Anda di halaman 1dari 13

OBAT UNTUK PENDERITA ALERGI : MUKOLITIK

DAN EKSPEKTORAN, METILXANTIN


(THEOPHYLLIN),ANTIKOLINERGIK,NATRIUM KR
OMOLAT
 

MUKOLITIK DAN EKSPEKTORAN

 Ekspektoran meningkatkan pembersihan mukus dari saluran bronkus. Satu-satunya


preparat yang paling efektif adalah air, terutama pada pasien dehidrasi. Karena itu
anjurkan pasien asma untuk minum sebanyak mungkin karena hal ini akan mencegah
pengeringan mukus. Pada asma berat, setelah terapi inhalasi dengan bronkodilator
dapat dilanjutkan dengan cairan NaCl 0,9% memakai nebulizer selama 20-30 menit,
3-4 kali sehari.
 Manfaat obat ekspektoran dan mukolitik tergantung dari masukan air yang adekuat.
Obat yang terdapat di pasaran pada saat ini misalnya gliseril guaiakolat, iodida,
asetilsistein, bromheksin, dan ambroksol.

METILXANTIN

 Teofilin merupakan salah satu obat utama untuk pengobatan asma akut maupun
kronik.
 Bekerja dengan menghalangi kerja enzim fosfodiesterase sehingga menghindari
perusakan cAMP dalam sel, antagonis adenosin, stimulasi pelepasan katekolamin dari
medula adrenal, mengurang; konsentrasi Ca bebas di otot polos, menghalangi
pembentukan prostaglandin, dan memperbaiki kontraktilitas diafragma.

Farmakokinetik

 Preparat cair diserap kurang lebih l/2 sampai 1 jam, tablet yang tak berlapis 2 jam, dan
preparat lepas lambat 4 sampai 6 jam.
 Teofilin dieliminasi dalam hati dan disekresi dalam urin. Terdapat variasi individual
dalam eliminasi teofilin. Harus diperhatikan umur dan gemuknya seseorang.
 Dosis oral. Oleh karena terdapat variasi antara setiap individu maka dosis harus
disesuaikan dengan melihat perbaikan klinis, efek samping, dan kadar pemeliharaan
dalam darah antara 10-20 μg/ml. Dosis permulaan yang umum antara 10-16
mg/kgBB/hari, bilamana dosis akan ditingkatkan maka perlu monitor kadar teofilin
dalam plasma. Untuk preparat lepas lambat dosis seharinya lebih rendah dari preparat
biasa Bila tampak tanda intoksikasi maka dosis harus segera diturunkan.
 Dosis intravena. Tujuan utama pemberian teofilin intravena adalah untuk secara cepat
mendapatkan kadar dalam plasma antara 10-20 sel/ml. Bila pasien belum mendapat
teofilin sebelumnya, diberikan loading dose 6 mg/kgBB selama 20-30 menit melaui
infus, selanjutnya diteruskan dengan dosis pemeliharaan.
 Terdapat beberapa jenis preparat teofilin, yaitu dalam bentuk sirop yang bekerja
cepat, tablet, kapsul, tablet lepas lambat, dan kombinasi teofilin dengan obat lainnya.
Dalam memilih preparat yang akan dipakai, pertimbangkan hal seperti berikut.
Adanya alkohol dalam sirop dapat mengakibatkan efek samping bila dipakai terus-
menerus, jadi preparat ini sebaiknya hanya dipakai sebagai terapi permulaan untuk
mengatasi keadaan akut. Hindari kombinasi teofilin dengan obat lain dalam satu
preparat karena preparat jenis ini sering terjadi efek samping. Preparat lepas lambat
sangat berguna untuk pengobatan asma kronik sebab dapat diberikan dosis dua kali
sehari sehingga meningkatkan kepatuhan pasien.
 Reaksi yang merugikan mulai timbul bila dosis teofilin dalam darah telah melebihi 15
μg/ml. Efek samping yang sering terjadi adalah muntah dan gangguan saraf pusat.

OBAT ANTIKOLINERGIK

 Asetilkolin berperan dalam bronkospasme. Atropin sulfat, beladona, dan skopolamin


efektif untuk mencegah bronkospame oleh metakolin, tetapi tidak untuk
bronkospasme oleh histamin.
 Pada mulanya pemakaian aerosol atropin sangat terbatas oleh karena efek samping
seperti peninggian viskositas dan menurunnya jumlah sputum, orofaring jadi kering,
denyut jantung meningkat, sedasi, dan gangguan visus. Tetapi dengan preparat baru
(ipratropium bromide) yang dapat mengurangi efek samping tersebut maka obat ini
mulai banyak lagi dipakai, terutama untuk orang dewasa yang menderita asma
intrinsik atau asma bronkitis yang bronkospasmenya dipengaruhi oleh asetilkolin.

NATRIUM KROMOLAT

 Obat ini mampu menghambat pelepasan mediator dari sel mast dan basofil sehingga
alergen yang masuk ke dalam badan tidak lagi menimbulkan reaksi alergi. Diperlukan
waktu 2-3 bulan untuk evaluasi efek natrium kromolat. Telah dilaporkan bahwa pada
waktu penghirupan obat ini dapat terjadi bronkokonstriksi, oleh karena itu dianjurkan
untuk memakai inhalasi β2 terlebih dahulu sebelum penggunaan obat ini.
 Indikasi adalah untuk asma, rinitis alergik, konjungtivitis alergik, alergi makanan,
ulserasi mukosa (protokolitis, sariawan). Untuk rinitis alergik diberikan dalam bentuk
tetes hidung, untuk konyungtivitis alergik dalam bentuk tetes mata, dan untuk alergi
makanan diberikan peroral 30 menit sebelum makan.

Provided by
children’s ALLERGY CLINIC

Tags health related life, Education, moment of inspiration, HealthCare, Interviews, LINK,
IAI, Updates, DropBox, Download, Note, Information
Categories Download, DropBox, Education, HealthCare, Interviews, general, health related
life, kumpulan tautan, notes
Kenali Berbagai Macam Obat Batu
13 October 2010 //
0

Batuk bisa dibilang bukan penyakit, melainkan salah satu gejala suatu penyakit. Namun siapa
yang tak pernah mengalami hal ini? Keluhan batuk sebenarnya sering dijumpai dalam
masalah kesehatan. Entah terserang pada anak bayi maupun orang yang sangat renta
sekalipun pasti bisa saja terkena serangan batuk. Mungkin itulah mengapa pada pasaran obat-
obatan sekarang sudah mulai banyak bertebaran berbagai tipe untuk menyembuhkan batuk.

NERACA – Menurut para dokter dari Klinik Respirasi, dari Rumah Sakit Mitra Internasional,
batuk merupakan terjadinya mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan sekret atau
benda asing dari jalan napas. Perkara batuk, bukan berarti menjadi kejadian yang mudah dan
murah apabila tidak cepat dicaritahu penyebabnya. Sebab kalau batuk terus menerus, bisa
membuat tidur pun tak nyaman-yang sudah pasti sangat mengganggu kegiatan keseharian
kita. Jika sudah parah, pasien pertu berobat ke dokter.

Faktor yang menjadi penyebab batuk bisa bermacam-macam, karena tersedak, iritasi asap, zat
kimiawi, suhu panas atau suhu dingin sehingga menyebabkan kerusakan pada mukosa jalan
napas, hipersekresi, proses peradangan dan hiperaktiviti. Batuk juga dapat disebabkan oleh
organ saluran napas atau dari organ lain.

Selanjutnya, sumber lain menyebutkan bahwa, batuk merupakan mekanisme pertahanan


tubuh untuk membersihkan paru-paru dan saluran nafas dari berbagai halauan “benda”. Sebut
saja dahak, sel-sel mati dan bakteri ketika terjadi infeksi, atau benda asing lainnya, dengan
cara mengeluarkannya.

Reseptor batuk terletak di mukosa hidung, sinus paranasial, faring, laring, trakea, dan
bronkus. Manfaat batuk sebagai mekanisme pertahanan tubuh, yaitu membersihkan saluran
napas dari polusi udara, mengeluarkan dahak, melegakan napas, dan mengeluarkan benda
asing akibat tersedak.

Sedangkan bunyi yang timbul akibat batuk disebabkan oleh gesekan pita suara dan gesekan
lendir atau sekret dalam saluran napas. Menurut jenisnya batuk dibagi menjadi dua, yakni
batuk kering dan berdahak produktif dan non produktif.

Batuk menurut lama kejadian dibagi jadi tiga, yakni akut kurang dari tiga minggu, sub akut
yang lama berkisar antara tiga sampai delapan minggu, dan kronis, dimana berlangsung telah
lebih dari tiga minggu lamanya. Lamanya kita terserang penyakit batuk merupakan hal yang
penting untuk menentukan apa yang menjadi penyebab batuk.

Ragam Obat Batuk

Sebelum membeli obat batuk yang sesuai, lihat dulu daftar komposisi serta anjuran
pemakaiannya. Terutama, ketika kita membeli obat pereda batuk yang tersedia di mana saja
atau dapat dibeli dengan bebas (over the counter/OTC). Pastikan bayi atau anak kita benar-
benar sudah sampai tahap memerlukannya. Jangan sampai kita salah kalau
ternyata obat batuk tersebut tidak aman atau dosis pemberiannya tidak tepat.

Penatalaksaan penyembuhan batuk paling baik dengan memilih obat yang spesifik terhadap
penyebabnya. Nah, ada tiga bentuk penatalaksanaan batuk. Pertama, tanpa pengobatan.
Apabila batuk si penderita tidak mengganggu dapat disebabkan oleh penyakit akut, ringan
dan sembuh tidak perlu diberikan obat, misal infeksi virus. Kedua, pengobatan spesifik.
Dimana pengobatan ditujukan pada penyakit dasarnya yang menyebabkan timbulnya batuk.
Terakhir, pengobatan simptomatik. Lebih diberikan kepada para pengidap yang tidak dapat
ditentukan apa penyebab batuknya dan itu pastilah sangat menganggu si pasien sendiri.
Pengobatan simptomatik diberikan dengan terapi farmakropi, yaitu dengan berbagai tipe obat
batuk, di antaranya obat batuk antitusif yang berguna untuk menekan batuk, ekspektoran
yang

dapat mengeluarkan dahak, serta mukolitik yang berfungsi untuk mengencerkan dahak.

