PENDAHULUAN
Lingkungan hidup Indonesia yang dianugrahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada
rakyat dan bangsa Indonesia, merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib
dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar dapat tetap menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia, serta makhluk hidup lainnya demi
falsafah negara merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh yang memberikan
keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia, bahwa kebahagiaan hidup akan
tercapai jika didasarkan atas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, baik dalam
hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun manusia dengan manusia,
manusia dengan alam, manusia sebagai pribadi dalam rangka mencapai kemajuan
lahir dan batin. Antara manusia, masyarakat, dan lingkungan hidup terdapat
hubungan timbal balik, yang selalu harus dibina dan dikembangkan agar tetap dalam
bahwa lingkungan lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan
hak konstitusional bagi setiap warga Negara Indonesia. Oleh karena itu, negara atau
1
Penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
1
pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan
menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk hidup
alam yang melimpah. Kekayaan alam itu perlu dilindungi dan dikelola dalam suatu
sistem perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terpadu dan integrasi
menegaskan bahwa bumi, air dan kekayaan alam dikuasai 4 oleh negara dan
batubara sebagai kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi merupakan sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui, maka pengelolaannya perlu dilakukan
2
Menurut Komisi Brundtland, suistainable depelopment adalah pembangunan yang mencukupi
kebutuhan generasi sekarang tanpa berkompromi (mengurangi) kemampuan generasi yang akan datang
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehubungan dengan konsep tersebut, pembangunan di Indonesia
belum dikatakan suistainable, karena pembangunan ternyata mempunyai sisi ganda, yaitu sisi positif
dan sisi negative. Sisi positif adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Sedangkan sisi negatirf
adalah rusaknya lingkungan hidup. Sutikno dan Maryuni, Ekonomi Sumber Daya Alam, Cet 1, Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang, 2006, hlm 223
3
Penjelasan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlingdungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4
Kata-kata dikuasai oleh negara secara etimologis adalah dikuasai oleh negara(kalimat pasif)
mempunyai padanan arti negara menguasai atau penguasaan negara (kalimat aktif). Pengertian kata
“menguasai” ialah berkuasa atas (sesuatu), memegang kekuasaan atas (sesuatu), sedangkan pengertian
kata “penguasaan” berarti: proses, cara, perbuatan menguasai atau mengusahakan .Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (edisi kedua), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan & Balai Pustaka, Jakarta,
1995, hlm 533. Menurut Abrar Saleng makna dan substansi kata-kata ( istilah) dikuasai oleh negara
atau hak penguasaan negara adalah pertama, negara menguasai bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya. Kedua, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya (bahan
galian) dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Hak negara menguasai atau hak
penguasaan negara merupakan konsep yang didasarkan pada organisasi kekuasaan dari seluruh rakyat.
2
secara optimal, efisien, transparan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, serta
berkelanjutan.5
daya bahan galian yang terdapat dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia.
Penguasaan dan pemanfaatan sumber daya alam (Pasal 33 ayat (3) UUD 1945),
dalam rangka hak penguasaan negara, tidak berarti dikelola atau diusahakan oleh
negara atau pemerintah dengan birokrasinya, tetapi dapat menyerahkan kepada usaha
pertambangan negara yang mengusahakan bahan galian yang strategis dan diberikan
dengan pihak ketiga, asalkan segala kemajuan dan hasil produksinya tetap dibawah
keadilan, karena negara itu sendiri adalah salah satu komunitas yang bercirikan
keadilan. Eksistensi hak penguasaan negara dalam sistem ekonomi pada hakekatnya
5
Lihat Pasal 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara
6
Mohammad Hatta, Ekonomi Terpimpin, Djambatan, Jakarta, 1967, hlm 46
7
Misalnya perusahaan Minyak dan Gas Bumi oleh Pertamina dan PT. Gas Negara, Listrik oleh PT.
PLN dan berbagai Public Utilities lainnya.
8
H. Abrar Saleng, Op.cit, hlm 31
3
bertujuan untuk melayani kepentingan warganya.9Stiglitz sebagaimana dikutif Didik
negara.
menimbulkan kompetisi.
dan menguasai hajat hidup orang banyak bersumber dari konsep hak penguasaan
negara dan politik perekonomian negara. Oleh karena itu, dimuat konsep hak
pada:11
4
b) Untuk menghindari terjadinya penumpukan produksi dan jatuh ketangan
kepada kekuatan pasar, tetapi memerlukan intervensi negara, baik secara langsung
BUMN dan secara tidak langsung dalam bentuk regulasi yang disertai atau tanpa
regulasi.13
perekonomian Pancasila berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dalam Pancasila
terdapat solidaritas sosial; keempat, perekonomian Pancasila berkaitan dengan persatuan Indonesia,
yang berarti nasionalisme menjiwai setiap kebijakan ekonomi; kelima, system perekonomian Pancasila
tegas dan jelas adanya keseimbangan antara perencanaan sentral (nasional) dengan tekanan
desentralisasi didalam pelaksanaan kegiatan ekonomi. Arif Firmansyah, Peranan Komoite Audit
dalam Mengoptimalkan Auditor Internal dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance,
Skripsi, Universitas Islam Bandung, 2005, hlm 2
13
H. Abrar Saleng, Op.cit, hlm 3
5
kepentingan umum.14 Fungsi hukum administrasi adalah mengatur hubungan antara
mengatur kewajiban yang bersifat mengikat secara individual, baik melalui penetapan
Dalam pengelolaan sumber daya alam negara mengatur tentang tata cara
perizinan pajak dan iuran eksploitasi. Proses perizinan lahan pertambangan, diawali
Pemerintah menunjuk lembaga riset untuk menentukan wilayah mana saja yang
menjadi wilayah usaha pertambangan, setelah itu pemerintah melakukan lelang untuk
14
H.Amrah Muslimin, Beberapa Asas dan Pengertian Pokok Tentang Administrasi dan Hukum
Administrasi, Alumni, Bandung, 1985, hlm 32
15
Koerniatmanto Soertoprawiro, Fungsi Hukum Administrasi dalam Pemecahan Masalah Kemiskinan,
desertasi Universitas Airlangga Surabaya , 1998, hlm 11
16
Pipin Hanapiah, Good Governance Membangun Masyarakat yang Demokratis dan Nasionalis,
Makalah disampaikan pada kegiatan peningkatan wawasan kebangsaan bagi tokoh agama, Purwakarta
tanggal 31 Oktober 2007
17
Azyumardi Azra (dll),Islam Good Governance, dan Pengentasan Kmemiskinan, Ma’arif institute,
Jakarta, 2007, hlm 129
6
menentukan pengelola pertambangan tersebut. Setelah ada pemenang lelang,
penjualan.18
dari penambangan itu tetap besar. Bekas pertambangan yang dilakukan PT. KEM di
jebol dan mengalir kesuangai Mahakam, sehingga sungai tersebut airnya tercemar.19
B. Identifikasi Masalah
18
Lihat Pasal 36 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara
19
Kompasiana.com tanggal 21 juli 2010
7
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis
2. Kegunaan Praktis
8
E. Kerangka Pemikiran
Tiga pilar utama dalam melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik
informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada
20
H. Bintoro Tjokroamidjojo, Reformasi Nasional Penyelenggaraan Good Governance dan Perwujudan Masyarakat
Madani, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, 2004, hlm.65.
21
Mardiasmo, op.cit, hlm.30.
22
Ibid, hlm. 32.
9
upaya memadukan model pembangunan top down dengan bottom up agar program
partisipasi dengan sistem tata pemerintahan yang berpusat pada rakyat (society
center) sebagai lawan dari tata pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip
manajemen. Tata pemerintahan yang berpusat pada rakyat merupakan pilihan yang
keadilan sosial.
politik formal dan memberikan ruang yang cukup bagi rakyat untuk mengontrol
23
Puriyadi, Siasat Anggaran Posisi Masyarakat Dalam Perumusan Anggaran Daerah, Lokus Tiara Wacana Group,
Yogyakarta, 2003, hlm.3.
24
Yohanes Golot Tuba Helan, Implementasi Prinsip Demokrasi Dalam Pembentukan Peraturan Daerah Di Era
Otonomi Daerah, Disertasi Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung, 2006, hlm. 99-100.
10
BAB II
PEMBERDAYAAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN MELALUI HUKUM
ADMINISTRASI NEGARA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD
GOVERNANCE
Bestuurszorg menjadi suatu cirri dari walfare state yaitu negara hukum modern, yang
staatsonthouding.25
bertindak atas inisiatif sendiri, terutama dalam penyelesaian soal-soal yang genting
dan peraturan penyelesaian sengketa belum dibuat oleh badan legislative. Dalam hal
demikian, administrasi negara, harus bertindak cepat, tidak dapat menunggu sampai
25
Djaenal Hoesen Koesoemahatmadja, Pokok-Pokok Hukum Tata Usaha Negara, Alumni, Bandung,
1983, hlm 102
26
Ibid
11
dipegang oleh DPR, sebagai badan legislative dipindahkan kedalam tangan
wewenang untuk membuat keputusan yang bebas bila tidak ada peraturan perundang-
sumber daya alam. Aturan tersebut di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor
4 tahun 2009 tentang mineral dan batu bara. Mineral dan batu bara adalah sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui,sehingga karena tidak dapat diperbaharui
pemerintah harus melindungi dengan cara negara menguasai sumber daya alam
pertambangan mineral dan batu bara adalah pertama, penetapan kebijakan nasional;
dan batu bara nasional; kelima, penetapan wilayah pertambangan yang dilakukan
27
Ibid, hlm 103
12
setelah berkoordinasi dengan pemerintahan daerah dan berkonsultasi dengan dewan
dilintas wilayah provinsi dan/atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai ;
dan lain-lain.28
Dalam pengelolaan sumber daya alam negara mengatur tentang tata cara
menunjuk lembaga riset untuk menentukan wilayah mana saja yang menjadi wilayah
perseorangan. Dalam hal badan usaha dan/atau koperasi dan/atau perseorangan yang
mengajukan ijin eksploitasi disetuji oleh pemerintah, ijin tersebut diberikan dalam
waktu tujuh tahun dan berkewajiban untuk menerapkan kaidah tehnik pertambangan
meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batu bara, melaksanakan
28
Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batu bara
13
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat, dan mematuhi toleransi daya
dukung lingkungan.29
dengan baik apabila para aparatnya menerapkan prinsip good governance dan clean
government.
masyarakat transparansi paling tidak ada tiga sebab: pertama, krisis ekonomi dan
politik yang masih terus-menerus dan belum ada tanda-tanda akan segera berakhir;
publik.30
29
Lihat Pasal 95 Undang-Undang No mor 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batu bara
30
Dede Roshada (dkk), Demorasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakay Madani, Prenada Media,
Jakarta, 2005, hlm 180
14
Meskipun istilah Good Governance sering disebut dalam berbagai
kesempatan, istilah tersebut dimaknai berlainan. Disatu sisi ada yang memaknai
Good Governance sebagai kinerja dari satu lembaga. Menurut MM. Billah, Istilah
merujuk pada arti asli Governance yang berarti mengarahkan atau mengendalikan
atau mempengaruhi masalah public dalam suatu negeri. Karena itu Good Governance
dapat diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-nilai
demikian ranah Good Governance tidak terbatas pada negara atau birokrasi
pemerintahan, tetapi juga pada ranah masyarakat cipil yang dipresentasikan oleh
baik ditingkat pusat maupun daerah, sector swasta dan masyarakat madani. Good
pengaturan negara yang diciptakan oleh pemerintah, masyarakat madani, dan sector
31
Dede Rosyada (dkk) , Ibid, hlm 181
15
Aspek fundamental dalam perwujudan Good Governance, yaitu:32
1. Partisipasi
2. Penegakan hukum
3. Responsive
4. Orientasi kesepakatan
5. Keadilan
7. Akuntabilitas
8. Visi strategis
Good Governance sebagai sebuah paradigm dapat terwujud bila ketiga pilar
pendukungnya berfungsi secara baik yaitu negara, sector swasta, dan masyarakat
dari birokrasi elitis menjadi birokrasi populis. Sector swasta sebagai pengelola
32
Ibid, hlm 182
33
Ibid, hlm 190
16
konstribusi dalam usaha pengelolaan sumber daya tersebut. Penerapan cita Good
BAB III
34
Ibid
17
PENUTUP
A. Simpulan
Nomor 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batu bara, dengan menerapkan wilayah
usaha pertambangan, ijin eksplorasi dan ijin produksi. Dengan demikian, terciptanya
Negara menuju Good Governance akan terlaksana dan dengan adanya tahapan
tersebut kondisi lingkungan akan semakin baik dan berdaya guna bagi sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
B. Saran
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batu bara, akan tetapi
tidak lantas langsung pemberdayaan itu menjadi baik. Untuk itu maka pemerintah
18
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU-BUKU
Dede Roshada (dkk), Demorasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakay Madani,
Prenada Media, Jakarta, 2005.
Didik Racbani, Ekonomi Politik Paradigma, Teori dan Perspektif Baru, CIDES,
Jakarta, 1996.
H.Amrah Muslimin, Beberapa Asas dan Pengertian Pokok Tentang Administrasi dan
Hukum Administrasi, Alumni, Bandung.
M.Rusli Karim, Negara: Suatu Analisis Mengenai Pengertian Asal-Usul dan Fungsi,
Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 1997.
19
Puriyadi, Siasat Anggaran Posisi Masyarakat Dalam Perumusan Anggaran Daerah,
Lokus Tiara Wacana Group, Yogyakarta, 2003.
Sutikno dan Maryuni, Ekonomi Sumber Daya Alam, Cet 1, Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang, 2006.
20