
perangkat gamelan. Talempong
dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Talempong
ini berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya
terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk
dipukul. Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau
penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Gelombang.
Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa.
Lagu khas daerah ini diantaranya adalah Ayam Den Lapeh, Barek Solok, Dayung
Palinggam, Kambanglah Bungo, Kampuang Nan Jauh Di Mato, Ka Parak Tingga, Malam
Baiko, Indang Sungai Garinggiang dan Rang Talu.
d. Riau
Gendang Panjang
Gendang panjang ini kedua sisinya ditutupi
kulit. Selalu dimainkan dua buah, yang besar disebut
induk dan yang agak kecil bentuknya disebut anak.
Terbuat dari kayu merbau yang keras dan tahan lama.
Gendang anak terbuat dari kulit kambing sedangkan
gendang induk terbuat dari kulit kerbau.
Untuk memainkan gendang panjang ini
diperlukan keahlian tangan dan jari-jari lincah,
kecepatan, dan pandai meningkah menurut irama. Musik ini biasanya digunakan unutuk
mengiringi silat. Biasanya gendang panjang ini dipukul dengan dua buah rotan.
Gambus Melayu
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis
instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di
seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual dan Lagu khas daerah Riau
kebersamaan dalam masyarakat Melayu di Pekanbaru yang terkenal yaitu Soleram dan
yang terjadi pada waktu ke waktu menyebabkan Tanjung Katung.
perubahan pandangan masyarakat terhadap kesenian
Gambus dan Zapin.Musik Gambus beralih fungsi menjadi e. Jambi
pengiring Zapin di pentas, dan lebih berkembang.
Gambus
Sama halnya seperti gambus biasa, Gambus jambi
pun merupakan alat musik petik seperti mandolin yang
berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus
dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar.
Gambus dimainkan sambil diiringi gendang. Sebuah
orkes memakai alat musik utama berupa gambus
dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja.
Orkes gambus mengiringi tari Zapin yang
seluruhnya dibawakan pria untuk tari pergaulan. Lagu
yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan
tema
liriknya adalah keagamaan. Lirik lagunya berbahasa
Arab, isinya bisa doa atau shalawat.
Lagu khas daerah ini diantaranya yaitu Batanghari, Pinang Muda, Injit-injit semut dan
Selendang Mayang.
f. Sumatera Selatan
Akordeon
Akordeon merupakan alat musik sejenis organ.
Alat musik ini relatif kecil, dan dimainkan dengan cara
digantungkan di leher. Pemusik memainkan tombol-
tombol akord dengan jari-jari tangan kirinya, sedangkan
tangan kanannya memainkan melodi lagu yang
dibawakan.
Pada saat dimainkan, akordeon didorong dan
ditarik untuk menggerakkan udara di dalamnya.
Pergerakan udara ini disalurkan ke lidah akordeon
sehingga menimbulkan bunyi.
Beberapa judul lagu khas daerah Selatan ini adalah Cuk Mak Ilang, Dek
Sangke, Gending Sriwijaya, Kabile-bile dan Tari Tanggai.
g. Lampung
Bende
Bende atau canang adalah sejenis gong kecil
yang dapat dijumpai di hampir seluruh kepulauan
Nusantara, dari Sumatera hingga Maluku dan
Papua. Pada masa lalu, bende biasanya digunakan
untuk memberikan penanda kepada masyarakat
untuk berkumpul di alun-alun terkait informasi dari
penguasa, untuk menyertai kedatangan raja atau
penguasa ke daerah tersebut, atau untuk menandai
diadakannya pesta rakyat. Saat ini, bende biasanya
digunakan untuk menandakan adanya keramaian
seperti topeng monyet atau pesta rakyat yang lain.
h. Bengkulu
Doll
Alat musik tradisional Bengkulu ini terbuat dari
bongol buah kelapa atau pohon nangka.
Masyarakat Bengkulu sangat akrab dengan alat
musik dol. Mereka biasanya bermain dol secara
berkelompok di rumah-rumah atau sanggar
kesenian.
Gendang Banten
Gendang adalah alat bunyian yang
diperbuat daripada kulit binatang seperti
kerbau, kambing atau lembu. Ia merupakan
salah sebuah alat muzik dalam keluarga
genderang.
Setiap bangsa seperti Cina, Melayu dan
India mempunyai gendang dengan nama yang
tersendiri. Gendang boleh didapati dalam
pelbagai saiz dan kegunaan. Ada gendang yang
digunakan untuk persilatan bagi orang Melayu.
Ada gendang digunakan bagi tari menari dan
ada juga yang digunakan untuk menyambut perayaan atau pertabalan Diraja.
b. DKI Jakarta
Banyak sekali lagu dari Jakarta atau Betawi ini yang sudah tidak asing di
telinga masyarakat yang tidak hanya masyarakat Jakarta itu sendiri bahkan
masyarakat luar Jakarta pula. Beberapa diantaranya yaitu Kicir-kicir, Jali-jali,
Lenggang Kangkung, Keroncong Kemayoran, Surilang dan Terang Bulan.
