Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

» 1.1 Latar Belakang


Cokelat berasal dari biji Tanaman cokelat (Theobroma cacao) atau
yang sering disebut dengan kakao. Kakao merupakan tumbuhan berwujud
pohon yang berasal dari Amerika Selatan
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di
alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam
pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk
menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang
produktif.
Bunga kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh
langsung dari batang (cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil
(diameter maksimum 3cm), tunggal, namun nampak terangkai karena sering
sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.
Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil
(midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona)
yang biasanya terjadi pada malam hari. Bunga siap diserbuki dalam jangka
waktu beberapa hari.
Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki
sistem inkompatibilitas-sendiri (lihat penyerbukan). Walaupun demikian,
beberapa varietas tanaman cokelat mampu melakukan penyerbukan sendiri
dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar
dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5
daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah
berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak
kulit luar buah biasanya berwarna kuning.
Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian
dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam

1
istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan
kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi
selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari.
Delapan negara penghasil kakao terbesar adalah (data tahun panen
2005) Pantai Gading (38%), Ghana (19%), Indonesia (13%, sebagian besar
kakao curah), Nigeria (5%), Brasil (5%), Kamerun (5%), Ekuador (4%),
Malaysia (1%). Negara-negara lain menghasilkan 9% sisanya.
Kakao sebagai komoditas perdagangan biasanya dibedakan menjadi
dua kelompok besar: kakao mulia ("edel cacao") dan kakao curah ("bulk
cacao").
Di Indonesia, kakao mulia dihasilkan oleh beberapa perkebunan tua di
Jawa. Varietas penghasil kakao mulia berasal dari pemuliaan yang
dilakukan pada masa kolonial Belanda, dan dikenal dari namanya yang
berawalan "DR" (misalnya DR-38). Singkatan ini diambil dari singkatan
nama perkebunan tempat dilakukannya seleksi (Djati Roenggo, di daerah
Ungaran, Jawa Tengah). Varietas kakao mulia berpenyerbukan sendiri dan
berasal dari tipe Criollo.

» 1.2 Rumusan Masalah


Pada kesempatan ini penulis ingin membahas lebih rinci mengenai:
1. Apa saja nutrisi yang terkandung dalam cokelat?
2. Apa saja jenis-jenis cokelat?
3. Apakah manfaat cokelat bagi kesehatan?

» 1.3 Tujuan Penulisan


Karya tulis ini penulis buat untuk menuhi tugas akhir mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang akan diujikan pada UAS Ujian Praktek Bahasa Indonesia. Selain
itu, karya tulis ini juga penulis buat dengan tujuan membahas lebih jauh tentang
cokelat dan gosip-gosip miring tentang cokelat yang beredar di masyarakat serta
agar pembaca karya tulis ini mendapat tambahan pengetahuan dari karya tulis
penulis.

2
» 1.4 Hipotesis
Cokelat adalah makanan yang banyak disukai. Membayangkan saat
mengulum atau menyeruput segelas coklat hangat atau menikmati kue tart dengan
lapisan coklat pasti membuat banyak orang tidak sabar untuk melakukannya.
Bukan hanya sebagai cemilan untuk anak kecil, tetapi coklat juga banyak
dinikmati orang dewasa. Bahkan, coklat sering dijadikan hadiah untuk orang
tersayang.

» 1.5 Metode Penelitian


Untuk menghasilkan karya tulis ini penulis menggunakan metode:
• Metode Mencari dan Membaca
Pertama kali yang dilakukan penulis adalah mencari bahan yang akan
dibahas dalam karya tulis ini di media cetak seperti majalah dan di internet.
Setelah mencari bahan-bahan yang dibutuhkan kemudian penulis membaca
dan menyimpulkan bahan-bahan tersebut untuk dijadikan data-data dan
kemudian ditulis dalam karya tulis ini.

» 1.6 Manfaat Penulisan


Penulis berharap semoga karya tulis ini mampu menambah pengetahuan
pembaca mengenai cokelat. Selain itu, agar pembaca mampu memanfaatkan zat-
zat yang berguna dalam cokelat untuk kesehatan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

Sebelum membahas lebih lanjut tentang cokelat, berikut ini definisi per kata dari
judul KTI yang dibuat oleh penulis:
» Manfaat:
Man.fa.at n 1 guna; faedah: sumbangan itu banyak --nya bagi orang-orang
miskin; 2 laba; untung: -- penjualan ternaknya berlipat ganda;
(DEPDIKNAS. 2002:710)
» Cokelat:
¹Co.ke.lat n 1 pohon yang termasuk jenis tanaman daerah panas, tingginya antara
5-6 m, berbunga dan berbuah sepanjang tahun, buahnya berwarna ungu atau
kuning bergantungan pada batang yang besar, bentuknya lonjong, panjangnya
antara 15-20 cm, mengandung biji seperti kacang-kacangan antara 50-100 biji,
biasa diolah menjadi bubuk atau kristal, dibuat minuman atau makanan lezat
lainnya; Theoboma cacao; 2 bubuk tepung dari biji cokelat; 3 gula-gula yang
dibuat dari bubuk cokelat.
(DEPDIKNAS. 2002:218)
» Bagi:
¹Ba.gi p 1 kata depan untuk menyatakan tujuan; untuk: disediakan hadiah --
pemenang pertama, kedua, dan ketiga; 2 kata depan untuk menyatakn perihal;
akan (hal); tentang (hal); menurut (pendapat): -- saya, hal itu tidak perlu
diperdebatkan lagi.
(DEPDIKNAS. 2002:86)
» Kesehatan:
Ke.se.hat.an n keadaan (hal) sehat; kebaikan keadaan (badan, dan sebagainya);
(DEPDIKNAS. 2002:1011)
Dan definisi dari judul KTI yang dibuat oleh penulis adalah:
» Manfaat Cokelat bagi Kesehatan:
Guna atau faedah cokelat untul menjaga keadaan tubuh agar baik atau tidak sakit
sehingga dapat beraktivitas sebagaimana biasanya.

4
BAB III
ANALISIS dan PEMBAHASAN

Pada sub-bab ini kami ingin membahas lebih rinci dan lebih jelas mengenai:
3.1 Tempat dan waktu penelitian
3.2 Metode pengumpulan data
3.3 Langkah yang dilakukan
3.4 Analisis dan pembahasan

» 3.1 Tempat dan waktu penelitian


Penulisan karya tulis ini dilakukan di SMP Negeri 8 Yogyakarta yang
terletak di Jln. Prof. Dr. Kahar Muzakir 2 Yogyakarta pada saat pelajaran Bahasa
Indonesia. Dan saat penulis memiliki waktu luang di rumah. Penulisan ini berawal
sejak bulan Januari 2010.

» 3.2 Metode pengumpulan data


Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode:
1. Metode Membaca dan Mengumpulkan
Pertama yang penulis lakukan adalah membaca buku-buku yang berisi
informasi yang dibutuhkan. Setelah membaca kemudian mengumpulkan
data yang telah dibaca.
2. Metode Browsing atau Surfing
Selain membaca buku, penulis juga mencari data yang dibutuhkan
melalui internet yang disebut Browsing atau Surfing. Setelah itu penulis
menyimpulkan data-data yang telah didapat dari metode membaca dan
browsing.

» 3.3 Langkah yang dilakukan


1. Menentukan tema.
2. Mengumpulkan data-data sebanyak mungkin.

5
3. Memilih data-data yang dianggap paling baik.
4. Menulisnya di dalam karya tulis ilmiah ini.

» 3.4 Analisis dan pembahasan


1. Klasifikasi Kakao
Kakao

Pohon kakao dengan buah


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (Sterculiaceae)
Genus : Theobroma
Spesies : T. cacao
Nama binomial: Theobroma cacao L.
2. Sejarah Cokelat
Cokelat dihasilkan dari biji kakao yang diperkirakan mula-mula
tumbuh di daerah Amazon Utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin
sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec
memanfaatkan pohon dan, mungkin juga, membuat “cokelat” di sepanjang
pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang cokelat
ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di
Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM. Residu yang
diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini mengindikasikan bahwa

6
awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk membuat minuman
saja, namun selput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih condong
digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.
Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh
suku Maya kuno di Río Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa
Suku Maya meminum cokelat di sekitar tahun 400 SM. Peradaban
pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon
“kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang
berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi
setiap hari, entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga
menjadi simbol kemakmuran. Cara menyajikannya pun tak sembarangan.
Dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke
wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian
yang membuat minuman itu begitu bernilai. Busa ini sebenarnya
dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter) namun terkadang
ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya
memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung
cokelat. Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus
difermentasi agar rasanya dapat diperolah. Setelah dipanggang dan
dibubukkan hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Diperkirakan kebiasaan
minum cokelat suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500 SM.
Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting
pada masa itu. Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan
berbuih ditaburi lada merah, vanila, atau rempah-rempah lain. Minuman
Xocoatl juga dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang
mungkin disebabkan dari kandungan theobromin didalamnya.
Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan
digantikan oleh bangsa Toltec, biji kokoa menjadi komoditas utama Meso-
Amerika. Pada masa Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500
SM) daerah yang meliputi Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah
Meso-Amerika yang paling kaya akan biji kokoa. Bagi suku Aztec biji

7
kokoa merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari bahasa
Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara
keagamaan dan sebagai hadiah.
Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso
Amerika, dalam kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec
biji kakao (cacao bean) sering digunakan sebagai mata uang. Sebagai
contoh suku Indian Aztec menggunakan sistem perhitungan dimana satu
ayam turki seharga seratus biji kokoa dan satu buah alpukat seharga tiga
biji kokoa
Sementara tahun 1544 M, delegasi Maya Kekchi dari Guatemala
yang mengunjungi istana Spanyol membawa hadiah, di antaranya
minuman cokelat. Di awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman
penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang abad itu, cokelat
menyebar di antara kaum elit Eropa, kemudian lewat proses yang
demokratis harganya menjadi cukup murah, dan pada akhir abad itu
menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira 100
tahun setelah kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya cokelat di
London, sampai didirikan “rumah cokelat” untuk menyimpan persediaan
cokelat, dimulai di rumah-rumah kopi. Rumah cokelat pertama dibuka
pada 1657.
Di tahun 1689 seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane,
mengembangkan sejenis minuman susu cokelat di Jamaika dan awalnya
diminum oleh suku apothekari, namun minuman ini kemudian dijual oleh
Cadbury bersaudara.
Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru
pada 1847 ditemukan cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir
semua rempah-rempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika,
tetapi sering mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak bumbu
sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus
yang memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang diambil
dari dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih umum seperti kayu manis

8
atau cengkeh. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula.
Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis.
Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang
digunakan suku Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-
Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji
kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan
digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk
cokelat diemulsikan dengan karbonasi kalium atau natrium agar lebih
mudah bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang
ditemukan orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang
banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong
khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat
susu (milk chocolate).
3. Kandungan Cokelat
Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti [[teobromin]],
fenetilamina, dan anandamida, yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh.
Kandungan-kandungan ini banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin
dalam otak. Menurut ilmuwan cokelat yang dimakan dalam jumlah normal
secara teratur dapat menurunkan tekanan darah. Cokelat hitam akhir-akhir
ini banyak mendapatkan promosi karena menguntungkan kesehatan bila
dikonsumsi dalam jumlah sedang, termasuk kandungan anti oksidannya
yang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dalam tubuh.
Adanya kandungan teobromin dalam cokelat bisa menjadi racun
untuk sebagian hewan bila dikonsumsi. Hewan-hewan yang bereaksi
keracunan pada kandungan teobromin diantaranya adalah kuda, anjing,
burung kakak tua, tikus-tikus jenis kecil dan kucing (khususnya anak
kucing), ini dikarenakan metabolisme tubuh mereka tidak dapat mencerna
kandungan kimia ini secara efektif. Bila mereka diberi makan cokelat
maka kandungan teobromin akan tetap berada dalam aliran darah mereka
hingga 20 jam, akibatnya hewan-hewan ini mungkin mengalami epilepsi
dan kejang-kejang, serangan jantung, pendarahan internal, dan pada

