Anda di halaman 1dari 9

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA AGGREGAT NARAPIDANA PRIA DENGAN STATUS KEPALA RUMAH TANGGA


DI LP KEDUNGPANE SEMARANG

Topik Sub Topik Sub Sub Topik Item Pengkajian Metode Sumber data
Sosial Data Karakteristik  Alamat Wawancara Klien
Demografi individu  Umur Wawancara Klien
 Jenis kelamin Wawancara Klien
 Pendidikan terakhir Wawancara Klien
Sosial Pekerjaan  Jenis pekerjaan Angket Klien
Ekonomi Penghasilan  Penghasilan/Pendapatan rata-rata per bulan Angket Klien
Masalah Masalah sosial  Kemiskinan Angket Klien
sosial terkait masalah  Stres pada klien/keluarga Wawancara Klien
kesehatan
Epidemiologi Morbiditas Insidensi  Kasus gangguan peran pada narapidana pria setiap Wawancara Petugas Kesehatan
bulan LP
Prevalensi  Posisi urutan kasus gangguan peran di LP Wawancara Petugas Kesehatan
Kedungpane Semarang LP
 Jumlah narapidana pria di LP Kedungpane yang Wawancara Petugas Kesehatan
mengalami gangguan peran LP
Disabilitas  Ketidakmampuan menjalankan peran sebagai kepala Angket, Klien
rumah tangga karena dipenjara Wawancara

Mortalitas Insidensi  Gangguan peran sebagai salah satu penyebab harga Wawancara Petugas Kesehatan
diri rendah LP
 Harga diri rendah sebagai salah satu penyebab bunuh Wawancara Petugas Kesehatan
diri LP
Prevalensi  Jumlah kematian akibat gangguan peran dan harga diri Wawancara Petugas Kesehatan
rendah Data rutin LP
Perilaku dan perilaku Perilaku berisiko  Menyendiri Angket Klien
Lingkungan  Percobaan bunuh diri Angket Klien
 Strategi koping individu Wawancara Klien

1
 Riwayat penyakit berkaitan dengan gangguan peran Angket Klien
( riwayat penyakit keluarga: gangguan jiwa)
Perilaku  Kebiasaan melakukan interaksi sosial FGD Klien
pencegahan  Kebiasaan melakukan istirahat dan aktivitas secara Wawancara Klien
seimbang
 Kebiasaan mengikuti kegiatan keagamaan FGD Klien
 Dukungan keluarga berupa kunjungan Angket Klien

Perilaku  Berkonsultasi ke psikolog atau psikiater yang ada di FGD Klien


penanganan LP
 Mengikuti kegiatan keagamaan FGD Klien

Lingkungan Kebisingan  Jarak LP dengan jalan raya Observasi Mahasiswa


Kondisi  Jumlah penghuni dalam satu sel Observasi Mahasiswa
lingkungan fisik  Polutan yang ada di lingkungan Observasi Mahasiswa

Kondisi  Karakteristik narapidana lain Wawancara Klien


psikologis  Hubungan dengan narapidana lain Wawancara Klien
lingkungan  Kerukunan antar narapidana Wawancara Klien
 Masalah dalam tahanan Wawancara Klien
 Kebiasaan menyelesaikan masalah antar narapidana Wawancara Klien

Pendidikan Predisposing Pengetahuan  Pengertian gangguan peran Angket Klien


dan  Penyebab gangguan peran Angket Klien
Organisasi  Tanda dan gejala gangguan peran Wawancara Klien
 Faktor risiko gangguan peran Wawancara Klien
 Komplikasi gangguan peran Wawancara Klien
 Pencegahan dan pengananan gangguan peran Wawancara Klien
Sikap  Pencegahan dan penanganan gangguan peran FGD Klien
Nilai  Keyakinan yang berkaitan dengan gangguan peran FGD Klien
Persepsi  Anggapan tentang gangguan peran FGD Klien
Motivasi  Motivasi terhadap tindakan pencegahan dan FGD Klien
penanganan gangguan peran
Enabling Ketersediaan  Jumlah petugas kesehatan yang tersedia di LP terkait Wawancara Petugas Kesehatan

2
sumber-sumber gangguan peran LP
kesehatan
Aksesbilitas  Hambatan-hambatan untuk mendapat pelayanan Angket Klien
kesehatan
 Cara untuk mendapat pelayanan kesehatan Angket Klien

