Anda di halaman 1dari 3

BENCANA ALAM

Bencana alam adalah konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu


peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas
manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen
keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan
struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada
kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan
mereka[1]. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul
bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian,
aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah
tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak
berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena
peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan
manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai
peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard)
serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak
akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana
memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan
bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur
untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang
hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan
jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap
bencana yang cukup
GEMPA BUMI

Gempabumi adalah suatu peristiwa alam yang terjadi akibat bergetar/berguncangnya


bumi yang bisa terjadi karena proses dari dalam bumi tersebut atau bisa juga akibat
proses dari luar bumi.
Pada jaman dahulu bila terjadi gempabumi masyarakat selalu mengkaitkan peristiwa itu dengan hal-
hal yang tidak masuk akal/tahayul dan kepercayaan, mungkin di jaman sekarang inipun masih ada
masyarakat yang terutama yang tinggal di daerah terpencil yang pendidikannya masih terbelakang
mempercayai kejadian gempabumi dengan hal-hal tersebut.
Di beberapa belahan dunia peristiwa gempabumi diceritakan dan dikaitkan dengan hal-hal seperti
berikut :
- Di Sulawesi, gempabumi ini terjadi karena seekor babi hutan yang memikul bumi bergerak karena
badannya yang gatal digesek-gesekkan pada sebatang pohon nyiur
- Di Tibet, gempabumi terjadi karena bumi yang diletakkan pada punggung seekor katak tersebut
menggoyangkan kepalanya atau mengerakkan kakinya
- Di Afrika Selaan, gempabumi terjadi karena di dalam samudera ada seekor ikan raksasa yang
memikul sebuah batu pada punggungnya, dimana diatas sebuah batu itu berdiri seekor lembu yang
memikul bumi pada salah satu pundaknya. Jika lembu ini letih maka beban yang berat tersebut
dipindahkan ke pundak satunya dan gerak inilah yang menyebabkan gempabumi.
– Di Rumania, bumi ini terletak diatas tiga tiang yaitu tiang kesetiaan, tiang harapan dan tiang
kesayangan. Jikalau satu dari sifat kebaikan ini mulai berkurang di dunia ini, maka tiang yang
melambangkan sifat yang berkurang tersebut akan menjadi pendek sehingga bumi bergoncang.
Akan tetapi Tuhan senantiasa ada untuk mengembalikan keseimbangan dari ketiga symbol tersebut.
Jikalau manusia meninggalkan jalan kebaikan maka muncullah gempabumi pembawa mati dan
sengsara untuk menginsafkan manusia.

Angin puting beliung

Angin
Puting
Beliung
Sapu
Ratusan
Rumah di

Cihampelas

(06-12-2007)

Bandung - Ratusan rumah warga di Kampung


Sasak Kubur, Desa Mekarmukti, Kecamatan
Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Kamis
siang sekitar pukul 13.10 WIB disapu angin puting beliung disertai hujan deras dan hujan
es.Menurut Acim (50) salah seorang warga setempat, akibat bencana alam puting beliung
itu ratusan rumah warga rusak bagian atapnya, bahkan ada beberapa rumah warga yang
selain rusak tersapu angin, juga roboh tertimpa batang pohon yang tumbang."Angin puting
beliung yang mirip angin ulur-ulur itu hanya terjadi sekitar lima menit, namun akibatnya
ratusan rumah warga rusak dan beberapa rumah roboh tertimpa bahan pohon yang
tumbang," katanya.Ia mengatakan, kerusakan sebagian besar dialami rumah warga yang
semi permanen dan terbuat dari kayu, angin puyuh itu menerbangkan ribuan genting rumah
warga dan menumbangkan pohon yang berada di kebun maupun pekarangan.Dikatakannya,
meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, belasan kepala keluarga kehilangan
tempat tinggal dan ratusan lainnya menderita kerugian materiil yang diperkirakan mencapai
ratusan juta rupiah."Hingga Kamis sore belum ada bantuan dari Pemda setempat maupun
dari kecamatan, sebagian warga berupaya mengatasi musibah itu dengan cara bergotong
royong mendirikan kembali bangunan yang rusak," ujarnya yang diamini puluhan warga
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai