Proklamasi Kemerdekaan
MAKALAH SEJARAH
Daftar isi...........................................................................................ii
Pendahuluan....................................................................................iii
Daftar Pustaka....................................................................................
PENDAHULUAN
Banyak sekali hal yang terjadi pada masa setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dengan cepatnya berita
kemerdekaan Indonesia ini menyebar ke seluruh wilayah tanah air.
Warga Indonesia menyambut kemerdekaan bangsa ini dengan sangat
antusias, dengan bebagai macam hal yang dilakukan oleh para warga
untuk menyambut kemerdekaan Indonesia. Seperti komentar-komentar
dari orang-orang penting di Indonesia sampai konflik-konflik yang
terjadi di seluruh wilayah Indonesia untuk menyambut dan
mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Oleh karena itu, selain untuk memenuhi tugas sejarah, makalah ini
juga dibuat untuk menjelaskan hal-hal apa saja yang terjadi pada saat
Indonesia sudah merdeka, apa saja penyebab-penyebab terjadinya
konflik-konflik dan tanggapan-tanggapan dari luar maupun dalam
negeri. Dengan membaca makalah ini, pembaca akan memahami hal-hal
yang terjadi pada masa setelah kemerdekaan Indonesia dan mengetahui
penyebab-penyebabnya. Sehingga isi dari makalah ini akan dapat
menambah wawasan pembacanya.
Sambutan Rakyat Indonesia terhadap
Proklamasi Kemerdekaan
Sambutan Di Tingkat Pusat
Setelah berhasil merumuskan teks proklamasi Bung Karno berpesan
kepada para pemimpin yang bekerja pada pers dan kantor berita,
terutama B.M Diah untuk memperbanyak teks proklamasi dan
menyiarkannya ke seluruh dunia. Semua alat komunikasi yang ada
dipergunakan untuk menyebarluaskan berita proklamasi kemerdekaan.
1
sambutan masyarakat dan usaha-usaha para pemuda di pusat dalam
menyebarluaskan berita proklamasi ke seluruh pelosok Tanah Air.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII
yang menjadi panutan masyarakat Yogyakarta juga pada tanggal 19
Agustus 1945 pukul 10.00 mengirim telegram ucapan selamat kepada Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas berdirinya Negara Republik
Indonesia dan terpilihnya keduanya menjadi Presiden dan Wakil
Presiden.
Bahkan kemudian pada surat kabar harian Sinar Matahari yang terbit
tanggal 20 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX memberikan
sambutan atas proklamasi kemerdekaan, yang intinya menghimbau
seluruh bangsa Indonesia untuk berkorban demi kepentingan bersama,
yakni menjaga, memelihara, dan membela kemerdekaan nusa dan
bangsa.
2.1. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa rakyat, mustahil
negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa, “Negara tidak akan berdiri tanpa adanya
sekelompok orang yang mendiami bumi ini.”. Hal ini menimbulkan pertanyaan, berapakah
jumlah penduduk untuk membentuk sebuah negara? Plato mengatakan bahwa untuk membentuk
sebuah negara, wilayah tersebut membutuhkan 5040 penduduk. Pendapat ini tentu saja tidak
berlaku di zaman modern ini, lihat saja populasi negara India, Amerika Serikat, Cina, Rusia,
dimana negara tersebut memiliki ratusan juta penduduk.
Rakyat terdiri dari penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah semua orang yang
bertujuan menetap dalam wilayah suatu negara tertentu. Mereka yang ada dalam wilayah suatu
negara tetapi tidak bertujuan menetap, tidak dapat disebut penduduk. Misalnya, orang yang
berkunjung untuk wisata.
Penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara. Warga
negara adalah mereka yang menurut hukum menjadi warga dari suatu negara, sedangkan yang
tidak termasuk warga negara adalah orang asing atau disebut juga warna negara asing (WNA).
2.2. Wilayah
Wilayah merupakan unsur kedua, karena dengan adanya wilayah yang didiami oleh
manusia, maka negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati secara permanen
oleh manusia, maka mustahil untuk membentuk suatu negara. Bangsa Yahudi misalnya, dimana
mereka tidak mendiami suatu tempat secara permanen. Alhasil mereka tidak memiliki tanah
yang jelas untuk didiami, tapi dengan kepintaran PBB, diberikanlah Israel sebagai negara bagian
agar mereka merasa memiliki tanah.
Wilayah adalah batas wilayah di mana kekuasaan negara itu berlaku. Wilayah suatu negara
meliputi sebagai berikut.
2.2.1. Wilayah daratan, yakni meliputi seluruh wilayah aratan dengan batas-batas tertentu
dengan negara lain.
2.2.2. Wilayah lautan, yakni meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan batas-batas yang 7
ditentukan menurut hukum internasional. Batas-natas wilayah laut adalah sebagai berikut.
• Batas laut teritorial, ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut
lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang
dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara
tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial disebut laut teritorial. Laut
yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut internal.
• Batas zona bersebelahan, ditentukan sejauh 12 mil laut di luar batas laut teritorial, atau 24 mil
laut jika diukur dari garis lurus yang ditarik dari pantai titik terluar.
• Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) adalah laut yang diukur dari garis lurus yang ditarik dari
pantai titik terluar sejauh 200 mil laut. Di dalam wilayah ini, negara yang bersangkutan memiliki
hak untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang ada di dalamnya. Namun, wilayah ini
bebas untuk dilayari oleh kapal-kapal asing yang sekedar lewat saja.
• Batas landas benua adalah wilayah lautan suatu negara yang batasnya lebih dari 200 mil laut.
Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara
tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing negara. Dalam wilayah laut ini negara
yang bersangkutan dapat mengelola dan memanfaatkan wilayah laut tetapi wajib membagi
keuntungan dengan masyarakat internasional.
2.2.3. Wilayah udara atau dirgantara, yakni meliputi wilayah di atas daratan dan lautan negara
yang bersangkutan.
Pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara yang baru berdiri bukanlah merupakan
suatu faktor mutlak atau unsur pembentuk negara baru, namun lebih merupakan menerangkan
atau menyatakan telah lahirnya suatu negara baru. Kita ambil contoh, Negara Indonesia merdeka
pada tanggal 17 Agustus 1945 baru diakui oleh Belanda pada tahun 27 Desember 1949.
Pengakuan dari negara lain merupakan modal dasar bagi suatu negara yang bersangkutan untuk
diakui sebagai negara yang merdeka dan mandiri. Pengakuan suatu negara dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu pengakuan secara de facto dan pengakuan secara de jure.