Anda di halaman 1dari 13

MARASMUS

BY: KELOMPOK 2
PENGERTIAN WABAH
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan mala petaka (UU No 4. Tahun 1984).
PEMBAGIAN WABAH MENURUT SIFAT :
 Common Source Epidemic
Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh
terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok
secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relatif
singkat.
 Propagated/Progresive Epidemic

Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang


sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih
lama pula. Propagated atau progressive epidemic terjadi
karena adanya penularan dari orang ke orang baik
langsung maupun melalui vector, relatif lama waktunya
dan lama masa tunas
KEJADIAN LUAR BIASA.
Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status
wabah dalam peraturan yang berlaku di Indonesia. tatus
Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.
MARASMUS
PENGERTIAN
• Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang
terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis
terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan
mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland,
1998:649).
• Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan kalori protein. (Suriadi, 2001:196).
• Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada
di daerah dengan makanan tidak cukup atau higiene
kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola
penyakit klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda
defisiensi protein dan kalori. (Nelson, 1999:212).
PENYEBAB
 • Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein
yang dapat terjadi karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan
makan yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan
orangtua-anak terganggu,karena kelainan metabolik, atau
malformasi kongenital. (Nelson,1999).
• Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang
sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI
dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang
diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit
lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau
jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal
menahun dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin,
1990:116).
CIRI-CIRI
 1. Badan kurus kering tampak seperti orangtua
2. Lethargi
3. Irritable
4. Kulit keriput (turgor kulit jelek)
5. Ubun-ubun cekung pada bayi
6. Jaingan subkutan hilang
7. Malaise
8. Kelaparan
9. Apatis
PENCEGAHAN
 1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun
merupakan sumber energi yang paling baik untuk bayi.
2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan bergizi
pada umur 6 tahun ke atas
3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan
kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan
4. Pemberian imunisasi.
5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah
kehamilan terlalu kerap.
6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan
yang adekuat merupakan usaha pencegahan jangka panjang.
7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di
daerah yang endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan
berat badan tiap bulan.
FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN
 1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat
(nafsu makan berkurang). (Wong, 2004)
 2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diare.
(Carpenito, 2001:140)
 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
gangguan nutrisi/status metabolik. (Doengoes, 2000).
 4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan
pertahanan tubuh
 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya
informasi (Doengoes, 2004)

 6. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan


berhubungan dengan melemahnyakemampuan fisik dan
ketergantungan sekunder akibat masukan kalori atau
nutrisi yang tidak adekuat. (Carpenito, 2001:157).
 7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan
sistem transport oksigen sekunder akibat malnutrisi.
(Carpenito, 2001:3)
 8. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
rendahnya masukan protein (malnutrisi). (Carpenio,
2001:143).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai