1 APROKSIMASI III
IV.1.1 PENDEKATAN
Pendekatan yang digunakan dalam model matematis ini adalah memaksimasi keuntungan melalui
maksimasi jumlah pendapatan dan meminimasi jumlah pengeluaran. Dalam pendekatan ini prioritas
utama yang hendak dicapai adalah memenuhi seluruh demand dengan mengoptimalkan segala cara,
baik dengan menggunakan kapasitas reguler ditambah dengan overtime. Jika kedua cara tersebut
masih belum dapat memenuhi seluruh demand, maka akan dilakukan cara yang ketiga yaitu dengan
jalan subkontrak (outsourcing).
Formulasi model matematis dengan menggunakan linear programming ini dilakukan karena setiap
perubahan parameter akan mengakibatkan perubahan variabel dependennya. Pada model ini, kami
menentukan kombinasi jumlah tiap jenis produk yang akan diproduksi tiap minggunya dengan
kapasitas reguler, jumlah tiap jenis produk yang akan diproduksi tiap minggunya dengan kapasitas
overtime, dan jumlah tiap produk yang akan diadakan menggunakan subkontrak.
Dari perhitungan didapat kapasitas total maksimum per minggu (unit) PT Model (kapasitas reguler +
overtime) sebagai berikut:
IV.1.3 BATASAN
Batasan yang digunakan dalma pembuatan model matematis sebagai berikut:
1. Pendekatan yang dibuat hanya untuk membuat perencanaan produksi dalam jangka pendek
yakni perencanaan produksi 4 bulan ke depan.
2. Demand harus 100% terpenuhi.
3. Kapasitas jam kerja regular maksimum per minggu untuk stasiun kerja Chassis adalah selama
800 jam.
4. Kapasitas jam kerja regular maksimum per minggu untuk stasiun kerja Circuit Board adalah
selama 1500 jam.
5. Kapasitas jam kerja regular maksimum per minggu untuk stasiun kerja Assembly adalah selama
1350 jam.
6. Kapasitas jam kerja overtime maksimum per minggu untuk stasiun kerja Chassis adalah selama
400 jam.
7. Kapasitas jam kerja overtime maksimum per minggu untuk stasiun kerja Circuit Board adalah
selama 750 jam.
8. Kapasitas jam kerja overtime maksimum per minggu untuk stasiun kerja Assembly adalah
selama 675 jam.
9. Jumlah pemesanan produk subkontrak minimum adalah 200 dengan jumlah pemesanan
kelipatan 100.
IV.2 NOTASI
Berikut ini adalah notasi-notasi yang digunakan dalam pemodelan matematis aproksimasi III :
Notasi Nama Keterangan
i Jenis Produk 1. produk O 2. Produk V
j Stasiun Kerja 1. CB 2. CH 3. Ass
k Minggu ke-
trj,tlj,tt j Stasiun Kerja
h11: 0.7
h12: 0.35
Jam kerja yang dibutuhkan untuk
h13: 0.4
hij memproduksi 1 unit produk i
pada stasiun j h21: 0.35
h22: 0.2
h23: 0.3
BB1: 150000
BBi Biaya bahan baku per unit
BB2: 50000
L1 5000 per jam
Li Biaya tenaga kerja untuk produk i
L2 5000 per jam
Biaya tenaga kerja overtime untuk LL1 6000 per jam
LLi
produk i LL2 6000 per jam
Biaya overhead pabrik per unit Ov1 9500 per unit
Ovi
produk i Ov2 9500 per unit
DQ11: 2000 DQ21: 2700
DQ12: 1500 DQ22: 3200
DQik Demand produk i pada minggu k
DQ13: 1800 DQ23: 3375
DQ14: 800 DQ24: 2500
P1: 420000
Pj Harga jual per unit produk i
P2: 175000
Jumlah produk i yang diproduksi
Xik
pada minggu ke- k
Total Biaya Produksi untuk
TCik
produk i pada minggu ke- k
Total Biaya Outsourcing untuk
TOik
produk i pada minggu ke- k
Total Laba Kotor untuk produk i
TPnik
pada minggu ke- k
Market loss produk I pada M1: 3 x profit produk O
Mik
minggu k M2: 3 x profit produk V
Laba Kotor per unit untuk produk
Pgik
i pada minggu ke- k
2 3 4
TCik = ∑ ∑ ∑ {[ ( BBi∗Xik ) ]+[ ( trj∗Li ) +((hij∗Xik )−trj)¿¿∗LLi ]+[ Xi∗Ovi]}¿ ¿
i=1 j=1 k=1
Di mana:
TCik = Biaya produksi total untuk produk i pada minggu k
BBi = Biaya bahan baku per unit produk i
Xik = Jumlah produk i yang diproduksi pada minggu k
hij = Jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 unit produk i pada stasiun j
trj = Jam Kerja Reguler maksimum pada stasiun j
Li = Biaya tenaga kerja reguler untuk produk i
LLi = Biaya tenaga kerja overtime untuk produk i
Ovi = Biaya overhead pabrik per unit produk i
Biaya Outsourcing=[ ( Proyeksi Demand Produk O−Jumlah Produk O yang diproduksi )∗( 1,1∗Biaya Produks
2 4
1,1∗TCik
TOik = ∑ ∑ [ ( DQik−Xik )∗( )]
i=1 k=1 Xik
Di mana:
TOik = Biaya outsourcing untuk produk i pada minggu k
DQik = Proyeksi Demand untuk produk i pada minggu k
Xik = Jumlah produk i yang diproduksi pada minggu k
TCik = Biaya produksi total untuk produk i pada minggu k
Laba Kotor=¿
2 4
TPgik = ∑ ∑ ¿ ¿¿
i=1 k=1
Di mana:
TPgik = Total Laba Kotor yang diterima untuk produk i pada minggu k
Xik = Jumlah produk i yang diproduksi pada minggu k
Pi = Harga produk i
TCk = Biaya produksi total pada minggu k
DQik = Proyeksi Demand untuk produk i pada minggu k
TOik = Biaya outsourcing untuk produk i pada minggu k
Dimana:
Di mana:
TPgik = Total Laba Kotor yang diterima untuk produk i pada minggu k
Sehingga,
2 4
Mik = ∑ ∑ (3∗
i=1 k=1
( TPgik
Xik )
¿ ¿ ( DQik−Xik ))¿
2 4
TPnik = ∑ ∑ [TPgik−Mik ]
i=1 k=1
2 4
= ∑ ∑ ¿ ¿¿
i=1 k=1
2 4
= ∑ ∑ [TPgik∗(1−¿¿
i=1 k=1
( 3∗( DQik−Xik
Xik
)
))]¿ ¿
Dimana:
TPnik = Total Laba Bersih yang diterima untuk produk i pada minggu k
TPgik = Total Laba Kotor yang diterima untuk produk i pada minggu k
DQik = Demand produk i pada minggu k
Xik = Jumlah produk i yang diproduksi pada minggu k
x12 >= 0;
x22 >= 0;
x12 <= 2588;
x22 <= 3420;
x13 >= 0;
x23 >= 0;
x13 <= 1116;
x23 <= 3612;
x14 >= 0;
x24 >= 0;
x14 <= 2204;
x24 <= 3228;
2. Total Jam Kerja setiap Stasiun Kerja harus kurang atau sama dengan kapasitas maksimum
Stasiun Kerja reguler ditambah kapasitas maksimum overtime (1/2 kapasitas reguler).
SK Chasis
0.35*X11k + 0,2*X21k<= 1200
SK Circuit Board
0.7*X12k + 0,35*X22k <= 2250
SK Assembly
0.4*X13k + 0,3*X23k <= 2025
3. Jumlah Produk yang di-outsourcing harus sama dengan atau lebih dari 200 unit.
DQ1k – X1k >= 200
(k menunjukkan periode, dari 1-4)
Maksimasi Z =
4
k =1 {
∑ ( ( X 1k∗(−168200 X 1 k +64600 X 2 k−6880000 )) ) − ( DQ 1 k− X 1 k )∗ 420000−( 185020 X 1 k +71060
( ( X 1k
X2
Maksimasi Z =
{ (
( ( X 11∗(−168200 X 11+64600 X 21−6880000 )) )− ( 2000− X 11 )∗ 420000−( ( 185020 X 11+71060
X 11
X 21−803
{ (
( ( X 12∗(−168200 X 12+64600 X 22−6880000 ) ) )− ( 1500−X 12 )∗ 420000−( ( 185020 X 12+71060
X 12
X 22−803
{ (
( ( X 13∗(−168200 X 13+64600 X 23−6880000 ) ) ) − ( 1800− X 13 )∗ 420000− ( ( 185020 X 13+71060
X 13
X 23−803
{ (
( ( X 14∗(−168200 X 14+ 64600 X 24−6880000 ) ) )− ( 800−X 14 )∗ 420000−( ( 185020 X 14+ 71060
X 14
X 24−803
subject to:
Xik <= DQik
x11 >= 0;
x21 >= 0;
x11 <= 2012;
x21 <= 3996;
x12 >= 0;
x22 >= 0;
x12 <= 2588;
x22 <= 3420;
x13 >= 0;
x23 >= 0;
x13 <= 1116;
x23 <= 3612;
x14 >= 0;
x24 >= 0;
x14 <= 2204;
x24 <= 3228;
2 3 4
2 4
∑ ∑ DQ ik – X i k ≥200
i=1 k=1
Pencarian solusi dari model matematis aproksimasi 3 berupa programa linear dilakukan
menggunakan software LINGO. Berikut diberikan syntax yang diinput kedalam software tersebut:
1*x11 >= 0;
1*x21 >= 0;
1*x11 <= 2012;
1*x21 <= 3996;
1*x12 >= 0;
1*x22 >= 0;
1*x12 <= 2588;
1*x22 <= 3420;
1*x13 >= 0;
1*x23 >= 0;
1*x13 <= 1116;
1*x23 <= 3612;
1*x14 >= 0;
1*x24 >= 0;
1*x14 <= 2204;
1*x24 <= 3228;
@gin(x11);
@gin(x21);
@gin(x12);
@gin(x22);
@gin(x13);
@gin(x23);
@gin(x14);
@gin(x24);
Saat program dieksekusi (solve), muncul window yang menyatakan bahwa model matematis yang
digunakan akan menghasilkan solusi yang tidak optimal / tidak feasible.
Hasil solusi yang didapatkan menunjukkan hasil 0 untuk setiap variabel dicari yang akan
menghasilkan fungsi tujuan maksimum. Oleh karena tidak didapatkannya solusi optimum dan nilai
dari fungsi tujuan maksimum, analisis sensitivitas tidak dapat dilakukan karena tidak adanya nilai
fungsi tujuan yang bisa dibandingkan.