Anda di halaman 1dari 10

Esai

COORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI PERWUJUDAN


PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN BAGI MASYARAKAT WILAYAH
SEKITAR INDUSTRI

Oleh :
NANING WIJAYANTI
Email :srahma.wijayanti@gmail
I.PENDAHULUAN

I.1.Sekilas Mengenai Corporate Responsibility

Corporate Responsibility merupakan keberlangsungan suatu usaha industri yang mencakup


berbagai aspek ,apakah aspek ekonomi,aspek budaya dan aspek lingkungan.CSR juga
merupakan suatu komitmen dari dunia usaha dimana memberikan kontribusinya kepada
lingkungan dan masyarakat sekitar ataupun masyarakat luas,baik berupa pemberdayaan
perempuan ,peningkatan pendidikan ,kepedulian terhadap lingkungan hidup serta kelestarian
budaya setempat.Dengan kata lain CSR dapat diartikan sebagai upaya pendekatan dari dunia
usaha kepada masyarakat sekitar dan masyarakat luas dimana perusahaan mengintegrasikan
kepedulian social mereka dalam operasi bisnisnya berdasarkan kesukarelaan dan kemitraan
sehingga perusahaan memperoleh kepercayaan dari masyarakat dalam operasi
bisnisnya.Konsep dari CSR pada umumnya adalah pola pemberdayaan masyarakat.Adapun
model pelaksanaan dari CSR dapat dibedakan :

1. Terlibat langsung
Mengandung maksud bahwa perusahaan dalam pelaksanaan CSR melakukan sendiri tanpa
perantara ataupun melibatkan pihak lain.Model ini perusahaan mempunyai devisi
tersendiri yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan CSR ataupunkegiatan social
lainnya di masyarakat ataupun bergabung dengan devisi yang lain.
2. Melalui Yayasan ataupun Organisasi Sosial Perusahaan.
Dalam hal ini perusahaan mendirikan Yayasan atau organisasi tersendiri yang secara rutin
telah menetapkan anggaran khusus untuk kegiatan rutin bagi yayasan atau organisasi yang
dibentuknya. Pada model ini umumnya untuk perusahaan berskala besar dan nasional
memiliki cabang yang banyak.Atau perusahaan yang memiliki berbagai jenis usaha
tergabung dalam suatu grup. Contoh : Sampoerna Foundation,Danamon Peduli dan
sebagainya.
3. Bermitra dengan pihak lain.
Dalam menjalankan CSR perusahaan bermitra dengan organisasi non
pemerintah,pemerintah,lembaga swadaya masyarakat,organisasi masa,media masa dal
lain-lain.Contohnya : BRI yang bekerjasama dengan pemerintah melaksanakan program
CSR dengan memberikan KUR (Kridit Usaha Rakyat) .
4. Begabung dengan suatu konsorsium.
Dimana perusahaan turut serta mendirikan suatu organisasi social atau bergabung pada
lembaga social lainya.
Pada umumnya CSR dilakukan oleh perusahaan memiliki berbagai alasan antara lain
1. Alasan Sosial
Hal ini dilakukan perusahaan dikarenakan beroperasi diwilayah orang lain oleh karena itu
perlu menjaga kesejahteraan masyarakat sekitar pada khususnya dan masyarakat umum
serta memiliki kepedulian tehadap lingkungan sebagai dampak dari timbulnya
gangguan/kerusakan yang diakibatkan oleh beroperasinya perusahaan.
2. Alasan Ekonomi
Hal ini sangatlah jelas dilakukan karena pada umumnya perusahaan dalam menjalankan
operasinya tentulah yang diinginkan adalah profit/keuntungan.Oleh karena dalam menjaga
keberlangsungan dari perusahaan maka diperlukan adanya kepercayaan dari masyarakat
untuk meningkatkan image tersebut perlu dilakukan program CSR secara berkala dan
berkesinambungan.
3. Alasan Hukum
Dalam menjalankan CSR ini perusahaan telah dipayungi oleh undang-undang dimana
peraturan yang ada perlu dilaksanakan agar terhindar dari sangsi dan denda.Adapun
Undang-undang yang UU PT No 40 pasal 74 yang berisi mewajibkan pelaksanaan CSR
bagi perusahaan-perusahaan yang terkait terhadap Sumber Daya Alam dan yang
menghasilkan limbah.Isi dari pasal tersebut yaitu :
 Ayat 1 dijelaskan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang
dan/atau berkaitan dengan sumberdaya alam wajib melakukan tanggung jawab
social dan lingkungan.
 Ayat 2 dijelaskan bahwa tanggung jawab social dan lingkungan merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan
yang pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan.
 Ayat 3 menggariskan perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
pasal 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
I.2. Pengertian Dari Perpustakaan
Pengertian perpustakaan secara tradisional bahwa perpustakaan adalah sekumpulan koleksi
besar dari buku-buku yang dibiayai oleh organisasi tertentu atau pemerintah yang
diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak mampu membeli buku atau diperuntukkannya
buku bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan.Perpustakaan dalam era modern
mengandung maksud berupa sekumpulan informasi dalam bentuk format apapun apakah
disimpan dalam gedung perpustakaan ataupun dalam format digital.Banyak sekali tujuan
yang dimiliki oleh perpustakaan bahwa perpustakaan diperuntukkan masyarakat segala umur
dengan berbagai macam kepentingan sehingga dengan perpustakaan dapat meningkatkan
pengetahuan diberbagai bidang apakah itu bidang politik,hukum,social,pertanian dan bidang
lainnya,dapat mendidik diri sendiri untuk mampu berfikir secara positif baik dilingkungan
masyarakat ataupun keluarga,dapat meningkatkan taraf hidup sehari-hari,mampu berpikir
kreatif dan inofatif diberbagai lingkungan,serta dapat memanfaatkan waktu senggang
dengan baik untuk dapat manfaat bagi diri-sendiri dan masyarakat.Di Indonesia
perpustakaan sebetulnya mempunyai peran sangat penting dalam proses pembelajaran bagi
lapisan masyarakat tapi masyarakat Indonesia pada umumnya merasa malas untuk datang
keperpustakaan apalagi generasi muda ,datang keperpustakaan apabila ada tugas dari guru
atau dosen,itupun hanya mencari referensi yang dibutuhkan saja. Adanya perkembangan
informatika yang demikian pesat dan cangih perpustakaan yang digiunakan perlu mengikuti
perkembangan dimana perpustakaan –perpustakaan yang dikelola pemerintah perlu adanya
perpustakaan digital yang menyediakan e-book yang mudah diakses .Namun demikian
buku-bukupun jangan ditinggalkan karena bukupun masih sangat diperlukan.
Secara umum perpustakaan juga mengemban berbagai fungsi antara lain :
1. Sebagai fungsi Informasi
Perpustakaan menyediakan informasi meliputi bahan cetak ,bahan terekam maupun
koleksi lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan sekolah.
2. Sebagai fungsi Pendidikan
Perpustakaan merupakan sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan serta menerapkan
tujuan dari pendidikan.
3. Sebagai fungsi kebudayaan
Perpustakaan mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan meningkatkan
minat membaca dikalangan masyarkat.
4. Sebagai fungsi rekreasi
Perpustakaan mampu memberikan fungsi rekreasi bagi pembacanya karena dapat
menggunakan waktu lenggangnya dengan bacaan,bahan terekam misalnya CD atau alat
elektronik lainnya yang bersifat rekreatif dan positif.
5. Sebagai fungsi penelitian
Perpustakan memiliki koleksi-koleksi untuk menunjang kegiatan penelitian baik untuk
penelitian bagi dunia pendidikan ,pemerintah dan non pemerintah.
6. Sebagai fungsi penyimpanan (deposite)
Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan
karya-karya cetak maupun non cetak yang diterbitkan diwilayah Indonesia.

