Anda di halaman 1dari 12

Sambutan Rakyat Indonesia terhadap

Proklamasi Kemerdekaan
MAKALAH SEJARAH

Anggota Kelompok 4 IX IPA 3 :


1.Afiffuddin Akhid (01) 5. Muhammad Ali (21)

2. Alfiandika Rizki A (02) 6. Okvita C (23)


3. Desy Eka R (03) 7. Sela Nawang W (29)
4. Harist Syahrastani (04) 8. Yeyen Puji A (32)
DAFTAR ISI

Daftar isi...........................................................................................ii

Pendahuluan....................................................................................iii

Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan

A. Sambutan tingkat pusat.....................................................1

B. Sambutan tingkat daerah..................................................3

C. Tindakan Heroik di Berbagai Kota..................................4

D. Unsur-unsur terbentuknya Negara..................................7

Daftar Pustaka....................................................................................
PENDAHULUAN
Banyak sekali hal yang terjadi pada masa setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dengan cepatnya berita
kemerdekaan Indonesia ini menyebar ke seluruh wilayah tanah air.
Warga Indonesia menyambut kemerdekaan bangsa ini dengan sangat
antusias, dengan bebagai macam hal yang dilakukan oleh para warga
untuk menyambut kemerdekaan Indonesia. Seperti komentar-komentar
dari orang-orang penting di Indonesia sampai konflik-konflik yang
terjadi di seluruh wilayah Indonesia untuk menyambut dan
mempertahankan kemerdekaan bangsa.

Oleh karena itu, selain untuk memenuhi tugas sejarah, makalah ini
juga dibuat untuk menjelaskan hal-hal apa saja yang terjadi pada saat
Indonesia sudah merdeka, apa saja penyebab-penyebab terjadinya
konflik-konflik dan tanggapan-tanggapan dari luar maupun dalam
negeri. Dengan membaca makalah ini, pembaca akan memahami hal-hal
yang terjadi pada masa setelah kemerdekaan Indonesia dan mengetahui
penyebab-penyebabnya. Sehingga isi dari makalah ini akan dapat
menambah wawasan pembacanya.
Sambutan Rakyat Indonesia terhadap
Proklamasi Kemerdekaan
 Sambutan Di Tingkat Pusat
Setelah berhasil merumuskan teks proklamasi Bung Karno berpesan
kepada para pemimpin yang bekerja pada pers dan kantor berita,
terutama B.M Diah untuk memperbanyak teks proklamasi dan
menyiarkannya ke seluruh dunia. Semua alat komunikasi yang ada
dipergunakan untuk menyebarluaskan berita proklamasi kemerdekaan.

Berita proklamasi yang telah menyebar ke seluruh kota Jakarta,


segera disebarluaskan ke seluruh dunia. Pada tanggal 17 Agustus 1945
teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio Kantor
Waidan. Untuk itu F. Wuz (seorang markonis) menyiarkan berita
proklamasi berturut-turut setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat
siaran berhenti walaupun dilarang oleh pihak Jepang.

Sedangkan pucuk pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan


untuk meralat berita proklamasi dan menyatakan sebagai kekeliruan.
Pada tanggal 20 Agustus 1945, pemancar radio disegel oleh Jepang dan
para pegawainya dilarang masuk. Namun pemuda tidak kehilangan akal
dengan membuat pemancar baru dengan bantuan beberapa orang teknisi
radio yang diambil dari Kantor Berita Domei.

Di Menteng 31 para pemuda berhasil merakit pemancar baru dengan


kode panggilan DJK I. dari sinilah berita Proklamasi Kemerdekaan terus
disiarkan. Selain itu juga lewat pers dan surat selebaran. Hampir seluruh
harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat
berita proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia. Demikianlah

1
sambutan masyarakat dan usaha-usaha para pemuda di pusat dalam
menyebarluaskan berita proklamasi ke seluruh pelosok Tanah Air.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII
yang menjadi panutan masyarakat Yogyakarta juga pada tanggal 19
Agustus 1945 pukul 10.00 mengirim telegram ucapan selamat kepada Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas berdirinya Negara Republik
Indonesia dan terpilihnya keduanya menjadi Presiden dan Wakil
Presiden.

Bahkan kemudian pada surat kabar harian Sinar Matahari yang terbit
tanggal 20 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX memberikan
sambutan atas proklamasi kemerdekaan, yang intinya menghimbau
seluruh bangsa Indonesia untuk berkorban demi kepentingan bersama,
yakni menjaga, memelihara, dan membela kemerdekaan nusa dan
bangsa.

Selanjutnya sebagai luapan kegembiraan rakyat menyambut


proklamasi kemerdekaan adalah berkibarnya bendera Merah Putih di
mana-mana. Di muka setiap rumah Indonesia, bahkan banyak di dada
putra Indonesia tersemat lambang Merah Putih. Apalagi pada tanggal 31
Agustus 1945 keluar Maklumat Pemerintah yang isinya antara lain
memuat perintah agar mulai tanggal 2 September 1945 bendera Merah
Putih dikibarkan di seluruh persada nusantara, dan agar setiiap bangsa
Indonesia apabila bertemu di mana saja hendaknya mengucapkan salam
nasional “Merdeka”.

Dalam rangka gerakan pengibaran bendera Merah Putih tersebut, para


pemuda di Yogyakarta dengan semangat yang menyala berusaha
mengibarkan bendera Merah Putih di rumah-rumah, di pabrik-pabrik, di
gedung-gedung instansi dan sebagainya. Mereka tak ada perasaan takut
dan gentar terhadap tentara Jepang yang masih mempunyai persenjataan
lengkap.
2
 Sambutan Di Tingkat Daerah
Rakyat menyambut berita proklamasi dengan semangat perjuangan
yang tinggi, dibuktikan dengan pelucutan senjata tentara Jepang,
pengambilan kekuasaan, semangat membara untuk terus berjuang
merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Disamping melalui siaran radio, surat selebaran, berita proklamasi


secara resmi juga dibawa oleh para utusan yang kebetulan menghadiri
Sidang PPKI dan menyaksikan peristiwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta, yaitu :

 Teuku Muhammad Hassan (diangkat menjadi Gubernur Sumatera)


 Sam Ratulangi (diangkat menjadi Gubernur Sulawesi)
 Ketut Pujo (diangkat menjadi Gubernur Nusa Tenggara)
 P. Mohammad Noor (diangkat menjadi Gubernur Kalimantan)

Kedatangan para utusan di daerah masing-masing disambut dengan


penuh kegembiraan dan diikuti berbagai upacara yang meriah.
 Tindakan Heroik di Berbagai Kota
1) Tindakan Heroik DI Surabaya

Selama bulan September 1945, terjadi perebuatan senjata di


gudang mesiu (arsenal) Don Bosco dan perebutan markas Pertahanan di
jawa Timur. Selain itu, juga dilakukan perebuatan atas pangkalan
Angkatan Laut di beserta Markas tentara Jepang dan juga merebut
pabrik-pabrik yang tersebar di seluruh kota.
Pada tanggal 22 September 1945 orang-orang Belanda mengibarkan
bendera Belanda di puncak tiang bendera Hotel Yamat. Peristiwa
tersebut dikenal denga insiden bendera di Hotel yamato. Insiden tersebut
dilatar belakangi oleh orang-orang Belanda bekas tawanan Jepang yang
menduduki hotel tersebut dengan bantuan sekutu. Peristiwa tersebut
menimbulkan kemarahan pemuda Indonesia. Hotel tersebut diserbu oleh
oleh para pemuda untuk menurunkan bendera Belanda dari atas Hotel
yamato. Beberapa pemuda memanjat atap hotel dan menurunkan
bendera Belanda serta menyobek warna biru dan menaikkan kembali
bendera Merah Putih.

2) Tindakan Heroik Di Kalimantan

Di Kalimantan dukungan Proklamasi Kemerdekaan dilakukan


dengan berdemokrasi, pengibaran Bendera Merah-Putih dan
mengadakan rapat-rapat. Pada 14 November 1945 dengan beraninya
sekitar 8000 orang berkumpul di komplek NICA dengan mengarak
Bendera Merah-Putih.

3) Tindakan Heroik DI Yogyakarta

DI Yogyakarta perebutan kekuasaan dimulai pada 26 September


1945. Mereka memaksa Jepang untuk menyerahkan semua kantor
kepada pihak Indonesia. Pada 26 September 1945 KNI Yogyakarta
mengumumkan berdirinya pemerintah RI di Indonesia. Pada 1 Oktober
malam, BKR dan kepolisia menyerbu Tongsi Otsuka Butai yang berada
di kota baru. Malam itu juga Otsuka Butai menyerah.

4) Tindakan Heroik Di Semarang

Di Semarang antara 15-20 Oktober 1945 pecah pertempuran Lima


Hari. Insiden ini, bermula dari gugurnya Dr. Karyadi yang sedang
memeriksa keadaan air minum di Candi yang sedang diisu telah
meracuni Jepang.

5) Tindakan Heroik Di Makasar

Para pemuda mendukung Gubernur Sulawesi Dr. Sam Ratulangi


dengan merebut gedung-gedung Vital dari tangi polisi. Di Gorontalo
para pemuda berhasil merebut senjata dari markas-markas Jepang pada
13 Sepember 1945. Di Sumbawa pada Desember 1945 berusaha merebut
markas-markas Jepang. Pada 13 Desember 1945 secara serentak para
pemuda melakukan penyerangan terhadap Jepang.

6) Tindakan Heroik Di Aceh

Di Aceh pada 6 Oktober 1945 para pemuda dan took masyarakat


membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API) 6 Hri kemudian Jepang
melarang berdirinya organisasi tersebut. Pimpinan pemuda menolah dan
timbullah pertempuran. Para pemuda mengambil alih kanto-kantor
pemerintsh Jepang, melucuti senjatanya dan mengibarkan Bendera
Merah-Putih.

7) Tindakan Heroik Di Palembang


Di Palembang pada 8 Oktober 1945 Dr.A.K.Gani memimpin
rakyat mengadakan upacar pengibarab Bendera Merah-Putih. Perekutan
kekuasaan di Plembnag dilakukan tanpa Insiden. Pihak Jepang berusaha
menghindari pertempuran.

8) Tindakan Heroik di Sumbawa

Pada bulan Desember 1945, para pemuda Indonesia di Sumbawa 5


melakukan aksi. Mereka melakukan perebutan terhadap pos-pos militer
Jepang, yaitu terjadi di Gempe, Sape, dan Raba.

9) Tindakan Heroik di Bali

Para pemuda Bali membentuk beberapa organisasi dalam rangka


mempertahankan danmenegakkan kedaulatan Indonesia. Organisasi
pemuda itu antara lain AMI (Angkatan Muda Indonesia) dan PRI
(Pemuda Republik Indonesia). Organisasi pemuda itu berusaha
menegakkan kedaulatan Republik Indonesia melalui perundingan, tetapi
mendapat hambatan dari pihak Jepang. Pada tanggal 13 Desember 1945,
mereka secara serentak melakukan gerakan untuk merebut kekuasaan
dari tangan Jepang.

10) Tindakan Heroik di Biak

Pada tanggal 14 Maret 1948 terjadi gerakan di Biak Papua dengan


menyerang Kamp NICA dan tangsi Sorido. Serangan itu gagal dan dua
orang pemimpinnya dihukum mati, sedangkan yang lainnya dihukum
seumur hidup.
6
 Unsur-Unsur Dasar Terbentuknya Negara
Sebagai sebuah organisasi, negara memiliki unsur-unsur yang tidak dimiliki oleh
organisasi apapun yang ada di dalam masyarakat. Secara umum, unsur negara ada yang bersifat
konstitutif dan ada pula yang bersifat deklaratif. Unsur konstitutif maksudnya unsur yang mutlak
atau harus ada di dalam suatu negara. Sedangkan unsur deklaratif hanya menerangkan adanya
negara.
Adapun unsur-unsur negara yang bersifat konstitutif adalah harus ada rakyat, wilayah tertentu,
dan pemertintahan yang berdaulat. Ketiga unsur tersebut bersifat konstitutif karena merupakan
syarat mutlak bagi terbentuknya negara. Apabila salah satu unsur tersebut tidak ada atau tidak
lengkap, maka tidak bisa disebut sebagai negara.
Di samping itu, terdapat pula unsur deklaratif, yakni harus ada pengakuan dari negara lain. Unsur
deklaratif ini sangatlah penting karena pengakuan dari negara lain merupakan sebagai wujud
kepercayaan negara lain untuk mengadakan hubungan, baik hubungan bilateral maupun
multilateral.

2.1. Rakyat

Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa rakyat, mustahil
negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa, “Negara tidak akan berdiri tanpa adanya
sekelompok orang yang mendiami bumi ini.”. Hal ini menimbulkan pertanyaan, berapakah
jumlah penduduk untuk membentuk sebuah negara? Plato mengatakan bahwa untuk membentuk
sebuah negara, wilayah tersebut membutuhkan 5040 penduduk. Pendapat ini tentu saja tidak
berlaku di zaman modern ini, lihat saja populasi negara India, Amerika Serikat, Cina, Rusia,
dimana negara tersebut memiliki ratusan juta penduduk.
Rakyat terdiri dari penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah semua orang yang
bertujuan menetap dalam wilayah suatu negara tertentu. Mereka yang ada dalam wilayah suatu
negara tetapi tidak bertujuan menetap, tidak dapat disebut penduduk. Misalnya, orang yang
berkunjung untuk wisata.
Penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara. Warga
negara adalah mereka yang menurut hukum menjadi warga dari suatu negara, sedangkan yang
tidak termasuk warga negara adalah orang asing atau disebut juga warna negara asing (WNA).
2.2. Wilayah

Wilayah merupakan unsur kedua, karena dengan adanya wilayah yang didiami oleh
manusia, maka negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati secara permanen
oleh manusia, maka mustahil untuk membentuk suatu negara. Bangsa Yahudi misalnya, dimana
mereka tidak mendiami suatu tempat secara permanen. Alhasil mereka tidak memiliki tanah
yang jelas untuk didiami, tapi dengan kepintaran PBB, diberikanlah Israel sebagai negara bagian
agar mereka merasa memiliki tanah.
Wilayah adalah batas wilayah di mana kekuasaan negara itu berlaku. Wilayah suatu negara
meliputi sebagai berikut.

