Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Makalah Ini
Disusun oleh:
Uswatun Khasanah, S.Hi
NIM: 26.10.7.3.069
PENDAHULUAN
Tidak akan terlepas dari kemunduran. Demikian juga dalam pendidikan Islam,
ada mengalami kemajuan dan kemunduran. Islam yang pernah menguasai ilmu
pengetahuan dan memiliki banyak para ahli ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang,
akhirnya terpuruk juga dikarenakan berbagai hal yang terjadi di dalam tubuh Islam itu
sendiri. Berikut akan dibahas pendidikan Islam pada era kemunduran.
BAB II
PEMBAHASAN
Nama lengkap ibnu khaldun adalah Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn
Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami. Ibnu Khaldun hidup antara abad ke-14 dan 15
M (1332-1406 M) bertepatan abad ke-8 dan 9 H. Mesir pada waktu itu berada di
bawah kekuasaan Mameluk, Bagdan jatuh ke tangan Tatar (654-923 H). Keberadaan
Bagdad di bawah kekuasaan Tatar sangat berdampak negative terhadap
perkembangan bahasa, sastra dan kebudayaan Arab. Pada waktu yang sama kerajaan
Muslim di Andalus mulai runtuh, satu per satu kota-kota utama kerajaan tersebut
jatuh ke tangan orang-orang Kristen.
1 Ibn Khaldun, MuqaddimahIbnu Khaldun(terjnah: Ahnad Toha), Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986
hlm: 3)
menganut mazhab Malik. Gelar Abu Zaid diperoleh dari nama anaknya yang tertua
Zaid, panggilan Wali ad-Din diperolehnya setelah ia menjadi hakim di Mesir.2
Kakek Ibnu Khaldun, Khalid ibnu ‘Usman dan keluarganya menetap di kota
Carmone untuk beberapa waktu dan kemudian hijrah ke kota Sevilla. Banu Khaldun
berhasil menjabat beberapa jabatan penting dalam bidang ilmu pengetahuan dan
politik di kota ini, antara lain Kuraib inb Khaldun terkenal dalam bidang ilmu
pengetahuan. Ibnu Hayyan (nama lengkapnya Abu Marwan hayyan ibnu Khalf ibnu
Husain ibnu Hayyan al-Qurtubi ‘377-469 H’) adalah seorang sejarawan Andalus.
Dalam hal ini menegaskan bahwa kedudukan Banu Khaldun di Sevilla sangat
terkenal, pemuka-pemuka mereka pada saat itu senantiasa memegang tampuk
pemerintahan dan ilmu pengetahuan.3
Menurut Dr. Ali ‘Abdul Wahid Wafi, ada dua factor yang menyebabkan Ibnu
Khaldun tidak dapat melanjutkan studinya: pertama peritiwa wabah pes yang melanda
sebagian besar dunia Islam mulai dari Samarkand sampai ke Magrib. Adapun factor
kedua, hijrahnya sebagian besar ulama dan sastrawan yang selamat dari wabah pes
dari Tunisia ke Al-Magrib al-Aqsa pada tahun 750 M/1349 H bersama-sama dengan
Sultan Abu al-Hasan, penguasa dawlah Bani Marin.6 Ibnu Khaldun menganggap
peristiwa wabah pes ini sebagai bencana besar dalam hidupnya yang menyebabkan ia
kehilangan kedua orang tuanya dan sebagian guru-gurunya.
6 Enam Muhamad Abdullah, Ibnu Khaldun: His Life and Work, New Delhi: Kitab Bhavan, 1979,
hlm, 50-51
ibnu ‘Abd as-Salam ia mempelajari kitab al-Muwatta’ karya Imam Malik.7
Namun demikian, Ibnu Khaldun meletakkan dua orang dari sejumlah guru-
gurunya pada tempat yang istimewa, keduanya sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan bahasa, filsafat dan hukum Islam, yaitu Syaikh Muhammad ibnu Ibrahim
al-Abili dalam ilmu-ilmu filsafat dan Syaikh ‘Abd al-Muhaimin ibnu al-Hadrami
dalam ilmu-ilmu agama. Darinya Ibnu Khaldun mempelajari kitab-kitab Hadits,
seperti al-Kutub al-Sittah dan al-Muwatta’. Pada usia 20 tahun Ibnu Khaldun berhasil
menamatkan pelajarannya dan memperoleh berbagai ijazah tadris/mengajar dari
sebagian besar gurunya setelah ia menimba ilmu dari mereka.
Betapun, menurut Taha Husain pendidikan yang diperoleh Ibnu Khaldun pada
masa kecil dan dewasa bukanlah suatu hal yang luar bias dan tidak melebihi apa yang
diperoleh siswa dan mahasiswa al-Azhar dewasa ini. Walaupun dikatakn bahwa
pendidikan yang diterimanya begitu hebat jika dibandingkan dengan taraf pendidikan
di tanah airnya.
Ibnu Khaldun mempunyai sejumlah besar murid, baik pada waktu beliau
mengajar di Tunisia di jami’ al-Qasbah maupun pada waktu mengajar di Cairo (al-
Azhar dan tempat lain). Di antara murid-muridnya yang terpenting dan kenamaan
antar lain:
a) Sejarawan ulung taqi ad-din Ahmad ibnu Ali al-Maqrizi pengarang buku al-
Suluk li Ma’rifah Duwal al-muluk. Pada buku ini, al-Maqrizi mengungkapkan
bahwa guru kami Abu Zaid Abd al-rahman ibnu Khaldun dating dari negeri
Magrib dn mengajar di al-Azhar serta mendapat sambutan baik dari
masyarakat9
7 Enam Muhamad Abdullah, Ibnu Khaldun..., hlm: 22
8 Ibid ..., hlm:23
9 Ibnu Khaldun, Muqaddimah..., hlm. 226
b) Ibnu Hajr al-‘Asqalani, seorang ahli hadits dan sejarawan terkenal (wafat 852
H). Dalam bukunya raf’u al-Isr ‘an Qudah Misr sebagaimana yang dikutip
oleh ‘Abdullah inan menjelaskan bahwa ia sering mengadakan pertemuan
dengan Ibnu Khaldun mendengar pelajaran-pelajaran yang berharga dan
tentng karya-karyany terutama tentang sejarah.
Namun, sekuat apapun kejayaan dan kemajuan itu dipertahankan, suatu saat
juga tidak akan terlepas dari kemunduran. Demikian juga dalam pendidikan Islam,
ada mengalami kemajuan dan kemunduran. Islam yang pernah menguasai ilmu
pengetahuan dan memiliki banyak para ahli ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang,
akhirnya terpuruk juga dikarenakan berbagai hal yang terjadi di dalam tubuh Islam itu
sendiri. Berikut akan dibahas pendidikan Islam pada era kemunduran.
a) Adanya persaingan tidak sehat antara beberapa bangsa yang terhimpun dalam
daulah Abbasiyah terutama Arab, Prsia dan Turki
e) luasnya wilayah kekuasaan. Untuk mengatur daerah kekuasaan yang luas ini,
diperlukan rasa saling percaya antar penguasa dan bawahannya. Tapi pada
masa-masa akhir daulah Abbasiyah, kepercayaan inilah yang hilang diantara
mereka.
Sebab yang terakhir inilah yang menjadi puncak runtuhnya daulah Abbasiyah
di Bagdad serta mundurnya bidang pendidikan lebih tampak nyata. Sedangkan
kemunduran di Cordova pada masa daulah Umayyah II. Daulah Umayyah II yang
dipimpin pertama kali oleh Abdurrahman Ad Dakhil yang merupakan pelarian dari
penguasa Abbasiyah. Puncak kekuasaan daulah Umayyah II terjadi pada masa
pemerintahan Abdurrahman III dan Al Hkam. Kemajuan pada masa itu terlihat dalam
berbagai bidang antara lain bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan intelektual. Di
Cordova yang merupakan pusat daulah Umayyah II telah berdiri suatu universitas
yang terpercaya dan mampu menandingi dua universitas besar lainnya, yaitu
universitas Al Azhar di Kairo dan Nizamiyah di Bagdad. Universitas ini menarik
banyak mahasiswa, baik mahasiswa kristen maupun mahasiswa dari negara Eropa
lainya.
d) Konflik umat Islam dan kristen, kebijakan para penguasa Muslim yang
tidak melakukan Islamisasi secara sempurna dan hanya diwajibkan
membayar upeti pada penguasa Islam di Spanyol
Hal ini diperburuk dengan serangan pihak kristen yang sudah menyatu dan
letak Spanyol yang terpencil dari daerah Islam lainnya sehingga Spanyol harus
berjuang sendri tanpa adanya bantuan.
13 Hanum Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, ( Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999 ), hal, 121
dikembangkan.
15 Chadijah Ismail, Sejarah Pendidikan Islam, ( Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999) hal, 59
pernah pertama kali mendirikan rumah sakit dan telah maju dalam bidang kedokteran,
yang telah memberikan inspirasi bagi pendirian rumah sakit di seluruh Eropa,
Semarang jatuh ke dalam keadaan yang menyangka percobaan nimia Francis
semacam sihir.16
Seseorang yang frustasi dan fatalis, tidak lagi percaya kepada kemampuannya
untuk maju atau mengatasi problem kagamaan dan kemasyarakatan. Mereka lari dari
kenyataan dan hanya mendekatkna diri kepada Tuhan. Untuk itu mereka masuk ke
tarekat-tarekat sehingga tarekat sangat berpengaruh dalam hidup umat Islam.
16 Ibid..., hlm, 61
17 Syamsul Nizar, Op. cit, hal, 179
BAB III
KESIMPULAN
a) Nama lengkap ibnu khaldun adalah Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn
Khaldun al-Hadrami.
c) Setelah mencapai kemajuan dan kesuksesan dalam berbagai bidang dan selama
beberapa abad menjadi kiblat ilmu pengetahuan, akhirnya mencapai kemunduaran
yang disebabkan oleh berbagai hal. Diantaranya yaitu :
Konflik umat Islam dan kristen, kebijakan para penguasa Muslim yang tidak
melakukan Islamisasi secara sempurna dan hanya diwajibkan membayar upeti
pada penguasa Islam di Spanyol
DAFTAR PUSTAKA
Chadijah Ismail, Sejarah Pendidikan Islam,( Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999)
Enam Muhamad Abdullah, Ibnu Khaldun: His Life and Work, New Delhi: Kitab Bhavan,
1979
Hanum Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, ( Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999)
http://zaldym.wordpress.com/2008/10/23/ibnu-khaldun-bapak-sosiologi-islam/
Issawi, Cgarles, Filsafat Islam Tentang Sejarah, Pilihan dari Muqaddimah Ibn Khaldun Alih
Bahasa A. Mukti Ali, (Jakarta: Tinta Mas,1962)
Syamsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakata : Kencana Prenada Media Group, 2007)
Sulaiman Fathiyah Hasan, Pandangan Ibnu Khaldun Tentang Ilmu dan Pendidikan, Bandung:
Diponegoro, 1987
Wafi Ali Abdul Wahid, Ibnu Khaldun Riwayat dan Karyanya, terj. Terj: Ahmad Toha,
(Jakarta: Grafiti Perss,1989)