Anda di halaman 1dari 13

Kasus A.

2 : WASTE MANAGEMENT

Sinopsis

Pada Februari 1998, Waste Management mengumumkan laporan keuangan yang


diterbitkan pada tahun 1993 sampai dengan 1996 dikoreksi kembali. Dalam uraian
baru tersebut, Waste Management mengumumkan bahwa laporan tersebut secara
material telah berlebihan mengungkapkan pendapatan sebelum pajak sebesar 1.43
milyar dollar. Setelah pengumuman tersebut, saham perusahaan turun hingga lebih
dari 30% dan pemegang saham rugi hingga $ 6 milyar dollar.

SEC menuduh Dean Buntrock, pendiri perusahaan, dan 5 pejabat top lainnya
melakukan kejahatan. Tuduhan tersebut menduga bahwa manajemen telah
berulangkali merubah penilaian biaya depresiasi untuk mengurangi jumlah biaya dan
telah melakukan praktek akuntansi yang tidak layak berhubungan dengan kebijakan-
kebijakan kapitalisasi, juga merencanakan pengurangan biaya-biaya.

SEC juga menuduh Arthur Andersen, sebagai auditor Waste Management, yang
diduga keras mengetahui atau secara sembarangan mengeluarkan laporan audit yang
secara material salah dan menyesatkan untuk periode 1993 sampai dengan 1996.
Andersen menyelesaikan masalah kepada SEC dengan membayar denda, terbesar
dalam sanksi perdata, sebesar 7 juta dollar, tanpa pernyataan mengakui atau
menyangkal.

Sejarah

Pada tahun 1956, Dean Buntrock mengambil alih Ace Scavenger, pengumpul sampah
yang dimiliki oleh bapak mertuanya yang baru saja meninggal. Setelah bergabung
dengan Ace dan beberapa perusahaan sejenis, Buntrock mendirikan Waste
Management pada tahun 1968. Dalam pemilikan Buntrock sebagai CEO, perusahaan
tersebut ‘go public’ pada tahun 1971, dan kemudian berkembang selama tahun
1970an dan 1980an melalui beberapa tambahan atau akusisi dari perusahaan angkutan
sampah lokal dan pengurus-pengurus landfill*). Bahkan pada suatu saat perusahaan
mampu melakukan hampir dari 200 akusisi selama setahun.

Dari 1971 sampai dengan 1991, perusahaan menikmati rata-rata pertumbuhan


pendapatan sebesar 36% per tahun dan pertumbuhan laba bersih sebesar 36% per
tahun. Pada 1991, Waste Management menjadi bisnis pembersih sampah terbesar di
dunia, dengan pendapatan lebih dari 7.5 milyar dollar. Meskipun terjadi resesi,
Buntrock dan eksekutif lainnya di Waste Management menetapkan tujuan/sasaran
pertumbuhan yang agresif. Pada 1992 misalnya, perusahaan meramalkan
pertumbuhan sebesar 26.1% untuk pendapatan & 16.5 % untuk laba bersih berturut-
turut selama 1991.

*) Landfill adalah sebuah situs/tempat pembuangan limbah atau bisa juga disebut
lokasi penimbunan. Landfills banyak juga digunakan untuk keperluan pengelolaan
sampah lainnya, seperti penyimpanan sementara, konsolidasi dan mentransfer, atau
pengolahan limbah bahan (sorting, pengobatan, atau daur ulang). Untuk selanjutnya
lokasi penimbunan ini disebut landfill saja.
Inti Operasi Waste Management

Bisnis inti Waste Management untuk manajemen sampah di Amerika Utara terdiri
dari proses-proses penting sebagai berikut : mengumpulkan (collection) ,
memindahkan (transfer) & membuang (disposal).

Mengumpulkan (Collection)
Mengumpulkan dalam manajemen sampah padat untuk konsumen komersil &
industri, dilakukan dalam 1-3 tahun perjanjian kontrak. Kebanyakan dari
pengumpulan manajemen sampah untuk area kediaman/hunian dilakukan dalam
kontrak – atau waralaba yang menanggung – dengan pemerintah kota bersangkutan,
dengan memberikan hak jasa eksklusif untuk semua atau beberapa tempat dari rumah-
rumah yang tergabung dalam wilayah yuridiksi kota tersebut. Kontrak atau waralaba
ini biasanya beragam dalam jangka waktunya antara 1-5 tahun. Faktor yang
mempengaruhi ketetapan untuk harga yang diberlakukan bagi konsumen industri
maupun komersial adalah kondisi pasar, frekuensi pengumpulan (collection), tipe
peralatan yang disediakan, masa perjanjian jasa, tipe dan volume atau berat sampah
yang dikumpulkan, jarak ke fasilitas pembuangan, dan biaya pembuangan. Beberapa
faktor-faktor yang sama menetukan penentuan harga atas kelompok pasar untuk
hunian atau kediaman perumahan.

Memindahkan (Transfer)
Pada 1995, Waste Management mengoperasikan 151 stasiun pengiriman sampah
padat yaitu fasilitas dimana sampah padat diterima dari kendaraan pengumpulan
(collection) kemudian dipindahkan ke trailer/truk untuk dikirim ke fasilitas
pembuangan (disposal). Pada umumnya, beberapa perusahaan pengumpulan
(collection companies) yang melakukan fasilitas jasa ini diatur oleh pemerintah kota
atau negara bagian. Faktor pasar, tipe dan volume atau berat sampah yang
dipindahkan, panjangnya proses material yang didaur ulang, jarak angkut yang
ditempuh dan biaya pembuangan adalah faktor-faktor utama yang memberikan
kontribusi/masukan bagi penentuan harga pengumpulan sampah terebut.

Membuang (Disposal)
Pada 1995, Waste Management mengoperasikan 133 fasilitas landfill untuk
pembersihan sampah, dimana 103 diantaranya adalah milik perusahaan. Semua
fasiltas pembersihan sampah tersebut adalah untuk memenuhi peraturan pemerintah
untuk membatasi adanya kemungkinan terjadinya polusi air. Sebagai akibat peraturan
pemerintah tersebut, kelangkaan landfill dan perlawanan pemilik hunian lokal
bersekongkol agar sulit memperoleh ijin untuk mengoperasikan dan memperluas
fasilitas landfill untuk pembersihan sampah di beberapa area. Perkembangan fasilitas
landfill yang baru juga membutuhkan investasi modal awal yang besar dan waktu
yang panjang, dengan risiko pada akhirnya perijinan yang dibutuhkan pada akhirnya
tidak disetujui. Pada tahun 1993, 1994 dan 1995, secara berturut-turut 52%, 55% dan
57% dari pengumpulan sampah oleh Waste Mangement dibuang dalam fasilitas
landfill untuk pembuangan sampah yang dioperasikan oleh mereka sendiri. Fasilitas-
fasilitas ini secara khas juga digunakan oleh perusahaan-perusahaan lain dan agen-
agen pemerintahan pada basis non-kontrak untuk penentuan harga berdasarkan faktor
pasar dan tipe dan volume atau berat sampah.
Perluasan Usaha

Dalam perkembangan perusahaan, Waste Management meluaskan usahanya dengan


beroperasi secara internasional & masuk ke dalam industri-industri baru, termasuk
manajemen sampah yang penuh dengan risiko ( berbahaya )s, sampah menjadi energi
( waste-to-energy ) dan bisnis tehnik perancangan lingkungan ( environmental
engineering business ). Pada pertengahan era 90an, Waste Management memiliki 5
grup bisnis utama yang melaksanakan beberapa jasa berikut ini : manajemen limbah
padat, manajemen limbah penuh resiko ( berbahaya ), jasa tehnik dan industri (
engineering & industrial services ), sampah menjadi energi ( waste-to-energy ),
pengelolaan air dan jasa pengelolaan kualitas udara, serta pengelolaan sampah secara
internasional. (Lihat tabel 2.2.1 untuk gambaran dari jasa utama yang dilakukan oleh
grup-grup ini dan pendapatan pada 1993, 1994 dan 1995).

Tantangan

Pada pertengahan era 90an, inti perusahaan bisnis limbah padat di North American
mulai mendapatkan tantangan dari persaingan yang ketat dan kelebihan kapasitas
sampah di landfill pembuangan pada beberapa pasar. Peraturan lingkungan yang baru,
juga menambah biaya operasi pengelolaan landfill serta menjadi sangat sulit dan
mahal bagi Waste Management untuk mendapatkan ijin membangun landfill baru atau
memperluas yang lama.

Tabel 2.2.1 Grup Bisnis Utama Waste Management


Pendapatan (dalam ribuan dollar)
Grup Bisnis Jasa
1993 1994 1995
Manajemen Mengumpulkan sampah, 4,702,166 5,117,871 5,117,871
Sampah Padat mengirimkan, pemulihan
sumber daya, dan
pembuangan untuk
komersil, industri,
perkotaan dan hunian
warga, juga bersama
perusahaan manajemen
sampah lainnya
melakukan daur ulang
sampah dari kertas,
gelas, plastik, logam,
pembersihan gas metana,
gas hasil sanitasi sampah
digunakan untuk
kebutuhan listrik, dan
medis yaitu terhadap
manajemen sampah yang
menular dari rumah sakit
dan tempat perawatan
kesehatan serta fasilitas
yang sama lainnya.
Manajemen Perlakuan terhadap 661,860 649,581 613,883
Sampah yang sampah kimia,
Beresiko penyimpanan,
pembuangan dan service
yang berhubungan
dengan komersil dan
konsumen industri,
kesatuan pemerintah dan
juga perusahaan
manajemen sampah yaitu
Waste Management and
Chemical Waste
Management (CWM),
cabang pemilikan penuh,
juga bekerjasama dengan
Advanced Environmental
Technical Service
(AETS), dengan
kepemilikan sebesar
60%, dan jasa
pembuangan sampah
radioaktif tingkat rendah
yang dilakukan oleh
cabang Chem-Nuclear
System.
Tehnik dan Melalui Rust 1,035,004 1,140,294 1,027,430
Industri International, dengan
kepemilikan 60%
memberikan jasa
konsultasi dan tehnik
infrastruktur lingkungan,
yang pada intinya
menangani klien
pemerintah dan jasa-jasa
industri petrokimia,
energi nuklir, utilitas,
bubur kayu, pabrik dan
industri lainnya.
Sampah ke Melalui Wheelabrator 1,142,219 1,324,567 1,451,675
energi, Technologies Inc (WTI),
Pengelolaan dengan kepemilikan
Air, Kualitas sebesar 58%, mengatur
air keuangan untuk : operasi
dan fasilitas untuk
membuang sampah dan
material lain melalui
daur ulang menjadi
energi uap dan listrik.
Juga mendesain,
membangun dan
menginstalasi
pengendalian polusi
udara secara tehnologi,
beserta dengan sistem
dan peralatannya. Grup
WTI untuk air bersih
pada prinsipnya ikut
serta dalam mendesain,
mengolah,
mengoperasikan dan
memiliki sistem dan
fasilitas bagi kebersihan
air, untuk mengelola
perkotaan dan industri
yang banyak
menggunakan air limbah,
dan mendaur ulang
sampah-sampah organik
menjadi kompos yang
berguna bagi pertanian &
holtikultura.
Manajemen Manajemen sampah 1,411,211 1,710,862 1,865,081
Sampah beresiko tinggi dan padat
international dan berhubungan dengan
jasa lingkungan di 10
negara di Eropa,
Argentina, Australia,
Brazil, Brunei,
Hongkong, Indonesia,
Israel, Malaysia,
Selandia Baru, Taiwan &
Thailand. Perusahaan
juga mempunyai 20%
bunga kepemilikan di
Wessex Water Plc,
perusahaan dagang
Inggris yang menangani
pengelolaan air,
distribusi air,
pengelolaan air limbah
dan jasa penyaluran
kotoran.
Pendapatan 8,636,116 9,554,705 10,274,617
Konsolidasi

Beberapa bisnis lain dari Waste Management (termasuk bisnis manajemen limbah
beresiko tinggi & beberapa operasi internasional) juga mengalami kerugian. Setelah
dikaji ulang pada awal 1974, perusahaan menyusun kembali lini bisnisnya menjadi 4
yaitu : jasa sampah, energi bersih, air bersih dan konsultasi & tehnik infrastruktur
lingkungan.
Pada musim panas tahun 1996, Dean Buntrock, pendiri Waste Management sejak
1968, pensiun sebagai CEO, tapi melanjutkan untuk karirnya sebagai ketua dari
Dewan Direksi. Buntrock pada awalnya digantikan oleh Phillip Rooney, yang mulai
bekerja pada Waste Management pada 1969. Pada awal 1997, Rooney mengundurkan
diri dari direksi dan CEO karena ketidakpuasan pemegang saham.

Sebagai tambahan, beberapa eksekutif kunci, tidak sama dengan LeMay, telah bekerja
pada Waste Management untuk beberapa tahun-termasuk CFO James Koenig,
controller perusahaan Thomas Hau dan presiden utama keuangan Bruce Tobecksen-
juga mengundurkan diri pada akhir tahun 1997.
Biaya Kapitalisasi Landfill & Biaya-biaya Lainnya

Biaya kapitalisasi Waste Management berhubungan dengan biaya memperoleh


perijinan untuk mengembangkan landfill, juga memperhitungkan bunga biaya
konstruksi, serta biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem.

GAAP untuk Biaya Kapitalisasi


Menurut GAAP, biaya dapat dikapitalisasi jika memberikan keuntungan ekonomi
untuk digunakan atau dikonsumsi di masa yang akan datang. Perusahaan diwajibkan
untuk menghapus (write-off) assets-assets pokok yang sudah rusak atau dibuang, yang
menjadi biaya-biaya ditangguhkan (deferred) sebagai biaya pada periode sekarang.

Jika ada biaya untuk memperbaiki atau pengembalian kekayaan/hak milik (properti)
ke kondisi semula, diwajibkan menjadi biaya jika itu terjadi. Akhirnya, bunga dapat
dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya untuk memperoleh assets dalam periode
waktu tertentu untuk menempatkan assets dalam kondisi yang siap untuk digunakan.
Bagaimanapun, GAAP mewajibkan kapitalisasi atas bunga harus berhenti ketika
assets tersebut menjadi asset pokok yang siap untuk digunakan.

Kapitalisasi Biaya Perijinan Landfill


Sebagai bagian dari operasional bisnis normal, Waste Management menempatkan
sumber daya pokok (utama) ke arah pengembangan landfill baru dan perluasan
landfill yang ada. Bagian penting dari pengembangan dan perluasan landfill ialah
berhubungan dengan proses mendapatkan perijinan dari pejabat pemerintahan yang
berwenang. Selama beberapa tahun, perusahaan mengalami kesulitan dalam
memperoleh perijinan landfill, biasanya berhadapan dengan kesulitan investasi proyek
yang rusak atau dibuang.

Perusahaan secara rutin mengkapitalisasi biaya untuk memperoleh perijinan yang


dibutuhkan, sehingga dapat menangguhkan biaya-biaya yang berhubungan dengan
landfill sampai landfill tersebut dapat digunakan secara efektif. Bagaimanapun,
daripada menghapus biaya-biaya yang berhubungan dengan proyek landfill yang
rusak dan dibatalkan, serta memperlihatkan akibatnya seperti penghapusan,
manajemen hanya memperlihatkan resiko proyek atas penghapusan yang mungkin
terjadi di masa yang akan datang.

Tim manajemen Waste Management, juga diduga memindahkan biaya yang tidak
memiliki usaha-usaha yang berhasil untuk memperoleh perijinan di beberapa landfill
ke tempat lain yang telah memperoleh perijinan atau yang sedang dalam proses
perijinan. Efeknya biaya-biaya tersebut menjadi tercampur antara biaya yang
memperoleh perijinan untuk proyek landfill dan yang tidak atau rusak bahkan
dibatalkan (praktek ini disebut ‘basketing’ yang tidak sesuai dengan GAAP). Sebagai
tambahan dalam ‘basketing’, perusahaan di duga terlibat dalam pemindahan biaya-
biaya yang tidak diamortisasi dari fasilitas landfill yang sudah tutup lebih dahulu ke
operasi yang masih aktif (praktek ini disebut ‘bundling’ yang juga tidak sesuai dengan
GAAP). Manajemen tidak pernah mengungkapkan penggunaan bundling & basketing
dalam form 10K.

Pada tahun 1994, setelah auditor Arthur Andersen mengetahui praktek ini, manajemen
setuju untuk menghapus (write-off) 40 juta dollar berhubungan dengan proyek yang
sudah ‘mati’ dalam jangka waktu lebih dari sepuluh tahun. Manajemen juga
menjanjikan untuk menghapus di masa depan jika terjadi assets yang rusak atau
dibatalkan dengan cara yang tepat. Bagaimanapun, selama tahun 1994,1995,1996 dan
1997, manajemen secara efektif ‘mengubur’ penghapusan atas assets rusak atau
dibatalkan melalui ‘netting” dengan pendapatan lain, sebagai lawan untuk
mengidentifikasi biaya secara terpisah.

Kapitalisasi atas Bunga dalam Biaya Konstruksi Landfill


Menurut GAAP, Waste Management dapat mengkapitalisasi bunga yang
berhubungan dengan pengembangan landfill karena relatif membutuhkan waktu yang
panjang guna memperoleh perijinan, membangun landfill, dan pada akhirnya,
menyiapkannya untuk menerima limbah tersebut. Bagaimanapun, Waste Management
menggunakan metode, yang mengacu pada metode Nilai Buku Bersih (Net Book
Value/NBV) yang, pada hakikatnya, dimungkinkan untuk menghindari syarat-syarat
GAAP yang menyebutkan bahwa bunga kapitalisasi wajib dihentikan ketika asset-
asset pokok siap untuk digunakan. Auditor Waste Management, Arthur Andersen,
menyarankan agar perusahaan menggunakan metode NBV, yang tidak sesuai dengan
GAAP.

Controller perusahaan Thomas Hau bahkan mengaku bahwa metode tersebut “secara
tehnik tidak konsisten dengan FAS Statement No.34 (pernyataan pengendalian
GAAP) karena didalamnya termasuk bunga (kapitalisasi) sehubungan dengan sel
landfill yang menerima sampah”. Namun, perusahaan menulis pada catatan kaki
Laporan Keuangan bahwa “bunga sudah dikapitalisasi pada landfill utama, instalasi
sampah ke energi, dan proyek lain di bawah pengembangan yang sesuai dengan FAS
No.34”.
Pada akhirnya, perusahaan setuju untuk menggunakan metode baru,yang sesuai
dengan GAAP, mulai 1 Januari 1994. Controller perusahaan Thomas Hau dan CFO
James Koening diduga turut menentukan bahwa metode GAAP yang baru dapat
menghasilkan peningkatan biaya bunga tahunan sekitar 25 juta dollar dan oleh sebab
itu, mereka memilih untuk memberikan fase dari metode baru tersebut dalam periode
3 tahun yang dimulai pada tahun 1995. Bagaimanapun, perusahaan kelihatan masih
menggunakan metode NBV untuk kapitalisasi bunga pada tahun 1997.

Kapitalisasi atas Biaya Lain-lain


Manajemen perusahaan juga memilih untuk mengkapitalisasi biaya lain-lain, seperti
biaya pengembangan sistem, daripada mencatat biaya tersebut pada periode dimana
biaya tersebut terjadi. Bahkan menurut dugaan, mereka menggunakan amortisasi yang
berlebihan dalam periode (Periode 10 dan 20 tahun untuk kedua sistem yang besar)
yang tidak mengakui akibat dari tehnologi yang sudah kuno atas penggunaan pokok
sistem tersebut.

Auditor perusahaan Arthur Andersen mengusulkan beberapa jurnal penyesuaian untuk


menghapus sistem biaya pengembangan ditangguhkan ( deffered systems deelopment
cost ) yang tidak sesuai. Andersen juga berulangkali menganjurkan manajemen untuk
memperpendek periode amortisasi. Pada tahun 1994, manajemen akhirnya setuju
untuk memperpendek periode amortisasi dan menghapus kesalahan laporan keuangan
sebagai akibat dari ketidaksesuaian sistem kapitalisasi biaya dalam jangka waktu 5
tahun. Selama tahun 1995, manajemen mengubah periode amortisasi dan mengubah
ketidaksesuaian sistem kapitalisasi biaya dengan “membersihkan” terhadap
pendapatan lain.

Proses Akuntansi Aktiva Tetap Waste Mangement

Aktiva tetap bisnis Waste Management’ North American (WMNA) terdiri dari truk
sampah, kontainer dan peralatan, yang berkisar seharga 6 milyar dollar dalam assets.
Aktiva tetap kedua dari perusahaan (setelah kendaraan, kontainer dan peralatan)
adalah tanah, dalam bentuk lebih dari seratus landfill yang dimiliki perusahaan
maupun yang dioperasikan. Di bawah GAAP, biaya depresiasi ditentukan dengan
mengalokasikan biaya historis harta berwujud (dikurangi nilai sisa) selama perkiraan
umur ekonomis dari asset tersebut.

Estimasi Umur Kegunaan Assets yang tidak Mendukung

Dari tahun 1988 sampai 1996, manajemen menurut dugaan membuat banyak hal yang
tidak mendukung perubahan dalam memperkirakan (estimasi) umur kegunaan
dan/atau nilai sisa dari kategori satu atau lebih kendaraan, kontainer dan peralatan.
Beberapa perubahan telah memberikan efek pada pengurangan biaya depresiasi yang
dibukukan pada periode bersangkutan. Sebagai tambahan, beberapa perubahan juga
dibukukan sebagai top-side-adjustment, pada level perusahaan (terpisah dari level unit
operasi). Seringkali pencatatan dibuat selama kuartal ke-4 dan kemudian dengan tidak
sesuai digunakan secara kumulatif dari awal tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen tidak pernah memperlihatkan perubahan atau akibat keuntungan kepada
investor.

Pengakuan Tanah Rusak/Lemah pada Biaya

Karena sifat dasar landfill, GAAP juga mewajibkan agar perusahaan membandingkan
biaya landfill dengan anticipated salvage value, secara berbeda dengan perubahan
depresiasi atas estimasi umur ekonomis. Waste Management memperlihatkan dalam
catatan kaki laporan keuangan pada laporan tahunannya bahwa “tempat-tempat
pembuangan diakui at cost dan sejumlah kelebihan akhir realizable value, seperti
kelebihan amortisasi atas estimasi umur ekonomis dari tempat pembuangan”.
Bagaimanapun, hal tersebut kemudian terbongkar bahwa Waste Management
mengakui hampir semua landfill pada neraca sebagai biaya.

Taksiran Auditor
Pada sebuah surat kepada tim manajemen tanggal 29 Mei 1992, tim Arthur Andersen
menulis,”Dalam masing – masing 5 tahun belakangan ini, perusahaan menambahkan
pencatatan konsolidasi baru pada kuartal ke-4 untuk meningkatkan nilai sisa dan/atau
umur ekonomis dari truk, mesin-mesin, peralatan atau kontainer”. Andersen
menyarankan perusahaan mengadakan suatu “keseluruhan, pembelajaran satu kali
untuk mengevaluasi level yang cocok atas nilai sisa WMNA dan umur ekonomis”,
dan kemudian mengirimkan penyesuaian ini ke masing-masing grup WMNA.
Manajemen tingkat atas melanjutkan dengan merubah estimasi depresiasi pada
perusahaan induk.

Pada Maret 1994, Eksekutif Presiden Utama dan CFO James Koenig, yang pernah
bekerja sebagai auditor pada Arthur Andersen sebelum bergabung Waste
Management pada 1977, menurut dugaan menginstruksikan agen pembelian untuk
membuat draft memo yang berpendapat agen mendukung estimasi nilai sisa asset
perusahaan. Pada November 1995, sebuah penelitian dimulai untuk menentukan umur
yang sesuai dan nilai sisa dari kendaraan, peralatan dan kontainer perusahaan. Koenig
menurut dugaan meminta penelitian dihentikan setelah dia menerima informasi bahwa
hasil interim dari penelitian menunjukkan bahwa nilai sisa assets perusahaan
seharusnya dikurangi. Koenig juga mengatakan untuk menghancurkan semua data-
data hasil penelitian interim tersebut dan menghapus semua data-data tersebut dari
harddisc. Memo tersebut tidak pernah dibagikan ke auditor perusahaan.

