Anda di halaman 1dari 72

2010

PERENCANAAN KOTA
DALAM LINGKUP
KECAMATAN
PONDOK AREN
Akhmad Sururi IIC / 05
Debrian Ruhut Saragih IIC / 08
Firda Hapsari IIC / 11
M. Alief Fahrizal IIC / 19
Moh. Ali Maksum IIC / 21
Tino Rahmat Riyadi IIC / 29

DIPLOMA III PENILAI/PBB


SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
2010
i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang
karena rahmat dan ridhoNya maka laporan perencanaan kota Kecamatan Pondok Aren ini
dapat penyusun selesaikan.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas dari dosen Mata Kuliah
Perencanaan Kota, Bapak Kuat Santosa, untuk mencoba belajar menganalisis dan
merencanakan tata ruang yang cocok untuk Kecamatan Pondok Aren dan menerapkan
teori-teori Perencanaan Kota di lapangan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada kepada Bapak Kuat Santosa yang
senantiasa membimbing dengan dan memberi semangat sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada warga masyarakat di Kecamatan Pondok Aren yang telah membantu penyusun
dengan memberikan data-data dan informasi yang sangat penting dalam penyusunan
laporan ini. Dan tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dari
Tingkat II Spesialisasi Penilai pada umumnya, dan Kelas II-C pada khususnya atas kritik,
saran dan pujian yang telah dialamatkan kepada penyusun, sehingga kami dapat
mengevaluasi segala kekurangan-kekurangan dalam laporan ini.
Seperti kata peribahasa “tiada gading yang tak retak”, yang berarti tidak ada yang
sempurna di dunia ini. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Demikian pula hasil karya
ini, yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun menantikan saran dan kritik
dari pembaca agar penyusun dapat melakukan hal yang lebih baik di kemudian hari.
Semoga laporan perencanaan kota Kecamatan Pondok Aren ini bermanfaat bagi
kita semua.

Tangerang, Januari 2010

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan .............................................................................. 2
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 3
D. Sistematika Penyajian ........................................................................... 3
E. Batasan Penggunaan laporan ................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI


A. Landasan Teori dari Segi Kebijakan .................................................... 5
B. Landasan Teori dari Segi Fisik Dasar................................................... 7
C. Landasan Teori dari Segi Fisik Terbangun........................................... 9
D. Landasan Teori dari Segi Kependudukan ............................................. 12
E. Landasan Teori dari Segi Jaringan dan Fasilitas .................................. 13

BAB III GAMBARAN UMUM


A. KebijakanPemerintah............................................................................ 16
B. Aspek Fisik ........................................................................................... 17
C. Aspek Kependudukan, Sosial, dan Ekonomi ....................................... 25

BAB IV ANALISA
A. Analisis Kebijakan Pemerintah ............................................................ 30
B. Analisis Fisik Dasar .............................................................................. 30
C. Analisis Fisik Terbangun ...................................................................... 33
D. Analisis Kependudukan ....................................................................... 36
E. Analisis Jaringan dan Fasilitas ............................................................. 38
F. Analisis Transportasi ........................................................................... 47
G. Analisis Ekonomi ................................................................................ 48

ii
BAB V RENCANA
A. Rencana Kebijaksanaan ........................................................................ 49
B. Rencana Fisik ....................................................................................... 50
C. Rencana Jaringan .................................................................................. 53
D. Rencana Transportasi ........................................................................... 56
E. Rencana Kependudukan ....................................................................... 56
F. Rencana Fasilitas .................................................................................. 57
G. Rencana Ekonomi ................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 59


LAMPIRAN .................................................................................................... 60

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan dengan berbagai kelebihan. Manusia
mempunyai akal dan budi yang tidak dimiliki oleh orang lain. Keistimewaan inilah yang
membantu manusia untuk mempertahanakan kelangsungan hidupnya dan berkembang
seiring dengan perkembangan lingkungan sekitarnya. Manusiapun kemudian mulai dapat
menunjukkan suatu perilaku adaptasi dengan alam sekitar dengan cara menciptakan suatu
kondisi alam sekitar yang mendukung kegiatan mereka sehari-hari. Lama-kelamaan
lingkungan yang diciptakan oleh manusia itu menjadi suatu sistem yang terpadu dan
terencana. Interaksi manusia dengan manusia lainnya serta interaksi manusia dengan
lingkungannya mempunyai peran utama dalam hal ini.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), kehidupan manusia
juga turut berkembang. Alat-alat bantu yang diciptakan manusia telah mengubah pola
hidup manusia primitif menjadi manusia yang dinamis, modern, dan variatif. Selain itu,
interakasi antar manusia juga menjadi semakin kompleks. Perubahan yang ada itu
membuat manusia membutuhkan suatu lokasi atau tempat yang dapat mengakomodasinya.
Dari sinilah kemudian tumbuh pemukiman-pemukiman sebagai tempat hidup manusia atau
penduduk yang telah berkembang menjadi suatu masyarakat dengan latar belakang
pendidikan sosial, budaya dan ekonomi yang beraneka ragam. Pemukiman tersebut
pertama-tama berupa desa, lalu berkembang menjadi kota kecil, sedang, besar, hingga
menjadi kota megapolitan.
Dewasa ini, kota sebagai tempat hidup masyarakat telah berkembang dengan pesat.
Kota dituntut untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
masyarakat yang tinggal didalamnya. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung yang
dapat menunjang aktivitas penduduk kota, maka kota itu akan dapat
lestari.Namun,penduduk kota lama-kelamaanterusberkembang sehingga membutuhkan
sarana dan prasarana yang makin meningkat pula. Peningkatan sarana dan prasarana ini
kemudian akan menimbulkan masalah sosial, budaya dan ekonomi pada kota tersebut.
Masalah-masalah tersebut akan menghambat suatu kota untuk berkembang ke arah yang
kondusif bagi masyarakat atau penduduk dari kota itu sendiri.

1
Masalah-masalah tersebut harus dapat diatasi guna membangun suatu kota yang
kondusif sebagai lingkungan tempat tinggal penduduk. Untuk dapat mengatasinya,
diperlukan suatu metode yang tepat dalam mengatur penyediaan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh penduduk suatu kota dengan juga mempertimbangkan kemampuan
kota tersebut. metode inilah yang kemudian dikenal dengan nama perencanaan kota.
Dalam hal ini, perencanaan tersebut dilakukan meliputi pembangunan fisik maupun
nonfisik kota. Perencanaan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan yang
diakibatkan oleh perkembangan kota secara keruangan. Selain itu, hal ini juga berguna
bagi peninjauan kembali terhadap keseimbangan dan ketersediaan sarana dan prasarana di
pemukiman penduduk yang telah telah berkembang.
Dalam laporan ini, penyusun akan memaparkan kebijakan-kebijakan apa saja yang
berlaku di dalam suatu wilayah kecamatan dan langkah-langkah yang diberlakukan guna
mengimplentasikan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat. Selain itu, laporan ini juga
akan membahas lebih lanjut sejauh mana realisasi dari kebijakan-kebijakan yang telah
dibuat dalam pembangunan dan perkembangan kota. Selanjutnya, memberikan solusi
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di lapangan. Adapun wilayah
kecamatan yang menjadi objek penelitian adalah Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud utama dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perencanaan Kota II. Sedangkan tujuan utama dari penulisan laporan ini adalah
1. Mengaplikasikan teori yang telah diperoleh melalui kegiatan perkuliahan dengan
mengadakan penelitian ke lapangan.
2. Membandingkan antara teori dan praktek karena apa yang ada dalam teori belum
tentu sesuai dengan realita lapangan.
3. Menganalisis keadaan suatu wilayah (kecamatan) untuk jangka waktu lima tahun
ke depan berdasarkan fakta di lapangan dan kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan.
4. Menganalisis sejauh mana realisasi kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan
berdasarkan fakta yang ada di lapangan.
5. Mengembangkan wawasan dan kemampuan penyusun sebagai pembelajaraan
sebelum menghadapi tuntutan kerja.

2
6. Memberikan informasi bagi pembaca sebagai sarana menambah pengetahuan dan
pengembangan cara berpikir.

C. Metode Pengumpulan Data


Dalam upaya memperoleh data guna penyusunan laporan ini, penyusun
menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu:
a) Metode Penilitian Kepustakaan
Metode ini penyusun lakukan dengan cara membaca dan mempelajari berbagai
buku dan literatur yang bersesuaian guna mencari dan mengumpulkan data
penunjang penyusunan laporan ini. Kemudian, penyusunan mengambil informasi
yang telah bersesuian dengan pembahasan tema laporan ini.
b) Metode Penelitian Lapangan
Metode ini berupa survey lapangan untuk mengamati dan memperhatikan keadaan
sebenarnya di wilayah objek penelitian.
c) Metode Wawancara dan atau Questioner
Dalam metode ini, informasi didapat dengan cara melakukan tanya jawab formal
dan informal dengan pihak-pihak yang terkait.

D. Sistematika Penyajian
Penyusunan membagi isi laporan dalam lima bab. Gambaran awal secara ringkas dari
materi yang akan dibahas dalam tiap bab adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, Materi dari bab ini adalah latar belakang, maksud dan tujuan
penulisan, metode pengumpulan data, sistematika penyajian, dan batasan
penggunaan laporan.
BAB II Landasan Teori, Isi dari bab ini adalah teori-teori yang berhubungan
dengan perencanaan kota dari berbagai sudut pandang.
BAB III Gambaran Umum, Menguraikan data-data pendukung dari objek
penelitian yang di dapat melalui survey lokasi.
BAB IV Analisis, Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian tentang keadaan
lapangan dari objek penelitian dan proses-proses analisis keadaan lapangan
tersebut, menggunakan teori-teori perencanaan kota.
BAB V Rencana Wilayah, Bab ini menguraikan kesimpulan dari penelitian dalam
bentuk saran atau solusi bagi penembangan wilayah di masa yang akan datang.

3
E. Batasan Penggunaan Laporan
Penggunaan laporan ini terbatas hanya untuk kepentingan tugas mata kuliah
Perencanaan Kota II. Penggunaan laporan ini selain dari batasan-batasan tersebut di
luar tanggung jawab penyusun.

4
BAB II
Landasan Teori

A. Landasan Teori dari Segi Kebijakan


Dalam pengembangan suatu kota, pola kebijakan yang digunakan selalu didasarkan
pada suatu pemikiran bahwa suatu kota merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari wilayah yang lebih luas. Suatu kecamatan sebagai bagian dari suatu kota tidak dapat
menentukan kebijakan tanpa memperhatikan lingkup pemerintahan yang lebih tinggi yaitu
kecamatan, kabupaten / kota (Dati II), provinsi (Dati I), dan pemerintah pusat (negara).
Pola seperti ini sesuai dengan asas hukum yang berlaku di Indonesia di mana peraturan
yang lebih rendah tingkatannya harus sejalan dengan peraturan dalam tingkatan yang lebih
tinggi.
Sebuah kota merupakan wilayah yang mempunyai peran terpenting dalam
menyokong wilayah-wilayah di belakangnya. Kebijakan perencanaan wilayah kota
mencakup wilayah-wilayah belakangnya mempunyai sifat saling mempengaruhi secara
fungsional dan geografis. Secara geografis, wilayah kota berbatasan dengan wilayah-
wilayah lain di sekitarnya. Selain itu, setiap penduduk yang ada di suatu kota selalu
berinteraksi dengan penduduk di kota lainnya tanpa dibatasi batas geografis atau batas-
batas lainnya.
Dalam menetapkan suatu kebijakan, perlu diingat bahwa kebijakan yang ditetapkan
di suatu daerah akan terus mempengaruhi daerah itu dimasa-masa yang akan datang. Oleh
karena itu, pemerintah sebagai pihak yang berwenang membuat kebijakan perlu
memperhatikan potensi-potensi yang ada di daerah tersebut. Untuk menetapkan kebijakan
di suatu wilayah, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengembangan kota harus serasi secara fisik, dalam hal ini menyangkut keserasian
pengembangan wilayah terbangun dengan wilayah terbuka yang merupakan
penyangganya.
2. Pengembangan kota yang berdasarkan keseimbangan dan keserasian kehidupan
kota, menyangkut kehidupan sosial budaya, fisik, sosial ekonomi, serta sektor
informal dan formal serta sektor yang moderen dan tradisional.

5
Kebijakan perencanaan wilayah mencakup:
1. Rencana Tata Ruang Nasional
Kebijakan ini merupakan strategi dan arahan pemanfaatan ruang wilayah negara
yang meliputi:
a) Tujuan nasional pemanfaatan ruang, untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan meningkatkan pertahanan dan keamanan.
b) Struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah nasional.
c) Kriteria dan pola pengelolaan kawasan lindung, kawasan budidaya, dan
kawasan tertentu.
2. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dati I (Regional)
Merupakan penjabaran strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang
wilayah nasional ke dalam strategi dan struktur pemanfaatan ruang wilayah
provinsi Dati I, yang meliputi:
a) Tujuan pemanfaatan ruang wilayah provinsi Dati I untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan.
b) Struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah provinsi Dati I.
c) Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi Dati I.
3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten / Kota Dati II
Merupakan penjabaran rencana tata ruang wilayah Provinsi Dati II ke dalam
Strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten / kota Dati II yang
meliputi:
a) Tujuan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten / kota Dati II.
b) Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah kabupaten / kota Dati II.
c) RUTR wilayah kabupaten / kota Dati II.
d) Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten / kota Dati II.
4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kecamatan
Merupakan penjabaran rencana tata ruang wilayah kabupaten / kota Dati II ke
dalam srategi pelaksanaan pemanfaatan ruang kecamatan (penyusunan secara rinci
tata ruang kota berupa rencana detil tata ruang kota dan rencana teknis ruang kota).
Pembangunan suatu kota harus terencana dengan terlebih dahulu memfokuskannya
pada hubungan antara kota dengan lingkungan dan dengan pedesaan sekitarnya, dan
dengan pertumbuhan kota itu sendiri. Sehingga, kebijakan yang akan ditetapkana pada
suatu daerah tidak dapat ditetapkan secara sepihak saja oleh pemerintah. Penetapan

6
kebijakan tersebut harus memperhatikan:
a) Faktor Kepatutan, yaitu apakah sebuah kebijakan layak dan cocok ditetapkan di
daerah tersebut.
b) Prinsip highest and best use, yaitu apakah sebuah kebijakan akan memberikan hasil
yang optimal sesuai dengan potensi tertinggi yang dimiliki daerah tersebut.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kebijakan pemerintah seyogyanya
durumuskan secara sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan kota.
Kebijakan itu sendiri harus memperhatikan kondisi fisik dari wilayah yang merupakan
potensi dari wilayah tersebut.

B. Landasan Teori dari Segi Fisik Dasar


Fisik dari suatu wilayah pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu fisik dasar dan fisik
terbangun. Fisik dasar adalah sesuatu yang terkait dengan tanah, air, dan udara tetapi tidak
tampak penggunaannya.
Survei karakteristik fisik dasar merupakan survei awal dalam rangka pengkajian
penataan ruang. Tujuan dari survei karakteristik fisik dasar adalah:
1. Sifat alami geografis.
2. Mengenali skala dan bentuk detil lingkungan.
3. Mengetahui secara teknis aspek-aspek topografi, geologi, iklim, mineral, areal
mempunyai fisik khusus, lokasi produktif, serta sumber polusi.
Hasil atau informasi dari survei tersebut diimplementasikan dalam “Peta Penggunaan
Tanah”, yang selanjutnya akan berfungsi mengantisipasi adanya perubahan-perubahan
yang terjadi dari strutur tata ruang serta aktivitasnya. Selain itu, juga bermanfaat dalam
menganalisis sifat pertumbuhan atau perkembangan kawasan serta pola pemukiman
penduduk.
Karakter fisik dasar dari suatu wilayah adalah :
1. Topografi
Keadaan topografi merupakan bahasan tentang permukan tanah atau bentang alam,
berguna untuk mengetahui/menentukan batas lereng/kemiringan tanah yang
diizinkan dalam pembangunan. Rumus untuk menghitung batas kemiringan adalah:

7
a
Kemiringan = a /b x 100%
b

Kriteria kemiringan lahan:


a) 0 – 2% : Bagus untuk membangun, tapi mengalami masalah
dengan pengairan/drainase karena terganggunya
aliran air.
b) 3 – 15% : Paling baik dibangun untuk perumahan, industri, dan
wisata.
c) 16 – 25% : Masih perlu pengelolaan.
d) 26 – 40% : Pembangunan bersyarat.
e) > 40% : Dilarang
Semua ini diwujudkan dalam bentuk peta keterangan wilayah.
2. Hidrologi
Hidrologi membahas jalur perairan yang ada di suatu wilayah serta membahas
tentang sumber air yang digunakan oleh penduduk dalam suatu wilayah.
Kebijakan perencanaan wilayah mencakup hidrologi. Hidrologi membahas tentang:
a) Sumber air dan keadaan air tanah,
b) Pola dan arah aliran sungai untuk irigasi,
c) Sistem air ke dalam untuk mencari tahu apakah air tanah di tempat itu dapat
dipenuhi (identifikasi peneyediaan air),
d) Pola aliran air sungai di bawah permukaan tanah,
e) Irigasi, digunakan untuk pemetaan lokasi (sanitary landfill).
3. Klimatologi
Membahas tentang:
a) Suhu dan kelembapan udara,
b) Curah hujan, untuk perhitungan dimensi saluran air hujan
c) Arah angin untuk menentukan lokasi pabrik di wilayah yang rawan akan polusi
udara,
d) Penyinaran matahari, untuk menentukan komoditi yang akan cocok di wilayah
itu,

8
e) Iklim,
f) Mineral.
4. Pemanfaatan lahan
Hal ini membahas tentang peruntukkan suatu lahan dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukkan : Perumahan rakyat, Permukiman/ Real Estate, Pertanian
padi sawah, Pertanian padi gogo, Bangunan, pemerintahan, Kuburan, Rawa,
Lapangan olahraga, Empang, Danau.
5. Kawasan terbangun dan kawasan tidak boleh terbangun
Yaitu membahas tentang zoning penggunaan area yang didasarkan pada topografi,
kemiringan, dan penggunaan lahan.
6. Lokasi produktif dan sumber polusi
Apabila karakter-karakter topografi, geologi, hidrologi, dan klimatologi
digabungkan, maka akan dapat menghasilkan peta super impose. Selain itu,
karakteristik fisik dasar lainya yang dapat di analisis berupa jalan, utilitas, etika
dan lain-lain.

C. Landasan Teori dari Segi Fisik Terbangun


Fisik terbangun merupakan tampilan fisik dari suatu wilayah yang berupa wilayah
yang berupa bangunan-bangunan yang ada. Fisik terbangun sangat berkaitan dengan fisik
dasarnya. Sebelum menentukan fisik terbangun dari suatu wilayah, maka kita harus
terlebih dahulu harus diketahui jenis fisik dasarnya, agar terjadi suatu keadaan yang
sinkron dalam pertumbuhan dan pembangunan kota.
Pertumbuhan kota adalah perubahan fisik yang terjadi pada suatu kota/wilayah, baik
yang direncanakan maupun tidak. Dalam hal fisik terbangun, suatu kota yang sedang
tumbuh mempunyai fisik terbangun yang terus meningkat baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Pertumbuhan kota tidak dapat dihindari sebagai akibat dari globalisasi dan
semakin kompleksnya kepentingan masyarakat di kota tersebut. Pertumbuhan suatu kota
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pertumbuhan Horizontal, merupakan pertumbuhan kota yang berupa pemekaran
fisik kota, yang biasanya berpengaruh pada Land Use suatu kota. Pemekaran
tersebut terjadi pada daerah-daerah yang berpotensi ekonomi yang baik.
2. Pertumbuhan vertikal, merupakan pertumbuhan yang terjadi pada CBD berupa
penambahan fungsi kegiatan komersial kota, pada prinsipnya merupakan

9
perubahan fisik dari:
➢ Bangunan (fisik terbangun)
➢ Penggunaan lahan (fisik dasar)
➢ Sarana dan Prasarana (fisik terbangun)
Agar pertumbuhan dari suatu kota dapat bermanfaat optimal bagi semua pihak, maka
pemerintah harus berupaya untuk mengonrol, mengarahkan, mengubah, memperbaiki,
serta mempertahankan pertumbuhan kota yang sedang berjalan. Salah satu hal yang perlu
menjadi perhatian dalam mengamati fisik terbangun adalah faslitas dan utilitas yang ada di
suatu wilayah. Hal tersebut dapat diketahui dengan cara:
1. Survei Perumahan dan Pemukiman
Data-data yang menyangkut keadaan perumahan dan pemukiman sangat perlu
untuk diketahui sebagai dasar pertimbangan perencanaan pembangunan
pemukiman baru, penentuan lokasi, ukuran, jenis perumahan, kebijakan,
rehabilitasi, pembangunan kembali, dan lain-lain. Data yang diperlukan antara
lain:
a) Ukuran, umur, keadaan tingkat sewa, distribusi dan kepadatan perumahan.
b) Kadar hunian (occupancy rate) dan stok rumah yang ada.
c) Tingkat pertumbuhan pembangunan sektor perumahan.
2. Survei Pusat Perbelanjaan
Perkotaan, pasar, pusat jajan, jenis-jenis pertokoan tertentu yang dibutuhkan oleh
masyarakat dalam suatu wilayah dianalisis keberadaan, jumlah dan kualitasnya.
Data yang didapat akan dapat membantu dalam menentukan terpenuhi atau
tidaknya kebutuhan masyarakat wilayah tersebut:
a) Lokasi yang paling sesuai untuk fasilitas perkotaan.
b) Hierarki pemusatan fasilitas pertokoan yang ideal.
c) Megetahui pasaran serta tren yang paling diminati masyarakat pada jenis
pertokoan tertentu.
3. Survei Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar di suatu masyarakat.
Oleh karena itu, kebutuhan seriap masyarakat akan fasilitas pendidikan harus
dapat terpenuhi. Kebutuhan tersebut menyangkut persebaran dan peruntukannya,
serta analisis tren kualitas pendidikan bagi masyarakat tertentu.

10
4. Survei Sarana Transportasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam survei sarana transportasi di suatu wilayah
adalah fungsi, kondisi, serta klasifikasi sarana transportasi. Selain itu, macam
fasilitas angkutan, kemacetan lalu lintas, keadaan halte dan terminal, juga rambu-
rambu jalan juga perlu diperhatikan.
5. Survei Fasilitas Rekreasi
Masyarakat kota juga sangat memerlukan fasilitas rekreasi, sehingga fasilitas
tersebut perlu ditempatkan di lokasi yang tepat dan strategis. Survei fasilitas
rekreasi menyangkut tempatatau lahan terbuka sebagai tempat pembangunan
fasilitas, juga sarana rekreasi yang paling ideal dalam suatu masyarakat.
6. Survei Utilitas
Usur-unsur utilitas yang ada pada suatu kota adalah:
a) Jaringan listrik.
b) Jaringan saluran air.
c) Jaringan pipa gas.
d) Jaringan telepon, dll.
Yang perlu diidentifikasi dalam survei utilitas ini adalah keadaan fisik umur,
kondisi, optimalisasi, fungsi, dan kapasitasnya untuk rencana perbaikan dan
penambahan dalam jangka waktu berikutnya agar tidak saling berbenturan.
7. Survei Pergerakan
Pergerakan antar aktivitas dalam suatu kota mempunyai peranan yang sangat
penting alam menentukan pola kehidupan masyarakat kota. Hal ini menjadi acuan
dari sifat pembangunan kota dilihat dari aspek aksesibilitasnya. Survei ini
meliputi:
a) Survei keadaan dan jenis jalan.
b) Survei jenis angkutan yang diperlukan dan telah disediakan di kawasan
tersebut.
c) Prospek pembangunan jalan baru serta pengadaan jenis angkutan baru.
8. Survei Pusat Kesehatan
Pusat kesehatan juga merupakan fasilitas yang harus ada di suatu wilayah.
Fasilitas tersebut dapat berupa rumah sakit, puskesmas, atau tenaga medis
pemerintah maupun swasta.

11
9. Survei Tempat Ibadah
Dalam suatu kota biasanya terdapat beberapa tempat ibadah. Banyak dan macam
tempat ibadah tergantung jumlah masyarakat dan agamanya.

D. Landasan Teori dari Segi kependudukan


Berkaitan dengan jumlah penduduk dengan tingkat pertumbuhan yang dipengaruhi
oleh:
a) Perilaku penduduk
Membahas tentang perilaku masyarakat suatu wilayah yang didasarkan pada
tingkat sosial, ekonomi, ataupun pendidikan sehingga kita dapat
menggunakannya sebagai dasar untuk mengetahui tingkat keamanan,
kebutuhan fasilitas sosial, dan lain-lain.
b) Proyeksi penduduk
Menghitung jumlah kemungkinan penduudk dalam beberapa tahun ke
depan, dengan mencari :
1. Pertumbuhan penduduk

2. Jumlah penduduk pada tahun yang dicari adalah dengan menggunakan


rumus Tren Eksponensial, yaitu:
Rumus Tren Eksponensial

Pn = P0 (1 + i)n

Ket: P0 = Jumlah penduduk tahun dasar


Pn = Jumlah penduduk tahun yang dicari
i = Tingkat pertumbuhan penduduk
n = Selisih tahun dasar dengan tahun yang dicari
c) Proyeksi distribusi kepadatan penduduk
Dapat dicari dengan cara membagi jumlah penduduk pada suatu wilayah
dengan luas wilayahnya.

12
E. Landasan Teori dari Segi Jaringan dan Fasilitas
1) Analisis Fasilitas
a. Fasilitas Perumahan
Mengacu pada standar Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota
Departemen Pekerjaan Umum Tahun 1987 dan Pedoman Teknis Penataan
Ruang Daerah dengan didasarkan pada fungsi bahwa 1 unit rumah terdiri dari
5 penduduk.
b. Fasilitas Pendidikan
Dengan menggunakan metode perbandingan antara jumlah penduduk dengan
jumlah mínimum penduduk berdasarkan Petunjuk Perencanaan Perumahan
Kota (Departemen Pekerjaan Umum tahun 1987) yaitu sebagai berikut:
No. Jenis Minimum Jumlah Penduduk
Pendukung (Jiwa)
1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah 1.600
(MI)
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) 4.800
dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan 6.000
Madrasah Aliyah MA)
c. Fasilitas Peribadatan
Didasarkan bahwa setiap kecamatan diharuskan memiliki fasilitas ibadah
yang dapat digunakan oleh pemeluk agama yang dianutnya.
d. Fasilitas Kesehatan
Dengan menggunakan metode perbandingan antara luas tanah dengan jumlah
mínimum penduduk berdasarkan Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan
Kota (Departemen Pekerjaan Umum, 1987) dan Pedoman Teknis Penataan
Ruang Daerah dapat dilihat tabel berikut:
No Jenis Minimum jumlah penduduk Luas tanah(m2)
pendukung (jiwa)
1 Puskesmas 30.000 1.200
e. Fasilitas Olahraga, rekreasi, dan hiburan
Kebutuhan fasilitas Olahraga, rekreasi, dan hiburan harus dipehatikan guna
memebuhi kebutuhan masyarakat. Pemenuhan ini berdasarkan tingkatan

13
jumlah penduduk dan usia penduduk yang ada.

2) Analisis Jaringan
a. Jaringan Air Bersih
Dalam menentukan kebutuhan air bersih digunakan standar sebagai berikut:
Kebutuhan domestik :
Perkotaan : 120 liter/hari
Kota kecil : 80 liter/hari
Desa : 60 liter/hari
Kebutuhan domestik untuk kecamatan Pondok Aren tergolong kebutuhan
perkotaan, sehingga kebutuhan domestik sebanyak 120 liter/hari.
Kebutuhan industri : 10 % dari kebutuhan domestik
Fasilitas sosial : 5 % dari kebutuhan domestik
Fasilitas hidran umum : 5 % dari kebutuhan domestik
Tingkat kebocoran : 20 % dari kebutuhan domestik.
b. Jaringan Listrik
Dalam perencanaan pengembangan sarana energi listrik di Kecamatan
Pondok Aren diperlukan acuan sebagai berikut :
Rumah tangga memerlukan 900 watt tiap unit
Industri membutuhkan 25 % dari kebutuhan rumah tangga
Fasilitas sosial ekonomi membutuhkan 25 % dari kebutuhan rumah tangga
Penerangan jalan dibutuhkan 40 % dari kebutuhan rumah tangga
Cadangan diperkirakan 10 %
c. Jaringan drainase
Berdasarkan kemampuan jaringan drainase suatu wilayah dalam menyalurkan
air ke dalam saluran – saluran air, maka dapat diketahui analisis jaringan
drainase daerah tersebut.
d. Jaringan telepon
Berdasarkan jumlah pemakaian alat komunikasi yang terus meningkat dari
waktu ke waktu, maka dapat diketahui analisis jaringan telepon daerah
tersebut.
e. Jaringan sampah
Berdasarkan perhitungan standar dari Petunjuk Perencanaan Kawasan

14
Perumahan Kota DPU 1987) sebagai berikut :
Sampah rumah tangga : 2 liter/ orang / hari
Sampah non domestik : 50 % x sampah rumah tangga
Tong sampah : daya tampung sampah 30-50 liter / hari
Kapasitas armada sampah : gerobak / becak sampah 2000 liter / hari, truk
sampah 24.000 liter/hari.

3) Analisis Transportasi
Berdasarkan pada jumlah ketersediaan armada angkutan umum yang melayani
penduduk di wilayah tersebut, maka dapat diketahui analisis jaringan transportasi
daerah tersebut.

4) Analisis Ekonomi
Dengan menggunakan metode perbandingan antara jumlah penduduk dengan
jumlah mínimum penduduk pendukung berdasarkan pada Petunjuk Perencanaan
Kawasan Perumahan Kota Departemen Pekerjaan Umum tahun 1987 dan
Pedoman Teknis Penataan Ruang Daerah yaitu sebagai berikut :
Minimum Jumlah penduduk
No Jenis Luas Tanah (m2)
pendukung (jiwa)
Pusat perbelanjaan dan
1 120.000 36.000
niaga (pasar)

15
BAB III
GAMBARAN UMUM

Kecamatan Pondok Aren Kabupaten Tangerang

A. Kebijakan Pemerintah
1. Kebijakan Pengembangan Wilayah Jabodetabek:
a. Sebagai megacity yang kompetitif dalam mewujudkan sistem kota-kota,
pengelolaan tata ruang, dan transportasi yang efisien dan efektif.
b. Untuk mengurangi tekanan penduduk di wilayah DKI Jakarta melalui
pengembangan industri, perdagangan, dan pemukiman di daerah perbatasan
untuk mempermudah iklim investasi.
c. Mendorong pengembangan pusat pemukiman/kota baru dengan pengembangan
pusat industri dalam kerangka peningkatan kemandirian ekonomi di kota-kota
baru khususnya di Kabupaten/Kota Tangerang.
d. Sebagai kawasan penyangga ibu kota negara yang berfungsi sebagai mitra
pembangunan agar melalui kemandirian ekonomi dapat berfungsi sebagai
counter magnet bagi ibu kota negara.

1. Kebijakan pengembangan Tata Ruang Wilayah Banten:


a. Sebagai penghubung antara Pulau Jawa bagian barat dengan Pulau Sumatra.
b. Sebagai penentu distribusi perekonomian dari dan ke Pulau Sumatra.
c. Menetapkan Banten sebagai pintu gerbang ke dunia luar/internasional melalui
Bandara Soekarno-Hatta.
d. Memadukan ruang ekonomi, sosbud, dan biofisik sebagai kesatuan ruang yang
mampu mendorong perkembangan ekonomi wilayah.
e. Meningkatkan keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah dan
keserasian antarsektor melalui pemanfaatan kawasan lindung dan budidaya
secara serasi, selaras, dan seimbang.
f. Penyediaan sarana dan prasarana transportasi dan fasilitas perkotaan.
g. Merevitalisasi kawasan cepat tumbuh kembang dan memproteksi kawasan
lindung.
h. Pengembangan jaringan transportasi.

16
2. Kebijakan Wilayah Perkembangan (WKP) I Provinsi Banten:
a. Wilayah kerja Pembangunan (WKP) I, meliputi: Kota Tangerang dan Kabupaten
Tangerang dengan kegiatan utama industri, perdagangan, jasa, dan pemukiman.
b. Wilayah Kerja pembangunan (WKP) II, meliputi Kota Cilegon dan Kabupaten
Serang dengan kegiatan utama pariwisata, pertanian, pertambangan, industri,
kehutanan, dam pendidikan
c. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) III, meliputi: Kabupaten Pandeglang dan
Kabupaten Lebak dengan kegiatan utama pariwisata, pertanian, pertambangan,
kehutanan, perkebunan, dan pendidikan.

B. Aspek Fisik
1. Letak Geografis
Kecamatan Pondok Aren adalah sebuah kecamatan yang menjadi bagian dari
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dengan luas + 3.027 Ha. Adapun batas-
batas wilayah Kecamatan Pondok Aren adalah:
- Sebelah Utara : Kecamatan Ciledug
- Sebelah Timur : Kecamatan Pesanggrahan
- Sebelah Selatan : Kecamatan Ciputat
- Sebelah Barat : Kecamatan Serpong
Kecamatan Pondok Aren terdiri dari 11 kelurahan. Rincian luas masing-
masing desa/kelurahan yang berada di Kecamatan Pondok Aren adalah
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tabel Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Pondok Aren


Nomor Nama Kelurahan Luas (Ha)
1. Pondok Betung 278,96
2. Pondok Karya 198,81
3. Jurangmangu Timur 266,00
4. Jurangmangu Barat 260,10
5. Pondok Aren 224,40
6. Pondok Jaya 240,00
7. Pondok Pucung 301,20

17
8. Parigi Lama 369,90
9. Parigi Baru 316,82
10. Pondok Kacang Timur 259,20
11. Pondok Kacang Barat 260,60
Sumber: Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren Desember 2009

1. Aspek Fisik Dasar


a. Topografi
Kecamatan Pondok Aren pada umumnya berupa wilayah dataran dengan
tingkat kemiringan rata-rata sekitar 8%. Topografi wilayah kecamatan ini
relatif datar, sehingga sesuai untuk dimanfaatkan sebagai kawasan permukiman
atau perumahan penduduk.

b. Hidrologi
Wilayah Kecamatan Pondok Aren dilalui oleh dua buah sungai, yaitu
Sungai Angke dan Sungai Ciputat. Kandungan air tanah di Kecamatan Pondok
Aren secara umum masih relatif baik, walaupun terdapat gangguan pencemaran
air pada daerah Pondok Kacang Timur, Pondok Jaya, serta Jurangmangu
Timur. Meskipun demikian, air sumur/pompa merupakan jenis sumber air yang
paling banyak digunakan selain digunakannya pula sumber air PDAM.

c. Klimatologi
Sebagai daerah yang masih berada di wilayah Indonesia, Kecamatan
Pondok Aren beriklim tropis dengan dua musim, yaitu musim kemarau dan
penghujan. Adapun musim yang terjadi dipengaruhi oleh angin muson yaitu
angin barat yang menyebabkan musim penghujan yang normalnyaterjadi
selama Oktober-Maret dan angin timur yang cenderung bertiup selama April-
September menyebabkan terjadi kemarau.
- – C, temperatur
maksimum tertinggi pada bulan Oktober yaitu 33,9 C dan temperatur
minimum terendah pada bulan Agustus dan September yaitu 22, C. Rata-
rata kelembapan udara dan intensitas matahari sekitar 78,3% dan 59,3%.
Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari, yaitu 486 mm,

18
sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 177,3 mm. Hari hujan
tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 21 hari. Rata-rata
kecepatan angin dalam setahun adalah 3,8m/detik dan kecepatan maksimum
12,6m/detik.

d. Kondisi Penggunaan Lahan


Identifikasi terhadap kondisi fisik dan pemanfaatan lahan dilakukan sebagai
dasar dalam mengetahui potensi dan permasalahan perkembangan serta
pertumbuhan aktivitas penduduk, yaitu sejauh mana kondisi fisik mampu
mendukung aktivitas penduduk dan bagaimana perubahan dan persebaran
aktivitas penduduk karena pengaruh kondisi fisik di Kecamatan Pondok Aren.
a. Fisik Terbangun
Berdasarkan data Kecamatan Pondok Aren dalam Angka Tahun 2006,
maka penggunaan lahan di Kabupaten Tangerang dimanfaatkan untuk
menampung fungsi sawah, bangunan/ pekarangan, fungsi lainnya. Dilihat dari
distribusi jenis fungsi tersebut, pemanfaatan lahan terbesar adalah fungsi
bangunan dan pekarangan yang mencapai 82,65 % selanjutnya fungsi kebun,
tanah kosong dan sawah yang mencapai sebesar 17,35 %.
1) Bangunan dan pekarangan : 2.501,7 Ha
2) Sawah, kebun : 419,6 Ha
3) Kolam : 15 Ha
4) Lainnya : 90,3 Ha.
Sedangkan dalam Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren
Bulan Desember 2009, dapat dilihat bahwa rincian penggunaan lahan yang
sedikit banyak mengalami perubahan.
Rincian penggunaan lahan Kecamatan Pondok Aren sebagai berikut:
Tabel Klasifikasi Tanah Berdasarkan Peruntukan
No. Penggunaan lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1. Perumahan rakyat 1.677,7 55,43
2. Permukiman/ Real Estate 824 27,22
3. Pertanian padi sawah 290, 70 9,60
4. Pertanian padi gogo 97, 40 3,22

19
5. Bangunan pemerintahan 56, 50 1,87
6. Kuburan 35,40 1,17
7. Rawa 15 0,50
8. Lapangan olahraga 13,40 0,44
9. Empang 12 0,41
10. Danau 4,50 0,15
Sumber : Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren Desember 2009

1) Kawasan Perumahan
Perumahan di wilayah Kecamatan Pondok Aren menyebar ke
seluruh wilayah, tidak terkonsentrasi pada satu wilayah saja. Perumahan
di Pondok Aren umumnya beragam, mulai dari perumahan rakyat biasa
sampai kepada perumahan elite.
Kondisi perumahan yang terbentuk pun beragam. Pada perumahan
rakyat, kebanyakan kondisinya kurang rapi dan tidak teratur. Pada
permukiman elite, kondisi perumahannya sudah lebih rapi dan biasanya
menganut tipe linear di mana bangunan didirikan sepanjang jalan.

2) Lingkungan
Kondisi lingkungan di Kecamatan Pondok Aren bervariasi
berdasarkan kondisi permukimannya. Untuk kondisi lingkungan di
permukiman, kebersihannya terjaga dan tersedia tempat pembuangan
sampah yang cukup serta drainase yang baik. Lingkungannya cukup
aman karena adanya satpam. Sedangkan di perumahan rakyat biasanya
kurang rapi, tata letak bangunan kurang teratur, jalan lingkungan yang
buruk dan kebersihan kurang terjaga. Warga terbiasa membuang sampah
di tempat penampungan liar. Selain itu, terdapat tumpukan sampah baik
di tepi jalan maupun di selokan sehingga sering mampet dan
menimbulkan bau.

b. Kawasan Tidak Terbangun


Kawasan yang belum terbangun di Kecamatan Pondok aren sekitar 5%
dari keseluruhan luas wilayah. Lahan kosong biasanya ada di pojok-pojok

20
kompleks perumahan atau halaman rumah yang di jadikan pekarangan untuk
ditanami .

c. Sarana Transportasi
Sarana transportasi untuk penumpang di kawasan Kecamatan Pondok
Aren dilayani oleh angkutan darat. Untuk rute antar desa/keluarahan dilayani
oleh angkutan kota dan ojek, sedangkan untuk antar kota dilayani oleh bus,
mikrolet dan kereta api listrik. Untuk angkutan barang dilayani oleh angkutan
truk dua as, truk 3 as, dan mobil box.
Jaringan transportasi dibagi menjadi dua jenis yaitu transportasi eksternal
dan internal. Jaringan eksternal menghubungkan Pondok Aren – Cileduk,
Pondok Aren – Kebayoran Lama, Pondok Aren – Ciputat, Pondok Aren –
Serpong. Jaringan internal menghubungkan transportasi melintasi seluruh
wilayah kecamatan.
Berdasarkan data Potensi Kelurahan Tahun 2006, maka jaringan jalan
yang ada di seluruh Kelurahan di wilayah Kecamatan Pondok Aren telah
diaspal atau beton. Tetapi beberapa jalur transportasi masih cukup banyak
yang rusak, terutama di jalur yang dilewati angkutan umum dan kendaraan
berat.
Berikut tabel prasarana transportasi per kelurahan tahun 2006.
Tabel Prasarana Transportasi Per Kelurahan Tahun 2006
Jembatan
Jembatan
No Kelurahan besi/ Terminal Stasiun Pelabuhan Bandara
kayu
beton
1 Pondok Betung 1 - 1 - - -
2 Pondok Karya - - 1 - - -
3 Jurangmangu Timur 2 - - - - -
4 Jurangmangu Barat 2 - 1 - - -
5 Pondok Aren 7 - 1 - - -
6 Pondok Jaya - - 2 - - -
7 Pondok Pucung 6 - 1 - - -
8 Parigi Lama 1 - - - - -
9 Parigi Baru 3 - - - - -

21
10 Pondok Kacang Timur 11 - - - - -
11 Pondok Kacang Barat 3 - - - - -
Jumlah 37 0 7 0 0 0
Sumber:Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren Bulan Desember 2009

2. Sistem Utilitas
a. Sistem Jaringan
1) Jaringan Listrik
Jaringan listrik sudah mencapai semua kawasan. Beberapa kawasan di
kecamatan ini sudah menggunakan jaringan listrik di bawah permukaan tanah,
yaitu di kawasan permukiman elite. Kawasan perumahan rakyat kebanyakan
masih menggunakan jaringan listrik di atas permukaan tanah. Hal ini terlihat
dari tiang-tiang listrik di setiap jalan, baik jalan utama maupun jalan
lingkungan.
2) Jaringan Air Bersih
Masyarakat di Kecamatan Pondok Aren memperoleh air bersih dengan
dua cara, yaitu memanfaatkan air tanah dan atau air dari PDAM. Air tanah
merupakan sumber utama air bersih di Kecamatan Pondok Aren, yang dikelola
baik secara individual maupun komunal oleh warga.
3) Jaringan Drainase
Pada Kecamatan Pondok Aren, terdapat tiga macam drainase, yaitu
drainase primer, sekunder, dan tersier. Drainase primer dilakukan oleh sungai
dan anak sungai yang mengalir di wilayah kecamatan ini. Drainase sekunder
dilakukan pada saluran di tepi jalan-jalan utama dan beberapa saluran yang
dialirkan ke saluran primer. Drainase tersier dikembangkan pada saluran-
saluran dari rumah tangga dan fasilitas umum menuju saluran tepi jalan atau
langsung ke saluran primer.
Keadaan drainase tersebut berbeda-beda, untuk daerah kompleks
perumahan relatif teratur, namun di daerah luar kompleks perumahan belum
memenuhi standar lingkungan.
4) Jaringan Jalan
Jalan di Kecamatan Pondok Aren umumnya dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu jalan utama, jalan arteri, dan jalan lingkungan. Jalan utama

22
merupakan sistem jaringan jalan yang menghubungkan jalan di dalam kota,
termasuk pusat kota, dengan subpusat kota. Jaringan jalan arteri adalah jalan
yang menghubungkan jalan dalam suatu daerah. Jalan lingkungan adalah jalan
yang menghubungkan jalan-jalan di lingkungan perumahan maupun
perkampungan. Lebar jalan pada umumnya 3 meter, tapi ada juga yang kurang
dari itu. Pada jalan perumahan banyak polisi tidur untuk memperlambat laju
kendaraan yang lewat. Perkerasan pada jalan di kompleks perumahan biasanya
berupa aspal, sedangkan pada pemukiman penduduk biasanya berupa semen,
tanah biasa, plesteran, juga paving block.
Kondisi jalan utama yang baik ada di sembilan kelurahan, yaitu Parigi
Lama, Pondok Kacang Barat, Pondok Kacang Timur, Pondok Pucung, Pondok
Aren, Jurangmangu Timur, Jurangmangu Barat, Pondok Karya, dan Pondok
Betung. Kondisi jalan di Kelurahan Parigi Baru dan Pondok Jaya digolongkan
dalam kategori sedang.
5) Jaringan Telepon
Selain jaringan telepon kabel, jaringan telepon seluler juga telah ada di
kecamatan ini. Operator GSM dan CDMA telah menjangkau wilayah ini
dengan sinyal kuat, ditandai dengan terdapatnya BTS yang tersebar di
beberapa titik di kecamatan ini.
1) Fasilitas Sosial
a) Fasilitas Pendidikan
Tabel Jumlah Fasilitas Pendidikan Berdasarkan Jenjangnya
Nomor Jenjang Pendidikan Jumlah
1. Taman Kanak-Kanak (TK) 74
2. Sekolah Dasar (SD)/ Sederajat 81
3. SMP / Sederajat 28
4. SMA / Sederajat 12
5. Perguruan Tinggi 3
6. Kursus / Pendidikan Nonformal 31
Sumber:Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren Bulan Desember 2009

23
b) Fasilitas Kesehatan
Tabel Jenis Fasilitas Kesehatan dan Jumlahnya

Nomor Jenis Jumlah


1. Rumah Sakit 1
2. Klinik/Balai pengobatan 29
3. Rumah bersalin/Bidan 25
4. Praktik dokter 37
5. Puskesmas 1
6. Apotek 20
7. Toko Obat 15
Sumber:Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren Bulan Desember 2009

c) Fasilitas Peribadatan
Tabel Jenis Fasilitas Peribadatan dan Jumlahnya
Nomor Jenis Jumlah
1. Masjid 87
2. Musholla dan Surau 134
3. Gereja 3
4. Vihara 1
Sumber:Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren Bulan Desember 2009

d) Fasilitas Olahraga
Tabel Jenis Fasilitas Olahraga dan Jumlahnya
Nomor Jenis Jumlah
1. Kolam renang 7
2. Lapangan Basket 25
3. Lapangan Voly 77
4. Lapangan Tenis 13
5. Lapangan bulutangkis 169
6. Lapangan Bola 43
Sumber:Katalog BPS Tahun 2006

24
C. Aspek Kependudukan, Sosial dan Ekonomi
1. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk
Menurut Laporan Registrasi Kependudukan Kecamatan Pondok Aren
Bulan Desember 2009, jumlah penduduk kecamatan Pondok Aren adalah
sebanyak 240.368 jiwa. Dengan luas wilayah 3.027 Ha, maka kepadatan
penduduk di wilayah ini adalah 79 jiwa / Ha.
Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Pondok Aren
No. Kelurahan Luas Jumlah Kepadatan
(Ha) Penduduk (Jiwa/Ha)
1. Pondok Betung 278,96 26.428 94,74
2. Pondok Karya 198,81 28.583 143,77
3. Jurangmangu Timur 266,00 23.540 88,49
4. Jurangmangu Barat 260,10 29.415 113,09
5. Pondok Aren 224,40 19.915 88,75
6. Pondok Jaya 240,00 21.543 89,76
7. Pondok Pucung 301,20 15.123 50,21
8. Parigi Lama 369,90 14.234 38,48
9. Parigi Baru 316,82 9.742 30,75
10. Pondok Kacang Timur 259,20 27.537 106,24
11. Pondok Kacang Barat 260,60 16.914 64,90
Sumber:Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren Bulan Desember 2008

b. Komposisi Penduduk
Pembagian komposisi penduduk Kecamatan Pondok Aren adalah sebagai
berikut:
1) Menurut Jenis Kelamin
Tabel Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)
1. Laki-laki 124.385
2. Perempuan 115.979
Sumber: Laporan Registrasi Kependudukan Kecamatan

25
Pondok Aren Bulan Desember 2009
2) Menurut Umur
Tabel Komposisi Penduduk Menurut Umur
No. Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa)
1. 0-4 24.463
2. 5-9 22.971
3. 10-14 22.789
4. 15-19 25.032
5. 20-24 19.599
6. 25-59 113.495
7. 60 ke atas 8.374
Sumber: Laporan Registrasi Kependudukan Kecamatan
Pondok Aren Bulan Desember 2009

3) Menurut Agama
Tabel Komposisi Penduduk Menurut Agama
No. Agama Jumlah (Jiwa)
1. Islam 196.677
2. Kristen Protestan 4.530
3. Katolik 4.500
4. Hindu 985
5. Buddha 622
Sumber: Data Kecamatan Pondok Aren 2009
4) Menurut Jenjang Pendidikan
Tabel Komposisi Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan

No. Jenjang Jumlah


1. Sarjana Lengkap / S1 15.931
2. Sarjana Muda 38.469
3. SMA 53.343
4. SMP 46.648
5. SD 9.593
6. TK 19.431

26
Sumber:Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren Bulan Desember 2009

5) Menurut Jenis Pekerjaan


Tabel Komposisi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan
No. Jenis Jumlah
1. Petani 3.514
2. Pedagang 4.384
3. Industri Rakyat 2.126
4. Buruh industri 3.338
5. Pertukangan 1.942
6. Pegawai Negeri Sipil 7.896
7. ABRI 596
8. Pensiun PNS 717
9. Purnawirawan 710
10. Pengangguran Tak Kentara 2.476
Sumber:Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren Bulan Desember 2009

2. Potensi Ekonomi
a. Sektor Industri
Di Kecamatan Pondok Aren, terdapat banyak sektor industri ringan yang
bergerak dalam bidang makanan, kerajinan dari kayu, logam, dan kulit.
Sedangkan industri sedang dan besar berupa meubel dan furniture. Jenis
industri ini mendominasi dan menyerap tenaga kerja paling banyak.
Akan tetapi, Kecamatan Pondok Aren secara spesifik tidak diperuntukkan
sebagai kawasan perindustrian. Ini sesuai dengan RTRW Kabupaten Tangerang
yaitu Kecamatan Pondok Aren sebagai wilayah permukiman dan perumahan.

b. Sektor Jasa
Dalam wilayah Kecamatan Pondok Aren, fasilitas perdagangan yang ada
terpusat di sepanjang koridor Jalan Ceger Raya serta pusat kegiatan seperti
Desa Pondok Karya, Pondok Aren, dan Desa Pondok Pucung. Banyak terdapat
usaha perdagangan jasa yang keberadaannya merupakan kebutuhan vital
masyarakat.

27
Sektor jasa dibagi menjadi beberapa subsektor. Subsektor transportasi
didominasi oleh ojek motor, dan terdapat alternatif berupa angkot. Subsektor
pemerintahan terdiri dari jasa-jasa yang dapat digunakan masyarakat umum
yang disediakan pemerintah, seperti listrik oleh PLN, telepon oleh Telkom,
dan air bersih oleh PDAM. Pada subsektor non pemerintahan terdapat sektor
jasa swasta profit oriented seperti wartel, TK, air minum isi ulang,
notaris/PPAT, praktik dokter, salon, dll. Subsektor perdagangan terdapat
banyak minimarket, wartel, toko, kios, ruko, dan gerai makanan yang tersebar
di wilayah kecamatan ini.

c. Pertanian
Terdapat lahan yang digunakan untuk menanam padi seluas 290,7 Ha.
Untuk pertanian palawija seluas 97,4 Ha.

d. Perdagangan
Kecamatan Pondok Aren sebagai salah satu pusat permukiman, tentu
menjadi pangsa pasar yang menjanjikan. Maka dari itu, sektor perdagangan
berkembang pesat di tengah – tengah masyarakat.
Tabel Jenis Usaha Perdagangan Kecamatan Pondok Aren
No Keterangan Jumlah
1. Toko 560
2. Warung 625
3. Rumah Makan /restoran 50
4. Warung nasi 200
5. Hotel 1
6. Pasar 3
7. Gedung bioskop 1
8. Pom Bensin 4
9. Bengkel 100
10. Toko alat banguan 75
11. Toko besi / kaca 30
12. Penjahit 100

28
13. Konveksi 25
14. Toko alat kendaraan bermotor 10
15. Foto Copy 20
16. Percetakan 30
Sumber:Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren Bulan Desember 2009

3. Masalah Sosial Ekonomi


a. Kependudukan dan Urbanisasi
Laju pertumbuhan di Kecamatan Pondok Aren cenderung naik tiap tahunnya.
Selain dipengaruhi oleh faktor kelahiran, pertumbuhan penduduk juga dipengaruhi
oleh faktor migrasi ke daerah Kecamatan Pondok Aren. Pada Kecamatan Pondok
Aren, faktor migrasi yang paling berpengaruh, karena didukung dengan
pembangunan kompleks perumahan. Hal ini masih bisa diatasi dalam hal penyediaan
tempat tinggal dan tempat tinggal tersebut bervariasi mulai dari sederhana sampai
hanya untuk kalangan elite.
b. Kesenjangan Sosial
Kesenjangan ini tampak dari distribusi pendapatan, kesenjangan antarsektor
ekonomi, dan kesenjangan akses. Krisis ekonomi semakin memperluas kesenjangan
dan disharmoni sosial yang dapat mengarah pada konflik antargolongan. Dan pada
Kecamatan Pondok Aren sangat kentara sekali, antara kompleks perumahan yang
begitu tertata rapi dengan kehidupan perkampungan.

c. Ketimpangan Pendidikan dan Derajat Kesehatan


Masalah ini tercermin pada kualitas kehidupan masyarakat dan wajah fisik
kota. Masih banyak ditemukan masyarakat yang buta huruf dan putus sekolah.
Angka partisipasi optimal dalam peningkatan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan. Dalam bidang kesehatan, penyediaan pelayanan kesehatan masih kurang,
terutama puskesmas dan tenaga medis. Kesenjangan distribusi pendapatan warga
kota berimplikasi pada aksesibilitas pendidikan dan kesehatan, sehingga berkorelasi
positif terhadap masalah perkotaan.

29
BAB IV
ANALISIS
A. Kebijakan Pemerintah
1. Kebijakan fisik
Lahan di Kecamatan Pondok Aren pada umumnya dimanfaatkan sebagai
areal permukiman. Sebagai penunjang, pembangunan permukiman harus
diiringi dengan pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang seperti sekolah,
pasar, dan fasilitas pemenuhan kebutuhan lainnya bagi penduduk Kecamatan
Pondok Aren.
2. Kebijakan Ekonomi
Tentunya kebijakan ekonomi yang sesuai bagi Kecamatan Pondok Aren
menyesuaikan dengan kebijakan ekonomi yang diperuntukan bagi Kabupaten
Tangerang, yaitu pengembangan sektor perdagangan dan jasa. Kebijakan
tersebut tentunya memerlukan fasilitas pendukung, sebagai contoh penyediaan
tempat parkir, pos satpam, pasar traditional, ruko, bank, SPBU dan lain lain
yang mendukung sektor perdagangan dan jasa
3. Kebijakan Sosial
Kecamatan Pondok Aren semestinya menambah fasilitas sosial di
wilayahnya dalam rangka memajukan dan mengembangkan potensi sosialnya.
Fasilitas yang diperlukan seperti fasilitas pendidikan, peribadatan, kesenian,
dan terutama kesehatan perlu diperhatikan mengingat pada Kecamatan Pondok
Aren ketersediaan puskesmas pembantu masih terbatas, padahal Puskemas
pembantu di sini sangat krusial, karena 50% dari penduduk Pondok Aren
berasal dari kalangan masyarakat perkampungan.

B. Analisis Fisik Dasar


1. Topografi
Dilihat dari aspek topografi, maka Kecamatan Pondok Aren memiliki
kelas kemiringan lereng dari kemiringan 0 – 8 %.

30
Tabel Kelas Lereng dan Nilai Skor
Kelas Lereng (%) Deskripsi Skor Desa / Kelurahan
Parigi Baru
Pondok Kacang Barat
Pondok Kacang Timur
Parigi Lama
Pondok Pucung
I 0–8 Datar 20 Pondok Jaya
Pondok Aren
Jurangmangu Timur
Jurangmangu Barat
Pondok Karya
Pondok Betung
II 8 – 15 Landai 40 -
Agak
III 15 – 25 60 -
curam
IV 25 – 45 Curam 80 -
Sangat
V > 45 100 -
curam
Sumber : SK Mentan No. 837/KPTS/UM/11/1980 dan NO.683/KPTS/UM/8/1981; hasil
analisis, 2010

2. Hidrologi
Wilayah Kecamatan Pondok Aren dilalui dua sungai utama, yaitu Sungai
Angke dan Sungai Ciputat dengan panjang saluran kira – kira 5.000 meter.
Meski begitu, aliran sungai yang ada tidak dimanfaatkan secara maksimal
untuk irigasi. Ini terjadi karena memang wilayah ini bukanlah daerah
pertanian yang cukup besar. Di samping dilewati oleh beberapa sungai dan
anak sungai, wilayah Kecamatan Pondok Aren juga memiliki danau seluas 4,5
Ha, empang 12,4 Ha, dan rawa seluas 15 Ha.
Pencemaran air yang terjadi di Kelurahan Pondok Kacang Timur,

31
Pondok Jaya, serta Jurangmangu Timur harus menjadi perhatian dalam
pengembangan dan perbaikan kondisi hidrologi Pondok Aren.

3. Klimatologi
Intensitas curah hujan di Kecamatan Pondok Aren dipengaruhi oleh
hujan dan musim kemarau. Besarnya curah hujan tahunan rata-rata di
Kecamatan Pondok Aren adalah 1.710 mm/ tahun atau sekitar 17,62 mm/hari.
Ini berarti curah hujan di wilayah ini tergolong dalam klasifikasi sedang.
Implikasi dari keberadaan sungai, anak sungai dan curah hujan yang
cukup berpengaruh, membuat wilayah Kecamatan Pondok Aren rawan banjir.

4. Pemanfaatan Lahan
Sesuai dengan RTRW Kecamatan Pondok Aren, pemanfaatan lahan di
wilayah kecamatan ini sebagian besar digunakan sebagai perumahan (82,65%).
Sekitar 12,8% dari lahan yang ada digunakan untuk sektor pertanian, berupa
padi dan palawija. Bisa disimpulkan dari total luas wilayah Kecamatan Pondok
Aren hanya sekitar 419,6 hektare yang dimanfaatkan untuk bertani.

5. Kawasan terbangun dan Kawasan tidak boleh terbangun


Masyarakat Kecamatan Pondok Aren sebagian besar pada bidang ekonomi
bergerak dalam sektor perdagangan dan jasa baik dalam tingkat kecil dan
menengah. Berdasarkan analisis serta pemanfaatan lahannya dapat disimpulkan
bahwa di kawasan Kecamatan Pondok Aren menjadi 2 kategori yaitu:
a. Kawasan boleh terbangun
Untuk masalah zoning penggunaan area pada Kecamatan Pondok Aren
untuk pemukiman tentunya hal ini cocok, zoning pada kecamatan ini berlaku
untuk daerah dengan topografi dan kemiringan yang cocok dijadikan
pemukiman, yaitu pada kemiringan 0-15% karena tingkat kemiringan pada
Kecamatan Pondok Aren berkiasar kurang lebih 8 %.
b. Kawasan tidak boleh terbangun
Zoning yang berlaku untuk kawasan tidak boleh terbangun tentunya pada
daerah rawa, empang, pertanian, danau, dan kuburan karena dilihat dari
keadaan fisik tidak memungkinkan untuk dijadikan areal pemukiman. Arahan

32
perkembanganya tentunya akan lebih bagus jika kawasan sekitar rawa dan
sungai tidak boleh dibangun pemukiman maupun perbelanjaan, karena
ditakutkan akan membuat longsor ataupun banjir karena fungsi drainase
terhenti.

C. Analisis Fisik Terbangun


1. Analisis kondisi fisik terbangun
a. Bangunan permanen
Di Kecamatan Pondok Aren hampir seluruh bangunan yang ada
merupakan bangunan permanen (91,55%) dengan peruntukan bervariasi mulai
dari perumahan, pertokoan, fasilitas umum baik komersial dan non komersial.
Persentase bangunan permanen di kecamatan Pondok Aren ditunjukkan
dalam tabel berikut:
Tabel Persentase Bangunan Permanen Kecamatan Pondok Aren
Nomor Kelurahan Bangunan
permanen (%)
1. Parigi Baru 82
2. Pondok Kacang Barat 76
3. Pondok Kacang Timur 95
4. Parigi Lama 81
5. Pondok Pucung 98
6. Pondok Jaya 95
7. Pondok Aren 93
8. Jurangmangu Barat 94
9. Jurangmangu Timur 96
10. Pondok Karya 99
11. Pondok Betung 98
Sumber : Kecamatan Pondok Aren dalam Angka Tahun 2006

Prioritas dari arah perkembangan bangunan yang sudah permanen


adalah:
1) Maintenance dari bangunan itu sendiri, agar pada lima tahun
mendatang bangunan tersebut masih layak untuk dipakai, dan tidak

33
memiliki kesan sebagi daerah yang tidak terawat
2) Perbaikan sanitasi dari lingkungan mengingat Kota Tangerang yang
punya banyak kasus epidemik demam berdarah, flu burung yang
banyak, kasus banjir , sanitasi yang tidak layak, terutama masalah
drainase.
3) Security mengingat masyarakat Kecamatan Pondok Aren adalah
masyarakat perkotaan yang heterogen dari berbagai daerah untuk
mengadu nasib dan hanya orang yang berkompeten yang
mendapatkan peluang kerja, dan orang yang tidak memiliki keahlian
tersisih menyebabkan angka kriminalitas tinggi. Masyarakat Pondok
Aren mempunyai potensi tinggi menjadi incaran kriminalitas. Oleh
karena itu, dibutuhkan pengamanan yang tinggi tidak hanya pada
kompleks perumahan saja tetapi juga pada perkampungan. Angka
kriminalitas memang masih tergolong rendah, tetapi perlu
diwaspadai karena angka kriminalitas bisa meningkat karena
semakin lama kesempatan dan peluang kerja akan semakin sedikit,
sehingga angka kriminalitas akan naik.

b. Bangunan Bukan Permanen


Sebagian besar bangunan bukan permanen terletak pada Pondok Kacang
Barat dan Parigi Lama. Bangunan bukan permanen tersebut digunakan untuk
sektor perdagangan dan jasa contohnya warung lesehan, bengkel tambal ban,
ganti oli, lapak, dan lain-lain. Pemakaiannya pun bervariasi antara pagi sampai
malam atau yang digunakan hanya saat malam saja.
Kawasan dengan bangunan semi permanen ini harus diprioritaskan
dalam perencanaan agar tidak menimbulkan daerah kumuh yang biasa disebut
slum area. Diusahakan agar semua bangunan yang terletak di wilayah ini harus
mempunyai IMB agar land use yang ada sesuai dengan zoning yang berlaku.
Dikhawatirkan dengan bertambahnya penduduk, arus pergerakan akan semakin
padat. Lama kelamaan, hal ini akan menimbulkan macet karena secara tidak
langsung bangunan tidak permanen bisa menimbulkan kemacetan.

34
Tabel Persentase bangunan bukan permanen di kecamatan Pondok Aren
Nomor Kelurahan Bangunan bukan
permanen (%)
1. Parigi Baru 18
2. Pondok Kacang Barat 24
3. Pondok Kacang Timur 5
4. Parigi Lama 19
5. Pondok Pucung 2
6. Pondok Jaya 5
7. Pondok Aren 7
8. Jurangmangu Barat 6
9. Jurangmangu Timur 4
10. Pondok Karya 1
11. Pondok Betung 2
Sumber : Kecamatan Pondok Aren dalam Angka Tahun 2006

2. Analisis struktur dan fisik kota


Pengelompokan fasilitas yang dapat menjadi pusat kota dan sub pusat kota
diperlukan untuk mengetahui struktur fisik kota. Fasilitas yang mengelompok
tentunya berada pada daerah dengan kemudahan akses yang membentuk keramaian
yaitu pada daerah Jl.Ceger Raya. Pada Jl. Ceger Raya tersebut terdapat fasilitas
kesehatan, perdagangan, olahraga. Fasilitas ekonomi berupa pertokoan, mini
market, pabrik. Dengan fasiliatas ekonomi dan kemudahan akses sesuai dengan
triangle theory maka kawasan tersebut menjadi pusat kegiatan masyarakat,
sehingga dapat dikatakan sebagai pusat kota. Sedangkan pusat pemerintahan
berada jauh dari fasilitas yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong
perkembangan di daerah sekitar kantor kecamatan memungkinkan untuk
pembangunan.
Untuk fasilitas ekonomi dan pusat perdangangan, terdapat Bintaro Plaza,
Giant, Bintaro Junction.
Mengenai pergerakan penduduk pergerakanya tersebar menuju kawasan

35
eksternal dan internal. Penduduk Pondok Aren sebagian besar adalah komuter.
Sehingga bisa dipastikan pada jam-jam tertentu, jalanan tampak ramai lalu-lalang
terutama pada jam keberangkatan dan kepulangan komuter.

3. Analisis Kecenderungan Perkembangan


Perkembangan wilayah pada Kecamatan Pondok Aren dapat diklasifikasikan
menjadi :
a. Pesat
Wilayah yang mengalami perkembangan pesat meliputi:
1) Pondok Pucung
2) Pondok Karya
3) Pondok Betung
4) Jurangmangu Timur
b. Sedang
Wilayah yang mengalami perkembangan sedang adalah Jurangmangu
Barat, Pondok Kacang Barat, Pondok Kacang Timur, Pondok Jaya, Parigi
Lama, dan Pondok Aren.
c. Rendah
Wilayah yang mengalami perkembangan rendah adalah daerah Parigi
Baru dan wilayah-wilayah perkampungan, tentunya hal ini berkaitan dengan
hipotesis rendahnya tingkat pertumbuhan berbanding lurus dengan tingkat
ekonomi.

4. Analisis Arahan Perkembangan


Arahan perkembangan Kecamatan Pondok Aren secara umum mengikuti
pola sektoral. Hal ini ditandai dengan tersebarnya fasilitas yang ada mulai dari
fasilitas kesehatan sampai pendidikan ada pada berbagai tempat pada
Kecamatan Pondok Aren .

D. Analisis Kependudukan
a) Perilaku penduduk
Masyarakat Kecamatan Pondok Aren merupakan masyarakat yang
beragam dari latar belakang ekonomi, pendidikan, soial dan budaya yang

36
berbeda. Tempat tinggal mempengaruhi pola hidup seseorang. Pada
lingkungan kompleks perumahan mereka cenderung berpola hidup praktis dan
modern, sehingga menyebabkan standar fasilitas dan utilitas kehidupan yang
sangat berbeda. Pola hidup ini tercemin dalam fasilitas penunjang. Dapat kita
temukan usaha laundry, makanan cepat saji, dan usaha jasa lain yang
menunjang aktivitas penduduk. Selain itu, kadang usaha pengamanan yang
dilakukan masyarakat penghuni kompleks sangat hati-hati.
b) Proyeksi penduduk
Pada akhir tahun 2005, jumlah penduduk Kecamatan Pondok Aren adalah
sebesar 238.321 jiwa. Sedangkan, pada tahun 2006, jumlah penduduk sekitar
242.847 jiwa.
Berdasarkan data tersebut, dapat kita hitung estimasi tingkat pertumbuhan
penduduk di Kecamatan Pondok Aren:

,89 %
Berdasarkan analisis Tren Eksponensial dan Tren Linier dan asumsi bahwa tingkat
pertumbuhan penduduk adalah tetap, maka dihasilkan perhitungan proyeksi jumlah
penduduk untuk tahun 2014 sebagai berikut :
No. Kelurahan Eksisting Tahun
Des 2008 2010 2011 2012 2013 2014
1. Pondok Betung 26.428 27,436 27,955 28,483 29,022 29,570
2. Pondok Karya 28.583 29,674 30,234 30,806 31,388 31,981
3. Jurangmangu Timur 23.540 24,438 24,900 25,371 25,850 26,339
4. Jurangmangu Barat 29.415 30,537 31,115 31,703 32,302 32,912
5. Pondok Aren 19.915 20,675 21,066 21,464 21,869 22,283
6. Pondok Jaya 21.543 22,365 22,788 23,218 23,657 24,104
7. Pondok Pucung 15.123 15,700 15,997 16,299 16,607 16,921
8. Parigi Lama 14.234 14,777 15,056 15,341 15,631 15,926
9. Parigi Baru 9.742 10,114 10,305 10,500 10,698 10,900
10. Pondok Kacang Timur 27.537 28,588 29,128 29,679 30,239 30,811

37
11. Pondok Kacang Barat 16.914 17,559 17,891 18,229 18,574 18,925
Jumlah 232.974 241,864 246,435 251,092 255,838 260,673
c) Proyeksi distribusi kepadatan penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk di setiap desa / kelurahan di
Kecamatan Pondok Aren seperti tabel di atas, maka didapatkan hasil proyeksi
distribusi kepadatan penduduk tiap – tiap kelurahan di Kecamatan Pondok
Aren sebagai berikut
Tabel proyeksi distribusi kepadatan penduduk kecamatan Pondok Aren
(jiwa/hektar)
Eksisting Tahun
No. Kelurahan
Des 2008 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pondok Betung 94,74 98,35 100,21 102,10 104,04 106,00
2 Pondok Karya 14,77 149.26 152,07 154,95 157,88 160,86
3 Jurangmangu Timur 8,85 91.87 93,61 95,38 97,18 99,02
4 Jurangmangu Barat 113,09 117.40 119,63 121,89 124,19 126,54
5 Pondok Aren 88,75 92.13 93,88 95,65 97,46 99,30
6 Pondok Jaya 89,76 93.19 94,95 96,74 98,57 100,43
7 Pondok Pucung 50,21 52.12 53,11 54,11 55,14 56,18
8 Parigi Lama 38,48 39.95 40,70 41,47 42,26 43,05
9 Parigi Baru 30,75 31.92 32,53 33,14 33,77 34,40
10 Pondok Kacang Timur 106,24 110.29 112,38 114,50 116,66 118,87
11 Pondok Kacang Barat 64,90 67,38 68,65 69,95 71,27 72,62
Jumlah 829.54 943,88 961,72 979,90 998,41 1017,28

