Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Merapi.
“Catatan, dana ini akan cair bila sudah ada aturan hukum yang meng-covernya.
Dengan kata lain ada payung hukum dari menkokesra, jadi tidak asal cair saja,”
imbuhnya.
Total sekolahan yang perlu direlokasi tersebut di antaranya sekolah yang sudah
tidak layak untuk digunakan, mulai dari yang tertimbun pasir, rusak parah,
bahkan leyap tersapu awan panas Merapi seperti SMK Cangkringan.
Selain itu, walaupun jarak aman Merapi sudah dipersempit dan kebanyakan
pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing, Kemendiknas juga
mencatat ada 2989 guru yang mengungsi dan ada 24.854 siswa yang
mengungsi dari total siswa 46.113 jiwa di Sleman.
http://www.detiknews.com/read/2010/11/27/004352/1503673/10/kemendiknas-siapkan-rp-500-m-
untuk-bangun-sekolah-di-lereng-merapi
Tak kurang dari 20 anak berbaris di lapangan berumput di sekitar pengungsian. Mereka
dipimpin anggota TNI AD Mulyono. Anak-anak tersebut bersiap mengikuti kegiatan
pertama mereka, yakni baris-berbaris. Mulyno menginstruksikan gerakan, sementara
dua anggota TNI AD lainnya memeragakan
"Siap grak. Istirahat di tempat grak. Hormat grak. Jangan ada yang garuk-garuk kepala
dong," kata Mulyono, yang disambut tawa renyah anak-anak tersebut. Wajah anak-
anak yang semula murung dan lesu seketika berubah ceria. Mereka antusias mengikuti
setiap gerakan yang diistruksikan Mulyono.
Usai baris-berbaris, anak-anak diminta berlari-lari kecil menuju satu tenda dari
beberapa tenda yang ada. Saatnya bagi mereka untuk sarapan. Kali ini mereka
sarapan sambil diajarkan berbagai aturan. Seperti, doa bersama, makan dengan
tangan kanan, tidak boleh bicara saat makan, dan tidak boleh membuang sampah
sembarangan.
Sekolah Gembira terdiri dari banyak rangkaian kegiatan, mulai pukul 07.30 WIB hingga
16.15 WIB. Dimulai dari baris, sarapan bersama, salat dhuha, terapi permainan, belajar
sambil bernyanyi, mendengarkan dongeng, dan mengaji bersama. Sementara para
pembimbingnya merupakan relawan gabungan.
Gangsar (10), mengaku senang sekolah di sini. "Enak santai. Bersenang-senang terus,"
kata Gangsar sambil tertawa kecil. Pernyataan Gangsar diamini teman-temannya.
Sani, relawan dari Universitan Negeri Yogyakarta, mengatakan, bantuan bagi Sekolah
Gembira masih terbilang minim. Sebab, umumnya, bentuk bantuan adalah makanan
dan obat-obatan. Sementara Sekolah Gembira membutuhkan buku tulis, buku bacaan,
dan peralatan tulis, serta permainan bagi anak-anak. Sani berharap pendidikan anak-
anak di lokasi bencana tak diabaikan.(IKA)
http://www.metrotvnews.com/read/news/2010/10/29/32714/Anak-Anak-Korban-Letusan-Merapi-Ikut-
Sekolah-Gembira
INILAH.COM, Bantul - Sebanyak 25 persen dari sekitar 11.000 pengungsi
korban letusan Gunung Merapi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta, ialah anak usia sekolah sehingga mereka harus mendapatkan
perhatian.
Menurut dia, jumlah pengungsi anak sekolah tersebut berdasarkan data yang
dikumpulkan melalui sejumlah posko pengungsian yang tersebar di 17
kecamatan. Setiap hari, jumlah mereka terus meningkat sehingga tidak dapat
dibiarkan begitu saja.
"Kami juga mendapat instruksi dari Gubernur DIY bahwa pemerintah kabupaten
harus siap melayani pengungsi Merapi anak sekolah dengan memberikan
pendidikan gratis demi masa depan mereka," katanya.
"Terlebih lagi para siswa yang akan menghadapi ujian kelas baik mid maupun
semester diharapkan sudah siap, kami juga sudah mengimbau semua lembaga
pendidikan baik formal maupun non formal untuk siap menampung pengungsi
anak sekolah," katanya. [ant/nic]
http://www.inilah.com/read/detail/962552/25-pengungsi-merapi-bantul-anak-sekolah
http://www.scribd.com/doc/32185492/Psikologi-Bencana-MerPsy-Majalah-Psikologi-Maret2010