Anda di halaman 1dari 54

PENGELOLAAN DAN

PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Pengelolaan Lingkungan Hidup

Upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan


hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan
dan pengendalian lingkungan hidup

Pemantauan Lingkungan Hidup :


Pengukuran yang berulang-ulang dalam waktu tertentu
pada komponen lingkungan hidup untuk mengetahui
perubahan lingkungan
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Preventif :
Pengelolaan dini meminimalkan atau
menghindari dampak negatif dan mengembangkan
dampak positif (AMDAL)

Reactive :
Pengelolaan pemulihan mengontrol dan
memulihkan kerusakan/pencemaran lingkungan
(PROKASIH; LANGIT BIRU)
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP :

1. Pemantauan Fisik dan Kimia


2. Pemantauan Biotis
3. Pemantauan Sosial - Ekomoni
4. Pemantauan Sosisal - Budaya

Caranya : Inspeksi, Pemantauan Perijinan, Pemantauan


kualitas lingkungan ( ambien – emisi), dsb
ALAT PENGELOLAAN/PEMANTAUAN L.H. :

• Analisis sensitivitas lingkungan :


Untuk mengetahui fungsi alamiah suatu daerah, baik fungsi
hidrologi, geologi, flora, fauna maupun fungi sosial.
Suatu daerah dikatakan sensitif apabila sangat rentan
terhadap perubahan atau apabila diubah diperlukan
pengelolaan yang sangat berat atau bahkan sulit dikelola.
Kriteria untuk menilai sensitivitas : manfaat ekonomi,
keanekaan, habitat kritis, kearifan ekologis, keunikan alam,
dsb
• Risk Assesment :
Untuk mengetahui resiko yang akan terjadi baik terhadap
manusia maupun lingkungan akibat adanya suatu kegiatan.
Karena resiko memiliki kementakan, maka resiko
merupakan sesuatu yang tidak pasti
• Kajian Lingkungan Strategis :

Untuk mengetahui konsekuensi lingkungan dari suatu


rencana strategis pada tahap kebijakan, perencanaan dan
program. Kajian Lingkungan Strategis dapat menggunakan
metodologi AMDAL namun tidak diterapkan pada tingkatan
rencana proyek, melainkan pada tingkatan kebijakan,
perencanaan dan program.
• AMDAL :
Kajian dampak besar dan penting suatu rencana kegiatan
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
PENGELOLAAN LINGKUNGAN

MANDATORY VOLUNTARY

 AMDAL, B3, LIMBAH CAIR,  AUDIT LINGKUNGAN


EMISI UDARA, DLL  ISO 14000
 LEVEL NASIONAL & DAERAH  PRODUKSI BERSIH

EMS – ISO 14000 : VOLUNTARY, TETAPI DIMINTA KOMITMEN


TAAT KEPADA PERATURAN LINGKUNGAN YANG RELEVAN

SALAH SATU FAKTOR PENTING BAGI KELAYAKAN


PEMBERIAN SERTIFIKAT EMS
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN AMDAL, AUDIT
LINGKUNGAN, & EMS
AMDAL AUDIT LINGK. EMS

YANG Potensi dampak Penataan peraturan Organisasi


DINILAI lingkungan Waste Management
Energi consumption Policy ttg Continual
Dsb. Improvement
Perenc.& Pelaks. Policy
Pemantauan dan
Management Riview
Pengukuran kemajuan
OUTPUT & Prediksi dampak yg Perhitungan kondisi Analisa deskriptif dari
UKURAN akan terjadi sebenarnya sasaran yang dibuat &
Ukuran kualitatif Analisa kuantitatif uraian aspek lingkungan
dampak lingk. Secara periodik dibuat Continual Improvement
Dibuat hanya sekali tergantung kebutuhan Dibuat setiap kali
selama proy. tetap Dibuat internal / pembaharuan sertifikat
eksternal
PENGELOLAAN MELALUI PERIJINAN
APA IJIN ?
Perijinan adalah suatu bentuk pengejawantahan kekuasan dan
proses birokrasi untuk mengarahkan dan membatasi kegiatan, agar
dicapai hasil yang optimal untuk kepentingan umum

APA YANG PENTING ?


 Perlu dikaji secara mendalam untuk dapat menentukan :
 Dimana ?
 Tentang apa ?
Aspek lingkungan perlu dan dapat dikaitkan

 Perlu dipilih proses perijinan yang strategis dari segi lingkungan


Artinya :
Tidak seluruh proses perijinan yang ada perlu didekati dengan
pengelolaan lingkungan.
KTL – 422
ANALISIS MENGENAI
DAMPAK LINGKUNGAN

Eka Wardhani,ST.,MT
AMDAL, FUNGSI DAN PERANAN
Pertemuan ke-1
Lahirnya Studi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan AMDAL
 Diawali dengan Undang-undang tentang lingkungan
hidup pertama di dunia yaitu di Amerika Serikat, :
Environmental Policy Act (NEPA), pada tahun 1969.

 Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia di


Stockholm, Swiss, pada tanggal 5 Juni 1972.  Hari
Lingkungan Hidup Sedunia.

 Indonesia  Undang-undang NO. 4 th 1982 tentang


Pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (sekarang
sudah diganti )
 Yang berlaku sekarang UULH NO. 23 tahun 1997
AMDAL vs SUISTANABLE
DEVELOPMENT
 Pembangunan Berwawasan Lingkungan 
Mewujudkan pembangunan berkelanjutan
(Suistanable Development).

 Instrumen untuk mencapai pembangunan


berkelanjutan adalah AMDAL : Mengkaji
kelayakan proyek dari aspek lingkungan
KEGIATAN PENAMBANGAN
BAHAN GALIAN GOLONGAN C
Definisi dari Analisis Mengenani
Dampak Lingkungan
 Kajian mengenai dampak besar dan penting
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
PENGERTIAN DAMPAK
LINGKUNGAN
Dampak : diartikan sebagai perbedaan antara keadaan lingkungan
yang diprakirakan akan ada tanpa adanya proyek atau kegiatan
dan yang diprakirakan akan ada dengan adanya proyek atau
kegiatan
Kualitas Lingkungan

Dengan Proyek
Dampak
Tanpa Proyek

das ar Perubahan tanpa proyek


Garis

T0 T1
Fungsi dan Tujuan studi AMDAL
 Mengidentifikasi rencana kegiatan terutama
yang menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan

 Memberikan saran tindak dalam pengelolaan


dan pemantauan lingkungan
Dampak Besar dan Penting
 Perubahan bentuk lahan dan bentang alam
 Eksploitasi sumber daya alam, baik yang dapat terbaharui maupun yang
tidak dapat terbaharui
 Proses kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup , serta kemerosotan sumber
daya alam dan pemanfaatannya.
 Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya
 Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian
kawasan konservasi sumber daya dan/atau cagar budaya
 Interoduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jenis jasad renik
 Pembuatan dan peggunaan bahan hayati dan non hayati
 Penerapan teknoloogi yang diperkirakan akan mempunyai potensi besar
untuk mempengaruhi lingkungan hidup
 Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan atau mempengaruhi
pertahanan negara
Pertimbangan/ Kriteria untuk menentukan
katagori dampak besar dan penting
(Keputusan Kepala Bapedal Hidup Nomor 056 Tahun 1994 tentang Pedoman
Mengenai Ukuran Dampak Penting)

 Jumlah manusia yang terkena dampak


 Luas wilayah persebaran dampak
 Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
 Banyaknya komponen lingkungan lain yang
terkena damapk
 Sifat kumulatif dampak
 Berbalik (reversible) dan tidak berbaliknya
(irreversible) dampak
Peraturan tentang AMDAL ?
 Peraturan Pemerintah tentang AMDAL No. 29
th 1986 (sekarang sudah dicabut)
 Peraturan Pemerintah tentang AMDAL 51 th
93 (sekarang sudah dicabut)

 Yang sekarang Berlaku :


Peraturan Pemerintah PP NO. 27/1999
Tentang AMDAL.
PROYEK MANA YANG PERLU
MENYUSUN STUDI AMDAL ?
  Tahap screening/penapisan studi AMDAL.
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Proyek
yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan
Awal Sekarang
Usulan Proyek Usulan Proyek