Tehyan
Tehyan itu sendiri setelah gue cari-cari
informasinya, di Wikipedia adalah salah satu alat musik
pengiring dari teater tradisional Betawi, yaitu Lenong.
Nama musik yang mengiringi lenong adalah Gambang
Kromong. Gambang kromong terdiri dari alat-alat musik
lain seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor,
suling, dan kecrekan. Sedangkan tehyan itu sendiri
ternyata alat musik yang berunsur Tionghoa. Selain
tehyan, ada alat musik lainnya yang setelah gue liat-liat
gambarnya mirip-mirip sama tehyan juga. Namanya
kongahyang dan sukong.
c. Jawa Barat
Calung
Calung adalah alat musik Sunda yang
merupakan prototipe (purwarupa) dari
angklung. Berbeda dengan angklung yang
dimainkan dengan cara digoyangkan, cara
menabuh calung adalah dengan mepukul
batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung
bambu) yang tersusun menurut titi laras
(tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la).
Jenis bambu untuk pembuatan calung
kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam),
namun ada pula yang dibuat dari awi temen
(bambu yang berwarna putih).
Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional
yang berasal dari Jawa Barat, terbuat dari
bambu, yang dibunyikan dengan cara
digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan
badan pipa bambu) sehingga menghasilkan
bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3,
sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar
maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung
sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah
salendro dan pelog.
Degung
Ada anggapan lain sementara orang bahwa kata Degung berasal dari kata
ratu-agung atau tumenggung. Ada pula yang menyebutkan Degung berasal dari kata
“Deg ngadeg ka nu Agung” yang mengandung pengertian kita harus senantiasa
menghadap (beribadah) kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam bahasa Sunda banyak
terdapat kata-kata yang berakhiran gung yang artinya menunjukan
tempat/kedudukan yang tinggi dan terhormat misalnya : Panggung, Agung,
Tumenggung, dsbnya. Sehingga Degung memberikan gambaran kepada orang Sunda
sebagai sesuatu yang agung dan terhormat yang digemari oleh Pangagung.
Sitar
Gamelan Jawa
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon,
gambang, gendang, dan gong. Gamelan adalah musik yang tercipta dari paduan
bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. rama musik yang lembut dan
mencerminkan keselarasan hidup orang Jawa akan segera menyapa dan
menenangkan jiwa begitu didengar. Gamelan Jawa terdiri atas instrumen berikut
Kendang, Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong &
Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab, Siter, Suling.
e. Yogyakarta (D.I.Y)
Pitik Tukung, Sinom, Suwe ora Jamu dan Te Kate Dipanah adalah lagu
daerah dari Daerah Istimewa
Gendang adalah alat bunyian yang diperbuat
Yogyakarta.
daripada kulit binatang seperti kerbau, kambing
atau lembu. Ia merupakan salah sebuah alat muzik
Gendang
dalam keluarga genderang. Setiap bangsa seperti
Cina, Melayu dan India mempunyai gendang
dengan nama yang tersendiri. Gendang boleh
didapati dalam pelbagai saiz dan kegunaan. Ada
gendang yang digunakan untuk persilatan bagi
orang Melayu. Ada gendang digunakan bagi tari
menari dan ada juga yang digunakan untuk
menyambut perayaan atau pertabalan Diraja.
f. Jawa Timur
Lagu asli Jawa timur yaitu Keraban Sape dan Tanduk Majeng.
Bonang
Pereret
Pereret adalah alat musik kuno sejenis trompet
yang terbuat dari bahan kayu yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga menjadi terompet.
Pengasih–asih adalah guna–guna ( pelet ) sedangkan
jodoh adalah pasangan yang layak sebagai suami atau
istri. Alat musik ini banyak dibuat di daerah Jembrana,
Bali. Biasanya alat musik ini digunakan untuk
mengiringi kesenian Sewo Gati. Cara menggunakan
Pereret ini adalah dengan meniup alat tersebut
sehingga keluar suara yang sangat merdu dan
menawan hati.
Gamelan Bali
Gamelan adalah ensembel musik yang
biasanya menonjolkan metalofon, gambang,
gendang dan gong. Di Bali ini, istilah gong lebih
dianggap sinonim dengan gamelan. Gamelan
Bali memiliki banyak instrumen berbilah
daripada berpencu. Logamnya pun lebih tebal
sehingga dapat bersuara lebih nyaring.
Cengceng
Cengceng adalah alat musik khas yang dimiliki oleh gamelan bali. Cara
menggunakannya seperti simbal. Cengceng ini bunyinya nyaring dan cepat sehingga
membuat musik Bali berbeda dari musik Jawa.
Tuma
b. Kalimantan Tengah
Kalayar dan Tumpi Wayu adalah lagu daerah Kalimantan Tengah.
