Anda di halaman 1dari 22

BUDAYA MISTIS DALAM

PERSPEKTIF ISLAM
Tradisi mana yang harus kita lindungi
sebenarnya? apakah tradisi ditinjau dari
dampak globalisasi ? atau tradisi yang
disusupi oleh unsur magis yang merusak
akidah umat Islam?
Syirik ?
Dosa terbesar ke 2 setelah
zina
Dalam dalil naqli di sebutkan,
 
 
‫ون َش ْيئًا‬ َ ‫َوإِ َذا قِي َل لَهُ ُم اتَّبِعُوا َما أَ ْن َز َل هَّللا ُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِ ُع َما أَ ْلفَ ْينَا َعلَ ْي ِه آبَا َءنَا أَ َولَ ْو َك‬
َ ُ‫ان آبَا ُؤهُ ْم ال يَ ْعقِل‬
‫ون‬َ ‫َوال يَ ْهتَ ُد‬
 
2:170. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang
telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami
hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan)
nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga),
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa
pun, dan tidak mendapat petunjuk?"
KUDA LUMPING
KUDA LUMPING
Kuda lumping adalah tarian yang tidak berpola dan
Mengandung unsur magis dan spiritual
Kesenian kuda lumping ini berasal dari daerah jawa
SEJARAH KUDA LUMPING
Tarian kuda lumping lahir dan digemari oleh rakyat
khususnya di jawa sejak adanya kerajaan-kerajaan
kuno tempo dulu
Lahir sebagai simbolisasi bahwa masyarakat memiliki
kemampuan dalam menghadapi musuh atau melawan
kekuatan elit kerajaan yang memiliki bala tentara
Syarat dan Ketentuan
Cara permainan tarinya, para penari kuda lumping
seperti mempunyai kekuatan besar bahkan memiliki
kekuatan spiritual
Tarian kuda lumping ini menggunakan kuda
bohongan yang terbuat dari anyaman bambu
Diiringi musik gamelan
Umumnya diperankan oleh anak putri yang
berpakaian laki-laki bak prajurit kerajaan namun saat
ini tarian kuda lumping diperankan oleh lelaki
Tarian ini diawali dengan pecutan
Melakukan atraksi memakan beling, menginjak beling
dan semburan api
Tarian ini dipimpin oleh seorang supra natural
Identik dengan warna putih, merah, dan hitam
GAMBAR
LARUNGAN
LARUNGAN
Larungan merupakan Upacara seserahan yang

dihanyutkan ke laut yang Berasal dari daerah jawa


Istilah lain larungan yaitu sedekah laut, larungan

semboyo, upacara adat semboyo, membucal semboyo


dan bersih laut
Sejarah Larungan
Tradisi ini bermula dari suatu peristiwa yang dianggap pernah terjadi , yaitu perkawinan
antar Raden Nganten Gambar Inten, dengan Raden Tumenggung Kadipaten Andong
Biru. Raden Nganten Gambar Inten juga terkenal dengan nama raden Nganten Tengahan.
Perkawinan itu dilaksanakan sebagai syarat keberhasilan Raden Tumenggung Andong
Biru Atau Raden Tumenggung Yudo negoro membuka hutan wilayah teluk Prigi dan
sekitarnya untuk dijadikan daerah pedesaan, yang sebelumnya dikenal sebagai hutan
yang sangat angker dan tidak dapat dihuni manusia. Pelaksanaan upacara adat larung
sembonyo menggambarkan kesibukan keluarga yang punya hajat mengawinkan dan
mengadakan pesta untuk memeriahkan perkawinan itu.
Pelarungan sembonyo dan berbagai asahan dan sesaji didorong oleh niat, harapan dan
permohonan untuk mendapatkan keselamatan dan memperoleh hasil dari laut dan
daratan yang melimpah.
Perkawinan itu dilaksanakan pada hari senin kliwon , bulan selo, dimeriahkan dedngan
kesenian Tayub selama 40 hari 40 malam. Bertolak dari dongeng itulah upacara adat
Larung Sembonyo dilaksanakan dari tahun ke tahun oleh masyarakat teluk Prigi sampai
sekarang.
Syarat dan Ketentuan
Di bagi menjadi dua yaitu
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. >>> Setelah dilakukannya suguhan maka larungkan
dilarungkan di laut lepas
GAMBAR
SINTREN
Sintren
Merupakan tarian yang dilakukan oleh seorang penari

yang masih gadis


Dilakukan pada Upacara – upacara Kelautan dan pada

acara hajatan
Tarian ini berasal dari kota Cirebon, Jawa Barat
Sejarah
 Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber kalangan seniman tradisi
cirebon, Sintren mulai dikenal pada awal tahun 1940-an, nama sintren sendiri
tidak jelas berasal dari mana, namun katanya sintren adalah nama penari yang
masih gadis yang menjadi staring dalam pertunjukan ini.
 Menurut Ny. Juju, seorang pimpinan Grup Sintren Sinar Harapan Cirebon,
asal mula lahinrya sintren adalah kebiasaan kaum ibu dan putra-putrinya yang
tengah menunggu suami/ayah mereka pulang dari mencari ikan di laut.
”Ketimbang sore-sore tidur, kaum nelayan yang ndak pergi nangkap ikan, ya
mendingan bermain”
 Permainan sintren itu terus dilakukan hampir tiap sore dan menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka, maka lama-kelamaan Sintren
berubah menjadi sebuah permainan sakral menunggu para nelayan pulang.
Hingga kini malah Sintren menjadi sebuah warisan budaya yang luhur yang
perlu dilestarikan n bikin permainan yang menarik,”
Syarat dan Ketentuan
Dimainkan oleh seorang perempuan yang masih gadis
Menggunakan kawih atau sinden
Diringi oleh gamelan
Sintren sebelum masuk keruangan belum dirias
Didalam kurungan terdapat alat-alat rias, sepasang
baju, kaca mata dan selendang
Gambar
thanks

Anda mungkin juga menyukai