Daftar Penapis Daftar Penapis


Kep 17/2001
Perlu Tidak perlu
PIL/PEL PIL/PEL
Perlu Tdk Perlu
AMDAL AMDAL
Ada Dampak Tdk Ada
Penting Dampak Penting

KA
Perlu Tdk Perlu ANDAL
ANDAL ANDAL
RKL/RPL
UKL/UPL
RKL/RPL

Proyek Proyek
dilaksanakan dilaksanakan

Pertimbangan Penapisan lainnya : - Kehasan/keunikan/kerentanan ekosistem


- Mendekati Batas Baku Mutu / Threshold
Peraturan yang Berlaku tentang
Studi AMDAL
 Dalam sejarahnya, Peraturan mengenai AMDAL
sudah tiga kali mengalami evaluasi dan
pengembangan, seriring dengan berlakunya 3 buah
peraturan pemerintah tentang AMDAL yaitu :
 PP No. 29 tahun 1986 (Sudah dicabut)
 PP No. 51 tahun 1993 (Sudah dicabut)
 PP No. 27 tahun 1999 (Sekarang masih berlaku)
Perubahan yang mendasar dari ketiga peraturan Tentang
AMDAL

No Item PP 29/86 PP 51/93 PP 27/99

1 Jenis AMDAL   AMDAL kegiatan tunggal   AMDAL kegiatan tunggal   AMDAL kegiatan tunggal
menurut (Untuk kegiatan   AMDAL Kawasan   AMDAL Kawasan
kegiatan yangmasihdalam rencana)   AMDAL Kegiatan terpadu   AMDAL Kegiatan terpadu
  SEMDAL (Untuk   AMDAL Regional  
kegiatan yang sudah Semuanya untuk kegiatan Semuanya untuk kegiatan
berjalan) yang masih dalam rencana yang masih dalam rencana

2 Tahan   Membuat Dokumen PIL Screening dilakukan Screening dilakukan dengan


Penapisan (Penyajian Informasi dengan melihat List yang melihat List yang tercantun
(Screening) Lingkungan) atau tercantun dalam KepMen dalam Keputusan Menteri
Dokumen PEL (Penyajian LH Tentang Jenis Proyek Negara Lingkungan Hidup
Evaluasi Lingkungan) yang Wajib Dilengkapi No. 17 Tahun 2001
terlebih dahulu dengan Analisis Mengenai tentang Jenis Proyek yang
Dampak Lingkungan : Wajib Dilengkapi dengan
  No. 11 / 1994 (diganti) Analisis Mengenai Dampak
  No. 39/1996 (diganti) Lingkungan.
  No. 3 th 2000 (diganti)  
3 Keterbukaan Tidak diatur Tidak diatur Diatur secara khusus
Informasi dan mengenai bentuk dan cara
peran keterlibatan
masyarakat
Peraturan yang berhubungan dengan AMDAL
(derivat dari PP 27/99)
 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pedoman
Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
 Keputusan Kepala Bapedal Hidup Nomor 056 Tahun 1994 tentang Pedoman
Mengenai Ukuran Dampak Penting
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 54 Tahun 1995 tentang
Pembentukan Komisi AMDAL Terpadu/Multisektor dan Regional
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 57 Tahun 1995 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Usaha atau Kegiatan Terpadu/ Multisektor
 Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 299/BAPEDAL/11/1996 tentang Pedoman
Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
 Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor Kep-105 Tahun 1997 tentang Panduan
Pemantau Pelakasanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantau Lingkungan (RPL)
Peraturan yang berhubungan dengan AMDAL
(derivat dari PP 27/99)
 Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor Kep-124/12/1997 tentang Panduan Kajian
Aspek Kesehatan Masyarakat Dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
 Surat Edaran Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : B-
1234/MENLH/08/1999 tentang Kegiatan Wajib UKL dan UPL
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2000 tentang Panduan
Penilaian Dokumen AMDAL
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2000 tentang Panduan
Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan Pemukiman Terpadu
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2000 tentang Panduan
Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan di Daerah Lahan Basah
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 40 Tahun 2000 tentang Pedoman
Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 41 Tahun 2000 tentang Pedoman
Pembentukan Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Kabupaten/Kota
Peraturan yang berhubungan dengan AMDAL
(derivat dari PP 27/99)
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 42 Tahun 2000 tentang Susunan
Keanggotaan Komisi Penilai Dan Tim Teknis Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup Pusat
 Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
 Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 09 Tahun 2000 tentang Pedoman
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Jenis Studi AMDAL