Reinforcing Keluarga  Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah Angket Klien
 Pengetahuan keluarga tentang gangguan peran Angket Keluarga
 Peran keluarga terhadap penanganan gangguan peran Angket Keluarga
 Hambatan yang dialami dalam penanganan gangguan Angket Keluarga
peran
 Dukungan sosial keluarga pada narapidana pria Angket Keluarga
dengan gangguan peran
Masyarakat/  Keberadaan orang yang paling berpengaruh Observasi Keluarga
TOMA/TOGA  Dukungan masyarakat terhadap narapidana pria wawancara Masyarakat/
dengan gangguan peran TOMA/TOGA
Petugas  Jumlah tenaga kesehatan di LP Wawancara Petugas LP
Kesehatan  Perilaku tenaga kesehatan di LP Wawancara Petugas LP
Administrasi Program Jenis program  Peningkatan jumlah tenaga kesehatan (dokter, Wawancara Petugas kesehatan
dan Pemerintah perawat, psikiater) di Lembaga Pemasyarakatan LP
Kebijakan  Kebijakan pemerintah dalam memberikan jaminan Wawancara Petugas kesehatan
kesehatan bagi para narapidana LP
Komitmen  Komitmen pemerintah dalam pelaksanaan program Wawancara Petugas LP
Indikator  Pencapaian tujuan Wawancara Petugas LP
keberhasilan  Pencapaian target/ sasaran Wawancara Petugas LP
Pendanaan  Sumber dana untuk pelaksanaan program Wawancara Petugas LP
Hambatan  Hambatan-hambatan pelaksanaan program Wawancara Petugas LP
 Solusi untuk mengatasi hambatan Wawancara Petugas LP

3
PENGKAJIAN
1. SOSIAL
Demografi
 Umur
20-30 tahun : 250 orang
31-40 tahun : 65 orang
41-50 tahun : 55 orang
>50 tahun : 30 orang

umur napi
8%
14%

20-30 th
31-40 th
16%
62% 41-50 th
>50 th

 Pendidikan terakhir
SD : 150 orang
SMP : 100 orang
SMA : 45 orang
PT : 5 orang
Tidak tamat SD : 100 orang

Sosial Ekonomi
 Jenis pekerjaan
Pegawai negeri sipil : 15 orang
Karyawan swasta : 235 orang
Wiraswata : 100 orang
Tidak bekerja : 50 orang
 Pendapatan rata-rata per bulan
Rp 100.000,00 – Rp 500.000,00 : 300 orang
Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 : 85 orang
> Rp. 1.000.000,00 : 15 orang
Masalah Sosial
 Kemiskinan

4
Pra sejahtera : 300 orang
Sejahtera tahap I : 40 orang
Sejahtera tahap II : 40 orang
Sejahtera tahap III : 20 orang

2. EPIDEMIOLOGI
Morbiditas
1. Kasus gangguan peran pada narapidana pria setiap bulan
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan LP, diperoleh data sebanyak
250 napi yang mengalami gangguan peran setiap bulan.
2. Posisi urutan kasus gangguan peran di LP Kedungpane Semarang
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan LP, diperoleh data bahwa kasus
gangguan peran di LP Kedungpane Semarang menempati urutan kedua setelah kasus
HIV/AIDS.
3. Ketidakmampuan menjalankan peran sebagai kepala rumah tangga karena dipenjara
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket, sebanyak 250 napi mengalami
ketidakmampuan dalam menjalankan peran sebagai kepala rumah tangga karena
dipenjara.
Mortalitas
1. Insiden harga diri rendah karena gangguan peran
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan LP, diperoleh data sebanyak
150 napi yang mengalami harga diri rendah.
2. Insiden bunuh diri karena harga diri rendah
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan LP, diperoleh data sebanyak 15
napi melakukan bunuh diri dalam satu tahun.

3. PERILAKU DAN LINGKUNGAN


PERILAKU
Perilaku Berisiko
a. Menyendiri

5
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket, dari 250 napi yang mengalami gangguan
peran, sebanyak 50 napi yang suka menyendiri.
b. Percobaan bunuh diri
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket, dari 150 napi yang mengalami harga diri
rendah sebanyak 20 napi pernah melakukan percobaan bunuh diri.
c. Strategi koping individu
Berdasarkan hasil wawancara dengan klien, dari 250 napi yang mengalami gangguan
peran sebanyak 100 napi mengikuti kegiatan rohani, 80 napi rutin mengikuti kegiatan
olah raga, dan 70 napi mengikuti kegiatan pengembangan ketrampilan diri.

Perilaku Pencegahan
d. Dukungan keluarga berupa kunjungan
Seminggu sekali : 50 orang
Dua minggu sekali : 50 orang
Sebulan sekali : 80 orang
Tidak pernah dijenguk : 70 orang
Perilaku Penanganan
e. Berkonsultasi ke psikolog atau psikiater yang ada di LP
Berdasarkan FGD, dari 250 napi yang mengalami gangguan peran hanya 20 napi yang
berkonsultasi ke psikolog/psikiater yang ada di LP.
LINGKUNGAN
Kebisingan
a. Jarak LP dari jalan raya
Berdasarkan observasi yang dilakukan, jarak LP dari jalan raya sejauh 30 meter.
Kondisi lingkungan fisik
a. Jumlah penghuni dalam satu sel
Satu sel diisi 3-5 orang narapidana.
b. Polutan yang ada di lingkungan
Berdasarkan hasil observasi, polutan yang ada di lingkungan LP berupa asap
kendaraan bermotor.
Kondisi psikologi lingkungan
c. Hubungan dengan narapidana lain
Dari hasil wawancara, para napi mengatakan bahwa hubungan antar narapidana
terbilang baik.
d. Kerukunan antar narapidana

6
Para napi mengatakan jarang sekali terjadi perselisihan di antara narapidana.
e. Masalah dalam tahanan
Dari hasil wawancara, didapatkan data bahwa terdapat beberapa napi yang
berperan sebagai penguasa. Namun sejauh ini napi lain tidak
mempermasalahkannya.
f. Kebiasaan menyelesaikan masalah antar narapidana
Dari hasil wawancara, para napi mengatakan bila terdapat masalah antar
narapidana akan diselesaikan melalui bantuan orang ketiga.

4. PENDIDIKAN DAN ORGANISASI


Predisposing
a. Pengetahuan
b. Sikap
g. Pencegahan dan penanganan gangguan peran
Berdasarkan FGD yang telah dilakukan, para napi mengatakan mengikuti kegiatan-
kegiatan yang diadakan pihak LP seperti kegiatan keagamaan, olah raga, dan
pengembangan ketrampilan diri untuk mengurangi stres. Hanya sedikit yang
berkonsultasi pada psikolog/psikiater yang ada di LP.
c. Nilai
h. Keyakinan yang berkaitan dengan gangguan peran
Berdasarkan FGD yang telah dilakukan, sebagian besar napi mengatakan bahwa
gangguan peran yang dialami dikarenakan masuknya mereka ke dalam tahanan.
d. Persepsi
i. Anggapan tentang gangguan peran
Berdasarkan FGD yang telah dilakukan, sebagian besar napi mengatakan bahwa
gangguan peran adalah terganggunya peran mereka sebagai kepala rumah tangga dan
pencari nafkah bagi keluarganya.
e. Motivasi
j. Motivasi terhadap tindakan pencegahan dan penanganan gangguan peran
Berdasarkan FGD yang telah dilakukan, sebagian besar napi mengatakan tidak akan
mengulangi perbuatan mereka agar tidak ditahan kembali.
Enabling
a. Ketersediaan sumber-sumber kesehatan
k. Jumlah petugas kesehatan yang tersedia di LP terkait gangguan peran

7
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan LP, jumlah tenaga
kesehatan yang ada di LP sebanyak 2 orang yang terdiri dari 1 dokter dan 1 psikolog.
b. Aksesbilitas
l. Hambatan-hambatan untuk mendapat pelayanan kesehatan
Dari angket yang telah disebar, didapatkan data bahwa hambatan utama para napi
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah frekuensi kehadiran yang tidak
menentu dari para tenaga kesehatan.
m. Cara untuk mendapat pelayanan kesehatan
Dari angket yang telah disebar, didapatkan data bahwa para napi mengalami
kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Reinforcing
a. Keluarga
n. Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah
 2-4 orang : 100 orang
 5-7 orang : 100 orang
 > 7 orang : 50 orang
o. Pengetahuan keluarga tentang gangguan peran

p. Peran keluarga terhadap penanganan gangguan peran


q. Hambatan yang dialami dalam penanganan gangguan peran
r. Dukungan sosial keluarga pada narapidana pria dengan gangguan peran
b. Masyarakat/TOMA/TOGA
c. Petugas kesehatan
5. ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN
Program Pemerintah
 Jenis Program
Petugas LP telah mengajukan pada pemerintah setempat untuk penambahan jumlah
tenaga kesehatan yang ada di LP Kedung Pane.
Petugas LP mengatakan pengaturan tentang program jaminan kesehatan maupun
asuransi kesehatan yang telah ada belum terorganisasi dengan baik karena kesulitan
dalam proses pendataan, seperti : syarat-syarat yang kurang dan tidak dilengkapi
oleh keluarga.
 Komitmen

8
Petugas LP mengatakan pemerintah setempat kurang serius dalam melaksanakan
program kesehatan di LP ditandai dengan tidak adanya skrining maupun kunjungan
rutin dari dinas kesehatan setempat.
 Indikator Keberhasilan
Petugas LP mengatakan pencapaian tujuan dan sasaran dalam menentukan program
kesehatan tidak sesuai, misalnya : penyuluhan kesehatan diberikan secara
menyeluruh tidak dikelompokkan sesuai kebutuhan narapidana.
 Pendanaan
Petugas LP mengatakan sumber dana untuk pelaksanaan program berasal dari dana
APBD Provinsi Jawa Tengah.
 Hambatan
Hambatan-hambatan pelaksanaan program
Solusi untuk mengatasi hambatan

Anda mungkin juga menyukai