Anda di halaman 1dari 2

Tips Hemat BBM

Bahan Bakar Minyak (BBM) makin mahal. Tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Nah, untuk
itu kita perlu punya cara untuk hemat BBM. Salah satu penghematan yang dapat dilakukan adalah
menyiasati pada saat pengisian bahan bakar untuk mobil atau motor kita.

1. Usahakan untuk mengisi bahan bakar di pagi hari.


Saat suhu permukaan tanah masih dingin. Setiap pom menyimpan bahan bakarnya di ruang
penyimpanan di bawah tanah. Semakin dingin suhunya, maka BBM akan semakin “padat”,
sedangkan saat suhu menghangat, BBM akan memuai. Jika pengisian BBM dilakukan pada sore atau
malam hari saat suhu tanah masih panas, BBM akan memuai, artinya VOLUME yang terbaca oleh
meteran akan menjadi lebih besar dari VOLUME sebenarnya. Penambahan suhu 1 derajat besar
bedanya lho.
2. Jangan mengatur buaan NOZZLE jadi FAST MODE.
Ini untuk pengisian BBM yang dilakukan sendiri alias self-service. Kalau di sini mungkin kita bisa
memberitahu bapak pengisi BBM untuk mengatur pengisian dengan setting slow mode saja. Pada
trigger terdapat 3 level: low, medium, high. Pada slow mode, kita memasukkan BBM secara
perlahan, dan akibatnya adalah meminimalisasi terciptanya vapor (uap) dari bensin tsb. Semua
selang di pom punya vapor return (artinya kira2: jalan kembali bagi uap BBM). Kalau kita setting ke
FAST mode, maka sebagian dari BBM (yang berbentuk cair) akan berubah menjadi vapor (uap) dan
akan tersedot balik ke tangki penyimpanan, jadinya BBM yang masuk ke mobil/motor kita lebih
sedikit dari yang tertera di meteran. Jika di slow mode mungkin BBM akan lebih lambat menjadi
uap, dengan demikian BBM kita lebih ”padat”.
3. Isi BBM saat tangki masih berisi setengah.
Karena semakin banyak tangki bensin kita berisi bahan bakar, semakin sedikit udara yang ada di
sana. Petrol (bensin) menguap jauh lebih cepat dari yang kita bayangkan. Tangki penyimpan bahan
bakar punya atap yang mengapung di dalamnya (internal floating roof), yang berfungsi sebagai
pemisah antara bahan bakar dan udara di dalam tangki. Pom punya “internal floating roof”, jadi
mereka tidak akan mengalami pengurangan bahan bakar karena menguap, sedangkan di mobil atau
motor kita nggak ada, jadi harus kita yang atur sendiri.
4. Jangan mengisi BBM saat Pom Bensin sedang diisi (ada mobil tangki di situ).
Kemungkinan besar isi bahan bakar di ruang penyimpanan (storage tank) sedang teraduk sehingga
kotoran (yang biasanya ada di dasar) akan terangkat dan bisa terbawa masuk ke tangki bahan bakar
mobil atau motor kita. Akibatnya tangki penyimpanan bahan bakar jadi kotor.
5. Melakukan perawatan berkala setiap 5.000 kilometer.
Penting sekali untuk merawat bagian-bagian seperti filter udara karena BBM akan dibersihkan, di
samping menyetel ulang pengapian dari mesin. Agar BBM hemat, penyetelan campuran udara dan
bensin yang homogen sangat penting.
6. Perhatikan gerak bebas dari kopling.
Kopling yang "nyetut" tidak meneruskan putaran mesin dengan baik. Coba mesin dihidupkan
kemudian masukan transmisi ke gigi satu. Injaklah pedal kopling sampai rapat kemudian lepaskan.
Perhatikan sampai jarak berapa dari lantai mobil mulai bergerak. Yang baik, sekitar 50 persen dari
jarak yang ada.
7. Periksa juga tekanan angin ban karena jika tekanan angin ban berkurang dapat mengakibatkan mobil
tidak meluncur dengan ringan. Gunakan pula jenis ban yang benar. Pada sedan, tekanan ban depan
28 psi dan belakang 32 psi, sementara pada minibus tekanan ban depan 28 psi dan belakang
minimum 50-60 psi. Keadaan tekanan ban seperti ini bisa menghemat bensin.
8. Kemudikan mobil secara benar karena bisa menghemat BBM sampai 15 persen.
Injaklah pedal gas dengan cara halus. Pada mesin yang menggunakan RPM meter, usahakan RPM
tidak melewat 50 persen. Kalau tanda merah pada RPM 6.000, usahakan dalam perjalanan hanya
menggunakan RPM 3.000. Atau, pertahankan kecepatan mobil lebih sering pada 80 km per jam.
Pada kecepatan di atas 80 km per jam, pindahkan ke gigi over drive bagi mobil yang dilengkapi
dengan transmisi over drive (gigi 5).

Copyright © 2009 Raja Solusi.

Anda mungkin juga menyukai