Mengenai isu perawatan landfill Waste Management pada neraca, Andersen


mengeluarkan surat manajemen ke Dewan Direksi yang menyarankan perusahaan
mengadakan “site by site analysis atas landfill untuk membandingkan nilai tanah yang
tercatat dengan anticipated net reliazable value berdasarkan pengunaan akhir” setelah
audit tahun 1988. Amdersen lebih jauh lagi menginstruksikan bahwa semua kelebihan
harus diamortisasi selama “umur tempat aktif” dari landfill. Andersen membuat
permintaan yang sama setelah audit tahun 1994. Meskipun surat ini, manajemen tidak
pernah mengadakan penelitian dan mereka juga gagal mengurangi kelebihan nilai
tanah, meskipun komitmen mereka untuk melakukan sesuai audit Andersen tahun
1994.

Top Side Adjusting Journal Entries

Top Side Adjusting Journal Entries adalah secara khusus dibuat dari manager tingkat
atas pada akhir proses pelaporan, biasanya pada kantor pusat perusahaan. Karena
pencatatan jurnal ini tidak dilaksanakan pada proses bisnis (misal penjualan internet)
atau unit level bisnis (misal North American Division), maka hal ini dapat digunakan
manager tingkat atas untuk mengelakkan sistem pengendalian internal dan
kemungkinan melakukan penyimpangan (fraud)

Waste Management tampaknya menggunakan Top Side Adjusting Journal Entries


ketika mengkonsolidasikan hasil dari beberapa unit bisnis dan kesatuan usaha yang
dilakukan perusahaan, guna mempersiapkan laporan keuangan tahunan dan kuartalan.
Bahkan, Waste Management menggunakan beberapa Top Side Adjusting Journal
Entries tanpa budget dan tanpa dukungan di awal 1990 karena pemerhati/peninjau
(termasuk Arthur Andersen) menanyakan apakah manajemen telah mengerjakan
penyesuaian ini sebagai alat untuk membantu ‘mengatur’ laporan pendapatan mereka.
Waste Management membuat target pendapatan selama proses budget tahunan.
Perusahaan mengikuti “top down budgeting process ” dimana CEO (Buntrock sampai
1996, Rooney dari pensiun Buntrock sampai awal 1997) mebuat sasaran pertumbuhan
pendapatan dan unit operasi yang dapat capai untuk membuat anggaran berdasarkan
sasaran yang dibuat oleh tingkat atas. Anggaran kemudian dikonsolidasikan hingga
pendapatan konsolidasi anggaran ( budgeting consolidated earnings ). Pada saat ini,
manager tingkat atas juga membuat anggaran untuk mengantisipasi penyesuaian
tingkat atas berdasarkan asumsi akuntasi yang ada digunakan.

Sebagai hasil operasi yang dicatat oleh unit operasi Waste Management pada akhir
tiap kuartal, manajer tingkat atas menurut dugaan memonitor ( mengawasi )
kesenjangan antara hasil dan sasaran serta membuat angka yang berbeda untuk
unbudgeting top-side adjusting entries guna “menutup kesenjangan”. Manajemen
tidak memperlihatkan ke investor dampak dari top-side adjusting entries pada
pendapatan perusahaan. Bahkan, manajemen tidak menginformasikan unit internal
operasinya sendiri tentang top-side adjusting entries yang dibuat dan menghasilkan
pengurangan biaya.

Pada awal 1992, auditor perusahaan Arthur Andersen menganjurkan manajemen


untuk tidak menggunakan top-side adjusting entries sebagai alat untuk mengatur
pendapatan pada laporan postaudit yang menyebabkan perubahan akuntansi. Auditor
Andersen menulis bahwa “keputusan individual tidak dievaluasi sebagai hasil
operasional sebenarnya” layaknya hasil dari top-side adjustment yang menyeluruh.
Andersen menyarankan agar “semua penyesuaian perusahaan harus dikembalikan
kepada divisi masing-masing”. Namun, manajemen atas menurut dugaan menaikkan
anggaran dari penyesuaian tingkat atas dari tahun 1992-1997 dan setiap tahun
penyesuaian aktual menghasilkan kelebihan penyesuaian anggaran ( budgeting
Aajustment ). Dari kuartal pertama 1992 sampai dengan kuartal pertama 1997, top
management menggunakan top-side adjusting entries yang tidak mendukung dalam
14 dari 21 kuartal untuk mendapatkan laporan akhir yang pada akhirnya jatuh seiring
proyeksi pendapatan perusahaan publik atau pendapatan anggaran internal.

Pada Februari 1998, Waste Management mengumumkan laporan keuangan yang


terbit pada tahun 1993 sampai dengan 1996 dikoreksi kembali. Dalam uraian baru
tersebut, Waste Management mengumumkan bahwa laporan tersebut secara material
telah berlebihan mengungkapkan pendapatan sebelum pajak sebesar 1.43 milyar
dollar. Setelah pengumuman tersebut, saham perusahaan turun hingga lebih dari 30%
dan pemegang saham rugi hingga $ 6 milyar dollar.