II.DASAR PEMIKIRAN

Dewasa ini banyak industri yang ada di wilayah Indonesia sebagian besar industri ini ada
yang peduli dengan masyarakat sekitar tapi sebagian juga tidak.Kepedulian ini banyak di
wujudkan dalam bentuk beasiswa,pemberdayaan wanita dengan berbagai macam
ketrampilan,kredit usaha tani hal ini kebanyakan dilakukan oleh perusahan-perusahaan besar
dan sudak memiliki nama.Kepedulian perusahaan disegala bidang inilah yang kita namakan
corporate responbiliti.Namun bagi perusahaan-perusahaan sekala menengah dan kecil
pelaksanaan CSR belumlah terlalu banyak dilakukan,yang mereka lakukan hanya sebatas
sumbangan pembangunan masjid,sumbangan pada hari-hari besar tertentu saja. Terkadang
untuk perusahaan bersekala menengah dan kecil ini tidak begitu memperdulikan terhadap
lingkungan ,oleh karena itu peran serta pemerintahlah sangat dibutuhkan untuk memberikan
pengertian akan pentingnya pelaksanaan CSR bagi perusahaan itu sendiri ataupun bagi
masyarakat sekitar. Selain itu kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya masih
sangat jarang yang dilakukan terhadap bidang perpustakaan. Padahal dari segi manfaat
banyak sekali yang bisa diperoleh dengan memberikan bantuan perpustakaan didaerah sekitar
industri. Jika ditinjau lebih dalam lagi perusahaan tidaklah banyak mengeluarkan biaya untuk
mendirikan perpustakaan hal ini bisa dilakukan disurau-surau atau ditempat tokoh masyarakat
misalnya. Dilihat dari keberlangsungannya juga secara terus-menerus dan kontinyu. Dengan
hanya menyisihkan sedikit biaya perusahaan sudah mampu memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat apakah itu bagi petani,ibu rumah tangga,remaja putri,anak-anak,pemuda putus
sekolah bahkan sampai kakek dan nenek dengan didirikannya perpustakaan disekitar wilayah
perusahaan. Tapi juga perlu adanya peran aktif dari para penyandang dana ,pemerintah
setempat dan masyarkat itu sendiri yaitu apakah dana itu digulirkan secara rutin dan terus
menerus? , bagaimana peran pemerintah bagi masyarakat dalam memberikan pengarahan dan
pengertian tentang arti pentingnya perpustakaan ?, bagaimana pentingnya peran pemerintah
kepada perusahaan agar memberikan kepeduliannya terhadap program perpustakaan
diwilayah perusahaan ? bagaimana pula masyarakat itu sendiri dalam mengelola
perpustakaan yang telah ada ?, hal inilah perlu kesadaran dari semua pihak.

III.IMPLEMENTASI PERUSAHAAN DIBIDANG PERPUSTAKAAN

Dari dasar pemikiran diatas penulis ingin menyampaikan bahwa :

1. Bahwa perlu adanya peran serta dari pemerintah juga dalam hal berdirinya
perpustakaan diwilayah sekitar perusahaan hal tersebut dilakukan agar pemerintah
daerah khususnya untuk dinas yang menaungi perpustkaan bisa memberikan
pengarahan bagaimana pengelolaan perpustakaan yang baik sehingga perpustakaan
dapat dijaga keberlangsungannya.
2. Pemerintah juga perlu berperan aktif dalam memberikan sosialisasi bagi perusahaan-
perusahaan agar rela dan mau untuk menyisihkan dananya untuk mendirikan
perpustakaan baik peran itu dari pemerintah pusat,propinsi ataupun daerah.
3. Bagi pemerintah daerah khususnya mampu memberikan penegertian kepada
masyarkat sekitar apakah itu melalui tokoh masyarakat ataupun kepada perusahaan itu
sendiri akan pentingnya buku bagi semua generasi.
4. Sedangkan untuk perusahaan itu sendiri perlu adanya inisiatif corporate responbiliti
tidak hanya dalam aspek ekonomi,aspek budaya ,aspek lingkungan tapi aspek
kepustakaan juga penting karena dengan aspek ini masyarakat sekitar bisa mengerti
mengenai berbagai ilmu baik itu melalui buku,cd,perpustakaan digital dan sebagainya.
5. Bagi perusahan yang ada bantuan berupa perpustakaan juga merupakan bentuk
tanggungjawab social perusahaan (Corporate Social Responsibility) melalui
peningkatan hubungan dengan kelompok-kelompok masyarakat sekitar perusahaan
untuk turut serta meningkatkan komitmen dalam mengelola dan mengurangi dampak
negative terhadap lingkungan. Memahami perpustakaan adalah tidak hanya berapa
banyak koleksi buku yang ada tapi juga memahami bagaimana menghidupkan
perpustakaan sebagai tempat mencari informasi bagi masyarakat setempat. Sementara
keberadaan masyarakat pengemmar buku ( pencari informasi dan ilmu pengetahuan)
tidak selalu membutuhkan kehadiran perpustakaan scara fisik. Bukan tidak mungkin
perpustakaan dapat dihadirkan disebuah desa tanpa harus ada gedung perpustakaan
tapi memiliki masyarakat baca sedangkan gedung perpustakaan dan koleksi buku
hanyalah menjadi elemen pelengkap saja. Oleh karena itu perusahaan pada permulaan
awal harus berusaha meberikan informasi pada masyarakat dalam bentuk pengetahuan
yang mendidik misal menonton bareng film mengenai pengetahuan menanam padi
secara organik,menanam cabai dan film keagamaan,dan sebagainya, biasanya dengan
cara seperti ini masyarakat antusias melihatnya. Baru kemudian memberikan
informasi mengenai buku-buku perpustakaan dan kelengkapannya. Karena pada
dasarnya problema perpustakaan adalah sebagai berikut : Pertama keamanan koleksi
perpustakaan itu sendiri antara lain koleksi buku, CD Rom , komputer hal ini
diperuntukkan bagi pengunjung.Denagan adanya Kelompok Pembaca Buku dapat
meminimalisasi akan terjadinya resiko kehilangan. Dengan cara setiap KPB yang
meminjam harus ada beberapa orang yang siap menanggung resikonya bilamana
pinjamannya rusak atau hilang. Tidak semua pengunjung bersedia menjadi anggota
KPB dengan berbagai alasan namun demikian KPB dapat berfungsi utnuk membantu
mengawasi keberadaan koleksi perpustakaan tanpa harus mencurigai yang lain
Kedua apabila didirikan perpustakaan maka tenaga pustakawan sangat terbatas,
sedangkan dengan adanya KPB maka dapat membantu tugas dari petugas
perpustakaan kalau perlu memberikan kesempatan pada pelajar sekitar untuk menjadi
sukarelawan perpustakaan dalam pengelolaannya dikoordinik oleh KPB. Ketiga
adanya keterbatasan koleksi buku hal ini dapat diatasi oleh KPB dengan jalan
bekerjasama dengan penerbit buku untuk mendapatkan kiriman buku-buku baru
secara gratis dengan kompensasi yang dirundingkan kemudian.Keempat minat baca
masyarakat yang rendah dapat diatasi dengan jalan dibentuk KPB tersebut agar dapat
menularkan virus senang membaca,dalam langkah awal tidak perlu dalam jumlah
besar dalam perekutan anggota tapi perlu kerjasama antara pengelola perpustakaan,
perusahaan donor untuk mengadakan even-even yang berhubungan dengan
perpustakaan misalnya : nonton bareng film-film pertanian untuk kalangan
petani,basar buku murah untuk anak-anak sekolah,pemuda dan sebagainya.
6. Perpustakaan pada umumnya ada hanya di perguruan-perguruan tinggi atau disekolah
adapun untuk didesa belum tersentuh sama sekali oleh karena itu perlu dilakukan
motivasi bagi perusahaan-perusahaan untuk memberikan bantuan berdirinya suatu
perpustakaaan baik berupa bangunan perpustakaan atau taman bacaan,berupa buku-
buku bacaan,CD,perangkat keras berupa computer ataupun layar-layar digital lainnya.
Hal ini perlu melibatkan semua pihak. Untuk perusahaan menengah dan kecil perlu
melakukan pengabungan dengan persuhaan lainnya sehingga dana yang terkumpul
tidak hanya dari satu perusahaan saja namun dari berbagai perusahaan sehingga
membuat taman bacaan atau perpustakaan bisa terwujud .Jika dana berasal dari
pengabungan berbagai macam perusahaan sebaiknya bersifat independen dimana
pengelolaan diserahkan kepada masyarakat sekitar sedangkan donator bertugas
memantau atau sebagai pengawas.
IV.MODEL PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN
Dasar pengembangan sebuah perpustakaan harus berdasarkan kebijaksanaan dari lembaga
penaung kecuali jika perpustakaan tersebut bersifat independen. Perpustakaan harus
mendukung visi dan misi dari lembaga penaung atau perusahaan donor,jika perpustakaan