2.2.1. Wilayah daratan, yakni meliputi seluruh wilayah aratan dengan batas-batas tertentu
dengan negara lain.
2.2.2. Wilayah lautan, yakni meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan batas-batas yang 7
ditentukan menurut hukum internasional. Batas-natas wilayah laut adalah sebagai berikut.
• Batas laut teritorial, ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut
lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang
dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara
tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial disebut laut teritorial. Laut
yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut internal.
• Batas zona bersebelahan, ditentukan sejauh 12 mil laut di luar batas laut teritorial, atau 24 mil
laut jika diukur dari garis lurus yang ditarik dari pantai titik terluar.
• Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) adalah laut yang diukur dari garis lurus yang ditarik dari
pantai titik terluar sejauh 200 mil laut. Di dalam wilayah ini, negara yang bersangkutan memiliki
hak untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang ada di dalamnya. Namun, wilayah ini
bebas untuk dilayari oleh kapal-kapal asing yang sekedar lewat saja.
• Batas landas benua adalah wilayah lautan suatu negara yang batasnya lebih dari 200 mil laut.
Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara
tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing negara. Dalam wilayah laut ini negara
yang bersangkutan dapat mengelola dan memanfaatkan wilayah laut tetapi wajib membagi
keuntungan dengan masyarakat internasional.
2.2.3. Wilayah udara atau dirgantara, yakni meliputi wilayah di atas daratan dan lautan negara
yang bersangkutan.

2.3. Pengakuan dari Negara Lain

Pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara yang baru berdiri bukanlah merupakan
suatu faktor mutlak atau unsur pembentuk negara baru, namun lebih merupakan menerangkan
atau menyatakan telah lahirnya suatu negara baru. Kita ambil contoh, Negara Indonesia merdeka
pada tanggal 17 Agustus 1945 baru diakui oleh Belanda pada tahun 27 Desember 1949.
Pengakuan dari negara lain merupakan modal dasar bagi suatu negara yang bersangkutan untuk
diakui sebagai negara yang merdeka dan mandiri. Pengakuan suatu negara dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu pengakuan secara de facto dan pengakuan secara de jure.

2.3.1. Pengakuan Secara de Facto


Pengakuan secara defacto adalah pengakuan tentang kenyataan adanya suatu negara yang
dapat mengadakan hubungan dengan negara lain yang mengakuinya. Pengakuan de facto
diberikan kalau suatu negara baru sudah memenuhi unsur konstitutif. Pengakuan de facto
menurut sifatnya dapat dibagi menjadi dua, yatiu:
• Pengakuan de facto yang bersifat tetap. Artinya, pengakuan dari negara lain terhadap suatu
negara hanya menimbulkan hubungan di lapangan perdagangan dan ekonomi (konsul).
Sedangkan untuk tingkat duta belum dapat dilaksanakan.
• Pengakuan de facto bersifat sementara. Artinya, pengakuan yang diberikan oleh negara lain
dengan tidak melihat jauh pada hari ke depan, apakah negara itu akan mati atau akan jalan terus.
Apabila negara baru tersebut jatuh atau hancur, maka negara lain akan menarik kembali
pengakuannya.

2.4.2. Pengakuan Secara de Jure


8
Pengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi berdasarkan hukum oleh negara
lain dengan segala konsekuensinya.
Menurut sifatnya, pengakuan secara de jure dapat dibedakan sebagai berikut:
• Pengakuan de jure bersifat tetap. Artinya, pengakuan dari negara lain berlaku untuk selama-
lamanya setelah melihat kenyataan bahwa negara baru dalam beberapa waktu lamanya
menunjukkan pemerintahan yang stabil.
• Pengakuan de jure bersifat penuh. Artinya terjadi hubungan antara negara yang mengakui dan
diakui, yang meliputi hubungan dagang, ekonomi dan diplomatik.

Dalam kenyataannya, setiap negara mempunyai pandangan yang berbeda mengenai


pengakuan de facto dan de jure. Misalnya, negara Indonesia tetap memandang pengakuan dari
negara lain hanya merupakan unsur deklaratif. Oleh sebab itu, meskipun Negara Republik
Indonesia belum ada yang mengakui pada saat lahirnya, Indonesia tetap berdiri sebagai negara
baru dengan hak dan martabat yang sama dengan negara lain. Negara Indonesia merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945 dan baru diakui oleh negara lain beberapa tahun kemudian (Mesir tahun
1947, Belanda tahun 1949, PBB tahun 1950).

Anda mungkin juga menyukai