E. Analisis Jaringan dan Fasilitas


1. Analisis Fasilitas
a. Fasilitas perumahan
Mengacu pada standar Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota
Departemen Pekerjaan Umum Tahun 1987 dan Pedoman Teknis Penataan
Ruang Daerah dengan didasarkan pada fungsi bahwa 1 unit rumah terdiri dari
5 penduduk , maka dihasilkan table proyeksi kebutuhan rumah (unit)
Kecamatan Pondok Aren tahun 2010 – 2014 adalah sebagai berikut :
Kelurahan Kebutuhan rumah (unit)
2010 2011 2012 2013 2014
Pondok Betung 5487 5591 5697 5804 5914

38
Pondok Karya 5935 6047 6161 6278 6396
Jurangmangu Timur 4888 4980 5074 5170 5268
Jurangmangu Barat 6107 6223 6341 6460 6582
Pondok Aren 4135 4213 4293 4374 4457
Pondok Jaya 4473 4558 4644 4731 4821
Pondok Pucung 3140 3199 3260 3321 3384
Parigi Lama 2955 3011 3068 3126 3185
Parigi Baru 2023 2061 2100 2140 2180
Pondok Kacang Timur 5718 5826 5936 6048 6162
Pondok Kacang Barat 3512 3578 3646 3715 3785
TOTAL 48373 49287 50218 51168 52135

b. Fasilitas pendidikan
Mengacu pada standar yang digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan
jumlah sarana pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam Petunjuk
Perencanaan Kawasan Perumahan Kota (Departemen Pekerjaan Umum, Tahun
1987) dan Pedoman Teknis Penataan Ruang Daerah, yang dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel Standar Perencanaan Kebutuhan Sarana Pendidikan


No. Jenis Minimum Jumlah Luas Tanah Standar
Penduduk (m2) Kebutuhan
Pendukung (Jiwa) Lahan Setiap
Satu Penduduk
(m2/p)
1. Sekolah Dasar (SD) dan 1.600 3.600 2,25
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
2. Sekolah Lanjutan Tingkat 4.800 6.000 1,25
Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah
(MTs)
3. Sekolah Lanjutan Tingkat 6.000 6.000 1
Atas (SLTA) dan
Madrasah Aliyah MA)
Sumber: Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota DPU Tahun 1987

39
Dengan menggunakan metode perbandingan antara jumlah penduduk dan
jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia, jumlah SD/MI yang dibutuhkan sampai
tahun 2014 diproyeksikan berdasarkan proyeksi penduduknya. Hasil perhitungan itu
ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:

Analisis Kebutuhan Jumlah untuk SD


No. Kelurahan Eksisting Jumlah Kebutuhan SD/MI
2006 2010 2011 2012 2013 2014
1. Pondok Betung 8 17 17 18 18 18
2. Pondok Karya 6 19 19 19 20 20
3. Jurangmangu Timur 6 15 16 16 16 16
4. Jurangmangu Barat 7 19 19 20 20 21
5. Pondok Aren 7 13 13 13 14 14
6. Pondok Jaya 4 14 14 15 15 15
7. Pondok Pucung 7 10 10 10 10 11
8. Parigi Lama 10 9 9 10 10 10
9. Parigi Baru 4 6 6 7 7 7
10. Pondok Kacang Timur 8 18 18 19 19 19
11. Pondok Kacang Barat 4 11 11 11 12 12

Analisis Kebutuhan Jumlah untuk SMP


No. Kelurahan Eksisting Jumlah Kebutuhan SMP
2006 2010 2011 2012 2013 2014
1. Pondok Betung 1 6 6 6 6 6
2. Pondok Karya 5 6 6 6 7 7
3. Jurangmangu Timur 3 5 5 5 5 5
4. Jurangmangu Barat 3 6 6 7 7 7
5. Pondok Aren 4 4 4 4 5 5
6. Pondok Jaya - 5 5 5 5 5
7. Pondok Pucung 2 3 3 3 3 4
8. Parigi Lama 5 3 3 3 3 3
9. Parigi Baru 1 2 2 2 2 2

40
10. Pondok Kacang Timur 3 6 6 6 6 6
11. Pondok Kacang Barat 1 4 4 4 4 4
Analisis Kebutuhan Jumlah untuk SMA
No. Kelurahan Eksisting Jumlah Kebutuhan SMA
2006 2010 2011 2012 2013 2014
1. Pondok Betung 0 5 5 5 5 5
2. Pondok Karya 2 5 5 5 5 5
3. Jurangmangu Timur 0 4 4 4 4 4
4. Jurangmangu Barat 1 5 5 5 5 5
5. Pondok Aren 2 3 4 4 4 4
6. Pondok Jaya 0 4 4 4 4 4
7. Pondok Pucung 0 3 3 3 3 3
8. Parigi Lama 5 2 3 3 3 3
9. Parigi Baru 0 2 2 2 2 2
10. Pondok Kacang Timur 1 5 5 5 5 5
11. Pondok Kacang Barat 0 3 3 3 3 3

Perhitungan dan perbandingan tersebut diperoleh dengan asumsi bahwa jumlah


fasilitas pendidikan yang ada saat ini sudah mencukupi kebutuhan masyarakat.
c. Fasilitas peribadatan
Masalah fasilitas peribadatan, dapat ditilik bahwa fasilitas peribadatan di
Kecamatan Pondok Aren, khusunya bagi pemeluk agama Islam, sudah cukup,
karena pada setiap kompleks perumahan dan perkampungan pasti ada
musholla.
Untuk jumlah gereja, kami rasa tidak diperlukan tambahan unit, karena
biasanya umat Kristiani dan Katholik beribadat di gereja tertentu dan tidak
berpindah tempat.

d. Fasilitas kesehatan
Dengan jumlah penduduk sebanyak 240.368 jiwa Kecamatan Pondok Aren
telah memiliki fasilitas kesehatan umum yang cukup memadai, terdapat
berbagai macam fasilitas yaitu rumah sakit, klinik, pengobatan alternatif,
bidan, apotek, dokter praktek, dan posyandu.

41
Berdasarkan Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota (Departemen
Pekerjaan Umum, 1987) dan Pedoman Teknis Penataan Ruang Daerah maka
standart penyediaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Pondok aren adalah
sebagai berikut:
No Jenis Minimum jumlah penduduk Luas Standar
kebuthan lahan
pendukung (jiwa) tanah(m2) setiap 1
penduduk
(m2/p)

1 Puskesmas 30.000 1.200 0,04

Puskesmas Pondok Aren yang telah ada didukung dengan kerja beberapa
puskesmas pembantu di tiap-tiap kelurahan. Melihat banyaknya jumlah
penduduk kurang mampu di Kecamatan Pondok Aren, perlu ditingkatkan
jumlah fasilitas dan kualitas layanan puskesmas pembantu di wilayah ini untuk
meng-cover kebutuhan masyarakat.
Maka proyeksi jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan untuk 5 tahun
mendatang adalah sebagai berikut :
No Kecamatan Eksisting Jumlah Kebutuhan puskesmas
. 2008 2010 2011 2012 2013 2014
1. Pondok Aren 1 8 8 8 9 9

e. Fasilitas olahraga, rekreasi, dan hiburan


Dilihat dari komposisi penduduknya, jumlah penduduk laki-laki sedikit
lebih banyak daripada penduduk perempuan. Selain itu, jumlah penduduk
berumur muda cukup dominan. Hal ini menunjukkan perlunya banyak fasilitas
olahraga, rekreasi, dan hiburan.
Fasilitas olahraga yang ada saat ini kami rasa cukup memadai. Fasilitas
rekreasi dan hiburan yang ada dititikberatkan bagi penduduk berumur dewasa.

2. Analisis Jaringan
a. Jaringan Air Bersih
Sebagian masyarakat Kecamatan Pondok Aren dalam pemenuhan
kebutuhan air bersih menggunakan air tanah dan sebagian lagi menggunakan

42
PDAM. Untuk kompleks perumahan kebanyakan menggunakan sumur artesis,
tentunya hal ini disebabkan oleh tingkat ekonomi yang baik dan kebutuhan
yang tinggi. Keterbatasan lahan yang diikuti oleh jumlah kepadatan penduduk
yang makin meningkatnya terutama daerah kompleks perumahan berpengaruh
pada kapasitas keberadaan air bersih di masa yang akan datang.
Pengembangan sarana sumber air dan air bersih diarahkan mencapai
tujuan:
1) Berkurangnya penggunaan air tanah dan terpelihara sumber air bersih dan
air permukaan
2) Terlaksananya konsekuensi air bawah tanah untuk pengendalian penurunan
pemukaan taanah dan kerusakan struktur tanah
3) Terlaksananya distribusi air bersih untuk seluruh lapisan masyarakat untuk
mewujuskan hal tersebut perlu dilakukan suatu pengembangan sumber air
dan air bersih dengan tindak lanjut sebagai berikut:
a) Perluasan jaringan pelayanan air bersih melalui peningkatan kegiatan
pendistribusian dan penyediaan hydrant umum di lokasi yang belum
terlayani air bersih terutama di kawasan padat penduduk
b) Pelarangan pengambilan air tanah dalam zona krisis air tanah
c) Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka dan
hijau
d) Pencegahan resapan air limbah ke dalam tanah dan pencemaran sumber
air
e) Pembagian zona pelayanan air bersih, prioritas pelayanan dan jaringan
air ke lokasi pengolahan air dan pusat distribusi yang terencana.
Dalam menentukan kebutuhan air bersih digunakan standar sebagai
berikut:
Kebuttuhan domestik :
Perkotaan : 120 liter/hari
Kota kecil : 80 liter/hari
Desa : 60 liter/hsri
Kebutuhan domestik untuk kecamatan Pondok Aren tergolong
kebutuhan perkotaan, sehingga kebutuhan domestic sebanyak 120
liter/hari.

43
Kebutuhan industri : 10 % dari kebutuhan domestic
Fasilitas social : 5 % dari kebutuhan domestik
Fasilitas hidran umum : 5 % dari kebutuhan domestik
Tingkat kebocoran : 20 % dari kebutuhan domestik.
Maka kebutuhan air bagi penduduk Kecamatan Pondok Aren sampai
tahun 2014 adalah :
Kebutuhan standar Kebutuhan Air (liter/hari)
2010 2014
Domestik 120 liter/hari 29.023.680 31.280.760
Fasilitas industri 50 % 14.511.840 15.640.380
Fasilitas sosial 5% 1.451.184 1.564.038
Fasilitas hunian sosial 5% 1.451.184 1.564.038
Kebocoran 20 % 5.804.736 6.256.152
Jumlah (liter/hari) 52.242.624 56.305.368
Sumber : Analisis, 2010
Mengahadapi kekurangan air bersih di masa dating, perlu
dipertimbangkan melakukan studi dan dan rencana pengelolaan dan perluasan
PDAM di seluruh kecamatan Pondok Aren secara merata.

b. Jaringan Listrik
Seiring bertambahnya penduduk setempat, maka bertambah pula
kebutuhan akan tempat tinggal/permukiman. Pertambahan perumahan baru
tentunya menambah jumlah kebutuhan pasokan listrik. Untuk mengantisipasi
perkembangan jaringan listrik, tentunya dilakukan penambahan jumlah
jaringan listrik di Kecamatan Pondok Aren. Akan tetapi, dalam melakukan
pertambahan jaringan listrik harus memperhatikan berbagai aspek lain,
terutama keadaan lingkungan sekitar.
Dalam perenacanaan pengembangan sarana energi listrik di Kecamatan
Pondok Aren diperlukan acuan sebagai berikut :
Rumah tangga memerlukan 900 watt tiap unit
Industri membutuhkan 25 % dari kebutuhan rumah tangga
Fasilitas sosial ekonomi membutuhkan 25 % dari kebutuhan rumah

44
tangga
Penerangan jalan dibutuhkan 40 % dari kebutuhan rumah tangga
Cadangan diperkirakan 10 %
Maka perencanaan daya listrik pada tahun 2010 dan 2014 sebagai berikut:
Tabel Analisis perkiraan kebutuhan listrik (watt/hari) Tahun 2010 dan 2014
No. Tahun Jumlah Jenis kebutuhan
Penduduk Rumah Industri Fasilitas Penerangan Cadangan
Tangga Sosial Jalan
1. 2010 241,864 43.535.700 10.883.925 10.883.925 17.414.280 4.353.570
2. 2014 260,673 46.921.500 11.730.375 11.730.375 18.768.600 4.692.150

Arahan perkembangan jaringan listrik dapat dikembangkan dengan cara:


1) Memperbaiki jaringan yang telah ada
2) Memperhatikan estetika dan keamanan
3) Meningkatkan daya transmisi
4) Menempatkan jaringan listrik sesuai jaringan jalan
5) Menecegah kerusakan listrik dan merawat jaringan listrik

c. Jaringan drainase
Permasalahan pokok jaringan drainase di Kecamatan Pondok Aren
adalah masih banyaknya genangan air kotor terutama pada daerah
perkampungan dan genangan air pada jalan yang rusak. Genangan air
berpotensi sumber penyakit. Apalagi daerah Tangerang merupakan daerah
rawan demam berdarah dan flu burung. Dengan timbulnya genangan air ini
juga mempercepat terjadinya kerusakan pada jalan. Untuk itu, diperlukan suatu
langkah agar drainase yang ada pada lingkungan perkampungan baik dan air
tidak menggenang.

d. Jaringan telepon
Menurut trend perkembangannya, jaringan telepon rumah mengalami
perkembangan yang stagnan. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya
teknologi dan penggunaan jaringan telepon seluler, sehingga hand phone kini
sudah bukan merupakan barang mewah lagi.

45
Dengan merambahnya penggunaan mobile phone tentunya bertambah
juga jumlah operator seluler. Para operator seluler juga berusaha memperluas
jaringan untuk melayani jumlah pelanggan yang semakin meningkat. Dengan
memperluas jaringan diharapkan kepuasan pelanggan meningkat sehingga
pelanggan bertambah.
Dalam rangka mengembangkan sistem telekomunikasi yang dapat
mengintregasikan pelayanan secara lokal, antarkota maupun antarnegara,
seharusnya memperhatikan langkah-langkah berikut:
i. Penambahan jaringan dengan mengedepankan pertimbangan
ii. Penambahan sentra telepon yang baru
iii. Penerapan teknologi komunikasi sesuai dengan tuntutan zaman
iv. Peningkatan kualitas dan kuantitas telekomunikasi
Walaupun telepon seluler merambah sehingga telepon kabel hampir
tergeser kedudukannya tapi dengan pembangunan kompleks perumahan yang
baru dan bertambahnya jenis layanan jasa yang ditawarkan telepon skabel,
dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Pondok Aren masih berpotensi untuk
penambahan jaringan telepon kabel.

e. Jaringan sampah
Untuk analisis jumlah sampah yang dihasilkan Pondok Aren tiap harinya
digunakan perhitungan standar dari Petunjuk Perencanaan Kawasan
Perumahan Kota (DPU 1987) sebagai berikut :
- Sampah rumah tangga : 2 liter/ orang / hari
- Sampah non domestik : 50 % x sampah rumah tangga
- Tong sampah : daya tampung sampah 30-50 liter / hari
- Kapasitas armada sampah : gerobak / becak sampah 2000 liter / hari, truk
sampah 24.000 liter/hari
Tabel analisis proyeksi banyaknya sampah yang dihasilkan dan kebutuhan sarana
persampahan kaawasan Kecamatan Pondok Aren per hari tahun 2010 dan 2014
Produksi sampah (liter/hari) Kebutuhan
Jumlah Sampah Sampah Total Tong Gerobak Truk
Tahun
Penduduk rumah non sampah sampah sampah
tangga domestik

46
2010 241,864 483.728 241.864 725.592 14.512 363 30
2014 260,673 521.346 260.673 782.019 15.640 391 33

F. Analisis Transportasi
Kecamatan Pondok Aren dilalui oleh berbagai kendaraan, baik pribadi maupun
umum. Kendaraan umum banyak melintasi daerah ini yang merupakan jalur trayek
transportasi umum.
Perencanaan jaringan transportasi tidak hanya dilihat dari wilayah dalam hal ini
kecamatan tetapi juga harus dilihat dari skala makro kota tingkat provinsi maupun
antarprovinsi. Daya dukung transportasi yang sesuai dengan sistem makro dapat
mengurangi beban permasalahan transportasi.
Terdapat banyak angkutan umum milik negara dan angkutan umum yang
merupakan usaha pribadi berupa ojek kendaraan bermotor roda dua. Sarana
transportasi ini walaupun tidak diadakan secara resmi, namun juga turut membantu
mobilitas penduduk saat malam hari, di mana angkot sudah tidak beroperasi lagi.
Sarana transportasi ini juga membantu penduduk yang bertempat tinggal di daerah-
daerah yang tidak dapat dijangkau dengan angkot.
Permasalahan transportasi yang sering terjadi pada kawasan perkotaan adalah
kemacetan, tetapi pada Kecamatan Pondok Aren, kemacetan yang terjadi masih dapat
ditolerir dan belum separah kemacetan yang terjadi di wilayah Jabodetabek lain.
Kemacetan lalu lintas ini diakibatkan oleh banyaknya kendaraan umum yang berhenti
dan mangkal di bahu jalan serta adanya penyempitan jalan pada titik tertentu.
Permasalahan lain yang harus dihadapi Kecamatan Pondok Aren adalah
kurangnya angkot untuk mencapai daerah tertentu. Hal ini dikarenakan medan yang
ada kurang mendukung angkot untuk melewati ke jalan. Selain itu, pada beberapa
wilayah, ada peraturan dari pihak manajemen properti yang melarang angkot melintasi
jalan lingkungan kompleks perumahan untuk menghindari gangguan keamanan pada
daerah kompleks tersebut.
Di Kecamatan Pondok Aren, kondisi jalan yang masih baik mendekati bagus
adalah di semua kompleks perumahan, sedangkan jalan yang terdapat titik kerusakan
adalah Jl. Ceger Raya dan Jl. Cipadu, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dalam
menggunakan jalan tersebut.

47
G. Analisis Ekonomi
Pada Kecamatan Pondok Aren, potensi ekonomi lebih cenderung pada bidang jasa
dan perdagangan. Potensi tersebut dapat dilihat jumlah penduduk yang bergerak dalam
bidang ini. Pada tempat yang strategis, usahanya mulai banyak. Untuk itu, perlu disusun
rencana pengembangan untuk membentuk struktur wilayah perdagangan yang lebih
rapi.
Dengan menggunakan metode perbandingan antara jumlah penduduk dengan
jumlah mínimum penduduk pendukung berdasarkan pada Petunjuk Perencanaan
Kawasan Perumahan Kota Departemen Pekerjaan Umum tahun 1987 dan Pedoman
Teknis Penataan Ruang Daerah yaitu sebagai berikut :
Minimum Jumlah
Luas Tanah Standar kebuthan
No Jenis penduduk pendukung lahan setiap 1
(m2) penduduk (m2/p)
(jiwa)
Pusat perbelanjaan
1 120.000 36.000 0,3
dan niaga (pasar)
Maka proyeksi jumlah kebutuhan fasilitas perbelanjaan untuk 5 tahun
mendatang Kecamatan Pondok Aren adalah sebagai berikut :
No Jenis Eksisting Jumlah Kebutuhan pasar
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pusat perbelanjaan
1 3 2 2 2 2 2
dan niaga (pasar)

48
BAB V
RENCANA

A. Kebijakan Pemerintah
Berdasarkan kebijakan Pemerintah Provinsi Banten, wilayah Kabupaten
Tangerang berfungsi sebagai wilayah pemukiman, perdagangan, dan industri. Hal ini
dikarenakan wilayah Kabupaten Tangerang secara geografis berbatasan dengan DKI
Jakarta, sehingga perkembangan DKI Jakarta yang begitu pesat berpengaruh terhadap
wilayah ini. Kabupaten Tangerang diharapkan dapat menjadi pendukung wilayah
ibukota, maupun daerah lain di Provinsi Banten.
Tingkat pertumbuhan dan persebaran fisik terbangun di wilayah Kecamatan
Pondok Aren cukup merata dengan tingkat kepadatan penduduk yang berbeda-beda.
Fisik terbangunnya sebagian besar adalah pemukiman, kemudian perdagangan dan jasa,
dengan konsentrasi tertinggi di wilayah timur, tengah, dan utara. Oleh karena itu,
rencana pengembangan fisik terbangun dilakukan di wilayah sebelah selatan
kecamatan, yaitu wilayah Parigi Lama dan Parigi Baru.

1. Kebijakan fisik
Sebagian besar lahan di Kecamatan Pondok Aren dimanfaatkan sebagai
areal permukiman. Menurut pengamatan, daerah Parigi Baru dan Parigi Lama
belum dioptimalkan pemanfaatannya, terlihat dari masih banyaknya lahan kosong
yang terbengkalai. Oleh karena itu, kebijakan yang perlu diambil adalah dengan
memanfaatkan lahan kosong tersebut, baik untuk dikembangkan sebagai wilyah
permukiman, ruang terbuka, maupun pengembangan fasilitas umum dan fasilitas
sosial bagi masyarakat.
2. Kebijakan Ekonomi
Sesuai dengan kebijakan ekonomi yang diperuntukan bagi Kabupaten
Tangerang, pengembangan sektor perdagangan dan jasa adalah prioritas yang
akan dilakukan di Kecamatan Pondok Aren. Revitalisasi sarana perdagangan yang
sudah ada, baik pasar tradisional maupun modern, serta usaha pertokoan dan jasa,
harus diiringi dengan penyediaan fasilitas pendukung, seperti tempat parkir, pos
satpam, ATM, serta layanan bank, SPBU, dll.

49
3. Kebijakan Sosial
Melihat fungsi utama Kecamatan Pondok Aren sebagai wilayah
permukiman, kebutuhan akan fasilitas sosial dan fasilitas umum merupakan hal
yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan wilayah ini. Fasilitas yang
diperlukan antara lain fasilitas pendidikan, peribadatan, kesenian, dan terutama
kesehatan. Tiap-tiap jenis fasilitas itu perlu dioptimalkan dan dikembangkan
pemanfaatannya.

B. Rencana Fisik
Dilihat dari kondisi topografinya yang datar, Kecamatan Pondok Aren cocok
untuk dikembangkan menjadi area permukiman. Iklim wilayah ini pun memadai untuk
dijadikan sebagai area bermukim. Rencana pengembangan fisik terbangun dari
Kecamatan Pondok Aren dipaparkan dalam uraian berikut.
1. Analisis kondisi fisik terbangun
a. Bangunan permanen
Bangunan permanen menempati 91,55% dari seluruh bangunan di
Kecamatan Pondok Aren, dengan peruntukan yang bervariasi mulai dari
perumahan, pertokoan, fasilitas umum baik komersial dan non komersial.
Arah perkembangan bangunan permanen direncanakan sebagai berikut:
1) Usaha maintenance atau perawatan bagi bangunan-bangunan
permanen yang sudah ada, agar dalam jangka lima tahun mendatang
bangunan-bangunan tersebut masih dapat dimanfaatkan.
2) Upaya memperbaiki sanitasi lingkungan, yaitu dengan menjaga
pembuangan air kotor agar tidak mencemari sumber air, juga menjaga
kondisi drinase (parit dan selokan) di sekitar rumah warga agar tetap
bersih dan mengalir dengan lancar.
3) Penyediaan tenaga pengaman, baik itu dengan menggiatkan ronda,
hansip, atau bahkan satpam bagi lingkungan perumahan untuk
menjaga keamanan lingkungan dan mengurangi kriminalitas. Hal ini
tentunya perlu didukung dengan menambah kesiagaan petugas polisi
dalam menangani kriminalitas yang mungkin terjadi.
b. Bangunan Bukan Permanen
Bangunan bukan permanen yang terletak di kawasan Kecamatan Pondok

50
Aren biasanya digunakan untuk sektor perdagangan dan jasa, contohnya warung
lesehan, bengkel tambal ban, ganti oli, lapak, dan lain-lain.
Arahan rencana pegembangan Kecamatan Pondok Aren untuk wilayah ini
antara lain:
1) Penertiban wilayah ini secara fisik agar tidak menimbulkan daerah
kumuh (slum area) dan agar bangunan-bangunan bukan permanen ini
tidak didirikan di tempat yang tidak semestinya, seperti di bahu jalan
sehingga membuat jalan menjadi sempit, karena dikhawatirkan akan
menimbulkan kemacetan lalu lintas.
2) Mengusahakan agar semua bangunan yang terletak di wilayah ini
harus mempunyai IMB.

2. Rencana struktur dan fisik kota


Sesuai dengan uraian sebelumnya, wilayah Kecamatan Pondok Aren
sebagai bagian dari Kabupaten Tangerang diprioritaskan sebagai wilayah
permukiman serta perdagangan dan jasa. Dalam pembentukan struktur kota,
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Pondok Aren yang masih berlaku sampai
sekarang membagi wilayah kecamatan ini dalam lima Bagian Wilayah Kota:
1. BWK I = Sebagai perumahan, pusat pelayanan kota bagian utara.
Wilayahnya meliputi: Jurangmangu Barat, Pondok Betung, Pondok Aren,
Pondok Jaya.
2. BWK II = sebagai perumahan dan sub pusat pelayanan kota bagian timur.
Wilayahnya meliputi: Jurangmangu Timur, Pondok Karya bagian utara.
BWK II juga merupakan pusat perdagangan skala lokal, perumahan
departemental.
3. BWK III = sebagai pusat perumahan kepadatan tinggi dan pusat
perbelanjaan dan perkantoran. Wilayahnya meliputi: Pondok Karya bagian
selatan dan Pondok Pucung.
4. BWK IV = sebagai pusat pemerintahan kecamatan, perumahan kepadatan
rendah, prasarana umum dan jalur hijau sepanjang sungai Angke.
Wilayahnya meliputi kelurahan Parigi Lama dan Parigi Baru.
5. BWK V = sebagai perumahan kepadatan rendah dan ruang terbuka hijau.
Wilayahnya meliputi: Pondok Kacang Barat dan Pondok Kacang Timur.

51
Selain itu, telah ditetapkan BWK Pusat Kota di wilayah Kelurahan Pondok Aren,
yang fungsinya adalah sebagai pusat perdagangan, perkantoran, atau
pemerintahan, jasa, pendidikan tingkat wilayah kecamatan, pelayanan umum dan
perumahan.

3. Rencana Berdasar Kecenderungan Perkembangan


Area pada Kecamatan Pondok Aren yang berkembang pesat meliputi
Kelurahan Pondok Pucung, Pondok Karya, Pondok Betung, dan Jurangmangu
Timur. Untuk wilayah ini, rencana pengembangan yang sesuai adalah
maintenance sarana-prasarana yang sudah ada dan pengembangan bila perlu.
selain itu, perlu adanya pengawasan dari pemerintah agar daerah yang pesat
berkembang tersebut tetap dibangun sesuai dengan rencana tata ruang secara
umum.
Selanjutnya, wilayah yang mengalami perkembangan sedang adalah
Kelurahan Jurangmangu Barat, Pondok Kacang Barat, Pondok Kacang Timur,
Pondok Jaya, Parigi Lama, dan Pondok Aren. Untuk wilayah-wilayah ini, perlu
adanya upaya intensifikasi dan optimalisasi penggunaan lahan, agar dapat
menunjang fungsi-fungsi yang sudah ada. Misalnya, wilayah yang terletak pada
BWK I yang berfungsi sebagai areal perumahan, perlu dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas yang menunjang kebutuhan masyarakat, seperti fasilitas
pendidikan, peribadatan, kesehatan, dan sebagainya.
Untuk wilayah Parigi Baru yang tergolong dalam daerah yang rendah
perkembangannya, perlu disusun alternatif-alternatif rencana yang cocok untuk
diterapkan. Melihat kondisi wilayah Parigi Baru yang masih belum banyak
terbangun, pembangunan area permukiman akan meningkatkan nilai daerah
tersebut. Kemudian, dibangunnya pusat pemerintahan di sana juga akan
meningkatkan perkembangannya. Selain dibangun permukiman dan perkantoran,
Parigi Baru pun akan dikembangkan sebagai wilayah ruang terbuka dengan
memanfaatkan lahan-lahan kosong di sana. Jalanan yang rusak juga akan
diperbiki untuk memperlancar arus pergerakan ke wilayah ini. Wilayah Parigi
Baru juga akan dimanfaatkan sebagai Tempat Pengolahan Sampah Kecamatan
Pondok Aren dengan memanfaatkan area yang sudah ada, tentu dengan
memperbaiki kualitasnya agar sampah tidak menjadi sumber pencemaran udara

52
maupun air di sekitarnya.

C. Rencana Jaringan
a. Jaringan Air Bersih
Penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih oleh sebagian besar warga
Kecamatan Pondok Aren, pada suatu saat nanti dikhawatirkan dapat
menimbulkan krisis air tanah atau bahkan perubahan struktur lapisan tanah karena
air tanah terus-menerus digunakan. Hal ini dikarenakan debit air tanah yang
diambil tidak sebanding dengan jumlah resapan air optimum.
Arah perencanaan untuk jaringan air bersih di kawasan Kecamatan Pondok
Aren antara lain:
1) Optimalisasi penggunaan air bersih dari jaringan PDAM dan perluasan
jaringan PDAM ke daerah-daerah yang memerlukan supply air yang
banyak, terutama di kawasan padat penduduk.
2) Pembuatan sistem air dan drainase yang benar dan sesuai kondisi
lingkungan.
3) Perluasan kawasan resapan air melalui pengembangan ruang terbuka dan
ruang terbuka hijau, terutama di kawasan BWK IV dan V, juga melalui
pemanfaatan sistem biopori.
4) Pembuatan sistem sanitasi yang benar agar air kotor tidak mencemari air
bersih.
5) Pencegahan terjadinya pencemaran sumber air dari limbah domestik dan
industri.
6) Sosialisasi tentang pemanfaatan air bersih seperlunya.
Selain itu, dari hasil analisis kebutuhan air bagi penduduk Kecamatan
Pondok Aren sampai tahun 2014 adalah :
Kebutuhan standar Kebutuhan Air (liter/hari)
2010 2014
Domestik 120 liter/hari 29.023.680 31.280.760
Fasilitas industri 50 % 14.511.840 15.640.380
Fasilitas sosial 5% 1.451.184 1.564.038
Fasilitas hunian sosial 5% 1.451.184 1.564.038

53
Kebocoran 20 % 5.804.736 6.256.152
Jumlah (liter/hari) 52.242.624 56.305.368
Sumber : Analisis, 2010
Maka untuk menghadapi kekurangan air bersih di masa datang, perlu
dipertimbangkan melakukan studi dan dan rencana pengelolaan dan perluasan
PDAM di seluruh kecamatan Pondok Aren secara merata.

b. Jaringan Listrik
Menurut analisis yang dilakukan, kebutuhan pasokan listrik untuk tahun
2014 adalah sejumlah 93.843 kilowatt per hari.
Arahan perkembangan jaringan listrik direncanakan sebagai berikut:
1) Perawatan dan perbaikan jaringan listrik yang telah ada
2) Peningkatan daya transmisi listrik
3) Penanganan masalah keamanan dan estetika
4) Penempatan jaringan listrik sesuai jaringan jalan
5) Penyuluhan untuk menggunakan listrik dengan hemat dan cermat

c. Jaringan drainase
Drainase merupakan hal yang erat berkaitan dengan masalah kebersihan dan
kesehatan lingkungan. Saluran air yang tidak lancar dapat menimbulkan sarang
nyamuk, kuman, dan bakteri yang dapat menyebarkan penyakit. Timbulnya
genangan air juga mempercepat terjadinya kerusakan pada jalan. Untuk itu,
diperlukan suatu langkah agar drainase yang ada pada lingkungan perkampungan
baik dan air tidak menggenang.
Arahan rencana pengembangan jaringan drainase untuk Kecamatan Pondok
Aren antara lain:
1) Perawatan dan peningkatan jaringan drainase yang sudah ada dan dalam
kondisi baik.
2) Perbaikan untuk drainase yang tidak sesuai standar secara berkala, mulai
dari pembersihan saluran air dari sampah, memperdalam saluran air sesuai
kebutuhan, dan membuat lapisan penutup sehingga dapat menghindari bau
tidak sedap dan menambah keindahan lingkungan.

54
3) Pembangunan saluran air di daerah yang belum memilikinya dengan
pembangunan yang dilaksanakan mengikuti jaringan jalan dan dihubungkan
dengan jaringan primer terdekat dengan memperhatikan estetika
lingkungan, pembangunan jaringan air yang telah terputus-putus dan
peningkatan perawatan terutama dari swadaya masyarakat.
4) Penyuluhan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke saluran
air.

d. Jaringan telepon
Jaringan telepon kabel, meskipun kini mulai berkurang penggunaannya,
tetap memiliki peran khusus dalam kehidupan masyarakat. Dengan bertambahnya
layanan yang disediakan jasa PT Telkom sebagai penyedia jaringan telepon
nasional salah satunya dengan paket internet lewat jaringan telepon, membuat
masyarakat tetap merasakan kebutuhan terhadap jaringan telepon ini.
Arahan rencana pengembangan jaringan telepon di Kecamatan Pondok
Aren antara lain:
1 Penambahan jaringan telepon untuk daerah yang belum terakomodir
2 Penerapan teknologi komunikasi sesuai dengan tuntutan zaman
3 Peningkatan kualitas dan kuantitas telekomunikasi
Mengenai masalah jaringan telepon seluler, pembangunan tower-tower
penyedia jasa telepon seluler ini diharapkan dapat meng-cover kebutuhan
masyarakat akan kelancaran komunikasi, tanpa mengganggu fungsi lahan yang
sudah ada.

e. Jaringan sampah
Salah satu masalah utama yang dihadapi masyarakat Kecamatan Pondok
Aren adalah mengenai kebersihan lingkungan. Selama ini, sampah yang
diproduksi masyarakat dan industri belum dikelola dengan baik karena belum
adanya Tempat Pengolahan Sampah yang resmi digunakan. Menurut analisis
yang dilakukan, wilayah yang memungkinkan untuk menampung dan mengolah
sampah adalah tempat pembuangan sampah di Parigi Baru. Sampah diolah
dengan sistem tungku (dibakar), sehingga sampah yang dihasilkan dalam bentuk
abu volumenya kecil. Selain itu perlu adanya penambahan tong sampah, gerobak

55
sampah, dan truk sampah sesuai hasil analisis yang mampu mengakomodasi
kebutuhan pembuangan sampah yaitu diletakkan secara tersebar di seluruh
kelurahan.
Produksi sampah (liter/hari) Kebutuhan
Jumlah Sampah Sampah Total Tong Gerobak Truk
Tahun
Penduduk rumah non sampah sampah sampah
tangga domestik

2010 241,864 483.728 241.864 725.592 14.512 363 30


2014 260,673 521.346 260.673 782.019 15.640 391 33

D. Rencana Transportasi
Transportasi di Kecamatan Pondok Aren meliputi berbagai kendaraan yang
melintasi jalur perhubungan wilayah ini. Masalah klasik yang juga terjadi di wilayah ini
adalah kemacetan. Kecametan ini sebagian besar disebabkan oleh penyempitan jalan
dan berhentinya kendaraan umum beroda empat tidak pada tempatnya.
Melihat kondisi tersebut, hal yang perlu dilakukan adalah penertiban angkutan
umum yang mangkal tidak pada tempatnya. Menurut analisis, pembangunan sebuah
terminal dapat membantu mengatasi munculnya terminal-terminal bayangan yang
selama ini ada. Lokasi pembangunan terminal ini direncanakan terletak di perempatan
Pondok Betung. Dasar pertimbangannya adalah wilayah ini cukup strategis dan tersedia
lahan yang mencukupi untuk dimanfaatkan sebagai terminal.
Selain pembangunan terminal, penambahan armada angkutan umum, baik
kendaraan roda empat maupun roda dua pun dirasa perlu untuk mencapai daerah-daerah
yang belum terjangkau.
Selanjutnya, mengenai kondisi jalan di Kecamatan Pondok Aren, perlu diadakan
perbaikan jalan di titik-titik tertentu. Jalan-jalan yang rusak dan memerlukan perbaikan
antara lain terletak di sepanjang jalan ceger dan jalan Pondok Pucung-Pondok Jaya,
serta jalan di wilayah Parigi Baru.

E. Rencana Kependudukan
Proyeksi penduduk
Dengan asumsi bahwa tingkat pertumbuhan penduduk yang terjadi dari
tahun 2005 ke 2006 sebesar 1,89% terjadi secara konsisten pada tahun-tahun

56
berikutnya, maka proyeksi jumlah penduduk Kecamatan Pondok Aren untuk
tahun 2014 adalah sejumlah 260.673 jiwa. Peningkatan jumlah ini tentunya
berpengaruh pada peningkatan kebutuhan akan fasilitas umum dan fasilitas sosial
yang mendukung kehidupan masyarakat.

F. Rencana Fasilitas
a) Rencana kebutuhan fasilitas
- Fasilitas perumahan
Berdasar proyeksi kebutuhan rumah tahun 2014, jumlah rumah yang
dibutuhkan adalah 52.135 unit. Dengan asumsi setiap rumah memiliki luas
minimum 90m2, maka estimasi luas wilayah yang dibutuhkan untuk perumahan
adalah sekitar 4,7 km2 dari total wilayah Kecamatan Pondok Aren seluas 30 km2.
Meskipun kebutuhan luas lahan untuk perumahan di Kecamatan Pondok Aren
rata-rata melebihi luas minimum 90m2 dan tipa rumah mungkin menampung
kurang dari 5 orang, proporsi jumlah lahan yang dibutuhkan untuk perumahan
dibanding dengan luas wilayah keseluruhan masih mencukupi.
Arahan rencana pengembangan fasilitas perumahan Kecamatan Pondok
Aren antara lain adalah perawatan dan perbaikan fasilitas perumahan yang sudah
ada. Selain itu, wilayah barat daya kecamatan ini, yaitu Parigi Baru masih dapat
dikembangkan menjadi wilayah perumahan.

- Fasilitas pendidikan
Mengacu pada Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota
(Departemen Pekerjaan Umum, Tahun 1987) dan Pedoman Teknis Penataan
Ruang Daerah jumlah SD/MI yang dibutuhkan sampai tahun 2014 berdasarkan
proyeksi penduduknya adalah 163 unit, sementara fasilitas pendidikan yang
sekarang tersedia adalah 81 unit. Fasilitas SMP/MI yang tersedia 28 unit,
sedangkan yang dibutuhkan menurut proyeksi adalah 54 unit. Jumlah SMA/MA
yang ada 12 unit, sedangkan sekolah yang dibutuhkan menurut proyeksi adalah
43 unit.
Adanya rentang yang besar antara unit sekolah yang tersedia dan yang
dibutuhkan lima tahun mendatang menunjukkan kebutuhan akan penambahan
jumlah fasilitas sekolah itu. Namun, untuk saat ini, kekurangan ini dipenuhi

57
dengan dukungan wilayah sekitar Kecamatan Pondok Aren dalam hal fasilitas
pendidikan.

- Fasilitas peribadatan
Arahan rencana pengembangan fasilitas peribadatan Kecamatan Pondok
Aren dititikberatkan pada perbaikan dan perawatan fasilitas yang sudah ada, juga
optimalisasi dari fasilitas peribadatan tersebut, karena jumlah yang ada sekarang
ini tidak semuanya dimanfaatkan dengan baik.

- Fasilitas kesehatan
Dengan jumlah penduduk sebanyak 240.368 jiwa, Kecamatan Pondok
Aren memiliki fasilitas kesehatan umum yang belum mencukupi. Dari hasil
analisis penambahan jumlah puskesmas, pada tahun 2014 perlu penambahan
puskesmas di delapan kelurahan, yaitu di Kelurahan Parigi Baru, Parigi Lama,
Pondok Betung, Pondok Karya, Jurangmangu Timur, Jurangmangu Barat,
Pondok Jaya, Pondok Kacang Barat.

b) Fasilitas olahraga, rekreasi, dan hiburan


Fasilitas olahraga yang ada saat ini berupa kolam renang, lapangan basket,
lapangan volly, lapangan tenis, bulu tangkis, serta lapangan bola kami rasa cukup
memadai. Rencana yang dikembangkan untuk fasilitas olahraga, rekreasi, dan
hiburan yang telah ada adalah perawatan dan perbaikan.

G. Rencana Ekonomi
Pada Kecamatan Pondok Aren, potensi ekonomi lebih cenderung pada bidang
jasa dan perdagangan. Potensi tersebut dapat dilihat jumlah penduduk yang bergerak
dalam bidang ini. Pada tempat yang strategis, usahanya mulai banyak. Untuk itu,
perlu disusun rencana pengembangan untuk membentuk struktur wilayah
perdagangan yang lebih rapi, akan tetapi untuk sarana pasar sudah cukup memenuhi
sampai tahun 2014.

58
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang. 2006. Kecamatan Pondok Aren dalam Angka.
Jakarta
Kecamatan Pondok Aren. 2008. Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren Bulan
Desember 2008. Jakarta
Kecamatan Pondok Aren. 2009. Laporan Bulanan Umum Kecamatan Pondok Aren Bulan
Desember 2009. Jakarta

59
LAMPIRAN

60
Peta Persebaran Jumlah Penduduk di
Kec. Pondok Aren Kab. Tangerang
Tahun 2009

Peta Persebaran Jumlah Penduduk di


Kec. Pondok Aren Kab. Tangerang
Tahun 2014

61
Peta Persebaran Kawasan Pertokoan dan Pasar di Kec. Pondok Aren (Kini)

Peta Persebaran Kawasan Pertokoan dan Pasar di Kec. Pondok Aren (Rencana)

62
Peta Persebaran Komplek Perumahan di Kec. Pondok Aren

Peta Persebaran Sawah di Kec. Pondok Aren

63
Peta Persebaran Tanah Pemakaman di Kec. Pondok Aren

64
65
66
Foto Hasil Survey Lapangan:

Daerah belum terbangun

Jalur Hijau di desa Parigi Baru

Kondisi Jalan desa di kelurahan Pondok Aren

67
Kawasan dalam rencana pengembangan pemukiman oleh pengembang
(desa Parigi Lama dan Parigi Baru)

Kondisi Tempat Pembuangan Sampah di Kelurahan Pondok Jaya

68

Anda mungkin juga menyukai