independen maka harus memiliki visi dan misi untuk dijadikan jalur pengembangan kedepan
demi tercapainya tujuan.
Dalam pengembangan perpustakaan perlu dilihat komponen-komponen yang menjadi
prioritas pengembangan antara lain : koleksi perpustakaan,sumber daya manusia pustakawan
dan tenaga administrasi,jenis dan bentuk layanan,pengguna, fasilitas pendukung ( gedung dan
alat). Adapun prioritas yang diberikan adalah komponen yang mendukung pengembangan
lembaga penaung atau donor selain itu juga ketersediaan dana yang dimiliki.
Namun demikian pengembangan perpustakaan perlu memperhatikan dana yang
tersedia,perencanaan dari kegiataan organisasi yang akan dilakukan dan ketersediaan
sumberdaya manusia yang ada. Langkah-langkah dari pengembangan perpustakaan perlu
memperoleh kesepakatan dari semua pihak yang tergabung dalam organisasi antara lain
pengelola perpustakaan sendiri,lembaga penaung/donor dan pengguna perpustakaan.
Adapaun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan perpustakaan antara
lain :
1. Untuk dapat mengukur suatu keberhasilan dari pengembangan perpustakaan perlu
dibuat ukuran tersendiri yang ditentukan oleh kesepakatan antara pengelola dan
penyandang dana. Dengan cara membuat anlisa yaitu dari internal lembaga itu sendiri
bagaimana sdmnya,bagaimana jaringan internal didalamnya saling bekerjasama.
Kedua dengan melihat kekurangan yang ada misalnya bagaimana koleksi,
tempatnya,dana yang tersedia dll. Ketiga yaitu memanfaatkan peluang yang ada
misalnya pinjam buku diperpustakaan yang lebih besar koleksinya,kebijaksanaan
pemerintah,kerjasama dengan penerbit dll.Keempat yaitu citra masyarakat tentang
lembaga perpustakaan ini, persaingan dengan lembaga sejenis dll.
2. Menentukan sasaran dengan jelas, hal ini dilakukan agar keberhasilan yang diperoleh
sangat tinggi. Ukuran keberhasilan ini dapat dicapai dengan memperhatikan hal-hal
seperti yang tercantum dalam poin pertama.misalnya : menargetkan memiliki
computer online minimal 2 , menargetkan mempunyai perpustakaan keliling/mobil
perpustakaan dsb.
3. Untuk mencapai target yang ada maka perlu menyusun program yang akan
dilaksanakan kedepan tapi p[erlu diingat bahwa program yang ada harus mengacu
kepada kebijaksanaan lembaga penaung/donor agar mendapat dukungan paling tidak
dukungan moril.misalnya kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lainnya untuk
melaksanakan perpustakaan keliling.
4. Menyusun anggaran yang akan digunakan untuk pelaksanaan program yang telah
diususun. Karena ketersediaan dana sangatlah penting demi terwujudnya program
yang telah diususn. Penyusunan anggaran ini harus cermat dan tepat agar program
yang disusun tidakberhenti dijalan.
5. Setelah semua tersusun maka tetapkan waktu untuk seap program yang akan
dilaksanakan .Dipilih mana program yang akan dilaksanakan secara pararel dan mana
program yang akan dilakukan secara berurutan. Karena dengan menetapkan waktu ini
pembagian kerja akan menjadi jelas dan mudah dilaksanakan sehingga tidak terjadi
benturan antara program yang satu dengan program lainnya.
Perlu kita ketahui bahwa perpustakaan adalah lembaga non komersial yang perlu dukungan
tapi juga perlu mendukung oleh karena itu kepada lembaga penaung/donor kita perlu
melakukan :
a) Menunjukkan keberhasilan yang telah kita capai dengan kondisi yang dimiliki dan
keberhasilan tersebut harus tertuang dalam laporan yang terperinci dan lengkap baik
secara kualitatif ataupun secara kuantitatif. Menunjukkan komponen-komponen apa
saja yang telah berhasil dilakukan,sedang dilakukan dan yang akan dilakukan,
terutama bahwa perpustakaan telah banyak mendukung program dari lembaga
penaung/donor.
b) Permohonan dukungan tambahan kepada lembaga penaung/donor dengan
menunjukan keberhasilan yang telah dicapai dengan hal tersebut maka permohonan
dukungan untuk lebih meningkatkan perpustakaan mampu bergerak lebih maju dan
lebih modern.
c) Pada setiap pengajuan permohonan perpustakaan tidaklah hanya memperhatikan
kepentingannnya saja tapi perlu memperhatikan kepentingan dari lembaga
penaung/donor dalam penggunaan perpustakaan ini,atau lembaga/perusahaan lain
yang diajak kerjasama untuk perkembangan perpustakaan. Karena perkembangan ini
tidak hanya bermanfaat bagi perpustakaan itu sendiri tapi juga mengedepankan
lembaga penaung/donor.
IV.KESIMPULAN
1. Dalam proses pengembangan perpustakaan perlu adanya dukungan semua pihak baik
dari pemerintah,masyarakat,lembaga swasta dan perusahaan-perusahaan sebagai
bentuk kepedulian social perusahaan terhadap lingkungannnya.
2. CSR sangat dibutuhkan bagi masyarakat untuk pengembangan perpustakaan dimana
selama ini kepedulian perusahaan kepada masyrakat sangatlah kecil dan kebanyakan
diorientasikan selain bidang perpustakaan. Oleh karena itulah peran pemerintah
sangatlah dibutuhkan untuk proses pengembangan perpustakaan dengan melalui CSR.
3. Pengembangan perpustakaan bagi masyarakat sekitar melalui CSR perlu digalakan
melaui program/kebijaksanaan pemerintah baik itu pemerintah pusat,propinsi ataupun
daerah.
4. Dalam pengelolaan perpustakaan hasil dari pembentukan CSR perlu melibatkan
semua pihak masyarakat pembaca itu sendiri, perusahaan donator,pemerintah,tokoh
masyarakat setempat dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai