PENDAHULUAN
Teknik Pengolahan
Untuk mendapatkan produk olahan kakao fermentasi dengan kualitas sesuai
atau mendekati seperti apa yang dikehendaki oleh Standar Nasional Indonesia (SNI
01-2323-2002) maka harus ditempuh cara kerja olah sesuai Standar Prosedur
Operasional (SPO) seperti berikut.
1. Panen tongkol
Tongkol dipanen dalam keadaan masak optimal, dengan ciri fisual telah terjadi
perubahan warna kulit glondong dari hijau menjadi kuning atau dari merah
menjadi orange. Buah yang kelewat masak menyebabkan biji berkecambah di
dalam buah. Sedangkan buah yang belum cukup masak, hanya memiliki sedikit
pulp.
2. Sortasi tongkol
Dengan mendapatkan bahan baku (biji basah) yang baik harus dipisahkan antara
buah sehat, buah masak optimal, buah muda, buah kelewat masak, buah sakit
(terserang busuk buah, penggerek buah). Yang dipilih adalah buah sehat dan
masak optimal.
3. Pemecahan buah
Hindari kontaminasi biji dengan logam pada saat pemecagan tongkol. Pemecah
tongkol sebaiknya dibuat dari kayu (non logam).
4. Sortasi biji basah
Kumpulkan biji basah yang sehat serta masak optimal (cukup banyak pulp).
Sisihkan biji-biji dempet, sakit/ terserang busuk buah.
5. Pemeraman (fermentasi) biji basah
Biji basah dimasukkan dalam kotak/ bak/ kampil fermentasi ditutup dengan goni,
dan didiamkan selama lima hari. Pada hari kedua dan keempat, biji diaduk atau
dibalik secara merata. Dengan thermometer stik, suhu dalam tumpukan biji
diukur. Untuk terjadi fermentasi sempurna maka pada hari keempat dan kelima
suhu harus mencapai 45oC sampai dengan 50oC.
6. Pencucian biji terfermentasi
Tergantung pada permintaan user, kadang-kadang ada yang memasukkan
pencucian ke dalam Standar Prosedur Operasional. Akan tetapi tidak semua user
mensyaratkan pencucian. Keunggulan pencucian adalah biji setelah fermentasi
akan bersih, sulit bagi jamur untuk tumbuh serta lebih cepat dikeringkan.
Keburukannya, biji setelah fermentasi mudah pecah, lebih ringan dan perlu biaya
air. Pencucian dilakukan setelah biji diperam selama lima hari.
7. Pengeringan biji
Pengeringan dilakukan dengan terik atau panas matahari pada para-para/ terpal
ataupun lantai jemur. Dibutuhkan waktu selama empat sampai lima hari
pengeringan yaitu apabila diukur dengan moisture tester telah menunjukan kadar
air 7,0%.
8. Sortasi biji kering
Dipisahkan antara biji kempes, biji doble, kotoran dan benda asing. Dipilih biji-
biji bernas yang ukuran jumlahnya mencapai 80 sampai dengan 110 biji per
seratus gram biji kering pada kadar air 7,0%.
9. Pengepakan
Biji-biji kering terpilih selanjutnya dikemas dalam kampil. Tiap kemasan biasanya
dibuat volume 62,5 kg netto, sehingga dalam 1 ton produk diperlukan 16 kemasan
10. Penggudangan
Kemasan disimpan di dalam gudang yang memenuhi syarat yaitu tidak lembab,
tidak tercampur dengan barang atau benda lain serta terlindung dari serangan
hama gudang maupun pencurian.
Pemasaran
Pemasaran produk biji kering kakao fermentasi memiliki peluang yang sangat
terbuka. Pabrik-pabrik pengolah biji kakao dalam negeri, masih mengimpor biji kakao
fermentasi untuk memenuhi kebutuhannya. Demikian juga para eksportir yang tujuan
utama ekspornya adalah Negara-negara Eropa dan China. Pasar Eropa dan China
sangat membutuhkan biji kering fermentasi.
Di Bali sendiri telah ada beberapa pelaku bisnis yang mengkhususkan diri
pada produk biji kering kakao fermentasi. Para eksportir itu antara lain adalah PT.
Indo Cafco yang bergudang di KUD Denbantas Tabanan. PT. Bening yang memiliki
gudang dan sarana pengolahan kakao fermentasi di Desa Lalanglinggah, Kecamatan
Selemadeg Barat, Tabanan. PT. Bumi Tangerang Mesindotama adalah pabrikan kakao
terbesar di Indonesia, yang berlokasi di Kabupaten Tangerang, Banten yang telah
menunjuk perwakilannya di Bali yaitu PT. Bayu Jaya Kusuma di Perean, Baturiti-
Tabanan.
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah secara singkat penyusunan proposal ini, yang penulis coba susun
secara pragmatis, logis, dan tidak idealis sehingga memungkinkan untuk
pelaksanaannya. Disadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna
karena dalam penyusunannya sangat dibatasi oleh factor sumber informasi, biaya, dan
waktu. Akhirnya, semoga proposal ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.