Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Jawaban Ujian
Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Pembangunan

Oleh:
Nama : Nur Hangga Afriansyah
NPM : 10307066
Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan : Teknik Sipil
Program Studi : SARMAG
Dosen : Dr. Ruswandi

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Trimester VIII


Aspek Hukum dalam Pembangunan
Maret 2010
SOAL UJIAN

1. Apa yang dimaksud hukum, peraturan dan perundangan ?


2. Jelaskan secara runtut perkembangan peraturan dan perundangan terkini yang
terkait dengan pembangunan wilayah/daerah/kawasan di Indonesia ?
3. Apa perbedaan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Infrastruktur ?
Jelaskan dengan contoh termasuk morfologi peraturan dan perundangan
terkini yang mendukungnya.
4. Apakah pranata hukum yang ada saat ini sudah memadai untuk mendukung
kegiatan pembangunan di Indonesia ? Jelaskan secara singkat.
JAWABAN

[1]
1. Hukum atau ilmu hukum adalah suatu sistem aturan atau adat yang secara
resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau
otoritas melalui lembaga atau institusi hukum.
Berikut ini definisi Hukum menurut para ahli :
a. Menurut Tullius Cicerco (Romawi) dala “De Legibus”:
Hukum adalah akal tertinggi yang ditanamkan oleh alam dalam diri
manusia untuk menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dilakukan.
b. J.C.T. Simorangkir, SH dan Woerjono Sastropranoto, SH mengatakan
bahwa :
Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang
menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang
dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib.
c. Mochtar Kusumaatmadja dalam “Hukum, Masyarakat dan Pembinaan
Hukum Nasional (1976:15):
Pengertian hukum yang memadai harus tidak hanya memandang hukum
itu sebagai suatu perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur
kehidupan manusia dalam masyarakat, tapi harus pula mencakup
lembaga (institusi) dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan
hukum itu dalam kenyataan.

[2]
Hukum itu sendiri terdiri atas beberapa unsur, yaitu :
a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
b. Peraturan itu bersifat mengikat dan memaksa.
c. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi.
d. Pelanggarannya terhadap peraturan tersebut dikenakan sanksi.
[3]
Sedangkan peraturan adalah sesuatu yang disepakati dan mengikat
sekelompok orang/ lembaga dalam rangka mencapai suatu tujuan dalam
hidup bersama.
[4]
Perundangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.

[1]
http://putracenter.wordpress.com/2009/02/16/definisi-hukum-menurut-para-
ahli/
[2]
http://siswantari.wordpress.com/2010/02/27/pengertian-hukum-dan-hukum-
ekonomi/
[3]
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090204013624AARDv
kl
[4]
http://id.wikipedia.org/wiki/Peraturan_perundang-undangan_Indonesia

[5]
2. Dalam pelaksanaan pembangunan didaerah, perkembangan peraturan dan
perundangan terkini yang terkait dengan pembangunan
wilayah/daerah/kawasan di Indonesia, yaitu :
a. Dengan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan ternyata juga
menimbulkan konflik sosial maupun konflik lingkungan. Dengan
berbagai permasalahan tersebut diperlukan perangkat hukum
perlindungan terhadap lingkungan hidup, secara umum telah diatur
dengan Undang-undang No.4 Tahun 1982.
b. UU No. 24 Th 1992 tentang Penataan Ruang dan diikuti pengaturan lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan
Menteri, Peraturan Daerah maupun Keputusan Gubernur.
c. Undang-undang No 4 Tahun 1982 diganti dengan Undang-undang No.23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan kemudian diatur
lebih lanjut dalam peraturan pelaksanaanya.
d. Pengelolaan lingkungan hidup tentang kehutanan diatur dalam UU No.
41 Tahun 1999
e. Dalam melaksanakan kewenangannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
f. Pengelolaan Lingkungan hidup memerlukan koordinasi dan keterpaduan
secara sektoral dilakukan oleh departemen dan lembaga pemerintah non-
departemen sesuai dengan bidang tugas dan tanggungjawab masing-
masing, seperti Undang-undang No. 22 Tahun 2001 tentang Gas dan
Bumi.
g. Dalam pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah Provinsi mempunyai 6
kewenangan terutama menangani lintas Kabupaten/Kota, sehingga titik
berat penanganan pengelolaan lingkungan hidup ada di Kabupaten/ Kota.
Dalam surat edaran Menteri Dalam Negeri No. 045/560 tanggal 24 Mei
2002 tentang pengakuan Kewenangan/Positif List terdapat 79
Kewenangan dalam bidang lingkungan hidup.
h. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
i. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah.

[5]
http://geo.ugm.ac.id/archives/125

[6]
3. Infrastruktur dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik
pengorganisasian sistim struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi
sektor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan
agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik
[7]
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital
untuk mempercepat proses pembangunan nasional.Infrastruktur juga
memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan
ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara
tidak dapat pisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi,
telekomunikasi, sanitasi, dan energi.
[8]
pengembangan infrastruktur mendorong peningkatan pelayanan terhadap
pengembangan kawasan tertinggal, perbatasan, pulau-pulau kecil dan
kawasan andalan serta kota-kota dan outlet sehingga tercipta perekonomian
wilayah yang produktif.
[9]
Salah satu pembangunan infrastruktur adalah pembangunan jalan dan
jembatan. Sasaran peningkatan pembangunan jalan di antaranya adalah Lintas
Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku,
dan Papua sebesar Rp. 15, 5 triliun. Kemudian, program rehabilitasi dan
pemeliharaan Rp. 3,1 Triliun yang ditujukan bagi sekitar 30.000 kilometer
jalan nasional dan 50.500 meter jembatan di selurih Indonesia.
Beberapa peraturan yang terkait dengan pembangunan jalan dan jembatan
adalah :
Dalam Anggaran :
a. UU tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan UU
tentang Perubahan APBN (APBN-P).
b. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keungan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
c. PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.
d. PP No. Tahun 2 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/Atau
Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar
Negeri.
e. Keppres No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan
Keppres No. 72 tahun 2004.

Dalam Penyelenggaraan :
a. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
c. PP No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi.
d. PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
e. PP No. 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi.

[6]
http://id.wikipedia.org/wiki/Infrastruktur
[7]
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/10/264e479e8018b598cdd5727d6
c8663937c51f269.pdf
[8]
http://www.penataanruang.net/taru/Makalah/Men_Yogja111203.pdf
[9]
http://www.scribd.com/doc/14547212/PEMBANGUNAN-
INFRASTRUKTUR-JALAN-DAN-JEMBATAN

[10]
4. Tidak banyak aturan hukum yang memihak kepada rakyat diciptakan,
tetapi lebih banyak aturan hukum yang melindungi kepentingan penguasa dan
pengusaha. Akibat dari politik pembangunan ini ada ketimpangan antara
pemabangunan ekonomi dan pembangunan hukum. Pembangunan hukum
selama masa Orde Baru (mungkin sampai saat ini) digunakan sebagai alat
penopang dan pengaman pembangunan nasional yang secara kasar telah
direduksi hanya sebagai proses pertumbuhan ekonomi semata. Pranata-
pranata hukum di masa tersebut lebih banyak dibangun dengan tujuan sebagai
sarana legitimasi kekuasaan pemerintah, pemerintah dan aparatnya memilik
kekuasaan mutlak, bukan hanya dalam mengelola dan mengarahkan tujuan
pembangunan, tetapi juga memiliki kekuasaan dalam mengatur kehidupan
social, budaya dan politik bangsa Indonesia. Hukum hanya dijadikan sebagai
sarana untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, dan sebagai sarana untuk
memfasilitasi proses rekayasa sosial.
[11]
Selain itu, secara umum membutuhkan penciptaan sebuah kondisi yang
kondusif melalui penguatan sistem. Di Indonesia selama masa Orde Baru dan
masa transisi dari corak pemerintahan otoriter ke demokratis, sistem itu tidak
berjalan secara proporsional. Sebagai konsekuensinya, maka banyak unsur
unsur yang berjalan diluar sistem; dan hal ini berarti sebuah penyimpangan
dari koridor sistem itu.
Apakah masih ada hukum di Indonesia ? Begitu terpuruknya kondisi hukum
di Indonesia sehingga mengakibatkan terjadinya krisis berskala luas dan
bersifat multidimensional. Dengan demikian dapat disimpulkan, pranata
hukum yang ada saat ini sangat belum memadai untuk mendukung kegiatan
pembangunan di Indonesia

[10]
http://gagasanhukum.wordpress.com/2008/10/30/peranan-hukum-dalam-
pembangunan-ekonomi-bagian-ii/
[11]
http://malthufsiroj.wordpress.com/2009/04/08/problem-penegakan-hak-
asasi-manusia/

Anda mungkin juga menyukai