9
akhirnya menyebabkan kematian. Penanggulangannya adalah dengan
merangsang hewan-hewan ini agar memuntahkan cokelat dan secepat
mungkin membawa mereka ke dokter hewan.
Kandungan gizi cokelat secara lengkap bisa dilihat pada tabel
berikut.
Zat Gizi Coklat Coklat
Susu Pahit
Energi (Kal) 381 504
Protein (g) 9 5,5
Lemak (g) 35,9 52,9
Kalsium 200 98
(mg)
Fosfor (mg) 200 446
Vit A (SI) 30 60
4. Macam-macam Cokelat
Macam-macam jenis cokelat, yaitu:
a.Cokelat Bubuk (Cocoa)
Dibuat dari bubur cokelat (chocolate liquor) –hasil penggilingan
biji kakao (cokelat)– dengan menghilangkan sebagian besar lemaknya
hingga tinggal 18%-23%. Ada 2 jenis cokelat bubuk yaitu yang
berwarna cokelat pekat dan cokelat pucat. Cokelat bubuk yang
berwarna cokelat pekat telah mengalami proses alkalinisasi
(alkalizing), sedangkan yang warnanya pucat tidak. Meskipun
citarasanya menjadi lebih kuat, proses alkalinisasi akan mengurangi
kandungan antioksidan dalam cokelat karena flavonoid rusak selama
prose ini.
b.Cokelat Pahit (Bitter Chocolate)
Cokelat jenis ini mengandung cokelat murni, tanpa tambahan
apapun. Banyak dimanfaatkan untuk campuran kue, sehingga sering
disebut baking chocolate. Karena sama sekali belum ditambah gula,
cokelat ini sering disebut unsweetened chocolate. Padatan cokelat ini
merupakan bahan baku untuk membuat berbagai jenis cokelat masak.
c.Cokelat Pekat (Dark Chocolate)

10
Dikenal juga dengan nama plain chocolate. Warna dan
aromanya paling pekat. Rasanya tidak begitu manis. Mengandung
sedikitnya 70%-80% cokelat murni. Karena kandungan cokelat
murninya yang tinggi, dark chocolate kaya akan flavonoid
epicathechin dan asam galat yang bermanfaat bagi kesehatan jantung.
d.Cokelat Susu (Milk Chocolate)
Semisweet chocolate yang ditambahkan gula dan susu. Lebih
banyak mengandung susu daripada padatan cokelat, yaitu 12 %
banding 10%. Cokelat jenis inilah yang menjadi bahan dasar cokelat
manis batangan (chocolate bar). Kandungan lemaknya meningkat,
akibat tambahan lemak dari susu
e.Cokelat Putih (White Chocolate)
Sebenarnya produk ini tidak layak menyandang nama cokelat,
karena sama sekali tidak mengandung cokelat murni. Cokelat putih
terbuat dari campuran gula, susu, lesitin, vanila, dan lemak cokelat.
Bahkan seringkali bukan lemak coikelat yang dimasukkan, tetapi
lemak nabati lainnya karena lemak cokelat cukup mahal.
f.Cokelat Masak (Cooking Chocolate)
Cokelat batangan yang juga disebut chocolate compound ini
paling sering dimanfaatkan sebagai bahan dasar kue dan cake,
dilelehkan untuk lapisan cake (couverture), dan campuran minuman
cokelat panas.
Cokelat agak manis (semi-sweet/bittersweet chocolate).
Nama lainnya dark cooking chocolate, alias cokelat masak
pekat. Semisweet chocolate terbuat dari dark chocolate yang dibubuhi
sedikit gula. Sedangkan bittersweet chocolate terbuat dari bubur
cokelat yang lebih banyak mengandung lemak cokelat (cocoa butter)
dan ditambahkan vanila serta lesitin.
Rasanya lebih pahit daripada semisweet chocolate karena lebih
sedikit mengandung gula. Banyak digunakan sebagai campuran kue
kering dan cake.

