FULL
FULL
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu pengetahuan yang
mempelajari alam dan sekitarnya. Dalam mempelajari IPA, siswa diharapkan
dapat memahami konsep-konsep yang ada serta dapat mengaplikasikan atau
memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA tidak
hanya bertujuan mentransfer ilmu saja tetapi siswa harus dapat berfikir dan
bertindak ilmiah secara mandiri. Pembelajaran IPA harus dilaksanakan secara
inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek
penting kecakapan hidup (Permendiknas No 22/2006 ). IPA membahas tentang
gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil
percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana
yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra, 1992:122) bahwa IPA
merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan
yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa
kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan
pembelajaran ini menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam
lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar
bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri
individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
Proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hendaknya dapat melibatkan
siswa secara langsung dalam pembelajaran agar siswa memperoleh
pengalaman yang dibangun sendiri. Siswa dapat melakukan pengamatan,
percobaan, dan penelitian secara mandiri pada obyek yang nyata. Namun, ada
kalanya tidak semua peristiwa dapat diamati ataupun diteliti secara langsung.
Misalnya saja mengenai proses terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari.
Sulit sekali dilakukan pengamatan secara langsung pada terjadinya gerhana
1
bulan dan gerhana matahari karena peristiwa ini tidak dapat dilihat secara kasat
mata apalagi peristiwa ini tidak setiap hari terjadi, hanya pada saat-saat
tertentu. Oleh karena itu diperlukan adanya media pembelajaran yang dapat
menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari sehingga siswa
dapat melakukan pengamatan secara mandiri dengan bimbingan guru. Media
tersebut dapat berupa tampilan animasi proses terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2. Apakah yang dimaksud dengan media ausio visual?
3. Bagaimana karakteristik siswa sekolah dasar?
4. Bagaimana penggunaan media audio visual tentang materi gerhana bulan
dan matahari di kelas VI?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran
2. Untuk mengetahui pengertian media ausio visual
3. Untuk mengetahui karakteristik siswa sekolah dasar
4. Untuk penggunaan media audio visual tentang materi gerhana bulan dan
matahari di kelas VI
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses
pembelajaran. Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Heinich,
Molenda, Russel (1996:8) menyatakan bahwa : “Media adalah saluran
komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan
instruktur. AECT (Assosiation of Education and Communication Technology,
1977), memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang
dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. NEA (National
Education Assosiation) memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatanya.
(http://www.slideshare.net/iswantosahir/makalah-media-pembelajaran, diakses
pada tanggal 29 Oktober 2010)
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat
didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari
pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al.,
2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi
tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi,
guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
(komunikan), dan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dalam proses
3
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik
dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Sedangkan menurut para pakar bahwa media pembelajaran meliputi alat yang
secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri
dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
(gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan computer (Gagne dan Briggs:
1975). Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan belajar.
4
dengan hafalan-hafalan. 6. Fungsi Evaluasi, fungsi evaluasi dimaksudkan agar
segala kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan dapat dilakukan
penilaian kemampuan siswa dalam merespon pembelajaran.
5
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk
mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu
pengetahuan. 8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif,
guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk
memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu
kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain
sebagainya.
6
termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau
konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan
secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting
dari suatu persentasi. Pesan yang akan disampaikan biasanya burupa ringkasan
visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting. e. Grafik
(Graphs) Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang
menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali
simbol-simbol verbal digunakan pada grafik. Fungsi grafik adalah untuk
menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau
perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara
singkat dan jelas. Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prisip-
prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif.
b. Teks
Media ini membantu pembelajar fokus pada materi yang disiswai karena
pembelajar cukup mendengarkan tanpa melakukan aktivitas lain yang
menuntut konsentrasi, serta sangat cocok bila digunakan sebagai media untuk
memberikan motivasi.
c. Audio
Media audio memudahkan dalam mengidentifikasi obyek-obyek,
mengklasifikasikan obyek, mampu menunjukkan hubungan spatial dari suatu
obyek, membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret. Contoh dari
media audio ialah radio dan tape recorder.
7
Minimal ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media
pengajaran, yaitu:
1. Alasan memilih media, hal ini perlu karena adanya berbagai macam media,
ada media yang hanya cocok digunakan untuk menyampaikan informasi
tertentu, ada perbedaan karakteristik setiap media, ada perbedaan pemakai,
dan perbedaan situasi dan kondisi.
2. Waktu yang tepat memilih media, dilakukan setelah mengetahui tujuan
instruksional, sebelum melaksanakan program pengajaran, atau dengan kata
lain pada waktu merencanakan program pengajaran.
3. Pemilihan media, dilakukan oleh guru, penyusun desain instruksional
seorang profesional dalam kemediaan
4. Cara memilih media, media yang dipilih harus paling baik. Baik dan
buruknya media diukur sampai sejauh mana media itu dapat menyalurkan
informasi, dan sejauh mana media tersebut dapat menunjang tercapainya
tujuan instruksional.
Adapun dalam memilih media, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
memahami karakteristik setiap media,
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,
sesuai dengan metode pengajaran yang kita gunakan,
sesuai dengan materi yang kita komunikasikan,
sesuai dengan keadaan siswa,
sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan, kemudahan memperoleh
media,
sesuai keterampilan guru dalam menggunakannya,
ketersediaan waktu dalam menggunakannya,
sesuai dengan taraf berpikir siswa.
8
mengajar di kelas, terutama dalam hal pengingkatan prestasi siswa.
Terbatasnya media yang dipergunakan dalam kelas diduga merupakan salah
satu penyebab lemahnya mutu belajar siswa. Dengan demikian penggunaan
media dalam pengajaran di kelas merupakan sebuah kebutuhan yang tidak
dapat diabaikan. Hal ini dapat dipahami mengingat proses belajar yang dialami
siswa tertumpu pada berbagai kegiatan menambah ilmu dan wawasan untuk
bekal hidup di masa sekarang dan masa akan datang. Salah satu upaya yang
harus ditempuh adalah bagaimana menciptakan situasi belajar yang
memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan
menggerakkan segala sumber belajar dan cara belajar yang efektif dan efisien.
Sasaran dari penggunaan media adalah agar anak didik mampu menciptakan
sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk
dipergunakan dengan bentuk dan variasi yang lain yang berguna dalam
kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan
memahami materi pelajaran yang disampaikan kepada mereka.
Tiga kemungkinan yang terjadi dalam pengevaluasian dari penggunaan
media pembelajaran, yaitu :
1. Apabila media yang digunakan terdapat sesuatu kekurangan maka
kemungkinan media tersebut akan dimodifikasi.
2. Apabila media yang digunakan sama sekali tidak menghasilkan tujuan dari
apa yang diinginkan, maka akan dilakukan perombakan total terhadap
penggunaan media tersebut.
3. Apabila media yang dipergunakan telah mencapai tujuan yang diinginkan
maka media tersebut dianggap baik dan dapat dipertahankan.
9
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)
2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, filmbingkai,
film atau model
b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film
atau gambar
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame
lapse atau high speed photografi
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal
e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan
model, diagram, dll
f. Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat
di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat
pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna
untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan
minat masing-masing.
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan
dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk setiap siswa,maka guru akan mengalami kesulitan.
Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan
siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang
berbeda dengan kemampuan dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama.
10
(http://rumahmakalah.wordpress.com/2008/11/07/macam-macam-media
pembelajaran-karakteristik-serta-kelebihan-dan-kekurangannya, diakses pada
tanggal 29 Oktober 2010)
Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan media pembelajaran antara
lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak
menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain,
pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual.
Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru
dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan
alat bantu tersebut diabaikan. Kelemahan audio visual terlalu menekankan pada
penguasaan materi dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang
materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran.
11
b. Menyajikan audio visual yang dinamis
c. Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh perancang
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak
e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis, behaviorisme dan kognitif
f. Berorientasi pada guru
12
memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga
menghambat mereka dalam belajar. Piaget mengidentifikasikan tahapan
perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu : (a) tahap sensorik motor
usia 0-2 tahun, (b) tahap operasional usia 2-6 tahun, (c) tahap opersional
kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, (d) tahap operasional formal usia 11 atau 12
tahun ke atas.
Berdasarkan uraian di atas, siswa sekolah dasar berada pada tahap
operasional kongkrit, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis,
masih sangat terikat pada fakta-fakta perseptual, artinya anak mampu berfikir
logis, tetapi masih terbatas pada objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan
konservasi.
