Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
proses kegiatan yang dilakukan tiap harinya. Banyak sekali unsur yang berperan
mencapai tujuannya. Salah satu unsur yang sangat vital adalah tenaga kerjanya,
apabila sebuah perusahaan memiliki tenaga kerja yang handal dan mempunyai
perusahaan tersebut akan mudah dalam melaksanakan roda kegiatan tiap harinya,
begitu juga sebaliknya. tenaga kerja itu mutlak harus ada bahkan merupakan
faktor terpenting melebihi yang lain, maka faktor sumber daya manusia perlu
manajemennya. Tugas perusahaan bukan hanya merekrut tenaga kerja saja, tetapi
Kinerja merupakan suatu hasil kerja dari seorang karyawan. Hasil kerja
karyawan ini merupakan hasil proses bekerja seseorang dalam menghasilkan suatu
barang atau jasa. Produktifitas adalah semua unsur yang berkaitan dengan usaha
atau baik akan membuat karyawan semakin loyal kepada perusahaan atau
organisasi, semakin termotivasi dalam bekerja, bekerja dengan rasa tenang, dan
yang lebih penting lagi kepuasan kerja yang tinggi akan memperbesar
Prasetyo dan Wahyudin, 2006:3). Hal itu telah dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nuszep Almigo (2004) di PT. Pupuk Sriwijaya Palembang tentang
kerja karyawan.
satu organisasi bisnis yang bergerak di bidang pengolahan seng, produknya yaitu
mencapai tujuan perusahaan. Seperti halnya perusahan lain, perusahaan ini pun
Berikut ini adalah prosentase jumlah produk cacat yang dihasilkan PT.
Tabel 1.1
Prosentase Jumlah Produk Yang Tidak Cacat
PT. FUMIRA Semarang
Tahun 2005-2009
(Dalam unit)
Meskipun dilihat secara total dari realisasi jumlah produksi dalam 5 tahun
terakhir selalu mengalami peningkatan yang signifikan, namun jika dilihat dari
rasio jumlah produksi dan jumlah produk yang cacat, perusahaan mengalami
dihasilkan.
Oleh PT. FUMIRA yang dimaksud dengan produk cacat adalah produk yang
tidak oval, tidak penyok, tidak zig-zag, tidak bergelombang, tidak keriting
terlalu tebal.
total.
Dan jumlah jam kerja rata-rata karyawan Bagian Produksi PT. FUMIRA
pertahun adalah 96.600 jam (46 karyawan x 7 jam perhari x 300 hari). Maka,
Produktivitas Kerja karyawan Bagian Produksi PT. FUMIRA dari tahun 2005-
2009, yaitu;
Tabel 1.2
Produktivitas Kerja
Karyawan Bagian Produksi
PT. FUMIRA Semarang
Tahun 2005-2009
Prosentase Jumlah
Tahu Jumlah Jam Kerja
Produk Yang Produktivitas Kerja
n per tahun
Tidak Cacat (%)
2005 99,973 96.200 1 , 03492. 10−3
2006 99,975 96.600 1 , 03494 .10−3
2007 99,969 96.600 1 , 03488. 10−3
2008 99,968 96.600 1 , 03487 .10−3
2009 99,966 96.600 1 , 03484 .10−3
Sumber; PT. FUMIRA Tahun 2010
dari kinerja (2004:7). Oleh karena itu menurut peneliti, PT. FUMIRA perlu
yang baik diperlukan beberapa faktor, Graham Wilson (1999) dikutip dari
Pramono (2003:11), kepuasan kerja dipengaruhi oleh 5 dimensi, yaitu: the work
(kondisi kerja). Selain lima komponen itu kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh
beban kerja, seperti pendapat Soehartati (2007) dalam Shocker (2008: 16) yang
menyatakan bahwa bila seseorang mempunyai beban kerja yang tinggi maka akan
Dimensi The work itself tidak dikaji karena berdasarkan penelitian pekerjaan
itu sendiri dihubungkan dengan karakteristik pekerjaan dan untuk meneliti harus
pada organisasi yang mempunyai banyak karyawan yang bekerja pada jenis
pekerjaan yang sama, sedangkan karyawan bagian produksi PT. FUMIRA bekerja
pada sub-bagian yang berbeda-beda. Work conditions, tidak dikaji karena dimensi
work conditions atau kondisi kerja yang menurut Gilmer (1966) merujuk pada
kondisi kerja secara fisik seperti kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan
tempat parkir. Kondisi fisik bukanlah faktor yang dominan mempengaruhi
kesalahan-kesalahan yang terjadi agar tidak terjadi terus menerus (M. Manullang,
2006 : 177). Kepuasan kerja akan meningkat bilamana supervisor bersikap penuh
dan bisa menjalankan fungsi supervisi dengan baik akan menciptakan kepuasan