11
Cokelat manis (sweet chocolate).
Dibandingkan semisweet chocolate, kandungan lemak
cokelatnya relatif sama banyaknya, tapi gula yang dibubuhkan lebih
banyak. Biasanya dimanfaatkan untuk dekorasi cake dan menghias
sajian kue. Bisa juga langsung dimakan.
5. Manfaat Cokelat
Cokelat memiliki banyak manfaat, yaitu:
a. Cokelat kaya antioksidan
Mauro Serafini, PhD, peneliti dari Italy’s National Institue for
Food and Nutrition, Roma, menyatakan bahwa cokelat pekat alias
dark chocolate – bukan cokelat susu atau cokelat putih – kaya akan
antioksidan polifenol (flavonoid) dalam bentuk katekin (catechin),
epikatekin, procyanidin, tanin, dan quercetin. Efek antioksidan ini
akan berkurang bila dark chocolate dicampur dengan susu. “Susu akan
mengganggu penyerapan antioksidan yang terkandung di dalam
cokelat,: ungkap Serafini. Karenanya, James M. Harnly, PhD, peneliti
dari USDA Food Composition Lab, mengatakan bahwa cokelat susu
memiliki kandungan antioksidan yang paling rendah diantara jenis
cokelat yang lainnya.
Para peneliti dari Italia dan Skotlandia menemukan bahwa
tingkat antioksidan dalam darah meningkat hingga 20% setelah
mengkonsumsi 100 g cokelat pekat. Para ahli dari Ameirsan Health
foundation menegaskan bahwa keampuhan katekin, yang merupakan
antioksidan utama di dalam cokelat, dalam melindungi tubuh hampir
100 kali lebih efektif daripada vitamin C dan 25 kali lebih ampuh dari
vitamin E. Menurut Holland’s National Institute of Public Health and
Environment, kadar katekin dalam cokelat mencapai 53,5 mb dalam
100 g cokelat. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan kadar katekin
teh hijau (13,9 mg/100 g) yang selama ini dielu-elukan sebagai
minuman antikanker dan serangan jantung.
b. Menyehatkan jantung

12
Cokelat murni mengandung senyawa antikolesterol. Katekin
merupakan flavonoid dalam cokelat yang bermanfaat melindungi dari
serangan jantung dan stroke dengan cara menghalangi oksidasi
kolesterol ‘jahat’ LDL sehingga darah tidak mengental dan mencegah
pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah.
Jeffrey Blumberg, PhD, Direktur Antioksidan Research
Laboratory di Tuft University meneliti kemampuan cokelat mengatasi
hipertensi. Cokelat pekat ( dark chocolate) yang diberikan kepada
penderita hipertensi sebanyak 80 g per hari setelah 2 minggu terbukti
dapat menurunkan tekanan darah. Ini ditegaskan oleh Mary B Engler,
PhD, dari University of California, AS, yang mengatakan bahwa
cokelat mampu melancarkan aliran darah dan menurunkan kadar
kolesterol jahat LDL.
c. Cokelat mengandung lemak ‘baik’
Lemak cokelat (cocoa butter) bermanfaat bagi penderita
hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol darah) karena mampu
menggelontor gumpalan-gumpalan lemak darah. Lemak cokelat
mengandung asam oleat (omega -9) – asam lemak tak jenuh tunggal
yang bersahabat dengan jantung dan juga terkandung dalam minyak
zaitun. Kandungan asam lemak tak jenuh inilah yang membantu
menurunkan kadar kolesterol ‘jahat’. Sayangnya karena harga lemak
cokelat murni relatif mahal, dalam banyak produk olahan cokelat,
lemak ‘baik’ ini sering digantika dengan minyak nabati yang lebih
murah.
d. Cokelat sebagai afrodisiak
Menurut penelitian dari Universitas of Pittsburg, cokelat
mengandung senyawa phenylethylamine yang bermanfaat melebarkan
pembuluh darah ke otak dan meningkatkan serapan triptofan ke dalam
otak yang akhirnya menghasilkan hormon serotonin dan dopamin
yang mampu menimbulkan perasaan senang, relaks, bebas stres,
perbaikan mood, sekaligus meningkatkan gairah seksual.

13
e. Meningkatkan kemampuan otak
Hasil penelitian ddari West Virginia’s Wheeling Jesuit
University menunjukkan bahwa konsumsi cokelat bermanfaat
melebarkan pembuluh darah ke otak sehingga dapat memperkuat
memori (ingatan), meningkatkan konsentrasi dan kemampuan
memecahkan masalah.
f. Tidak menyebabkan jerawat
Mitos yang beredar, banyak makan cokelat menyebabkan
munculnya jerawat. Kebenaran mitos ini dibuktikan oleh penelitian
dari Pennsylvania School of Medichine dan US Naval Academy,
Amerika Serikat. Penelitian ini melibatkan sejumlah responden yang
mendapat menu makanan terawasi plus tambahan cokelat, sementara
responden lainnya tidak mendapat cokelat. Hasilnya, tidak ada
perbedaan nyata terhadap pertumbuhan jerawat antara responden yang
makan cokelat dengan yang tidak. Jerawat sendiri muncul karena
hormon, bukan karena cokelat. Jadi, pembaca tidak usah takut
jerawatan hanya karena makan cokelat.
g. Tidak membuat gigi rusak
Tim peneliti dari Eastman Dental Centre, Rochester, Amerika
Serikat, menyatakan bahwa cokelat (murni tanpa penambahan gula)
mampu mencegah perkembangan bakteri mulut penyebab kerusakan
gigi, berkat kandungan mineral fosfat-nya yang tinggi. Jadi, yang
merusak gigi bukanlah cokelat, tapi gula yang ditambahkan
h.Memulihkan kelelahan setelah berolahraga
Minum segelas cokelat susu dapat membantu pemulihan setelah
berolahraga. Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh tim peneliti dari
Indiana University, Amerika Serikat, para pembalap yang minum
cokelat susu memiliki skor daya tahan lebih baik dan skor kelelahan
lebih rendah dibanding pembalap yang mengkonsumsi minuman
isotonik (sport drink).
i. Melembutkan kulit

14
Para ahli dari Jerman meneliti pengaruh cokelat terhadap
kesehatan kulit, dengan meminta 24 wanita mengkonsumsi secangkir
cokelat setiap hari. Setelah 3 bulan, kulit mereka menjadi lebih halus,
lembab, dan tidak bersisik. Ini disebabkan karena antioksidan
flavonoid dalam cokelat yang membantu melindungi dan
memperlancar aliran darah di kulit, sehingga memperbaiki kulit.

BAB IV
PENUTUP

15
» Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa cokelat memiliki
beberapa manfaat, yaitu:
1. Cokelat kaya antioksidan
2. Menyehatkan jantung
3. Cokelat mengandung lemak ‘baik’
4. Cokelat sebagai afrodisiak
5. Meningkatkan kemampuan otak
6. Tidak menyebabkan jerawat
7. Tidak membuat gigi rusak
8. Memulihkan kelelahan setelah berolahraga
9. Melembutkan kulit

» Saran
Nah, sekarang pembaca dah tahukan manfaat cokelat yang baik bagi
kesehatan tubuh kita. Pembaca tidak perlu takut lagi untuk mengkonsumsi
cokelat. Tapi ingat jangan berlebihan, cukup dalam jumlah sedang. Untuk
memetik manfaat sehat dari cokelat, pandai-pandailah memilih jenis cokelat.
Dark chocolate paling disarankan untuk dikonsumsi karena paling kaya
antioksidan.

DAFTAR PUSTAKA

http://tips-sehatku.blogspot.com/2007/01/manfaat-coklat-bagi-kesehatan.html
http://www.google.co.id/search?

16
http://id.wikipedia.org/wiki/Cokelat
http://id.wikipedia.org/wiki/Kakao
_________. 2009. NIRMALA Hidup Sehat Alami. Jakarta:Narya Gunatra.
_________. 2002. Kamus Besar Bahasa Imdonesia. Jakarta:Gramedia.

LAMPIRAN

17
Cokelat batangan

Cake terbuat dari Dark Chocolate

Cokelat meleleh

Cokelat berbentuk keyboard


komputer

Dark Chocolate batangan

Dark Chocolate Cokelat berbentuk mawar

18
Bitter Chocolate White Chocolate

White Chocolate
White Chocolate
batangan

Cake terbuat dari White Chocolate


Cooking Chocolate
batangan

19
Semi-sweet Chocolate
Bittersweet Chocolate

Semi-sweet Chocolate
Bittersweet Chocolate

Semi-sweet Chocolate

Bittersweet Chocolate

20
Sweet Chocolate

Sweet Chocolate

Sweet Chocolate

21

Anda mungkin juga menyukai