Shalat Taubat Dan Bimbingannya
Shalat Taubat Dan Bimbingannya
021-93670574,
Shalat Taubat
Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan oleh seseorang yang menyesali
perbuatan maksiat dan dosa yang telah dilakukan dan berjanji tidak akan
mengulanginya lagi. Hukumnya adalah sunnat Mu’akkad, yaitu sunnat yang
sangat di anjurkan bagi orang yang telah berbuat dosa atau maksiat. Sebagaimana
yang telah dijelaskan di dalam sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya :
“ Tidak ada orang yang pernah berbuat dosa, kemudian bergerak dan segera
berwudhu, lalu mengerjakan shalat selanjutnya memohon ampunan kepada Allah,
kecuali (Allah) pasti akan memberikan ampunan baginya..”
(HR. Imam Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah dan Imam Baihaqi)
“Dari Asma’ bin Hakam r.a berkata : Saya mendengar Ali berkata :
“Sesungguhnya saya dahulu adalah orang yang bila mendengar Hadist dari
Rasulullah SAW, Allah memberikan manfaat kepadaku sejauh yang dikehandaki-
Nya. Apabila seseorang dari sahabatnya meriwayatkan kepadaku suatu hadist aku
minta ia bersumpah. Jika ia mau bersumpah untukku, aku benarkan.
Sesungguhnya Abu Bakar pernah meriwayatkan hadist kepadaku dan Abu Bakar
adalah orang yang jujur, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“Setiap orang mukmin yang melakukan suatu dosa, kemudian ia berwudhu
dengan sempurna, lalu berdiri mengerjakan shalat, kemudian ia memohon ampun
kepada Allah, niscaya Allah akan mengampuninya.
(HR. Imam Abu Dawud, Tarmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Imam Thayalisi)
Shalat sunnat Taubat bermanfaat untuk memohon ampun kepada Allah SWT atas
dosa-dosa yang telah kita lakukan, dengan harapan supaya Allah mau
mengampuni dosa-dosa kita tersebut dan sebagai pengekang diri kita untuk tidak
mengulangi perbuatan dosa seperti itu lagi.
Bilangan rakaat shalat sunnat Taubat itu adalah sedikitnya dua rakaat dan
sebanyak-banyaknya enam rakaat.
Artinya : Saya berniat shalat sunnat Taubat dua rakaat karena Allah Ta’ala.
Allahu Akbar
Artinya : Saya memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, Tiada Tuhan
yang patut disembah melainkan hanya Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri.
Saya bertaubat kepada-Nya, sebagaimana taubatnya seorang hamba yang banyak
berdosa, yang tidak mempunyai daya upaya untuk berbuat sengsara atau berbuat
yang bermanfaat, untuk hidup atau mati maupun bangkit nanti.
Astaghfirullahal’ azhiim”
“ Bismillaahir rahmaanir rahiim. Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta
khalaqtani wa ana ‘abduka waana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastath’tu
a’uudzubika min syarri maa shana’tu abuu-u laka bini’matika ‘alay yaw a abuu-u
bidzanbii faghfirlii fa innahuu laa yagh firudz dzunuuba illa anta. Rabbanaa
aatinaa fid dun yaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan wa qinaa’adzaaban naar.
Wal hamdu lillaahi rabbil ‘alamiin”.
Artiya :
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Wahai Tuhanku, Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada Tuhan yang patut disembah
melainkan hanya Engkau, yang telah menciptakan aku, dan aku adalah hamba-
Mu. Dan akupun dalam ketentuan serta janji-Mu sedapat mungkin dapat aku
lakukan. Aku mohon perlindungan kepada-Mu dari segala kejahatan yang telah
Engkau ciptakan, aku mengikuti nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku,
dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu berilah pengampunan kepadaku karena
tidak ada yang dapat memberi pengampunan, kecuali hanya Engkau. Aku mohon
perlindungan dari kejahatan apa yang kulakukan”.