motivasi dasar bagi kebanyakan orang menjadi pegawai pada suatu organisasi
berupa gaji pokok telah disesuaikan dengan UMK, asuransi kesehatan dan
kecelakaan kerja, namun untuk tahun ini gaji dengan UMK tahun 2010
ditangguhkan dan baru diberlakukan pada bulan November 2010, THR sebesar
125 % gaji, dan mulai tahun 2009 bonus tahunan ditiadakan. Hal ini yang
dipredeksi oleh peneliti sebagai salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya
Soeharti (2007) dalam Shocker (2008: 16) bahwa seseorang dengan beban kerja
yang tinggi maka akan mempengaruhi kepuasan kerja. Tabel 1.1 menunjukkan
adanya peningkatan jumlah produksi, hal itu berarti bertambah pula beban kerja
persentase jumlah produk yang cacat meningkat. Faktor beban kerja ini juga
aspek sosial dalam pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
bahwa kualitas hubungan rekan sekerja dan atasan mempunyai pengaruh positif
dan Kelompok Kerja Terhadap Kinerja Melalui Mediasi Variabel Kepuasan Kerja
faktor kepuasan kerja yang dipengaruhi oleh kebijakan kompensasi, supervisi dan
instruksi dan pengawasan bagi bawahannya serta beban kerja yang tinggi bisa
kerja karyawan.
Tabel 1.2
Produktivitas Kerja
Karyawan Bagian Produksi
PT. FUMIRA Semarang
Tahun 2005-2009
Prosentase Jumlah
Tahu Jumlah Jam Kerja
Produk Yang Produktivitas Kerja
n per tahun
Tidak Cacat (%)
2005 99,973 96.600 1 , 03492. 10−3
2006 99,975 96.600 1 , 03494 .10−3
2007 99,969 96.600 1 , 03488. 10−3
2008 99,968 96.600 1 , 03487 .10−3
2009 99,966 96.600 1 , 03484 .10−3
Sumber; PT. FUMIRA Tahun 2010
Oleh karena itu menurut peneliti, PT. FUMIRA perlu mengadakan evaluasi dan
meningkatkan tingkat kepuasan kerja mereka, hal itu dapat dilakukan dengan cara
berikut:
PT. FUMIRA?
PT. FUMIRA?
FUMIRA?
FUMIRA?
12. Seberapa besar pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan PT.
FUMIRA.
3. Untuk mengetahui tanggapan karyawan mengenai beban kerja pada PT.
FUMIRA.
PT. FUMIRA
12. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beban kerja terhadap kinerja
terkait, diantaranya:
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi perusahaan
b. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan tambahan pengetahuan
dan referensi jika ingin mempelajari maslah kepuasan kerja pada suatu
perusahaan.
c. Bagi peneliti
gambaran yang lebih jelas dan kesesuaian antara fakta dan teori yang
ada.
1.4.1 Kompensasi
adanya kebutuhan dalam diri manusia yang harus dipenuhi (Handoko, 2003:30).
Dengan kata lain, berangkat dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko,
perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial,
pada periode yang tetap. Bagi organisasi / perusahaan kompensasi memiliki arti
penting karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam
langsung)
actualization).
lingkungan pekerjaan)
yaitu dalam bentuk upah, gaji, bonus dan komisi. Sedangkan Indirect
kesehatan, bantuan pendidikan, bayaran selama cuti maupun sakit, dan lain-lain.
Sedangkan kompensasi yang bersifat non finansial terdiri dari kepuasan yang
diterima karyawan dikarenakan oleh perkerja itu sendiri dan atas lingkungan
gambar berikut.
Gambar 1.1
Penggolongan Kompensasi
1.4.1.2 Tujuan Kompensasi
fisik, status sosial dan egoistiknya, sehingga ia memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya itu. (Hasibuan, 1995:137). Sementara Judge dan Locke (1993) dikutip
dari Eviyanti (2001:17) menyatakan kepuasan kerja diperoleh dari tingkat imbalan
atau hasil yang diperoleh dari pekerjaan dibandingkan dengan apa yang
diharapkan karyawan.
produktifitas atau mencapai tingkat kinerja yang tinggi. Menurut Schuler dan
kompensasi yang dirasakan adil, maka karyawan akan merasa puas dan sebagai
1.4.2 Supervisi
bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara efektif dan efisien,
sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki. Definisi
pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan mengoreksi bila perlu
semula.
Pendapat ahli lain, supervisi adalah suatu usaha sistematik untuk
sumber daya perusahaan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
atau pengawasan adalah proses untuk menjaga agar kegiatan terarah menuju
berjalan.
a. Inspeksi langsung
bawahan.
a. Laporan lisan
b. Laporan tertulis.
pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui
memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun waktu-waktu yang akan datang
menciptakan suatu efisiensi dan efektivitas dalam setiap kegiatan dan berusaha
kerja bawahan meningkat jika supervisor bertindak bijak, baik hati dan penuh
perhatian terhadap bawahannya. Penelitian Haryoko (1996) yang juga dikutip dari
diperlukan. Dengan adanya pengawasan yang baik maka tujuan yang telah
direncanakan akan tercapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya dengan adanya
masalah, sehingga dengan kemampuan yang dimilki akan dapat berfungsi dan
berproduksi secara proporsional sesuai dengan fungsi dan tugas yang dimiliki.
sebagai beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu satuan unit organisasi atau pemegang jabatan dalam
bahwa pekerjaan yang bersifat kontinyu secara terus menerus tidak bisa
lelah. Selain itu, akibat psikis yang dihasilkan seperti kelalahan mental dan
Lebih jauh lagi Prof. Alan Hedge (1999:5) menegaskan bahwa beban kerja,
yaitu jumlah dan durasi pekerjaan dalam alur kerja berpengaruh pada kinerja.
Organisasi dengan beban kerja yang tinggi mempunyai efek yang buruk pada
output dan kualitas pekerjaan. Oleh karena itu sangat diperlukan pengelolaan yang
menunjukkan hasil yang berbeda pada analisis deskriptif dan regresi. Melalui
analisis deskriptif didapatkan hasil bahwa secara umum para pekerja itu puas
dengan pekerjaan mereka meski mereka merasa beban kerja mereka berat, tetapi
dari hasil analisis regresi menunjukkan hubungan yang signifikan dengan korelasi
negatif antara beban kerja dengan kepuasan kerja responeden. Semakin tinggi
(2008:16) bahwa seseorang yang mempunyai beban kerja yang tinggi maka akan
diasosiaikan dengan co-workers dan colleagues (kolega) atau rekan kerja, dalam
KBBI kolega artinya adalah teman sejawat atau kawan sepekerjaan. Sedangkan
pengertian rekan kerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah teman
baik, akan meningkatkan kualitas dan kepuasan kerja yang diinginkan, karena
kuat lemahnya dorongan atau motivasi kerja seseorang akan menentukan besar
Burt dan Gilmer dalam As’ad (2004:115) menyatakan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah aspek sosial dalam pekerjaan.
Lebih lanjut Burt mengemukakan hubungan antar karyawan yang mempengaruhi
Hal itu diperkuat dengan pendapat Blum dalam As’ad (2004:114) yang
menyatakan bahwa salah satu faktor utama dalam pekerjaan yang mempengaruhi
baik, akan meningkatkan kualitas dan kepuasan kerja yang diinginkan, karena
kuat lemahnya dorongan atau motivasi kerja seseorang akan menentukan besar
kerja adalah sikap umum individu yang bersifat individual tentang perasaan
organisasi, berarti apa yang diperoleh dalam bekerja sudah memenuhi apa yang
dianggap penting. Kepuasan kerja itu dianggap sebagai hasil dari pengalaman
karyawan dalam hubungannya dengan nilai sendiri seperti apa yang dikehendaki
bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap dari individu dan merupakan umpan
Menurut Wexley dan Yukl dalam Moh As’ad (2004:104), ada tiga macam
besar.
Seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah dia
lain.
merupakan dua hal yang berbeda. Menurut teori ini, kategori pekerjaan
bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas, tetapi kalau ada
1. Produktivitas
Robbins (1996) dalam As’ad (2004:205) menyatakan bahwa ada empat cara
atasannya.
kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik mental dan kepuasan sendiri
Faktor –faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu gaji, kondisi kerja, mutu
2. Gaji
diperolehnya.
3. Kondisi kerja
sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam bekerja.
5. Fasilitas
serngnya tidak masuk kerja (absenteism). Sementara Tohardi (2002) juga dikutip
dari Naibaho (2005:14) menyatakan bahwa turunnya semangat dan gairah kerja
adalah disebabkan oleh adanya perasaan tidak puas dalam bekerja dan bila ini
Cue dan Gianakis (1997) dikutip dari Eviyanti (2001:22) menyatakan bahwa
kinerja yang baik berasal dari kepuasan kerja. Sedangkan Ostroff (1992) masih
dikutip dari Eviyanti (2001:23) menyatakan bahwa kinerja yang rendah hanyalah
salah satu respon yang mungkin terhadap ketidakpuasan, karyawan yang merasa
tidak puas juga dapat menyimpan kesedihan, tidak meningkatkan kinerja mereka.
1.4.5 Kinerja
Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
1. Faktor Individu
lainnya.
2. Faktor Situasional
Meliputi metode kerja desain dan alat-alat kerja, penataan ruang kerja
Gambar 1.2
Kompensasi
Supervisi
Beban Kerja
Kelompok
Kerja
1.6 Hipotesis
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
belum berupa jawaban empiris. Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan,
Gambar 1.3
(X1)
Kompensasi
(X2)
Supervisi
(Z)
Kepuasan Kerja (Y) Kinerja
(X3)
Beban Kerja
(X4)
Kelompok Kerja
o Hipotesis 1
Ho1 : ρX 1 Y = 0, artinya tidak terdapat pengaruh langsung kompensasi (X1)
o Hipotesis 2
o Hipotesis 3
o Hipotesis 4
o Hipotesis 5
o Hipotesis 6
o Hipotesis 7
o Hipotesis 8
o Hipotesis 9
o Hipotesis 10
kompensasi (X1), supervisi (X2), beban kerja (X3), dan kelompok kerja
(X4) secara simultan terhadap kinerja (Y) melalui mediasi kepuasan kerja
(Z).
(X1), supervisi (X2), beban kerja (X3), dan kelompok kerja (X4) secara
sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan fenomena yang sama. Konsep ini
kurang jelasnya batasan dan pengertian dari variabel yang ada. Adapun definisi
a. Kompensasi
b. Supervisi
Supervisi adalah suatu proses menetapkan pekerjaan apa yang sudah
(Manullang, 2006:173).
c. Beban Kerja
d. Kelompok Kerja
e. Kepuasan Kerja
f. Kinerja
kompensasi, supervisi, beban kerja, kelompok kerja, kepuasan kerja dan kinerja
a. Kompensasi
di sana.
Indikator kompensasi:
secara langsung
b. Supervisi
Indikator supervisi:
c. Beban Kerja
d. Kelompok Kerja
kelompok kerja.
e. Kepuasan Kerja
kerjanya.
organisasi.
ini.
f. Kinerja
Tabel 1.2
diteliti serta hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dan
Unit analisis dalam penelitian ini memiliki subyek penelitian yang berupa
individu, yaitu karyawan bagian produksi PT. FUMIRA Semarang dengan tujuan
penelitian apakah ada pengaruh kompensasi, supervisi, beban kerja dan kelompok
1.9.3 Populasi
akan diduga. Dalam penelitian ini seluruh anggota populasi yaitu seluruh
karyawan bagian produksi PT. FUMIRA yang berjumlah 46 orang akan dijadikan
responden.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer mengacu pada informasi yang diperoleh peneliti yang berkaitan dengan
variabel minat untuk tujuan spesifik studi (Uma Sekaran, 2006:60). Dalam
penelitian ini, data primer tersebut adalah data yang diperoleh langsung dari PT.
FUMIRA Semarang secara langsung mengenai jumlah, unit kerja dan besar
kompensasi karyawan bagian produksi, serta dari responden mengenai tanggapan
tentang kompensasi, supervise, beban kerja, kelompok kerja dan kepuasan kerja di
yaitu data yang diperoleh dari catatan perusahaan megenai kinerja karyawan.
1. Kuesioner
2. Guiding question
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang
pada nilai tengah tersebut. Untuk jawaban yang mendukung pertanyaan atau
pernyataan diberi skor tertinggi dan untuk jawaban yang tidak mendukung
jawaban dari para responden yang akan diolah dan disusun menjadi tabel,
sehingga menghasilkan data lebih ringkas dan bersifat merangkum sesuai dengan
yang diinginkan.
produk dan keputusan pembelian terdiri lebih dari satu pertanyaan. Semua
pertanyaan yang bertopik sama tersebut akan dikumpulkan dan di skor untuk
kemudian dijumlah. Data ini akan disajikan dalam sebuah tabel induk. Dari hasil
penjumlahan tersebut kemudian ditentukan nilai skor tertinggi dan nilai skor
R
I=
K
I = lebar interval
K = jumlah interval
Ada dua jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Analisa Kualitatif
keputusan pembelian.