Bertitik tolak pada perkembangan intelektual dan psikososial siswa
sekolah dasar, hal ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai karakteristik
sendiri, di mana dalam proses berfikirnya, mereka belum dapat dipisahkan dari
dunia kongkrit atau hal-hal yang faktual, sedangkan perkembangan psikososial
anak usia sekolah dasar masih berpijak pada prinsip yang sama di mana mereka
tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang dapat diamati, karena mereka sudah
diharapkan pada dunia pengetahuan.
Pada usia ini mereka masuk sekolah umum, proses belajar mereka tidak
hanya terjadi di lingkungan sekolah, karena mereka sudah diperkenalkan dalam
kehidupan yang nyata di dalam lingkungan masyarakat. Nasution (1992)
mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat
khas sebagai berikut : (1) adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari
yang kongkrit, (2) amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar, (3) menjelang
akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh
ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-
faktor, (4) pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan
berusaha menyelesaikan sendiri, (5) pada masa ini anak memandang nilai
(angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah, (6) anak
pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain
bersama-sama.
13
Darmodjo (1992) anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang
mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun
pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-
masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat
pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan
adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka
dalam usia yang sama.( http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc, diakses
pada tanggal 29 Oktober 2010).
Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru
dituntut untuk dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan siswa
agar dalam menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan
siswa sehari-hari,dan materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih
bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro
aktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun
dalam kelompok.
14
KELAS / SEMESTER : VI / 2
RANGKUMAN MATERI
15
16
17
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan belajar. Fungsi media pembelajaran, diantaranya
sebagai berikut: 1. Fungsi atensi, 2. Fungsi afektif, 3. Fungsi kognitif, 4. Fungsi
kompensatoris, 5. Fungsi Psikomotoris, 6. Fungsi Evaluasi.
Secara umum manfaat media pembelajaran ialah dapat dikatakan untuk
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan belajar
mengajar lebih optimal, efektif, dan efisien baik dari segi teroritis maupun
praktikum yang pada akhirnya teraplikasi dalam tindakan. Media audio visual
adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Tahap perkembangan intelektual siswa sekolah dasar berada pada tahap
operasional kongkrit, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis,
masih sangat terikat pada fakta-fakta perseptual, artinya anak mampu berfikir
logis, tetapi masih terbatas pada objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan
konservasi. Untuk menyampaikan materi tentang gerhana bulan dan matahari,
pemilihan media yang berupa audio visual yaitu tentang proses terjadinya
gerhana bulan dan gerhana matahari.
Alasan memilih media tersebut karena gerhana bulan dan matahari tidak
bisa berlangsung setiap hari. Jadi untuk mempermudah pemahaman siswa
tentang proses terjadinya gerhana bulan dan matahari, kami memilih video
tentang proses terjadinya gerhana bulan dan matahari. Selain itu materi tersebut
sangat cocok untuk kompetensi dasar 9.3 di kelas 6 semester 2 yang
menjelaskan tentang proses terjdinya gerhana bulan dan matahari.
18
B. SARAN
Bagi guru hendaknya dapat memanfaatkan media audio visual jika ingin
menyampaikan materi tentang proses terjadinya gerhana bulan dan matahari,
karena siswa akan mencoba mengamati proses terjadinya gerhana tersebut
dalam tayangan sebuah video. Sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti
pelajaran yang disampaikan dan motivasi belajar menjadi lebih meningkat.
19
DAFTAR RUJUKAN
Suhartanti, Dwi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas 6.
Jakarta: Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
http://www.slideshare.net/iswantosahir/makalah-media-pembelajaran, diakses
pada tanggal 29 Oktober 2010
http://www.docstoc.com/docs/Makalah, diakses pada tanggal 29 Oktober 2010
http://www.beranda-jiwa.info/resume-makalah-pendidikan, diakses pada tanggal
29 Oktober 2010
http://rumahmakalah.wordpress.com/macam-macam-media-pembelajaran-
karakteristik-serta-kelebihan-dan-kekurangannya, diakses pada tanggal 29
Oktober 2010
http://makalah85.blogspot.com/media-pembelajaran.html, diakses pada tanggal 29
Oktober 2010
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc, diakses pada tanggal 29 Oktober
2010
20