Tempat / tgl lahir : Bandung, 4 April 1971 Motto hidup : " FIGHT TO GET MY DESIRE " Vocalis favorit : Massive Attack, William Orbit, Dian Pramana Poetra Jenis music favorit : Semua jenis musik Album solo : Kau Tetap Milikku (1992) Group : NEXT BAND (1990) TRIO LIBELS (1991) GIGI (1994 - Sekarang) Selalu timbul pertanyaan di benak Armand kecil saat pimpinan teater musikal tempat dia beraktivitas menunjuknya sebagai pemeran utama di hampir setiap persiapan pementasan teaternya itu. Saking seringnya Armand mengalami hal serupa, tak tertahankan lagi dia memberanikan diri bertanya dengan sang pemimpin kenapa dia selalu mendapat bagian peran utama yang notabene (karena formatnya adalah teater musikal) porsi nyanyinya pasti terbanyak ketimbang pemeran-pemeran lainnya. “Pitch kamu sangat bagus Mand, lagian feeling kamu juga kuat”, demikan jawaban yang diperoleh dari sang pemimpin. Dan murid SD yang bercita-cita jadi pilot itu pun cuman manggut-manggut aja. Aktivitas berteater musikal itu berlanjut sampai Armand duduk di bangku SMP. Fenomena serupa muncul kembali saat Armand udah masuk di SMU V Bandung. Dia mengikuti vocal group yang dibentuk anak-anak SMU V, dan dengan leadernya Armand selalu didaulat sebagai lead vocal. Yaaahh…sama juga nasibnya seperti waktu di teater musikal dulu. Ketika ditanya ke si leader….jawaban yang diperoleh tidak beda dengan jawaban pimpinan teater musikalnya dulu. Pitch dengan feeling Armand dinilai cukup kuat. Di sini Armand mulai menyadari kalo dia memang punya kelebihan di soal olah vokal dan belakangan dia berinisiatif mengajak band pengiring vocal group-nya itu untuk membentuk band dengan dia sebagai vokalisnya. Begitulah lebih kurang cerita awal mulanya gimana Armand Maulana akhirnya memperoleh ‘jabatan’ vokalis di blantika musik Indonesia yang menurut pengakuannya sama sekali tidak kebayang atau terpikirkan sebelumya. Hanya saja sejak SD Armand memang pencinta berat seni musik. Dia selalu mengikuti tren musik dunia, bahkan saat SD – waktu musik rock lagi naik daun banget di awal tahun 80-an – saking gandrungnya dia sama idolanya sampeaidibela-belain ngedaftar jadi anggota Genesis Fans Club. Dia waktu itu banyak mengkoleksi album-album rock kayak Genesis (so pasti jack!), Rush dan sebagainya. Menginjak SMP di pertengahan tahun 80-an saat musik jenis fusion mulai membahana, Armand pun tidak ketinggalan. Rak kasetnya pun dijejali dengan album- album jazz, fusion dan sejenisnya. Tentang vokalis idolanya yang sedikit banyak memberi pengaruh pada dirinya sebagai vokalis Armand buka kartu, “Gua kan nge-fans banget ama Genesis, gua seneng ama vokalnya Peter Gabriel, tapi lebih seneng berat lagi saat vokalnya udah diambil alih ama Phil Collins”. “Mungkin karena touch pop-nya lebih kental”, sambungnya. Sampai sejauh mana pengaruhnya ke karakter vokal Armand? “Kalo ke warna vokal awal-awalnya dulu ada juga sih tapi gua berusaha mencari dan mencari terus warna vokal gua sendiri”, ujarnya. Apalagi belakangan semakin banyak aja vokalis dunia berbobot yang jadi favorit Armand sekaligus bisa juga dijadikan referensi Armand dalam ber-olah vokal seperti Kenny Loggins, Jonathan Davis, David Coverdale dan sebagainya. “Tapi masih ada juga sih yang ngomentarin bahwa saat gua nyanyi tarikan nafas gua kayak Phil Collins”, lanjutnya. Ditanya mengenai latar belakang pendidikan formal