Relasi Waste Management dengan Auditor Independen Arthur Andersen

Sebelum Waste Management menjadi perusahaan publik pada tahun 1971, Arthur
Andersen menjabat sebagai auditor perusahaan. Pada awal 90-an, Waste Management
mengakhiri fee audit perusahaan Andersen pada level tahun sebelumnya, meskipun
membolehkan firma untuk memperoleh tambahan fee sebagai “pekerjaan khusus”.
Antara 1991 dan 1997, Andersen menagih Waste Management sekitar 7,5 juta dollar
untuk fee audit. Selama periode tujuh tahun, Andersen juga menagih Waste
Management 11,8 juta dollar untuk bayaran yang berhubungan dengan jasa-jasa
sebagai berikut : 4,5 juta dollar untuk pekerjaan audit di bawah ERISA, surat
kegunaan spesial atau special purpose letter (EPA), audit waralaba dan laporan-
laporan lainnya, laporan registrasi dan surat comfort, International Public Offering
(IPO), adopsi SFAS 106 dan 109, diskusi dan penelitian akuntansi dan lainnya (rapat
komite audit), 4,5 juta dollar untuk berbagai jasa konsultasi termasuk 450 ribu dollar
untuk konsultasi sistem informasi, dan 1,1 juta dollar untuk jasa lainnya yang
berkaitan.

Selama 90 an, kurang lebih 14 bekas karyawan Andersen bekerja untuk Waste
Management. Ketika di Andersen, beberapa individual ini bekerja sama dalam grup
yang bertanggungjawab untuk audit laporan keuangan Waste Mangement tahun
sebelumnya hingga 1991, namun sebagian kecil telah meninggalkan Andersen lebih
dari 10 tahun sebelum audit laporan keuangan tahun 1993 dimulai.

Faktanya, sampai dengan tahun 1997, masing – masing Chief Financial Officer
(CFO) dan Chief Accounting Officer (CAO) pada Waste Management sejak menjadi
perusahaan publik telah bekerja sebelumnya sebagai auditor Andersen. CAO dan
controller perusahaan Waste Management dari September 1990-October 1997,
Thomas Hau, adalah bekas pejabat audit partner ikatan Andersen untuk Waste
Management. Saat Hau meninggalkan Andersen, dia adalah pemimpin divisi dimana
Andersen bertanggungjawab untuk melakukan audit tahunan Waste Management, tapi
bukan ikatan partner Waste Management pada waktu tersebut.

Ikatan Partner Andersen dalam Audit Waste Management

Pada tahun 1991, Andersen menugaskan Robert Allgyer, partner Andersen sejak
1976, untuk menjadi audit engagement partner untuk Waste Management. Dia
memegang jabatan “Partner-in-Charge of Client Service” dan juga bekerja sebagai
direktur pemasaran kantor cabang Andersen di Chicago. Diantara beberapa alasan
dipilihnya Allgyer sebagai engagement partner adalah pengalaman yang luas di
Eropa, kesetiaan jasanya kepada klien dan sikapnya yang sesuai dengan pegawai
Waste Management. Sebagai kompensasi atas jasanya, Andersen memberikannya
bayaran untuk jasa audit dan non audit. Walter Cercavschi, senior manajer ketika
mulai bekerja dalam engagement team Waste Management pada akhir 80an, tetap
dalam ikatan setelah menjadi partner pada tahun 1994.

Pada tahun 1993, Edward Maier menjadi concurring partner dalam engagement.
Sebagai concurring partner, tugas Maier termasuk membaca laporan keuangan,
membahas akuntansi yang signifikan, audit atau melaporkan hal-hal kepada
engagement partner, mengkaji ulang beberapa kertas kerja (seperti analisis resiko
audit, memorandum akhir ikatan, ringkasan penyesuaian usulan dan mereklasifikasi
pencatatan) dan meminta keterangan mengenai persoalan yang memiliki efek material
pada laporan keuangan atau laporan auditor. Maier juga melakukan resiko manajemen
atas partner di Chicago dan bertanggungjawab atas pengawasan beberapa proses
sebagai keputusan audit.

Usulan Pencatatan Jurnal Penyesuaian Andersen

Pada awal 1994, engagement team Andersen mengukur ( quatified ) beberapa


kesalahan untuk periode sekarang dan sebelumnya serta menyiapkan usulan
pencatatan jurnal penyesuaian (Proposed Adjusting Journal Entries/PAJEs) sebesar
128 juta dollar untuk pencatatan perusahaan tahun 1993. Jika dicatat, jumlah ini dapat
mengurangi laba bersih sebelum special item sebesar 12%. Engagement team juga
menemukan praktek akuntansi yang perlu di ketahui lebih lanjut ( gave rise to other
known ) dan sepertinya terjadi misstatement yang menghasilkan beban operasi
understatement.