 1. AMDAL Kegiatan Tunggal


 2. AMDAL Kegiatan Terpadu
 3. AMDAL Kegiatan Kawasan
Jenis Studi AMDAL
1. AMDAL Kegiatan Tunggal
 Hanya satu jenis proyek yang kewenangan
pembinaannya di bawah satu instansi yang
membidangi proyek.
Jenis Studi AMDAL
2. AMDAL Kegiatan Terpadu
 Untuk proyek yang terpadu yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup dan melibatkan lebih dari
satu instansi yang membidangi kegiatan dimaksud.

Kriteria proyek terpadu :


 Berbagai proyek tersebut mempunyai keterkaitan
dalam hal perencanaan, pengelolaan, dan proses
produksinya
 proyek tersebut berada dalam kesatuan hamparan
ekosistem
Jenis Studi AMDAL
3. AMDAL Kegiatan Kawasan
 proyek berada dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona
pengembangan wilayah/kawasan sesuai dengan rencana tata
ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan.

Kriteria proyek di zona pengembangan


wilayah/kawasan meliputi :
 Berbagai proyek yang saling terkait perencanaannya antar satu
dengan yang lainnya
 Berbagai proyek tersebut terletak dalam/merupakan satu
kesatuan zona rencana pengembangan wilayah/kawasan sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata
ruang kawasan
 proyek tersebut terletak pada kesatuan hamparan ekosistem
Perangkat Studi AMDAL
 Kerangka Acuan (KA)
 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
 Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
 Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Perangkat Studi AMDAL
1. Kerangka Acuan (KA)
 Kerangka acuan memuat ruang lingkup
kajian AMDAL yang merupakan hasil dari
proses pelingkupan
Perangkat Studi AMDAL
2. ANDAL
Dokumen ANDAL berisikan hasil studi mengenai prediksi dari dampak besar &
penting suatu Proyek.
Difokuskan kepada perbandingan kualitas lingkungan antara :
(A) keadaan lingkungan awal sebelum proyek berlangsung (yang disebut sebagai
Rona Lingkungan Awal), dengan
(B) Kualitas lingkungan setelah proyek berlangsung, yang dikelompokkan menjadi 4
tahap kegiatan yaitu :

 bagaimana setiap ahli dapat memprediksikan kualitas lingkungan pada


saat/ setelah proyek berlangsung :
 Tahap Pra konstruksi
 Tahap Konstruksi
 Tahap Operasional
 Tahap Pasca Operasional
Perangkat Studi AMDAL
2. ANDAL
 Metodologi dan analisa yang dipakai sangat
dipengaruhi oleh kualifikasi dari masing-
masing tim ahli.

 Evaluasi dampak  dampak besar dan


penting atau dampak yang tidak penting.
Perangkat Studi AMDAL
3. RKL
 Saran rekayasa yang diusulkan untuk
penanganan dampak yang dikatagorikan
besar & penting terhadap lingkungan (sesuai
hasil prediksi dalam ANDAL).

  Akan mempunyai kekuatan hukum yang


mengikat pemrakarsa sebagai acuan dalam
pengelolaan lingkungannya.
Perangkat Studi AMDAL
4. RPL
 Panduan bagaimana memonitor kualitas
lingkungan untuk komponen-komponen
lingkungan yang akan terkena dampak besar
dan penting( dan sudah dikelola sesuai
dengan yang tertuang dalam RKL).
 
 Hasil monitoring ini harus dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah
mengenai hasil Pengelolaan Lingkungan
(RKL).
Pihak mana yang harus
melaksanakan Studi AMDAL ?
 Pelaksanaan studi AMDAL dilakukan oleh dan
atas biaya pemrakarsa. Pelaksanaannya dapat
dibantu oleh konsultan yang membidangi
masalah pengelolaan Lingkungan.
Penilaian Studi AMDAL
 Komisi AMDAL pusat & daerah.
 Setelah dinilai : diperbaiki apabila terdapat ketidaksesuaian
dengan prinsip penyusunan dokumen AMDAL.
 Hasil penilaian dokumen AMDAL yang telah disetujui oleh komisi
AMDAL menjadi masukan bagi Instansi yang bertanggung
jawab menerbitkan SK Kelayakan Lingkungan Hidup
(Bapedal dan Gubernur)

 Keputusan akhir :
1. Proyek boleh dibangun sesuai dengan usulan (tanpa syarat),
2. Proyek boleh dibangun tetapi dengan saan-saran tertentu
yang harus diikuti pemilik proyek (dengan syarat).  
3. Proyek tidak boleh dibangun
Suatu RU kegiatan dianggap tidak layak
lingkungan & tidak diberikan surat izin bila :

 Dampak besar & penting negatif tidak dapat


ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia
 Biaya penanggulangan dampak besar &
penting negatif lebih besar dari dampak besar
& penting positif
SK Kelayakan Lingkungan Hidup
 harus terbit dalam jangka waktu paling
lambat 75 hari kerja sejak penilaian yang
dilakukan oleh komisi AMDAL.
SK Kelayakan LH yang telah
dikeluarkan dapat dibatalkan bila :
 Pemrakarsa memindahkan lokasi proyek.

 Bila pemrakarsa merubah desain/proses/kapasitas/ bahan


baku/bahan penolong dari rencana proyek semula.

 Bila terjadi perubahan Lingkungan Hidup yang mendasar akibat


peristiwa alam atau kegiatan lain sebelum proyek dilaksanakan.

 pemrakarsa diwajibkan membuat Studi AMDAL yang


baru sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kadaluwarsanya Dokumen
AMDAL
 Proyek harus segera dilaksanakan setelah diterbitkannya
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup.
 Batas : 3 tahun,
 > 3 tahun : Pemrakarsa harus mengajukan kembali
permohonan persetujuan kembali atas dokumen AMDAL yang
telah disusun pada instansi yang mengeluarkan Keputusan
Kelayakan Lingkungan Hidup.
 Keputusan yang dapat diambil adalah :
- Dokumen AMDAL dapat sepenuhnya dipergunakan kembali.
- Pemrakarsa wajib membuat AMDAL baru
Kegiatan yang dibebaskan dari
Penyusunan AMDAL
RU/K yang akan dibangun dalam kawasan yang sudah dibuatkan AMDAL
Kawasan.
 Syaratnya jenis, besaran, dan prosedur usaha/kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan deskripsi kegiatan pada AMDAL Kasawan yang telah
dibuat.
 Pemrakarsa wajib menjalankan RKL/RPL yang sudah disusun oleh
laporan AMDAL Kawasan yang telah ada.

RU/K untuk menanggulangi suatu keadaan darurat


 Keadaan yang mengharuskan dilaksanakannya tindakan segera yang
mengandung resiko terhadap lingkungan hidup demi kepentingan
umum,
 misalnya pertahanan negara atau penanggulangan bencana alam.
 Keadaan darurat ditentukan oleh Menteri / Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen (Badan) yang membidangi proyek
tersebut
Pembinaan Terhadap Pelaksana
AMDAL
 Pembinaan terhadap komisi penilai : oleh
(Bapedal).
 Kualifikasi penyusun AMDAL harus
berdasarkan pemberian lisensi/sertifikasi dan
peraturannya ditetapkan oleh Kepala Bapedal.
 Pendidikan, pelatihan, and pengembangan di
bidang AMDAL dilakukan dengan koordinasi
dari Bapedal.
Pengawasan Terhadap Hasil
AMDAL
 Dokumen RKL dan RPL : dilaporkan oleh pemrakarsa kepada :
(1) instansi yang membidangi proyek yang dilakukan,
(2) instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan,
(3) kepada Gubernur.

