Modul_OPKR-40-016B 1
KODE MODUL Milik Negara
Penyusun:
1. Budi Santoso
2. Suharto, S.Pd
3. Djoko Sumaryanto
Fasilitator:
1. Drs. Abdulla
2. Suryana Iskandar
Modul_OPKR-40-016B 2
2005 KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami
dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas
bidang-bidang dan program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi
maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9
(sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen
(Administrasi Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan,
Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya
Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busana, Teknik Bangunan
(Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni
Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik
Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan),
Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin,
Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi
Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan
Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia.
Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
berbasis kompetensi (Competency Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan
sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK
dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.
Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK,
para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara
sumber dari berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi
(BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang digunakan
baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi
dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK.
Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan
unsure terlibat, menerima masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para
praktisi dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya
Sumber Daya Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami
sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama
tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan
pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya modul ini.
Modul_OPKR-40-016B 3
Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang
sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.
Modul_OPKR-40-016B 4
DAFTAR ISI MODUL
Halaman
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………… 1
A. 1
ESKRIPSI ……..………………………………………………………………………
B. 1
RASYARAT ……………………………………………………………………………
C. 1
ETUNJUK PENGGUNAAN MODUL …………………………………………….
1. Petunjuk bagi siswa ……..…………………………………………………… 1
2. Petunjuk bagi guru …….….………………………………………………… 2
D. 3
UJUAN AKHIR ……………………………………………………………………….
E. 4
OMPETENSI ……….………………………………………………………………….
F. 6
EK KEMAMPUAN ……………………………………………………………………
A. 7
ENCANA BELAJAR SISWA ………………………………………………………
B. 7
EGIATAN BELAJAR ……..…………………………………………………………
Kegiatan Belajar 1: Mengidentifikasi gangguan pada roda ......... 7
a. Tujuan kegiatan belajar ……….………………………………........ 7
b. Uraian materi …….……………………………………………………… 8
c. Rangkuman …….………………………………………………………… 16
d. Tugas …….………………………………………………………………… 20
e. Tes formatif ……..……………………………………………………….. 20
f. Kunci jawaban formatif ……..……………………………………….. 20
g. Lembar kerja …………………………………………………………….. 22
Modul_OPKR-40-016B 5
Kegiatan Belajar 2 : Mengidentifikasi balans statik dan balans dinamik 23
…………………………………………………………………………
a. Tujuan kegiatan belajar ……..…………………………………….. 23
Modul_OPKR-40-016B 6
PETA KEDUDUKAN MODUL
Modul_OPKR-40-016B vii
MEKANISME PEMELAJARAN
Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme pemelajaran sebagai
berikut:
START
Lihat Petunjuk
Penggunaan Modul
Kerjakan
Cek Kemampuan
Nilai ≥ 7 Y
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar n
Kerjakan
Evaluasi
Modul
T Y
Nilai ≥ 7 berikutnya/Uji
Kompetensi
B. Kedudukan Modul
Modul dengan kode OPKR-40-016B tentang “Balans roda / ban” ini harus didahului dengan
menempuh modul dengan kode OPKR-40-019B.
Static balance yaitu bahwa distribusi berat yang mengelilingi roda adalah sama besar, sehingga
gaya sentrifugal yang timbul ketika roda berputar adalah sama besar pula.
Dynamic balance yaitu bahwa distribusi berat pada setiap sisi garis tengah ban adalah sama besar,
sehingga tidak ada kecenderungan gerakan dari satu sisi ke sisi yang lain.
Spot wear cupping, Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian
tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan dengan kecepatan tinggi. Keausan semacam
ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur
Shimmy, adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda
yang tidak balans, run-out yang berlebihan dan / atau rigiditas ban yang tidak seragam.
Body shake, adalah getaran vertikal atau lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda
kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk.
Balance on-the car, adalah prosedur membalans roda yang dilakukan tanpa melepas roda ( roda
tetap terpasang pada mobil)
Balance off-the car, adalah prosedur membalans roda yang dilakukan dalam keadaan roda harus
dilepas dari mobil.
Modul Balans roda / ban ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu
diketahui agar dapat mengatasi gangguan ban akibat roda yang tidak balans.
Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliput: (a)
mengidentifikasi gangguan pada roda/ ban, (b) memahami pengertian balans
static dan balans dinamik, dan (c) membalans roda pada mesin balans.
Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang
identifikasi gangguan pada roda. Kegiatan belajar 2 membahas tentang
pengertian balans static dan balans dinamik, dan kegiatan belajar 3 membahas
tentang membalans roda pada mesin balans. Setelah mempelajari modul ini
peserta diklat diharapkan dapat memahami cara membalans roda / ban.
B. PRASYARAT
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Program Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti
terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul.
Prasyarat mempelajari modul OPKR-40-016B antara lain adalah OPKR-10-017B
dan OPKR-10-019B.
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-
masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya
pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar
sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan
pembelajaran yang bersangkutan.
D. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat
diharapkan :
1. Mampu mengidentifikasi gangguan roda dengan baik.
2. Memahami pengertian balans static dan balans dinamik dengan baik.
3. Mampu membalans roda pada mesin balans dengan baik.
A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
1 1 - 1 - 1 1
KONDISI KERJA 1. Batasan konteks
Standar kompetensi ini digunakan untuk jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan di
bidang perbengkelan
2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk :
Spesialisasi pabrik kendaraan
SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan
Kebutuhan pelanggan
Kode area tempat kerja
Spesifikasi produk/komponen pabrik
3. Pelaksanan K3 harus memenuhi :
Undang-undang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Penghargaan di bidang industri
4. Sumber-sumber dapat termasuk :
Peralatan tangan/hand tools, balans roda/ban
5. Kegiatan
Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:
Penilaian, visual, balans statik, dinamik dan kombinasi
F. CEK KEMAMPUAN
Jawaban
Sub Kompetensi Pernyataan Bila jawaban ‘Ya’, kerjakan
Ya Tidak
1. Membalans 1. Saya mampu mengidentifikasi gangguan roda/ ban Soal Tes Formatif 1
roda / ban. dengan baik.
2. Saya dapat memahami pengertian balans static dan Soal Tes Formatif 2
balans dinamik dengan baik.
3. Saya mampu membalans roda pada mesin pembalans Soal Tes Formatif 3
dengan baik.
B. KEGIATAN BELAJAR
KEGIATAN BELAJAR 1 : Mengidentifikasi gangguan pada roda / ban yang
diakbatkan oleh roda / ban tidak balans
Mesin rnemutarkan axle shaft atau drive shaft, dan selanjutnya memutar ban. Hal ini
rnenunjukkan bahwa ban adalah bagian dari pemindah tenaga. Ban juga mengubah
arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi, dari sini dikatakan juga bahwa
ban merupakan bagian dari system kemudi. Ditambah lagi karena ban juga menopang
berat kendaraan dan meredam getaran dari jalan, ban juga merupakan bagian dari
system suspensi. Oleh karena itu, pada saat melakukan troubleshooting pada masalah
ban, ketiga system tersebut yaitu ban dan peiek, kemudi, dan suspensi harus juga
diperhatikan. Sama pentingnya, kesalahan perawatan ban juga akan menyebabkan
gangguan pada ban dan system lainnya yang terkait. Oleh karena itu, langkah
pertama pada troubleshooting ban adalah memeriksa apakah ban dipakai dan dirawat
dengan baik. Apabila ban/ roda tidak balans, maka akan terjadi keolengan atau
getaran pada kendaraan. Getaran yang dipindahkan ke badan mobil, dalam kecepatan
tertentu, akan dapat merusak komponen-komponen kendaraan, antara lain : pegas
rusak/patah, peredam getaran rusak, bantalan-bantalan roda rusak, kerusakan pada
ball joint, dan kerusakan pada lengan-lengan kemudi. Jadi ban/ roda yang balans
dapat : menjamin keselamatan di jalan, menambah rasa aman berkendaraan dan
menambah umur kendaraan.
Adapun analisa gangguan keausan spot dan cara mengatasinya dapa dilihat pada flow chart di
bawah ini,
baik
baik
tidak tepat
Periksa wheel alignment Setel kelurusan roda
baik
bengkok
Periksa spindle Ganti
baik
tidak tepat
Periksa balans roda Lakukan balans static dan
dinamik
baik
3. GETARAN
Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, steering flutter, dan steering shimmy.
Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah
roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam.
Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah
steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.
Shimmy dibagi menjadi dua
tipe yaitu : getaran yang
terjadi pada kecepatan yang
relatif rendah (20-60
km/jam) dan getaran (yang
disebut "flutter") yang terjadi
pada kecepatan tertentu di
alas 80 km/jam.
Gambar 3. Steering shimmy
Untuk menganalisa gangguan getaran ban diatas dapat dilihat pada flow chart dibawah ini;
Tidak rata
Periksa keausan ban ganti
baik
Terlalu tinggi atau terlalu rendah
Periksa tekanan ban Setel tekanan angin ban
baik
Aus atau bergerak berlebihan/bergesekan
Periksa steering linkage
Perbaiki atau ganti
baik
aus
Periksa ball joint & bantalan ganti
baik
rusak
Periksa peredam kejut ganti
baik
off center berlebihan
Periksa hub-to-wheel centering Centerkan kembali
baik
Periksa run-out ban
Ganti pelek
Tidak balans
Periksa balance off-the car perbaiki
Tidak balas
Periksa balance on-the-car perbaiki
1) Bicarakan gejalanya
Sebelum mengatasi segala bentuk getaran, dianjurkan agar membicarakan dahulu sifat
ganggungan dengan pengemudi kendaraan. Tentukan pada tingkat kecepatan berapa getaran
terjadi dan dapatkan akibat dari gangguan tersebut, apakah terjadi pada roda kemudi, apakah
tempat duduk bergoncang, apakah kaca spion bergetar, atau apakah masih terjadi meskipun
mobil sudah diperbaiki dan roda sudah dibalans ?
Lakukan test jalan untuk memastikan keluhan customer kalau memungkinkan. Jalur yang
dipakai test jalan harus mempunyai permukaan yang baik dimana kecepatan tertentu dapat
dipertahankan. Jalankan kendaraan beberapa kilometer untuk memanaskan ban hingga
tercapai temperatur kerja dan menghilangkan "standing flats", dan kemudian catat gejala yang
disampaikan oleh pengemudi (misalnya kecepatan kritis, jenis getaran, dan lain-lain). Pada
saat getaran maksimum terjadi, biarkan kendaraan pada kecepatan ini untuk melihat apakah
getarannya tetap. Kalau getarannya tidak nyata pada saat meluncur dengan kecepatan kritis,
kemungkinan penyebabnya adalah getaran mesin. Bila getarannya berlangsung pada saat
kendaraan sedang meluncur, kemudian jalankan dijalan yang halus pada kecepatan kritis
sambil memegang roda kemudi dengan ringan dan arahkan ke kiri-kanan. Kalau tidak ada
getaran yang terasa pada steering wheel, tetapi terasa pada body. Lantai atau tempat duduk,
maka penyebabnya mungkin ban belakang atau pemindah tenaga.
Thickness gauge
a). Rubahlah posisi peiek pada hub dan pasang kan kembali pada posisi yang lerkecil
perbedaan sekelilingnya.
b). Kalau tidak ada penurunan terhadap perbedaan sekeliling walaupun posisi
pemasangannya telah dirubah, periksa hub run-out, dan pastikan apakah peiek baik atau
tidak.
c). Periksa Run-out ban
d). Periksa Run-out pelek
e). Periksa Run-out hub
Nilai batas :
Radial run-out 0,05 mm (0,002 in) atau kurang
Lateral run-out 0,05 mm (0,002 in) atau kurang
Largest run-out
i). Periksa balance on-the-car
1) Lakukan pemeriksaan sesuai dengan
petunjuk untuk balancer.
2) Pemeriksaan balance off-the-car dan
perbaikannya harus sudah dilakukan
sebelum pemeriksaan balance on-the-car.
3) Pemeriksaan dilakukan dengan wheel
cap, valve cap, center ornament dan
magnet lock-nut terpasang.
Gambar 6 Memeriksa run-out ban
4) Untuk kendaraan dengan full-time four-wheel drive, ikuti repair manual yang sesuai.
5) Pada saat memeriksa balance pada drive wheel, putarkan roda dengan tenaga mesin, tambah
kecepatan secara bertahap.
PENTING !
Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal kebocoran atau tonjolan akan
menyebabkan terjadinya keausan spot.
Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga menyebabkan keausan
spot.
Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan terjadinya keausan spot.
Adapun analisa gangguan keausan spot dan cara mengatasinya dapa dilihat pada flow chart di
bawah ini,
baik
Aus
Periksa ball joint & tie rod Ganti
end
baik
baik
baik
bengkok
Periksa spindle Ganti
baik
baik
berlebihan
Periksa run-out roda Perbaiki / ganti pelek dan /
atau ban
2. GETARAN
Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, steering flutter, dan steering shimmy.
Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda
yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila
masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering
linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.
Shimmy dibagi menjadi dua tipe
yaitu : getaran yang terjadi pada
kecepatan yang relatif rendah
(20-60 km/jam) dan getaran
(yang disebut "flutter") yang
terjadi pada kecepatan tertentu
di atas 80 km/jam.
Tidak rata
Periksa keausan ban ganti
baik
Terlalu tinggi atau terlalu rendah
Periksa tekanan ban Setel tekanan angin ban
baik
Aus atau bergerak berlebihan/bergesekan
Periksa steering linkage Perbaiki atau ganti
baik
aus
Periksa ball joint & bantalan ganti
baik
rusak
Periksa peredam kejut ganti
baik
off center berlebihan Centerkan kembali
Periksa hub-to-wheel centering
baik
Periksa run-out ban
baik run-out berlebihan
Periksa run-out pelek
run-out berlebihan
Periksa run-out hub
run-out berlebihan
Ganti hub
Ganti pelek
Tidak balans
Periksa balance on-the-car perbaiki
e. Tes Formatif :
1). Jelaskan jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan jika roda / ban tidak balans?
2). Jelaskan keausan ban yang tidak wajar, yang diakibatkan oleh ban / roda tidak balans?
3). Jelaskan macam-macam getaran ban yang diakibatkan oleh roda/ ban tidak balans?
Keausan Spot/Spot Wear (Cupping). Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada
beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi.
Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur,
seperti : bearing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem
yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya keausan spot
dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.
g. Lembar Kerja :
1. Alat dan Bahan
a). Satu unit mobil praktek
b). Roda dengan rim 13 “
c). Ban yang sudah dibongkar
2. Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera
pada lembar kerja.
d). Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan.
3. Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti.
c). Lakukan pemeriksaan komponen yang rusak akibat ban / roda tidak balans
d). Mintalah penjelasan pada instruktur, hal yang belum jelas.
e). Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.
f). Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang telah
digunakan kepada petugas.
4. Tugas
a). Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas !
b). Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan
belajar 1?
b. Uraian Materi :
1. KESERAGAMAN BAN
Keseragaman ban juga berarti keseragaman berat, dimensi, maupun rigiditasnya. Akan
tetapi, karena keseragaman berat biasanya disebut wheel balance, dan keseragaman
dimensi disebut run-out, maka keseragaman berarti juga keseragaman rigiditas.
Keseragaman dalam
distribusi beban
wheel balance
Keseragaman dalam arti
Apabila roda tidak seimbang putarannya, maka dapat menimbulkan ketidak seimbangan
pada roda. Ketidak seimbangan roda yang berlebihan dapat mengakibatkan getaran yang
dapat mempengaruhi kontrol terhadap kemudi kendaraan. Oleh karena itu, roda dan ban
biasanya diperiksa terhadap keseimbangannya sebelum meninggalkan pabrik. Akan tetapi
keseimbangan roda dapat berubah karena kerusakan atau karena keausan, terutama pada
mobil berkecepatan tinggi.
Roda dan ban yang tidak seimbang disamping membuat kendaraan tidak
nyaman, juga menimbulkan keausan-keausan tidak normal pada ban (flat
sporwear) dan sistem suspensi. Dua efek penting dari keadaan tidak
seimbang adalah "wheel tramp" (roda bergetar pada arah vertikal) dan
"wheel shimmy" (getaran pada arah samping).
3. STATIC BALANCE
Untuk mengetahui static balance, gambarkan sebuah roda yang setimbang berputar bebas
pada porosnya. Kalau berat roda didistribusikan merata pada poros roda, titik tertentu dari
roda akan dapat berhenti pada segala posisi. Dalam kondisi semacam ini roda dikatakan
static balance.
Heavy spot
Berat A = berat B
Weight heavy
Spindle centerline
Corrective weights
Radial vibration
Centrifugal force
Gambar 17. Gaya sentrifugal pada roda yang tidak balans statik
Akan tetapi, kalau ban selalu berhenti dengan titik (A) berada di bawah, berarti bagian tersebut
jelas-jelas lebih berat dari sisi lawannya, yaitu titik (B). Jika berat ban tidak terbagi secara merata
pada poros roda, berarti roda dapat dikatakan static yang tidak balance (statically unbalanced).
Jika roda yang dalam keadaan static unbalance berputar, maka gaya centrifugal yang bekerja pada
titik A akan lebih besar dari gaya pada titik-titik lainnya, sehingga A akan cenderung menarik
keluar dari poros roda yang akan mengakibatkan bengkoknya poros dan getaran radial pada saat
roda berputar. Pada kendaraan yang sebenarnya, getaran radial ini diubah menjadi getaran
vertikal oleh suspensi, dan diteruskan melalui body ke steering wheel.
Dengan menempelkan bobot (W,) yang sama
dengan bobot ekstra A (W,) pada titik B yang
posisinya 1800 berhadapan dengan A dan
jaraknya sama dan poros, maka getaran ini
akan dapat dihilangkan karena W akan bekerja
sebagai bobot lawan dari W, Gaya centrifugal
yang bekerja pada titik B akan mencegah aksi
pada A, sehingga getaran poros dan roda dapat
dicegah pada saat roda berputar. Dengan kata
lain, static balance disebut sebagai centrifugal
balance pada saat roda berputar. Karena
Balance Balance penempelan bobot pada tread ban tidaklah
weight weight memungkinkan, maka dipakai dua counter
balance weight dengan ukuran yang sama pada
DYNAMIC BALANCE
Dynamic balance
Kalau static balance diartikan
balance
sebagai keseimbangan bobot dalam
arah radial pada kondisi statis,
dynamic balance diartikan sebagai
keseimbangan bobot dalam arah
aksial pada saat roda berputar.
Dengan difinisi ini diterangkan
bahwa dynamic unbalance tidak
Static balance terlihat pada saat roda berhenti.
A=B
Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada
roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang
sama dengan B pada posisi D. Penempclan bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO,
sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar
dipasang pada wheel rim, pada titik C' dan D.'
Balance weight
Balance weight
c. Rangkuman :
1. Keseragaman ban juga berarti keseragaman berat, dimensi, maupun rigiditasnya. Akan tetapi,
karena keseragaman berat biasanya disebut wheel balance, dan keseragaman dimensi disebut
run-out, maka keseragaman berarti juga keseragaman rigiditas.
2. Ban dan pelek yang tidak balans dapat menimbulkan getaran yang diteruskan ke body melalui
komponen suspensi, dan ini tidak nyaman bagi pengemudi maupun penumpang. Untuk itu,
wheel balance perlu diperhatikan benar untuk mencegah timbulnya getaran seperti tersebut di
atas. Wheel balance dibagi menjadi dua : static balance (jika roda diam ditempat) dan
dynamic balance (pada saat roda berputar) .
Berat A = berat B
Weight heavy
Jika roda yang dalam keadaan static unbalance berputar, maka gaya centrifugal yang bekerja
pada titik A akan lebih besar dari gaya pada titik-titik lainnya, sehingga A akan cenderung
menarik keluar dari poros roda yang akan mengakibatkan bengkoknya poros dan getaran
radial pada saat roda berputar.
4. Balans dinamik diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda
berputar.
Dynamic balance
balance
Static balance
Balance weight
d. Tugas
Amati akibat yang terjadi pada kendaraan bila roda / ban tidak balans statik dan dinamik?
e. Tes Formatif
1. Jelaskan pengertian balans statik pada ban / roda?
2. Apa yang dimaksud dengan balans dinamik dan jelaskan bagaimana caranya mengatasi
roda yang tidak balans dinamik ?
Heavy spot
Berat A = berat B
Weight heavy
2. Balans dinamik diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda
berputar. Dengan difinisi ini diterangkan bahwa dynamic unbalance tidak terlihat pada saat
roda berhenti.
Dynamic balance
Static balance
Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada
roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang
sama dengan B pada posisi D. Penempclan bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO,
sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar
dipasang pada wheel rim, pada titik C' dan D.'
Balance weight
Balance weight
2.Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera
pada lembar kerja.
d). Pastikan kendaraan dalam keadaan kuat ditahan jack stand.
3.Langkah Kerja:
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru.
c). Lakukan pelepasan roda-roda dengan langkah yang efektif!
d). Identifikasi roda / ban yang tidak balans statik dan dinamik
e). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
f). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula.
4. Tugas :
a). Buatlah laporan praktik anda secara ringkas dan jelas!
b). Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan
belajar 2!
b. Uraian Materi 3.
1. Penggunaan peralatan pembalans roda / ban
Ada dua tipe wheel balancer yaitu off-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya perlu
melepaskan ban dan mobil, balancing dilakukan secara independent, dan on-the-car
balancer yang dalam pengoperasiannya, balancing melibatkan semua bagian yang
berputar (pelek, teromol rem dan axle hub, dan lain-lain) sementara roda masih terpasang
di kendaraan.
Kedua balancer tersebut mempunyai keistimewaan sebagai berikut:
Dahulu, off-the-car type balancer dan on-the-car type balancer dipakai sendiri-sendiri untuk
memperbaiki balance roda. Tetapi sekarang, untuk memperbaiki getaran yang keras (goncangan
body, getaran kemudi, dan lain-lain) yang terjadi pada kecepatan tinggi, yang tidak dapat
diperbaiki dengan cara terdahulu ; pertama, lakukan static balance secara tersendiri dengan
menggunakan off-the-car balancer, dan kemudian lakukan dynamic balance dengan ban terpasang
pada kendaraan (on-the-car balancer). Pada akhirnya, ban diperiksa deviasinya dari tengah ban
dan masalah lain yang mungkin muncul sebagai deviasi pada static balance, serta yang lain-lain
diperbaiki dengan menggunakan on-the-car balancer.
d. Membalans statik
1). Melepaskan roda dari kendaraan
2). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada peiek sebelum dilakukan
penyeimbangan
3). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah
pada pelek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.
4). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan
5). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak
baik.
e. Membalans dinamik
1). Mengangkat mobil pada bagian yang akan dilepas rodanya
2). Menyangga dengan jack stand untuk pengaman
3). Melepas roda dari hubungan porosnya dengan membuka mur-murnya secara menyilang
4). Membersihkan kotoran atau bobot penyeimbang dari roda dengan wheel plier (penjepit
khusus)
5). Memeriksa tekanan ban supaya sesuai dengan spesifikasi
6). Memeriksa keadaan pelek dan ban (bagian yang aus)
7). Mencatat ukuran ban dan ukuran pelek
8). Melepas adaptor dari poros utama dinamik wheel balancer dengan memutarkan mur
pengikat
9). Setellah jumlah pemegang universal pada adaptor sesuai dengan jumlah lubang baut dari
roda (misalnya : 4,5 atau 3 lubang). Roda gigi 1 tepat pada 0, roda gigi yang lain tepat
pada tanda panah (sesuai dengan jumlah lubang yang diperlukan)
10) Menempatkan adaptor pada penyanggah roda
11) Menyetel tangkai universal dengan jalan memutarkan salah satu gigi universal sesuai dengan
lubang-lubang baut roda dan roda gigi yang akan ikut berputar
12) Memasang roda pada adaptor dilaksanakan di atas penyangga roda Catatan : Bila lubang
baut pada roda mempunyai garis tengah lebih besar dari universal dapat dipergunakan
selongsong yang tersedia.
13) Mengeraskan Flens pengikat dengan menggunakan palu kayu/plastik
14) Mengeset gram meter dalam keadaan mesin berjalan pada kedudukan "O".
15) Mengeset phase meter dalam keadaan berjalan pada kedudukan "0"
16) Memasang roda yang telah terpasang pada adaptor ke sumbu utama dari mesin
penyeimbang
17) Mengeraskan mur pengikat pada sumbu utama dengan kekuatan tangan (tidak boleh
dengan alat-alat lain) dengan memutar roda dengan tangan
18) Memberi tanda pada roda dengan kapur sesuai dengan pembagian skala yang terdapat
pada poros utama
19) Mengatur rim diameter selector sesuai dengan garis tengah ban/roda
20) Mengatur rim width selector sesuai dengan ukuran lebar dari ban/roda
21) Mengatur plane selector untuk menentukan pembebanan.
Catatan : Pada angka 1 untuk penyeimbang roda bagian luar
Pada angka 2 untuk penyeimbang roda bagian dalam.
22) Menekan tombol on alat penyeimbang setelah steker dipasangkan
23) Membaca jumlah gram bobot penyeimbang pada gram meter
24) Membaca tempat kedudukan penyeimbang pada phase meter
25) Menekan tombol off alat penyeimbang dan mengerem sampai roda berhenti
c. Rangkuman :
Ada dua tipe wheel balancer yaitu off-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya perlu
melepaskan ban dan mobil, balancing dilakukan secara independent, dan on-the-car balancer
yang dalam pengoperasiannya, balancing melibatkan semua bagian yang berputar (pelek,
teromol rem dan axle hub, dan lain-lain) sementara roda masih terpasang di kendaraan.
a). Melepaskan roda dari kendaraan
b). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada peiek sebelum dilakukan penyeimbangan
c). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada
pelek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.
d). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan
d. Tugas
Lakukan balans roda / ban menggunakan off-the car balancer?
e. Tes Formatif
1. Jelaskan prosedur yang perlu dilakukan sebelum membalans roda/ban ?
2. Jelaskan langkah-langkah membalans statik pada ban/roda ?
4. Membalans statik
a). Melepaskan roda dari kendaraan
b). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada pelek sebelum dilakukan penyeimbangan
c). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada
peiek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.
d). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan
e). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak baik.
g. Lembar Kerja
1. Alat dan Bahan
a). Mobil lengkap dengan roda ban dalam dan peleknya
b). Alat pembalans ban/roda dan bobot pembalans
c). Kunci ban
d). Dongkrak
e). Buku manual penggunaan alat pembalans roda
4. Tugas
a). Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan belajar
3!
b). Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas!
BAB III
EVALUASI
B. KUNCI JAWABAN
Gangguan pada kendaraan yang diakibatkan oleh roda/ban yang tidak balans :
Apabila ban/ roda tidak balans, maka akan terjadi keolengan atau getaran pada kendaraan.
Getaran yang dipindahkan ke badan mobil, dalam kecepatan tertentu, akan dapat merusak
komponen-komponen kendaraan, antara lain : pegas rusak/patah, peredam getaran rusak,
bantalan-bantalan roda rusak, kerusakan pada ball joint, dan kerusakan pada lengan-lengan
kemudi. Jadi ban/ roda yang balans dapat : menjamin keselamatan di jalan, menambah rasa
aman berkendaraan dan menambah umur kendaraan.
3. Getaran
Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, 'steering flutter, dan steering shimmy.
Skor
Aspek Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
Kognitif (soal no 1 dan 2) 3
Ketelitian pemeriksaan
2 Syarat lulus,
gangguan tidak balans
nilai minimal 70
Ketepatan prosedur
3 dengan skor
membalans ban/ roda
setiap aspek
Ketepatan waktu 1
minimal 7
Keselamatan kerja 1
Nilai Akhir
Kriteria Kelulusan :
70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan.
Modul ini hanyalah salah satu pengantar agar peserta diklat memiliki kemampuan membalans
roda. Agar peserta diklat menguasai ketrampilan ini dengan baik, disarankan membaca buku
manual tentang alat pembalans roda dan juga buku-buku referensi tentang balans roda serta
mengikuti latihan dengan disiplin dan tekun.
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul
berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat harus
mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya.
Jika peserta diklat telah lulus menempuh modul ini, maka peserta diklat berhak memperoleh
serfikat kompetensi membalans roda / ban.
Anonim. (1995). Materi Pelajaran Chassis Group Step 2. Jakarta : PT. Toyota – Astra
Motor.
Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta : PT. Toyota – Astra Motor.
Anonim. (1995). Wheel alignment and tires Step 2. Jakarta : PT. Toyota Service
Training
Crouse, William Harry and Donald L. Anglin. (1993). Automotive mechanics. Singapore :
McGraw-Hill
William K. Tobold & Larry Johnson. (1977). Automotive Encyyclopedia. South Holland :
The Good Heart – Wilcox Company Inc. Publisher.