di pasal olah vokal, Armand mengaku tidak pernah sama sekali memperolehnya. Hanya dari pengalaman- pengalamannya saja dia mempelajari dan menemukan sendiri formulasi olah vokal ala Armand, ditambah – tentu saja – kemampuan dia ber-olah vokal yang udah bawaan dari ‘sononya’. Ada fenomena menarik dari teknik ber-olah vokal Armand. Dia justru sering menemukan teknik ataupun style vokal dari ‘kecelakaan-kecelakaan’ yang dia alami saat manggung maupun rekaman. Kecelakaan? Ya! Yang dimaksud kecelakaan itu misalnya saat dia manggung, di suatu lagu dia meneriakkan nada tinggi dan dirasakan teriakan itu kok beda ya ama teriakan di lagu yang sama saat membawakan lagu itu sebelum- sebelumnya. Tapi yang beda itu dirasa-rasa jadi malah bagus. Dan Armand pun mulai mempelajari ‘kecelakaan’ tadi, setelah itu jadilah cara teriak yang ‘kecelakaan’ itu sebuah ‘jurus’ baru dalam ber-olah vokal bagi Armand. Seperti saat take vokal di lagu “Kuingin”, Baron sempat berkomentar “Wah suara elo sexy banget Mand!”, Armand pun penasaran. Yang dimaksud suara sexy gua sama si Baron itu suaraku yang gimana sih, pikir Armand. Dia pun mendengarkan berulang-ulang lagu Kuingin tersebut. Akhirnya dapet juga. Ternyata di bagian- bagian tertentu saat Armand melantunkan lagu itu (tak disengaja) suara seraknya keluar. Nah, ini kan kecelakaan. Tapi justru akhirnya jadi salah satu dari ciri khas dan kekuatan vokal Armand. Kala di panggung bersama GIGI kita sering lihat Armand sambil nyanyi sepanjang konser lari sana lari sini, lompat sana lompat sini nyaris tanpa mempengaruhi kekonstanannya bernyanyi. Nafasnya boleh dibilang sama sekali tidak ngos-ngosan. Apa rahasianya? Ada satu cerita! Saat Thomas jadi supervisor sebuah band baru, dia sempat minta tolong Armand buat membeberkan rahasia tersebut ke vokalis band baru tersebut, dengan kata lain bagi-bagi ilmulah buat juniornya. Armand sempat bingung, “Lhah, gua harus jelasin gimana? Orang gua sendiri tidak tau gimana gua bisa begitu”, ujar Armand ke Thomas. Ini jelas pasal pengaturan nafas saat nyanyi. Dan bagi Armand itu berlangsung begitu aja secara alamiah tanpa suatu teori yang baku. Tanpa disadari ternyata Armand memiliki pola pernafasan tertentu yang bikin dia tahan nyanyi banyak lagu sambil terus blingsatan ke seantero panggung. Sialnya dia tidak bisa menjelaskan hal itu secara teoritis. Misalnya, kalo ngambil nada kayak gini, tingginya segini, ngambil nafasnya begini di kata yang ke sekian. “Mungkin dengan bantuan seorang guru vokal baru bisa menerjemahkan teknik-teknik vokal gua ini secara teoritis”, ujar Armand. Ada rencana ke arah itu? “Sekarang ini belum, pengen juga sih benernya dengan bantuan guru vokal gua tuangin pengalaman ‘kecelakaan’ gua itu ke dalam satu buku secara teoritis”,ungkap pengagum Nabi Muhammad SAW ini. “Mungkin suatu saat nanti”, sambungnya lagi. Iyalah Mand, itung-itung bagi pengalaman buat junior-junior elo. Kalo soal stage act-nya yang oke punya itu – yang jadi salah satu andalan GIGI saat konser – Armand mengaku tidak tahu mendapat pengaruh dari mana. “Beberapa orang ada yang ngomong gaya gua di panggung kayak Mick Jagger, ada juga yang ngomong kayak vokalisnya Red Hot Chili Pepper (RHCP)”, jelasnya. “Tapi gua tidak punya koleksi video Mick Jagger ataupun Rolling Stones, gua juga tidak pernah nonton secara khusus videonya RHCP. Pernah sih nonton RHCP live yang disiarin di TV, itupun baru-baru aja saat mereka konser di Rusia”, sambung Armand menjelaskan. Menurut penggemar warna merah ini stage act-nya semata- mata berangkat dari tema lagu dan musik yang dibawain, dia dengerin, dihayati, ya udah terus gaya panggungnya ngalir begitu aja tanpa persiapan khusus.”Gua juga tidak pernah belajar dance atau apa yang ada kaitannya ama stage act”, tandasnya. Beberapa waktu yang lalu Dewi Gita merilis album barunya yang berjudul “Kegaiban Biru”. Yang menarik album ini diproduseri sendiri ama suaminya yang tak lain adalah Armand Maulana. Tentang motivasinya memproduseri album istrinya sendiri Armand menjelaskan bahwa dia tidak pengen berhenti cuman sebatas jadi penyanyi aja, salah satu obsesinya ya jadi produser musik tadi. “Terserah album itu meledak atau etidak itu urusan nanti, yang penting obsesi gua tercapai dulu”, ungkap Armand. Kenapa harus istri sendiri? Penggemar olahraga basket ini menjelaskan bahwa lebih karena keberaniannya aja dalam menggarap produksinya yang perdana ini. Dia pasti udah bener-bener mengenal karakter vokal, musik jenis apa yang kiranya cocok untuk Dewi Gita. Singkatnya dia sebagai produser musik udah bener- bener mengenal dan memahami materi dan kapasitas artis yang digarapnya itu. Paling tidak dia bisa menimba pengalaman untuk penggarapan proyek-proyek berikutnya. Sudah ada rencana untuk proyek berikutnya? “Berikutnya gua pengen nggarap penyanyi cowok yang rada kental warna rocknya, sudah ada sih calonnya tapi belum fixed banget”, jelasnya. Soal proses kreatifnya Armand menjelaskan sekitar 70% diawali dengan pembentukan susunan chord-nya dulu baru kemudian melodi lagunya. Komposisi dan aransemennya dia mengaku banyak terpengaruh Massive Attack dan William Orbit sampe-sampe masalah panning sound pun dia ulik abis. Untuk lirik dia banyak mendapat referensi dari karya-karya Kahlil Gibran dan beberapa pujangga dunia lainnya. Armand juga menyimak lirik-lirik lagu barat selain tentu saja memonitor tren lirik yang sedang berlaku di Indonesia. Dia kasih gambaran kalo di saat album-album awal GIGI dulu yang disukai lirik yang rada puitis, dengan ungkapan dan kiasan-kiasan. Tapi sekarang lebih disukai yang langsung-langsung aja. Kalo mau nyampein masalah percintaan ya langsung aja, tidak pake kata bersayap lagi. Ditanya tentang komposisi karyanya yang pertama, “Kalo bikinnya bareng- bareng ya sejak album pertama GIGI, kalo yang full karya gua sendiri ya baru di album Dewi ini tepatnya lagu Luluh Olehmu”. Salah satu lagunya yang paling baru dan terpopuler saat ini adalah “Amnesia” yang juga mengingatkan kita pada Allah.
AMNESIA
Berbuat baik jika kau dilihat orang
Berkata halus jika kau didengar orang Menghujat orang pun tak pernah ditinggalkan Dzolimi orang pun selalu dilakukan Kadang kau beramal Kadang kau memfitnah Padahal Tuhan selalu melihat Pagi beriman, siang lupa lagi Sore beriman, malam amnesia Pagi beriman, siang lupa lagi Sore beriman, malam amnesia http://hotliriklagu.com Berbuat baik jika kau dilihat orang Berkata halus jika kau didengar orang Menghujat orang pun tak pernah ditinggalkan Dzolimi orang pun selalu dilakukan Kadang kau beramal Kadang kau memfitnah Padahal Tuhan selalu melihat Pagi beriman, siang lupa lagi Sore beriman, malam amnesia Pagi beriman, siang lupa lagi Sore beriman, malam amnesia