b. Analisa Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisa data yang akan dilakukan dengan
statistik.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
N ( ∑ XY ) −( ∑ X ∑ Y )
r=
2 2
√ [ N ∑ X −(∑ X ) ][ N ∑ Y −(∑ Y ) ]
2 2
Dimana :
N = jumlah responden
kritik pada tabel korelasi r pada taraf signifikansi 10%. Item pernyataan dikatakan
valid apabila r hitung > dari r tabel. Item pernyataan dikatakan tidak valid apabila
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau konstan
∑ S i2
ri=
k
{
( k −1 )
1−
S2
t
}
Dimana :
S
t2 = varians total
pada taraf signifikansi 10%. Untuk pengujian reliabilitas agar kuesioner dapat
Teknik analisis jalur, yang dikembangkan oleh Sewal Wright (1934) dalam
analisis jalur mempunyai kedekatan dengan regresi berganda. Dengan kata lain,
regresi berganda merupakan bentuk khusus dari analisis jalur. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan model persamaan dua jalur. Dimana X 1, X2, X3, dan X4
adalah variabel bebas (eksogen) dan Z serta Y adalah variabel terikat (endogen).
Y = PY X1 + PY Z + PY X2 + PY X3+ PY X4+2
Dimana :
Z = Kepuasan Kerja
Y = Kinerja
X1 = Kompensasi
X2 = Supervisi
X3 = Beban Kerja
X4 = Kelompok Kerja
= Error
b. Koefisien Determinasi
Jika nilai r 2 mendekati angka 1 maka variabel bebas makin mendekati hubungan
dengan variabel terikat atau dapat dikatakan bahwa penggunaan model tersebut
dapat dibenarkan. Dari koefisien determinasi ini dapat diperoleh suatu nilai untuk
KD = r 2 x 100 %
c. Uji Signifikansi
1. Uji F
terikat, yaitu apakah variabel X1, X2, X3 dan X4 benar-benar berpengaruh secara
sebagai berikut :
2 (1−R2 )/(n−k−1)¿
R /k¿ ¿
F= ¿
Keterangan:
R 2 : Koefisien determinasi
n : Jumlah data
- Jika sig penelitian < 0.1, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel
secara signifikan.
- Jika sig penelitian > 0.1, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya
2. Uji t
r √n - 2
t =
√1 – r ²
Keterangan :
t :nilai t hitung
r : koefisien korelasi
n : Jumlah sampel
hal yang akan dilaporkan secara sistematis bab demi bab agar hasil penelitian ini
memperoleh gambaran yang berurutan, saling berkaitan, jelas dan terang. Adapun
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I, sub bab satu tentang latar belakang masalah akan
Pada sub bab tiga tentang tujuan dan kegunaan penelitian akan
dilakukan. Sementara, pada sub bab yang sama akan diuraikan kegunaan
tipe penelitian akan dibicarakan tipe apa yang akan dipakai dalam
penelitian ini. Dalam sub bab yang sama akan diuraikan pula mengenai
unit analisa, populasi, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,
RESPONDEN
Pada bab II, sub bab satu tentang gambaran umum PT. FUMIRA
Pada bab III, sub bab satu tentang kompensasi akan dijelaskan
Pada sub bab dua ini tentang supervisi akan dijelaskan mengenai
durabilitas karyawan.
KINERJA KARYAWAN
Pada bab empat, sub bab satu tentang pengujian validitas dan
Sub bab dua tentang uji hipotesis menggunakan analisis jalur, uji f,
BAB V PENUTUP
akan datang.
DAFTAR REFERENSI
Palembang
As’ad, Moh: 2004, Psikologi Industri, Seri Sumber Daya Manusia. Penerbit
Liberty, Yogyakarta
Anoraga, Pandji: 2001, Psikologi Industri dan Sosial. Penerbit PT. Dunia Pustaka
Jaya, Jakarta
Petra, Surabaya
Semarang
University
Joko, Hastho dan Meilan Sugiarto: 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kurniati, Laeli: 2007, Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
Press, Yogyakarta
Boston
Surakarta
Pramono, Budi: 2003, Pengaruh Kondisi Kerja dan Pertisipasi Kerja Terhadap
Muhammadiyah Surakarta
Pennsylvania
Sarwono, Jonathan: 2007. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS,
ANDI, Yogyakarta
Sedarmayanti: 2001, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas karyawan.
Shocker, Medical: 2008, Hubungan Otonomi dan Beban Kerja Perawat Dengan
Malang
Jakarta
Utara Medan
Semarang
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi
http://worldnetweb.princeton.edu