Jika secara lebih jauh kita merasa dipusingkan dengan hadirnya sejumlah atau bahkan
banyaknya merek berbagai obat batuk. Maka ada baiknya kalau kita mengenal lebih jauh.
Obat antitusif akan menghambat atau menekan batuk dengan menekan pusat batuk serta
meningkatkan ambang rangsang sehingga akan mengurangi iritasi. Obat ini dapat bekerja
sentral atau perifer. Antitusif yang bekerja sentral terbagi menjadi golongan narkotik dan non
narkotik. Sebagai contoh golongan yang narkotik kodein dan hidokodein, sedangkan
golongan non narkotik, antara lain dikstrometorfan, butaminat sitrat, noskapin dan
difenhidramin. Efek yang yang dihasilkan dari golongan narkotik adalah penekanan pusat
napas, konstipasi, mual, muntah serta efek adiksi. Antitusif bekerja perifer menekan batuk
dengan mengurangi iritasi likal pada reseptor iritan perifer mis-alanya, dengan anestesi lokal.

Lalu, bagaimana dengan obat batuk dengan embel-embel nama ekspektoran di belakangnya.
Obat ekspektoran akan meningkatkan jumlah cairan dan merangsang pengeluaran sekret dari
saluran napas. Obat ekspetoran bersifat dapat mengencerkan lendir atau dahak sehingga
mudah dikeluarkan melalui batuk. Obat yang

termasuk pada golongan ini, adalah kalium yodida, ammo-nium khlrorida, guafineni (gliseal
guaiakolat), sitram (natrium sitrat) dan bromhexin. Obat batuk mukolitik, akan bekerja
mengubah sifat kimia sekret saluran napas dengan mengurangi kekentalan. Contoh obat
golongan ini, seperti larutan garam dan asetilsistem.

Dari sebagian merek obat batuk, setelah diminum ada yang dapat memberikan efek kantuk,
sebab disebut mengandung bahan yang sedikit sedatif. Untuk menghindarinya, perlu diingat
kalau obat batuk yang tersedia dijual bebas baiknya tak digunakan dalam jangka waktu
terlalu lama.

Memilah milih sederet merek obat batuk yang beredar di sebagian apotek serta farmasi
terkadang akan membuat para konsumennya cukup kewalahan. Maka, tak ada salahnya bila
kita tanyakan terlebih dahulu sebelum benar-benar memberikannya pada diri maupun anggota
keluarga lain. Apa yang menjadi penyebab terserang batuk itu baru kemudian temukan
solusinya1. Dengan datang berkonsultasi ke dokter kepercayaan, semisal dokter umur,
spesialis paru, maupun mereka yang ahli dibidang farmasi atau apoteker tentunya akan
semakin membuka ruang informasi kita mengenai batuk dan obatnya yang tepat. Selamat
mencoba.
 

Ringkasan Artikel Ini


Kenali Berbagai Macam Obat Batuk. Menurut jenisnya batuk dibagi menjadi dua, yakni
batuk kering dan berdahak produktif dan non produktif. Batuk menurut lama kejadian
dibagi jadi tiga, yakni akut kurang dari tiga minggu, sub akut yang lama berkisar antara
tiga sampai delapan minggu, dan kronis, dimana berlangsung telah lebih dari tiga minggu
lamanya. Lamanya kita terserang penyakit batuk merupakan hal yang penting untuk
menentukan apa yang menjadi penyebab batuk. Ragam Obat Batuk Sebelum membeli obat
batuk yang sesuai, lihat dulu daftar komposisi serta anjuran pemakaiannya. Pengobatan
simptomatik diberikan dengan terapi farmakropi, yaitu dengan berbagai tipe obat batuk, di
antaranya obat batuk antitusif yang berguna untuk menekan batuk, ekspektoran yang
dapat mengeluarkan dahak, serta mukolitik yang berfungsi untuk mengencerkan dahak.
Obat antitusif akan menghambat atau menekan batuk dengan menekan pusat batuk serta
meningkatkan ambang rangsang sehingga akan mengurangi iritasi. Dari sebagian merek
obat batuk, setelah diminum ada yang dapat memberikan efek kantuk, sebab disebut
mengandung bahan yang sedikit sedatif. Dengan datang berkonsultasi ke dokter
kepercayaan, semisal dokter umur, spesialis paru, maupun mereka yang ahli dibidang
farmasi atau apoteker tentunya akan semakin membuka ruang informasi kita mengenai
batuk dan obatnya yang tepat.

source : http://bataviase.co.id

Tags Download, DropBox, Education, health related life, HealthCare, Information,


Interviews, LINK, moment of inspiration, Note, Updates
Categories Download, DropBox, HealthCare, Interviews, general, health related life,
kumpulan tautan, moment of inspiration, notes, stories

Saat Balita Batuk Berdahak


13 October 2010 //
0

Kasihan memang jika melihat balita terserang batuk berdahak. Batuk berdahak pada balita
lebih buruk dibandingkan pada dewasa disebabkan kemampuan balita untuk mengeluarkan
dahak sendiri masih rendah. Sehingga, dahak yang menumpuk di tenggorokan menjadi hal
yang sangat mengganggu bagi balita. Pernafasan menjadi sangat berat dan terkadang bisa
menimbulkan sesak nafas.

Untuk mengatasi masalah itu tidak cukup hanya mengenali jenis batuknya saja. Di televisi,
suatu iklan obat batuk mempropagandakan kalimat “kenali jenis batuknya, kemudian pilih
obatnya“. Kalimat itu memang  benar namun, untuk kasus khusus seperti pada balita kalimat
itu belum cukup. Tidak cukup hanya menentukan obat dari jenis batuknya yaitu batuk kering
atau batuk berdahak karena obat batuk berdahak itu sendiri memiliki jenis efek yang berbeda.
Berikut adalah penggolongan obat batuk berdahak berdasarkan cara kerjanya.

Ekspektoran
Ekspektoran adalah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran pernafasan.
Ekspektoran bekerja dengan cara merangsang selaput lendir lambung dan selanjutnya secara
refleks memicu pengeluaran lendir saluran nafas sehingga menurunkan tingkat kekentalan
dan mempermudah pengeluaran dahak. Obat ini juga merangsang terjadinya batuk supaya
terjadi pengeluaran dahak.

Yang termasuk ke dalam golongan obat ini adalah Glyceril Guaiacolate, Ammonium Klorida,
Succus liquiritae dan lain-lain.

Mukolitik

Sesuai dengan namanya, mukolitik adalah obat batuk berdahak yang bekerja dengan cara
membuat hancur formasi dahak sehingga dahak tidak lagi memiliki sifat-sifat alaminya.
Mukolitik bekerja dengan cara menghancurkan benang-benang mukoprotein dan
mukopolisakarida dari dahak. Sebagai hasil akhir, dahak tidak lagi bersifat kental dan dengan
begitu tidak dapat bertahan atau “nyangkut” di tenggorokan lagi seperti sebelumnya.
Membuat saluran nafas bebas dari dahak.

Yang termasuk ke dalam golongan obat ini adalah bromheksin, ambroxol, asetilsistein.

Terbaik untuk balita

Balita yang belum sempurna secara refleks mengeluarkan dahaknya sendiri akan lebih baik
jika diberi mukolitik atau gabungan mukolitik-ekpsektoran. Penggunaan ekspektoran tunggal
(tanpa mukolitik) kurang membantu balita yang belum bisa mengeluarkan dahaknya lewat
batuk.

Jadi, untuk mengatasi batuk pada balita, kombinasi mukolitik-ekspektoran adalah yang
terbaik. Namun, penggunaan obat batuk pada balita perlu di bawah pengawasan tenaga
kesehatan. Konsultasikan kepada apoteker anda untuk penggunaan obat yang tepat dan
rasional.

source : http://ricobachtiar.wordpress.com

Tags Download, DropBox, Education, health related life, HealthCare, IAI, Information,
Interviews, LINK, moment of inspiration, Note, Updates
Categories Download, DropBox, Education, HealthCare, Interviews, general, health related
life, kumpulan tautan, notes

MUKOLITIK DAN EKSPEKTORAN


13 October 2010 //
0

(Pengencer dahak dan obat batuk)


Jika anak batuk, apa yang biasanya orang tua lakukan? Mencari obat batuk yang sesuai di
apotek seperti iklan-iklan di televisi????

Mari kita telaah lebih dalam mengenai penggunaan “obat batuk” ini. Obat batuk yang
beredar di Indonesia, untuk anak-anak maupun dewasa, umumnya mengandung mukolitik
dan ekspektoran. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan mukolitik dan ekspektoran?
Bagaimana seharusnya kedua obat tersebut digunakan?

Batuk

Batuk sebenarnya merupakan refleks normal yang bersifat protektif bagi saluran nafas.
Dengan batuk, lendir yang ada di saluran nafas bawah justru dapat dikeluarkan. Hal ini
menguntungkan, karena apabila dahak/lendir tertahan di saluran nafas, akibatnya dapat
menyumbat saluran nafas.

Batuk ini merupakan gejala dari berbagai penyakit di saluran nafas. Akan tetapi, mayoritas
kasus akut di saluran nafas disebabkan oleh virus yang bersifat self limiting.

Mukolitik

Mukolitik adalah obat yang bekerja dengan mengurangi kekentalan dahak sehingga
diharapkan dahak tersebut menjadi lebih mudah dikeluarkan.

Pada beberapa kondisi seperti penyakit sumbatan paru kronik dan fibrosis kistik, mukolitik
dapat digunakan sebagai pengencer dahak. Namun bukti-bukti yang menunjukkan
efektivitasnya sangat terbatas.1 Bahkan, tidak ada studi valid yang menunjukkan kriteria
kualitas mukolitik, baik pada anak maupun dewasa.

Walaupun bersifat mengurangi kekentalan dahak dan menyebabkan kesan subyektif yang
positif pada pasien, obat ini tidak dapat memberikan perbaikan yang konsisten terhadap
fungsi paru.2 Studi yang dilakukan terhadap pasien pneumonia anak dan dewasa juga
menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang cukup mengenai manfaat mukolitik. 3

Obat ini memiliki efek samping berupa tukak lambung, karena sifat obat yang dapat
mengiritasi lapisan lendir lambung. Selain itu dijumpai juga bronkospasme dan demam.

Mukolitik yang dikenal di Indonesia antara lain: amboxol, bromhexin dan n-asetil sistein.

Ekspektoran

Ekspektoran biasanya diresepkan untuk batuk kering dimana pasien sulit mengeluarkan
dahak. Obat ini diklaim sebagai obat yang dapat merangsang pengeluaran sekret bronkus,
akan tetapi belum ada bukti yang menyatakan bahwa obat tertentu dapat memfasilitasi
pengeluaran dahak.1

Contoh obat yang temasuk dalam golongan ini antara lain: guaifensin, terpin hydrate, dan
ammonium klorida.
Cara kerja ekspektoran adalah dengan merangsang saraf kelenjar bronchial, sehingga sekret
yang dikeluarkan menjadi lebih banyak. Stimulasi saraf vagal ini bersifat mengiritasi mukosa
lambung, sehingga konsumsi dalam dosis besar dapat menyebabkan mual dan muntah.

Beberapa jenis ekspektoran seperti guaifensin dan potassium iodida juga bekerja secara
langsung dengan merangsang produksi kelenjar bronchial.

Sebuah studi (Randomized Control Trial) pada 65 orang dewasa muda menunjukkan bahwa
guaifensin tidak mempengaruhi kekentalan dahak. Sayangnya, belum ada studi mengenai
penggunaan ekspektoran pada anak.

Efek samping ekspektoran berupa: iritasi lambung, mual, muntah, reaksi kulit, bengkak pada
kelopak mata, bendungan paru, liur berlebih, mata dan hidung berair. Ammonium klorida
diubah menjadi urea di hati, sehingga dapat menyebabkan keasaman darah.

Beberapa zat yang digunakan dalam sediaan ekspektoran memiliki potensi bahaya dan tidak
dianjurkan untuk anak-anak. Zat berbahaya yang dimaksud anatara lain kloroform dan
camphor.

Kloroform dulu digunakan sebagai salah satu bahan dalam sirup batuk dan beberapa sediaan
obat lainnya, tapi penggunaannya sudah dilarang di banyak negara, karena berisiko toksik
terhadap hati dan menyebabkan kelainan kongenital. Seperti halnya kloroform, camphor juga
bersifat toksik.

Kesimpulan

Batuk merupakan refleks alami dan tidak perlu dilawan dengan obat. Mukolitik dan
ekspektoran diragukan efektivitasnya terhadap common problem pada anak seperticommon
cold.

DAFTAR PUSTAKA

1. BNF for Children


2. Cough and Cold Remedies for The Treatment of Acute Respiratory Infections of
Young Children. Departmen of Child and Adolescent Health and Development World
Health Organization, Switzerland, 2001.
3. Chang CC, Cheng AC, Chang AB. Over-the-counter (OTC) medications to reduce
cough as an adjunct to antibiotics for acute pneumonia in children and adults. July 10,
2009.
4. 2. Ekspektoran dan Mukolitik
5. Pemberian cairan yang cukup dapat mengencerkan sekret, tetapi pada beberapa
keadaan seperti gagal jantung perlu dilakukan pembatasan cairan. Obat yang menekan
batuk seperti kodein tidak dianjurkan karena dapat mengganggu pembersihan sekret
dan menyebabkan gangguan pertukaran udara; di samping itu obat ini dapat menekan
pusat sistem pernapasan. Tetapi bila batuk sangat mengganggu seperti batuk yang
menetap, iritasi saluran napas dan gangguan tidur, dapat diberikan ekspektoran dan
mukolitik.
6. Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran napas
(ekspektorasi). Mekanisme kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung
dan selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran napas lewat N.
vagus, sehingga menurunkan viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak. Obat
yang termasuk golongan ini adalah amonium klorida dan gliseril guaiakolat.
7. Amonium klorida jarang digunakan secara tungga, tetapi biasanya diberikan dalam
bentuk campuran dengan ekspektoran lain atau antitusif. Amonium klorida dosis
besar dapat menimbulkan asidosis metabolik dan harus digunakan dengan hati-hati
pada pasien dengan insufisiensi hati, ginjal, dan paru-paru.
8. Gliseril guaiakolat digunakan berdasarkan pada tradisi dan kesan subyektif pasien dan
dokter. Belum ada bukti bahwa obat ini bermanfaat pada dosis yang diberikan. Obat
ini memiliki efek samping yang mungkin timbul dengan dosis besar, berupa kantuk,
mual dan muntah.
9. Mukolitik ialah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas dengan jalan
memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum. Contoh
mukolitik ialah bromheksin, asetilsistein, dan ambroksol.
10. Bromheksin digunakan sebagai mukolitik pada bronkitis atau kelainan saluran napas
yang lain. Selain itu obat ini digunakan secara lokal di bronkus untuk memudahkan
pengeluaran dahak pasien yang dirawat di UGD. Efek samping pada pemberian oral
berupa mual dan peninggian transaminase serum. Bromheksin harus hati-hati
digunakan pada pasien tukak lambung. Ambroksol sendiri merupakan suatu metabolit
bromheksin yang diduga memiliki cara kerja yang sama dengan pendahulunya.
11. Asetilsistein diberukan secara semprotan atau obat tetes hidung. Obat ini menurunkan
viskositas sekret paru pada pasien radang paru. Aktivitas mukolitik zat ini langsung
terhadap mukoprotein dengan melepaskan ikatan disulfidanya. Obat ini diberikan
langsung pada trakea waktu trakeotomi. Efek samping yang mungkin timbul berupa
spasme bronkus, terutama pada pasien asma. Dapat juga timbul mual, muntah,
stomatisis, pilek, hemoptisis, dan terbentuknya sekret berlebihan sehingga harus di-
suction. Obat ini tidak boleh diberikan bila tidak tersedia alat penyedot lendir napas

Batuk

Batuk sebenarnya merupakan refleks normal yang bersifat protektif bagi saluran nafas.
Dengan batuk, lendir yang ada di saluran nafas bawah justru dapat dikeluarkan. Hal ini
menguntungkan, karena apabila dahak/lendir tertahan di saluran nafas, akibatnya dapat
menyumbat saluran nafas.

Batuk ini merupakan gejala dari berbagai penyakit di saluran nafas. Akan tetapi, mayoritas
kasus akut di saluran nafas disebabkan oleh virus yang bersifat self limiting.

Mukolitik

Mukolitik adalah obat yang bekerja dengan mengurangi kekentalan dahak sehingga
diharapkan dahak tersebut menjadi lebih mudah dikeluarkan.

Pada beberapa kondisi seperti penyakit sumbatan paru kronik dan fibrosis kistik, mukolitik
dapat digunakan sebagai pengencer dahak. Namun bukti-bukti yang menunjukkan
efektivitasnya sangat terbatas.1 Bahkan, tidak ada studi valid yang menunjukkan kriteria
kualitas mukolitik, baik pada anak maupun dewasa.
Walaupun bersifat mengurangi kekentalan dahak dan menyebabkan kesan subyektif yang
positif pada pasien, obat ini tidak dapat memberikan perbaikan yang konsisten terhadap
fungsi paru.2 Studi yang dilakukan terhadap pasien pneumonia anak dan dewasa juga
menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang cukup mengenai manfaat mukolitik. 3

Obat ini memiliki efek samping berupa tukak lambung, karena sifat obat yang dapat
mengiritasi lapisan lendir lambung. Selain itu dijumpai juga bronkospasme dan demam.

Mukolitik yang dikenal di Indonesia antara lain: amboxol, bromhexin dan n-asetil sistein.

Ekspektoran

Ekspektoran biasanya diresepkan untuk batuk kering dimana pasien sulit mengeluarkan
dahak. Obat ini diklaim sebagai obat yang dapat merangsang pengeluaran sekret bronkus,
akan tetapi belum ada bukti yang menyatakan bahwa obat tertentu dapat memfasilitasi
pengeluaran dahak.1

Contoh obat yang temasuk dalam golongan ini antara lain: guaifensin, terpin hydrate, dan
ammonium klorida.

Cara kerja ekspektoran adalah dengan merangsang saraf kelenjar bronchial, sehingga sekret
yang dikeluarkan menjadi lebih banyak. Stimulasi saraf vagal ini bersifat mengiritasi mukosa
lambung, sehingga konsumsi dalam dosis besar dapat menyebabkan mual dan muntah.

Beberapa jenis ekspektoran seperti guaifensin dan potassium iodida juga bekerja secara
langsung dengan merangsang produksi kelenjar bronchial.

Sebuah studi (Randomized Control Trial) pada 65 orang dewasa muda menunjukkan bahwa
guaifensin tidak mempengaruhi kekentalan dahak. Sayangnya, belum ada studi mengenai
penggunaan ekspektoran pada anak.

Efek samping ekspektoran berupa: iritasi lambung, mual, muntah, reaksi kulit, bengkak pada
kelopak mata, bendungan paru, liur berlebih, mata dan hidung berair. Ammonium klorida
diubah menjadi urea di hati, sehingga dapat menyebabkan keasaman darah.

Beberapa zat yang digunakan dalam sediaan ekspektoran memiliki potensi bahaya dan tidak
dianjurkan untuk anak-anak. Zat berbahaya yang dimaksud anatara lain kloroform dan
camphor.

Kloroform dulu digunakan sebagai salah satu bahan dalam sirup batuk dan beberapa sediaan
obat lainnya, tapi penggunaannya sudah dilarang di banyak negara, karena berisiko toksik
terhadap hati dan menyebabkan kelainan kongenital. Seperti halnya kloroform, camphor juga
bersifat toksik.

Kesimpulan

Batuk merupakan refleks alami dan tidak perlu dilawan dengan obat. Mukolitik dan
ekspektoran diragukan efektivitasnya terhadap common problem pada anak seperticommon
cold.
DAFTAR PUSTAKA

1. BNF for Children


2. Cough and Cold Remedies for The Treatment of Acute Respiratory Infections of
Young Children. Departmen of Child and Adolescent Health and Development World
Health Organization, Switzerland, 2001.
3. Chang CC, Cheng AC, Chang AB. Over-the-counter (OTC) medications to reduce
cough as an adjunct to antibiotics for acute pneumonia in children and adults. July 10,
2009.

Batuk bisa dibilang bukan penyakit, melainkan salah satu gejala suatu penyakit. Namun siapa
yang tak pernah mengalami hal ini? Keluhan batuk sebenarnya sering dijumpai dalam
masalah kesehatan. Entah terserang pada anak bayi maupun orang yang sangat renta
sekalipun pasti bisa saja terkena serangan batuk. Mungkin itulah mengapa pada pasaran obat-
obatan sekarang sudah mulai banyak bertebaran berbagai tipe untuk menyembuhkan batuk.

NERACA – Menurut para dokter dari Klinik Respirasi, dari Rumah Sakit Mitra Internasional,
batuk merupakan terjadinya mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan sekret atau
benda asing dari jalan napas. Perkara batuk, bukan berarti menjadi kejadian yang mudah dan
murah apabila tidak cepat dicaritahu penyebabnya. Sebab kalau batuk terus menerus, bisa
membuat tidur pun tak nyaman-yang sudah pasti sangat mengganggu kegiatan keseharian
kita. Jika sudah parah, pasien pertu berobat ke dokter.

Faktor yang menjadi penyebab batuk bisa bermacam-macam, karena tersedak, iritasi asap, zat
kimiawi, suhu panas atau suhu dingin sehingga menyebabkan kerusakan pada mukosa jalan
napas, hipersekresi, proses peradangan dan hiperaktiviti. Batuk juga dapat disebabkan oleh
organ saluran napas atau dari organ lain.

Selanjutnya, sumber lain menyebutkan bahwa, batuk merupakan mekanisme pertahanan


tubuh untuk membersihkan paru-paru dan saluran nafas dari berbagai halauan “benda”. Sebut
saja dahak, sel-sel mati dan bakteri ketika terjadi infeksi, atau benda asing lainnya, dengan
cara mengeluarkannya.

Reseptor batuk terletak di mukosa hidung, sinus paranasial, faring, laring, trakea, dan
bronkus. Manfaat batuk sebagai mekanisme pertahanan tubuh, yaitu membersihkan saluran
napas dari polusi udara, mengeluarkan dahak, melegakan napas, dan mengeluarkan benda
asing akibat tersedak.

Sedangkan bunyi yang timbul akibat batuk disebabkan oleh gesekan pita suara dan gesekan
lendir atau sekret dalam saluran napas. Menurut jenisnya batuk dibagi menjadi dua, yakni
batuk kering dan berdahak produktif dan non produktif.

Batuk menurut lama kejadian dibagi jadi tiga, yakni akut kurang dari tiga minggu, sub akut
yang lama berkisar antara tiga sampai delapan minggu, dan kronis, dimana berlangsung telah
lebih dari tiga minggu lamanya. Lamanya kita terserang penyakit batuk merupakan hal yang
penting untuk menentukan apa yang menjadi penyebab batuk.

Ragam Obat Batuk


Sebelum membeli obat batuk yang sesuai, lihat dulu daftar komposisi serta anjuran
pemakaiannya. Terutama, ketika kita membeli obat pereda batuk yang tersedia di mana saja
atau dapat dibeli dengan bebas (over the counter/OTC). Pastikan bayi atau anak kita benar-
benar sudah sampai tahap memerlukannya. Jangan sampai kita salah kalau

ternyata obat batuk tersebut tidak aman atau dosis pemberiannya tidak tepat.

Penatalaksaan penyembuhan batuk paling baik dengan memilih obat yang spesifik terhadap
penyebabnya. Nah, ada tiga bentuk penatalaksanaan batuk. Pertama, tanpa pengobatan.
Apabila batuk si penderita tidak mengganggu dapat disebabkan oleh penyakit akut, ringan
dan sembuh tidak perlu diberikan obat, misal infeksi virus. Kedua, pengobatan spesifik.
Dimana pengobatan ditujukan pada penyakit dasarnya yang menyebabkan timbulnya batuk.
Terakhir, pengobatan simptomatik. Lebih diberikan kepada para pengidap yang tidak dapat
ditentukan apa penyebab batuknya dan itu pastilah sangat menganggu si pasien sendiri.
Pengobatan simptomatik diberikan dengan terapi farmakropi, yaitu dengan berbagai tipe obat
batuk, di antaranya obat batuk antitusif yang berguna untuk menekan batuk, ekspektoran
yang

dapat mengeluarkan dahak, serta mukolitik yang berfungsi untuk mengencerkan dahak.

Jika secara lebih jauh kita merasa dipusingkan dengan hadirnya sejumlah atau bahkan
banyaknya merek berbagai obat batuk. Maka ada baiknya kalau kita mengenal lebih jauh.
Obat antitusif akan menghambat atau menekan batuk dengan menekan pusat batuk serta
meningkatkan ambang rangsang sehingga akan mengurangi iritasi. Obat ini dapat bekerja
sentral atau perifer. Antitusif yang bekerja sentral terbagi menjadi golongan narkotik dan non
narkotik. Sebagai contoh golongan yang narkotik kodein dan hidokodein, sedangkan
golongan non narkotik, antara lain dikstrometorfan, butaminat sitrat, noskapin dan
difenhidramin. Efek yang yang dihasilkan dari golongan narkotik adalah penekanan pusat
napas, konstipasi, mual, muntah serta efek adiksi. Antitusif bekerja perifer menekan batuk
dengan mengurangi iritasi likal pada reseptor iritan perifer mis-alanya, dengan anestesi lokal.

Lalu, bagaimana dengan obat batuk dengan embel-embel nama ekspektoran di belakangnya.
Obat ekspektoran akan meningkatkan jumlah cairan dan merangsang pengeluaran sekret dari
saluran napas. Obat ekspetoran bersifat dapat mengencerkan lendir atau dahak sehingga
mudah dikeluarkan melalui batuk. Obat yang

termasuk pada golongan ini, adalah kalium yodida, ammo-nium khlrorida, guafineni (gliseal
guaiakolat), sitram (natrium sitrat) dan bromhexin. Obat batuk mukolitik, akan bekerja
mengubah sifat kimia sekret saluran napas dengan mengurangi kekentalan. Contoh obat
golongan ini, seperti larutan garam dan asetilsistem.

Dari sebagian merek obat batuk, setelah diminum ada yang dapat memberikan efek kantuk,
sebab disebut mengandung bahan yang sedikit sedatif. Untuk menghindarinya, perlu diingat
kalau obat batuk yang tersedia dijual bebas baiknya tak digunakan dalam jangka waktu
terlalu lama.

Memilah milih sederet merek obat batuk yang beredar di sebagian apotek serta farmasi
terkadang akan membuat para konsumennya cukup kewalahan. Maka, tak ada salahnya bila
kita tanyakan terlebih dahulu sebelum benar-benar memberikannya pada diri maupun anggota
keluarga lain. Apa yang menjadi penyebab terserang batuk itu baru kemudian temukan
solusinya1. Dengan datang berkonsultasi ke dokter kepercayaan, semisal dokter umur,
spesialis paru, maupun mereka yang ahli dibidang farmasi atau apoteker tentunya akan
semakin membuka ruang informasi kita mengenai batuk dan obatnya yang tepat. Selamat
mencoba.

Ringkasan Artikel Ini


Kenali Berbagai Macam Obat Batuk. Menurut jenisnya batuk dibagi menjadi dua, yakni
batuk kering dan berdahak produktif dan non produktif. Batuk menurut lama kejadian
dibagi jadi tiga, yakni akut kurang dari tiga minggu, sub akut yang lama berkisar antara
tiga sampai delapan minggu, dan kronis, dimana berlangsung telah lebih dari tiga minggu
lamanya. Lamanya kita terserang penyakit batuk merupakan hal yang penting untuk
menentukan apa yang menjadi penyebab batuk. Ragam Obat Batuk Sebelum membeli obat
batuk yang sesuai, lihat dulu daftar komposisi serta anjuran pemakaiannya. Pengobatan
simptomatik diberikan dengan terapi farmakropi, yaitu dengan berbagai tipe obat batuk, di
antaranya obat batuk antitusif yang berguna untuk menekan batuk, ekspektoran yang
dapat mengeluarkan dahak, serta mukolitik yang berfungsi untuk mengencerkan dahak.
Obat antitusif akan menghambat atau menekan batuk dengan menekan pusat batuk serta
meningkatkan ambang rangsang sehingga akan mengurangi iritasi. Dari sebagian merek
obat batuk, setelah diminum ada yang dapat memberikan efek kantuk, sebab disebut
mengandung bahan yang sedikit sedatif. Dengan datang berkonsultasi ke dokter
kepercayaan, semisal dokter umur, spesialis paru, maupun mereka yang ahli dibidang
farmasi atau apoteker tentunya akan semakin membuka ruang informasi kita mengenai
batuk dan obatnya yang tepat.

source : http://bataviase.co.id

Anda mungkin juga menyukai