Latar Belakang
Sebenarnya kerugian akibat serangan jamur setiap tahunnya sangat besar, namun
masih jarang dilakukan penelitian-penelitian maupun publikasi untuk mengetahui seberapa
besar kerugian yang terjadi akibat serangan jamur. Sebagai contoh Amerika Serikat kerugian
akibat pelapukan bangunan diduga lebih dari 200 juta dolar per-tahun.
Jamur lapuk putih yang awalnya hanya sebuah parasit, tetapi pada beberapa tahun
belakangan ini dilakukan penelitian dengan memanfaatkan jamur tersebut untuk mengelolah
beberapa parameter pada limbah cair. Jamurini bersifat saprofit termasuk dalam jamur
pelapuk dan pengubah susunan zat organic mati, maksudnya jamur tersebut mengambil
makanannya dari organik yang sudah mati seperti kayu yang tumbang. Jamur ini
mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul
kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana jadi mudah diserap oleh hifa.Kemampuan
jamur tersebut mengeluarkan enzim hidrolase dapat mengubah susunan zat organik yang
kompleks menjadi sederhana dan bisa menurunkan kandungan zat warna di dalam limbah
cair ( Utami, 2009).
Pengolahan limbah secara kimia menggunakan koagulan dalam proses koagulasi dan
flokulasi dapatmemberimasalahlingkungan yang baru, yaitu dihasilkannya lumpur dalam
jumlah yang besar. Selain itu penghilangan zat warna tidak dapat berlangsungs ecara optimal,
karena zat warna tetap tertinggal dalam kadar cukup tinggi di dalam air hasil pengolahannya.
Penghilangan zat warna pada limbah dengan menggunakan jamur lapuk putih dengan cara
mencelupkan atau merendamkan jamur lapuk putih kedalam limbah mendapatkan hasil yang
optimal (KandelbauerdanGuebitz, 2007).
Jamur lapuk putih juga dapat menghilangkan warnad alam suatu media, dengan cara
tidak meningkatkan kadar racun dalam media tersebut (Ramsay danGoodde, 2004).
Prinsip yang digunakan dalam pengolahan limbah cair secara kimia pada proses
koagulasi-flokulasi adalah menambahkan bahan kimia (koagulan) yang dapat mengikat bahan
pencemar yang dikandung air limbah, kemudian memisahkan (mengendapkannya). Pada
umumnya bahan sejenis senyawa anorganik dengan sifat – sifat tertentu, seperti tawas, garam
Fe(II), garam Fe(III) dan Poli Aluminium Chloride (PAC) dapat digunakan sebagai koagulan.
Jenis koagulan yang terbuat dari tawas, senyawa besi dan PAC memiliki kelebihan
dan kekurangannya. Seperti tawas semakin banyak ikatan molekul hidrat maka semakin
banyak ion lawan yang nantinya akan ditangkap akan tetapi umumnya tidak stabil. Koagulan
dengan menggunakan senyawa besi semakin tinggi dosis koagulan yang digunakan akan
menghasilkan efisiensi penghilangan warna yang lebih besar pula, akan tetapi residu
koagulan akan semakin besar.
Dibandingkan dengan jenis koagulan yang lainnya pengguaan jamur lapuk lebih
efisien dan lebih ramah lingkungan,hal ini dikarnakan flok-flok yang dihasilkan tidak
berbahaya bagi lingkungan karena berfungsi untuk menurunkan kekeruhan dengan cara
menyerap dan menggumpalkan, sehingga terbentuk gumpalan. Oleh karena itu, dengan
ditemukannya metode pengolahan limbah dengan menggunakan jamur lapuk putih, dapat
diharapkan terwujudnya industri yang eco-friendly.
2. Tujuan
1. Mengetahui kemampuan koagulan jamur lapuk putih dalam menurunkan zat warna,
kekeruhan, TSS (Total Suspended Solid) dan COD (Chemical Oxygen Demand)dalam limbah
cair industri pada proses koagulasi / flokulasi.
2. Mengetahui dosis optimum koagulan jamur lapuk putih pada proses koagulasi / flokulasi.
3. Ruang Lingkup
Jamur yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis jamur lapuk putih yang
diperoleh dari ...
4. Metodologi Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan terdapat pada tabel 5.1 dan 5.2
2 pH meter - 1 Unit
3 Turbidimeter - 1 Unit
4 Sectrofotometer - 1 Unit
8 Dosimat - 1 Unit
11 Erlenmeyer - 10 Buah
17 Desikator - 1 Unit
20 Spatula - 1 Buah
23 stiler - 3 Buah
24 Oven - 1 Unit
25 Furnace - 1 Unit
27 Desikator - 1 Buah
2 H2SO4 pekat 1l
3 Aquadest 10 l
4 Ag2SO4 25 gr
5 K2Cr2O7 250 gr
6 HgSO4 25 gr
8 Pt-Co 25 gr
9 KCl 50 gr
12 Indikator Ferroin 50 ml
7. Perkiraan Biaya
Perkiraan biaya yang dibutuhkan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7.1