Anda di halaman 1dari 1

Sidang Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) Jatim yang diselenggarakan

di Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir Jombang telah merumuskan atau telah
menghasilkan sebuah rumusan yang berbunyi kalau seorang suami ingin melakukan
pernikahan dengan istri kedua tanpa minta izin atau restu kepada istri pertama adalah sah
hukumnya atau dalam arti diperbolehkan poligami tanpa restu seorang istri.

Diperbolehkanya berpoligami tanpa minta izin pada istri pertama tersebut mengacu pada
madzhab Syafi’I, sedangkan menurut mazhab hambali dalam kitab Ar-Raudl wal
Murabba’ sah dan tidak haram. Begitu juga dengan kitab Imam Hambali yang lainya
seperti Al-Mughni dan lain sebagainya hukumnya bisa sah dan bisa haram, dengan alasan
jika pada saat aqad nikah dengan istri pertama ada perjanjian unuk tidak berpoligami atau
kebiasaan wanita setempat tidak ada kerelaan untuk berpoligami. Hanya saja jika
dikaitkan dengan peraturan pemerintah republic Indonesia yang menyebutkan yang
mengaruskan minta izin atau restu dulu kepada istri pertama maka hukumnya adalah
haram.

Sidang Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) juga merumuskan atau


menghasilkan hokum tidak diperbolehkanya seorang istri minta cerai atau mengajukan
cerai karena tidak mau dimadu, dengan alasan pengajuan cerai atau minta cerai itu jika
sang suami tidak menafkahi sang istri atau sang istri memunyai aib ini menurut imam
Syafi’I, sedangkan menurut Imam Hambali diperbolehkan istri mengajukan cerai karena
sang istri dimadu dengan alasan ada persyaratan dalam aqad nikah atau menjadi
kebiasaan wanita setempat, Sementara Menurut Imam Maliki pengajuan gugatan cerai itu
diperbolehkan jika sang suami melakukan tindak kekerasan terhadap sang istri.

Rumusan tersebut seperti yang dibacakan oleh Ustad M. Kholid Afandi dari Lirboyo
pada sesi penutupan Sidang Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) Jatim
yang dilaksanakan tanggal 12-13 Bulan Januari 2011

Anda mungkin juga menyukai