Allgyer dan Maier berkonsultasi dengan Robert Kutsenda, Practice Director yang
bertanggungjawab untuk Andersen cabang Chicago, Kansas City, Indianapolis dan
Ohama. Kutsenda dan kepala divisi audit yang juga konsultan, memutuskan bahwa
kesalahan pelaporan tidak material dan Andersen dapat menerbitkan laporan audit
unqualified untuk laporan keuangan tahun 1993. Meskipun demikian, mereka
menginstruksikan Allgyer untuk menginformasikan manajemen bahwa Andersen
mengharapkan untuk mengubah praktek akuntansinya dan mengurangi jumlah
kumulatif PAJE pada masa yang akan datang. Setelah berkonsultasi dengan Managing
Partner dari firma, Allgyer mengusulkan “Summary of Action Steps” untuk
mengurangi jumlah kumulatif PAJES, dan selanjutnya, mengubah praktek akuntansi
yang memunculkan PAJES serta mungkin mengurangi kesalahan pelaporan.

Meskipun manajemen perusahaan setuju dengan Action Steps, perusahaan menurut


dugaan melanjutkan untuk mengikuti praktek akuntansi yang memperbesar PAJES
dan kesalahan pelaporan. Meskipun demikian, engagement team Andersen
mengeluarkan laporan audit unqualified untuk laporan keuangan Waste Management,
walaupun terjadi kesalahan penerapan GAAP. Nyatanya, laporan keuangan Waste
Management tahun 1993 sampai dengan 1996 overstated di laba sebelum tax
( pre-tax ) sebesar 1 milyar dollar.

***

SEC menuduh Dean Buntrock, pendiri perusahaan, dan 5 pejabat top lainnya
melakukan kejahatan. Dugaan tuduhan SEC bahwa top management telah membuat
beberapa ”top-side ” adjustement dalam proses konsolidasi yang hasilnya dilaporkan
oleh grup operasional mereka serta dengan sengaja menyembunyikan penyesuaian ini
dari grup operasi. Sebagai tambahan, top management diduga melakukan praktek
akuntansi yang tidak sesuai untuk mengurangi biaya dan secara fiktif meningkatkan
pendapatan.

Untuk menyembunyikan adanya pengurangan laporan yang disengaja atas beban-


beban, top management menurut dugaan menggunakan praktek yang dikenal sebagai
“netting”, dimana keuntungan direalisasikan pada penjualan atau penjualan assets
digunakan untuk menghapus biaya-biaya operasi periode sekarang yang tidak
berkaitan, bersamaan dengan manipulasi laporan yang diakumulasi pada periode
sebelumnya. Top management juga menurut dugaan membuat “geography entries”
dimana memindahkan jutaan dollar untuk beberapa lini yang berbeda di laporan laba
rugi agar perbandingan secara waktu sulit dilakukan. Sebagai tambahan, manajemen
diduga membuat kesalahan atau mengotorisasi kesalahan dan penyesatan ( misleading
) atas laporan keuangan.

Karena laporan keuangan pada tahun 1993-1996 tidak sesuai dengan GAAP, Arthur
Andersen sebagai auditor Waste Management, diserang karena menerbitkan laporan
pendapat unqualified untuk laporan keuangan tersebut. SEC menuduh Andersen
mengetahui dan secara serampangan mengeluarkan sesuatu yang salah dan
menyesatkan untuk laporan audit tahun 1993-1996. Andersen menyelesaikan masalah
kepada SEC dengan membayar denda, terbesar dalam sanksi perdata, sebesar 7 juta
dollar, tanpa pernyataan mengakui atau menyangkal.

Tiga partner Andersen yang bekerja pada audit Waste Management selama periode
1993-1996 yang juga termasuk dalam tuduhan SEC, yaitu : Robert Allgyer, partner
yang bertanggungjawab pada engagement Waste Management, Edward Maier,
concurring partner untuk engagement dan risk management partner Andersen cabang
Chicago, dan Walter Cercavschi, sebagai partner on engagement Allgyer, Maier dan
Cercavschi setuju untuk membayar sanksi perdata masing-masing sebesar 50,000
dollar, 40,000 dollar dan 30,000 dollar. Allgyer, Maier dan Cercavschi juga mendapat
hukuman penolakan hak istimewa atas praktek sebagai akuntan, dan mendapatkan hak
untuk meminta pengembalian praktek sebagai akuntan setelah lima tahun. Partner
Andersen yang ke-4, Robert Kutsenda, Central Region Audit Practice Director
bertanggungjawab atas kantor Andersen di Chicago, Kansas City, Indianapolis dan
Ohama juga dilibatkan dalam tuduhan SEC karena melakukan ketidak benaran.
Kutsenda dihukum dengan penolakan hak istimewa atas praktek sebagai Akuntan.
Kutsenda mendapatkan haknya kembali setelah satu tahun.

***

Anda mungkin juga menyukai