Japen
c. Kalimantan Selatan
Ampar-ampar Pisang, Paris Barantai dan Saputangan Bapucu Ampat
adalah lagu dari Kalimantan Selatan yang sudah sering terdengar bahkan tidak jarang
diperkenalkan melalui buku pelajaran kesenian. Apalagi seperti halnya lagu Ampar-
ampar pisang, bagi anak-anak nusantara sudah tidak asing lagi karena lagu ini sering
dijadikan sebagai media bermain.
Panting
Adalah musik tradisional dari suku
Banjar. Disebut musik panting karena
didominasi oleh alat musik yang dinamakan
Panting, sejenis gambus yang memakai
senar.
d. Kalimantan Timur
Dari Kalimantan Timur, kita mengenal lagu khasnya yaitu Indung-indung.
Sampe
Sasando
Secara harfiah nama Sasando menurut asal
katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat
yang bergetar atau berbunyi. Bagian utama sasando
berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari
bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas
ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar
(dawai-dawai) yang direntangkan ditabung, dari atas
kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan
nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar.
Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah
yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang
dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.
Lagu daerahnya pun cukup banyak diantaranya Anak Kambing Saya, Oras Loro
Malirin, Sonbilo, Tebe Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo Ro Piring Sina,
Bengu Re Le Kaju, Aku Retang, Gaila Ruma Radha, Desaku, Flobamora dan Potong
Bebek Angsa.
Serunai
Serunai adalah nama alat musik
aerofonik yang dikenal di Indonesia sebagai
alat musik masyarakat Minang. Bagian unik
dari serunai adalah ujungnya yang
mengembang berfungsi untuk memperbesar
volume suara.
Esa Mokan, O Ina Ni Keke, Si Patokaan dan Sitara Tillo adalah beberapa
lagu dari provinsi beribukota Manado ini.
b. Sulawesi Tengah
Kakula
Musik Kakula yang kita kenal sebagai salah satu seni musik tradisional suku
Kaili khususnya dan masyarakat Sulawesi Tengah pada umumnya sudah sangat sukar
menentukan kapan mulai dikenal oleh masyarakat di daerah ini.
Perkembangan Musik Kakula Bapak Alm. Hasan M. Bahasyuan adalah seorang
seniman musik kakula tradisi (pemain) disamping sebagai pemain musik juga sebagai
pencipta tari. Setelah beberapa tarinya berhasil diiringi oleh seperangkat alat musik
kakula yang masih pentatonis, terdiri dari tujuh buah kakula dengan nada masing-
masing la, do, re, mi, sol, la, si, do, 6 1 2 3 5 6 7 1
Ganda
Tope Gugu dan Tondok Kadadingku adalah dua lagu yang berasal
dari Sulawesi Tengah.
c. Sulawesi Tenggara
Lagu yang berasal dari Sulawesi Tenggara yaitu Peia Tawa-Tawa.
Lado-lado
d. Sulawesi Selatan
Beberapa instumen musik daerah yang terdapat di Sulawesi Selatan
adalah Alosu, Anak Becing, Basi-Basi, Popondi, Keso-Keso dan Lembang. Juga
beberapa lagu daerah yang berasal dari provinsi ini diantaranya yaitu Sulawesi
Parasanganta, Angin Mamiri, Pakarena dan Ma Rencong.
Kecapi
Salah satu alat musik petik tradisional
Sulawesi Selatan khususnya suku Bugis, Bugis
Makassar dan Bugis Mandar. Menurut sejarahnya
kecapi ditemukan atau diciptakan oleh seorang
pelaut, sehingga bentuknya menyerupai perahu
yang memiliki dua dawai, diambil karena
penemuannya dari tali layar perahu. Biasanya
ditampilkan pada acara penjemputan para tamu,
perkawinan, hajatan, bahkan hiburan pada hari
ulang tahun.
Alosu
Alat musik yang berupa kotak anyaman dari daun kelapa yang didalamnya di
isi biji bijian.
Anak Becing
Alat musik yang terbuat dari batang logam, bentuknya seperti pendayung.
Basi-Basi
Sejenis alat tiup terompet yang dipasang rangkap.
Popondi
Alat musik yang terbuat dari kayu yang berbentuk busur seperti tanduk
kerbau atau tanduk sapi yang bertumpu pada sebuah tempurung kelapa, di ujungnya
atas bagian tanduk dipasang 1 buah senar dan dimainkan dengan cara dipetik (Tana
Toraja)
Keso-Keso
Sejenis rebab (alat musik gesek) dari daerah Toraja
Lembong
Sejenis seruling yg panjangnya 50 - 100 cm dan dengah garis tengah 2 cm,
diujungnya dipasang tanduk kerbau atau sapi jd menyerupai cerobong (Tana Toraja)
e. Sulawesi Barat
Beberapa lagu daerah dari provinsi terbaru di pulau Sulawesi ini
diantaranya yaitu Bulu Londong, Malluya, io-io dan Ma'pararuk.
Kecapi
Fu
Tifa
Tifa