Anda di halaman 1dari 3

PERANAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS

NEGARA

GLOBALISASI DAN KAITAN TERHADAP KEJAHATAN LINTAS NEGARA


Pada zaman modern ini, dengan berkembangnya teknologi, informasi dan
komunikasi, arus globalisasi sudah tidak dapat terbendung lagi. secara sederhana
globalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses di mana semakin banyak negara yang
terlibat langsung dalam kegiatan di level global. (Tambunan, 2004). Globalisasi
dimaksudkan untuk memudahkan arus hubungan kerja sama berbagai negara di dunia,
khususnya mempermudah negara-negara berkembang.
Globalisasi telah menjadi tuntutan penting yang mempengaruhi perkembangan suatu
negara, karena globalisasi memberi banyak keuntungan di berbagai bidang baik bidang
politik, sosial, budaya, ekonomi, iptek dan hankam, terutama bagi negara-negara yang
masih berkembang termasuk Indonesia. Globalisasi juga memudahkan masuk dan
keluarnya informasi dan komunikasi dari suatu negara sehingga negara tersebut tidak
tertinggal akan kemajuan iptek.
Meskipun globalisasi memiliki manfaat yang cukup banyak, namun globalisasi juga
membawa dampak negatif terutama memicu terjadinya kejahatan lintas negara
(Transnational Crimes) di mana melalui globalisasi, meningkatkan proses pergerakan
manusia dan migrasi yang merupakan faktor yang menyebabkan berkembang pesatnya
kejahatan lintas negara.

JENIS – JENIS KEJAHATAN LINTAS NEGARA


Menurut konvensi PBB mengenai Kejahatan Lintas Negara Terorganisir (United
Nations Convention on Transnational Organized Crime-UNTOC) yang diadopsi pada
tahun 2000 menyebutkan sejumlah kategori kejahatan lintas negara terorganisir, yaitu:
 Pencucian uang
 Korupsi
 Perdagangan manusia
 Penyelundupan migran serta produksi
 Perdagangan gelap senjata api
 Terorisme
 Perdagangan gelap narkoba

ASEAN Plan of Action to Combat Transnational Crimes (ASEAN-PACTC) tahun


2002 juga menyebutkan 8 jenis kejahatan lintas negara dalam lingkup kerjasama ASEAN
yaitu:
 Perdagangan gelap narkoba
 Perdagangan manusia
 Sea-piracy
 Penyelundupan senjata
 Pencucian uang
 Terorisme
 International economic crime
 Cyber crime.

Dampak negatif dari kejahatan lintas negara atau transnational crimes ini, selain
merugikan perekonomian negara, juga dapat merusak mental dan nilai moral. Adanya
perdagangan dan penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkotika dan psikotropika di
antara pemuda, penyalahgunaan pemakaian internet seperti pengaksesan website porno,
cyber crime seperti pembajakan webstite dan pencurian akun pada kartu kredit dan atm
dan gerakan agama yang radikal yang berujung pada aksi terorisme.

GENERASI MUDA DAN MAHASISWA


Generasi muda merupakan pihak yang sangat rentan terhadap dampak negatif dari
kejahatan lintas negara. Generasi muda atau dapat dikatakan sebagai pemuda secara fisik
sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan
emosional. Pemuda juga merupakan individu dengan karakter yang dinamis, bahkan
bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil sehingga
pemuda sangat mudah terpengaruh oleh perkembangan yang bersifat negatif. Selain itu
pemuda juga senang mengikuti trend perkembangan zaman yang terjadi apalagi jika
penyaringannya kurang dapat merusak nilai moral dan mental yang tentu saja
berpengaruh terhadap perkembangan sumber daya manusia Indonesia.
Dalam hal ini mahasiswa sebagai salah satu bagian dari generasi muda berpengaruh
penting dalam menentukan perkembangan generasi muda di mana secara pendidikan
mahasiswa menempati jenjang tertinggi. Selain itu, mahasiswa juga menempati kedudukan
yang khas (Special position) dimasyarakat, baik dalam artian masyarakat kampus maupun
diluar kampus. Kekhasan ini tampak pada serentetan atribut yang disandang mahasiswa,
misal : intelektual muda, kelompok penekan (Pressure group), agen pembaharu (Agent of
change), dan kelompok anti status quo.
Mahasiswa telah banyak berkontribusi dalam setiap perubahan di negara kita. Hal ini
dapat dilihat dari sejarah bangsa yang dimulai dari organisasi mahasiswa Boedi Oetomo
hingga masuknya Orde Reformasi. Mahasiswa menjadi pemeran utama dalam setiap
perubahan. Oleh karena itu mahasiswa akan sangat berpengaruh dalam menghadapi dan
melawan maraknya kejahatan lintas negara yang dapat merusak moral dan mental bangsa.

PERAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA


Dalam mengantisipasi kejahatan lintas negara mahasiswa dapat berperan secara
pasif maupun aktif. Hal ini juga sesuai dengan hak dan kewajiban mahasiswa sebagai
warga negara (cholisin, 2000).
- Peran secara Pasif
Peran mahasiswa secara pasif dapat dilakukan melalui mematuhi UUD 1945
karena dengan mematuhi Undang-Undang maka mahasiswa tentu tidak akan melakukan
kejahatan lintas negara. Kemudian adanya kesadaran diri sendiri untuk yaitu dengan
tidak mengkonsumsi dan terlibat dalam pemakaian dan perdagangan gelap narkoba, tidak
mengkonsumsi tayangan dan website yang menyajikan pornografi dan pornoaksi,
menggunakan internet untuk hal-hal yang bermanfaat karena melalui internet kita dapat
mengetahui informasi-informasi dari seluruh dunia. Penggunaannya yang tanpa batas dan
tanpa penyaringan akan mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup. Kemudian
Meningkatkan kualitas nilai-nilai religius dan spiritual namun bukan dengan cara
mengikuti gerakan agama yang radikal karena dapat berujung pada aksi terorisme.
Melalui partisipasi secara pasif seminimalnya kita telah melindungi satu sumber
daya manusia yaitu diri kita sendiri. Jika setiap mahasiswa mematuhi undang-undang dan
memiliki kesadaran diri untuk menjauhi hal yang negatif maka bangsa Indonesia akan
memiliki sumber daya manusia yang memiliki nilai moral dan mental yang tinggi.

- Peran secara Aktif


 Sebagai kontrol social
Mahasiswa yang merupakan garda terdepan dalam pergerakan diharapkan
mampu menjadi kontrol dan memberikan masukan atas peristiwa yang berkaitan
dengan kejahatan lintas negara kepada pemerintah serta pihak yang memiliki
wewenang dan bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut. Misalnya kontrol
terhadap salah satu tayangan televisi yang tidak sesuai jam tayangnya atau memiliki
nilai kebudayaan yang tidak sesuai, maka mahasiswa dapat protes dan memberi
saran kepada pihak televisi mengenai jam tayang dan bagaimana nilai kebudayaan
yang seharusnya dimunculkan.
 Mediator dalam mensosialisasikan issue kejahatan lintas negara
Sebagai kaum intelektual tertinggi, mahasiswa diharapkan mampu menjadi
penyampai informasi tidak hanya kepada kalangan elit, tetapi juga kepada
masyarakat kelas “alit”. Posisi mereka yang secara strategis masih “dikagumi” oleh
rakyat sebagai agen peubah, mampu dijadikan kunci untuk masuk ke dalam LSM-
LSM maupun lembaga-lembaga/organisasi-organisasi yang berpihak kepada para
generasi muda lainnya untuk mensosialisasikan issue kejahatan lintas negara serta
solusi untuk menghadapi dan meminimalisirkan kejahatan lintas negara.

Di era globalisasi, kejahatan lintas negara sudah banyak sekali terjadi dan merambah ke
hampir seluruh lapisan masyarakat. Hal ini akan membawa dampak yang sangat buruk,
terutamA pada generasi muda yang merupakan sumber daya manusia untuk pembangunan
masa depan yang menentukan arah bangsa ini.
Maka sudah saatnya mahasiswa sebagai agent of change menggedor kembali semangat
untuk mewaspadai, mengantisipasi dan melawan terhadap ancaman-ancaman dari kejahatan
lintas negara melalui peran-peran strategis mereka.

REFERENSI

Tambunan, Dr. Tulus T.H., Globalisasi dan Perdagangan Internasional. 2004. Ghalia
Indonesia. Bogor. Halaman 1-3
http://www.deplu.go.id/Pages/IIssueDisplay.aspx?IDP=20&l=id/
http://www.riaupos.com/new/berita.php?act=full&id=3407&kat=11/
http://nasional.vivanews.com/news/read/22430-
_kejahatan_lintas_negara_akan_jadi_trend_
http://zikirullah.wordpress.com/2009/09/26/mahasiswa-sebagai-kontrol-sosial-dan-
demokrasi/

nama : Fadhlia Annisa


NIM : 10/300288/PA/13198
Prodi : Elins UGM

Anda mungkin juga menyukai