 Pemerintah  melakukan pengawasan terhadap kegiatan-


kegiatan tersebut : pengujian secara berkala terhadap laporan
yang disampaikan oleh pemrakarsa.
 Laporan tersebut diserahkan kepada menteri sekurang-
kurangnya 2 kali dalam satu tahun
Upaya Pengelolaan Lingkungan/ Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL)
 Bukan merupakan bagain dari Studi AMDAL.
 UKL/UPL : bentuk studi kelayakan lingkungan
 Dilakukan untuk proyek yang tidak diwajibkan menyusun
Studi AMDAL (tidak ada dalam Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001)
 Penilaian dokumen UKL/UPL : kepada instansi teknis yang
membidangi dan bertanggungjawab atas pembinaan
proyek tersebut
 petunjuk teknis UKL/UPL sesuai jenis proyeknya biasanya
disusun oleh instansi teknis.
Aspek Keterbukaan Masyarakat
dalam AMDAL
 Masyarakat menyampaikan aspirasi, kebutuhan,
dan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat, serta
usulan penyelesaian masalah dari masyarakat
yang berkepentingan dengan tujuan memperoleh
keputusan terbaik.
Untuk itu masyarakat disini
dibedakan menjadi :
 Masyarakat terkena dampak : Masyarakat
yang merasakan dampak secara langsung ,
terdiri dari masyarakat yangmendapatkan
manfaat dan masyarakat yang mengalami
kerugian

 Masyarakat pemerhati : Masyarakat yang


tidak terkena dampak, tetapi mempunyai
perhatian terhadap proyek beserta dampak
yang ditimbulkannya.
Maksud masyarakat dilibatkan
dalam AMDAL :
 Melindungi kepentingan masyarakat
 Memberdayakan masyarakat dalam pengambilan
keputusan atas proyek pembangunan yang
berpotensi menimbulkan dampak peting terhadap
lingkungan
 Transparansi dalam keseluruhan proses AMDAL dan
proyek
 Menciptakan suasana kemitraan yang setara antara
semua stakeholders (fikak yang berkepentingan)
menghormati hal-hak semua fihak untuk medapatkan
informasi
mewajibkan semua fihak untuk menyampaikan informasi
yang harus diketahui fihak lain yang terpengaruh.
Kegunaan AMDAL
 Kegunaan AMDAL untuk Pengelolan
Lingkungan
Prediksi dampak lingkungan yang akan terjadi akibat
dari proyek-proyek pembangunan yang akan
dilaksanakan  rencana pengelolaan lingkungan,
 Kegunaan AMDAL untuk pengelolan proyek
Dengan studi AMDAL maka dapat diprediksi dampak
yang akan terjadi pada tiap fase pembangunan
tersebut sehingga berguna sebagai dasar
pengelolaan proyek bagi pemrakarsa.
Kegunaan AMDAL
 Kegunaan AMDAL untuk Pemerintah
Sejak awal perencanaan suatu proyek, dengan mempelajari AMDAL, pemerintah
dapat melihat :
 Apakah akan ada dampak pada kualitas lingkungan hidup yang melampui
toleransi yang telah ditetapkan.
 Apakah akan menimbulkan dampak pada proyek lain sehingga dapat
menimbulkan pertentangan.
 Apakah akan timbul dampak negatif yang tidak akan dapat ditoleransi
masyarakat serta membahayakan keselamatan masyarakat.
 Sejauh mana pengaruhnya pada pengaturan lingkungan yang lebih luas.
 
Keputusan yang dapat diambil
 Proyek boleh dibangun sesuai dengan usulan (tanpa syarat)
 Proyek boleh dibangun tetapi dengan saran-saran tertentu yang harus diikuti
pemilik proyek (dengan syarat)
 Proyek tidak boleh dibangun
Kegunaan AMDAL

Kegunaan AMDAL sebagai dokumen yang penting


 Laporan AMDAL merupakan dokumen sebagai :
 Sumber informasi yang cukup detil mengenai keadaan
lingkungan, proyek, dokumen yang sangat penting untuk berbagai
keperluan
 Sebagai pebanding dalam melakukan analisis pemantauan
lingkungan
 Sebagai bahan informasi bagi proyek lain
 Merupakan dokumen penting di dalam pengadilan terhadap
tuntutan proyek lain, masyarakat, maupun instansi pemerintah

Anda mungkin juga menyukai