PENDAHULUAN
1
pelaksanaan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL). Instansi ini
mempunyai beberapa pelayanan instalansi laboratorium misalnya pengambilan
contoh uji dan pemerikasaan contoh uji. Pemeriksaan contoh uji meliputi
pemeriksaan contoh uji kimia fisika air, pemeriksaan contoh uji biologi lingkungan,
pemeriksaan contoh uji padatan, pemeriksaan contoh uji udara, pemeriksaan contoh
uji etimologi dan vector serta pemeriksaan uji kalibrasi alat.
Untuk itu, praktikum ini difokuskan pada analisa yang dilakukan di beberapa
laboratorium yang terdapat di BBTKL-PPM yakni Laboratorium Kimia, Biologi
Lingkungan, Padat-Cair, PAKMK dan Udara.
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui parameter kualitas air, tanah dan udara;
2. Memahami, mempelajari, dan mengenal kegiatan yang dilakukan di
Laboratorium BBTKL dan PPM Surabaya .
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah :
1. Menambah wawasan tentang berbagai parameter polutan air, tanah dan
udara di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan
Penyakit Menular (BBTKL & PPM) Surabaya;
2
2. Menambah wawasan para mahasiswa dalam kegiatan yang dilakukan Balai
Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantsan Penyakit Menular
(BBTKL & PPM) Surabaya.
3
BAB 2. PELAKSANAAN KEGIATAN
4
BAB 3. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
5
Yogyakarta, Laboratorium Kesehatan Teknik juga dipindah ke Yogyakarta, yaitu
pada bulan Mei 1946.
Pada tahun 1949, Laboratorium Kesehatan teknik diubah menjadi Lembaga
Ilmu Kesehatan Teknik dan ditempatkan di bawah naungan Departemen Kesehatan
(Sekretaris Jenderal). Dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
143/MenKes/SK/IV/78, tahun 1978, Lembaga Ilmu Kesehatan Teknik di Yogyakarta
tersebut diubah menjadi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL). BTKL adalah
unit pelaksana teknis dibidang pelayanan kesehatan di lingkungan Departemen
Kesehatan, di bawah Dirjen Pelayanan Kesehatan.
Pada tahun 1981, dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan
pelayanan pemeriksaan spesimen kesehatan lingkungan, telah dibentuk dua BTKL
lagi, yaitu di Jakarta dan Surabaya, tetapi masih dalam bentuk BTKL POS.
Pada tahun 1983, dengan Surat Menteri Kesehatan Nomor :
475/MenKes/XI/1983 tanggal 22 November 1983, kedua BTKL tersebut diusulkan
kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Namun demikian, karena satu dan
lain hal proses pelembagaan tersebut ditunda.
Pada tahun 1984, sesuai SK MENKES No. 558/1984 dilakukan pengalihan
dari Dirjen Pelayanan Kesehatan ke Dirjen PPM & PLP.
Pada tahun 1990, dibentuk dua BTKL lagi, yaitu di Medan dan Ujung
Pandang. Kedua BTKL ini belum sempat diusulkan pelembagaannya, bahkan
diitegrasikan dengan Balai Laboratorium Kesehatan. Namun demikian, dengan
meningkatnya kebutuhan kedua BTKL ini direncanakan untuk dihidupkan kembali.
Pada tahun 1993, sesuai dengan SK MENKES No. 1023/1993, BTKL POS
Jakarta dan Surabaya resmi menjadi BTKL Jakarta dan Surabaya.
BBTKL dan PPM Surabaya merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) bidang
teknik kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit menular di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP & PL)
yang mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan
6
teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan,
pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB), di bidang pemberantasan penyakit
menular dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.
7
l. Meningkatkan kemampuan laboratorium rujukan, uji kendali mutu dan
kalibrasi
m. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia di bidang Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.
n. Wilayah pelayanan BBTKL & PPM meliputi propinsi Jawa Timur, Bali, NTB
dan NTT
8
2) Gas Chromatograph dan GCD ( Gas Chromatograph Detector), fungsi :
untuk memeriksa pestisida organoklorin / organophospat / karbamat
(kualitatif)
3) GC MS (Gas Chromatograph Mass Spectrophotometer), fungsi : untuk
memeriksa pestisida organoklorin / organophospat / karbamat (sampai ke
berat molekul)
4) TOC (Total Organik Carbon), fungsi : untuk mengukur total organik
karbon dalam sampel
5) Spectrophotometer, fungsi : untuk pemeriksaan parameter anorganik.
Jumlah : 12 unit
6) Bio Oxidation, fungsi : untuk pengolahan limbah cair dengan lumpur aktif
7) Prototipe, fungsi : pengelolaan limbah cair, baik secara kimia maupun
biologi
8) Indoor Air Pollution Control Equipment, fungsi : alat pengukur kualitas
udara ruangan, baik biologi maupun kimia
9) Ambient Air Pollution Equipment (Stationary & Mobile), fungsi : untuk
mengukur kualitas udara ambient, baik sesaat maupun kontinyu, yang
bekerja secara otomatis dan komputerize
10) Alat pengukur gas emisi dan getaran. Jumlah : 1 unit
Instalasi merupakan fasilitas penunjang penyelenggaraan pelayanan
laboratorium kesehatan serta penunjang administrasi yang dipimpin oleh seorang
kepala dalam jabatan non struktural dimana dalam melaksanakan tugas dibantu oleh
kelompok jabatan fungsional dan beberapa penanggung jawab ruangan dalam jabatan
non struktural yang ditunjuk oleh kepala instalasi terkait. Jenis layanan disesuaikan
dengan kebutuhan dan pengembangan pelayanan. Perubahan jumlah dan instalasi
ditetapkan oleh kepala BBTKL & PPM setelah mendapat persetujuan tertulis dari
Direktur Jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
Instalasi yang dimiliki oleh BBTKL & PPM Surabaya :
9
Instalasi Laboratorium Biologi Lingkungan
Instalasi Laboratorium Biomaker
Instalasi Laboratorium Entomologi
Instalasi Laboratorium Kimia Fisika Padat Cair
Instalasi Laboratorium Kimia Fisika
Instalasi Laboratorium Media dan Reagensia
Instalasi Laboratorium PAKMK
Instalasi Laboratorium Serologi Virologi
Instalasi Laboratorium Udara
Instalasi Teknologi Tepat Guna
Instalasi Diklat
Instalasi Kejadian Luar Biasa dan Kesehatan Matra
Instalasi Sarana dan Prasarana
Instalasi Teknologi Informasi dan Perpustakaan
Instalasi Pelayanan Teknik
Instalasi Jejaring Kemitraan
10
d. Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 188 / 21 / KPTS / 013 / 2005 tanggal
28 Januari 205 tentang Penunjukan Laboratorium BBTKL PPM sebagai
Laboratorium Lingkungan di Jawa Timur
e. Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) No. Akreditasi
LP-241-IDN tanggal 28 Januari 2005 (38 parameter)
KEPALA
BAGIAN TATA USAHA
11
Pengambilan dan pemeriksaan contoh uji limgkungan (air, tanah, udara,
sludge, sayur, buah, ikan, pestisida, limbah B3, makanan, minuman) dan spesimen
Biomaker (darah, urine, rambut, kuku) untuk dianalisa secara fisika, kimia dan
biologi di fasilitas kesehatan, lingkungan industri dan masyarakat umum, untuk
memenuhi standarisasi pengelolaan lingkungan hidup dan kesehatan.
b. Analisis dalam laboratorium
Laboratorium Fisik – Kimia Air
Tujuan:
1. Memeriksa dan melakukan uji sampel air di laboratorium air
2. Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil
3. Membuat rencana kegiatan analisa dan uji sampel
4. Membuat rencana pembuatan reagensia
Jenis sampel yang diuji: air minum, badan air, air bersih, air limbah
(berasal dari industri, rumah sakit, perhotelan, drainase dan limbah domestik).
Selain itu memeriksa segala jenis air, baik air limbah maupun air bersih atau air
minum, yang mencakup :
Parameter fisika : rasa, bau, warna, daya hantar listrik, zat padat tersuspensi,
temperatur dan jumlah padatan terlarut
Parameter kimia : pH, Fe, Mn, Ba, Cu, Zn, Cr, Cd, Hg, Pb, Sn, As, Se, Ni,
Co,CN, H2S, FeSO4, Cl2, NH3, N, NO3, NO2, BOD, COD,
DO, detergen, fenol, minyak, lemak, CaCO3, zat organik dan
pestisida serta perameter permintaan lainnya.
Baku mutu:
- Permenkes no. 492 tahun 2010
- Permenkes no. 416 tahun 1990
- SK gubernur no. 45 tahun 2002
Alat yang digunakan di Laboratorium Fisika-Kimia Air adalah Atomic
absorption Spectrophotometer (AAS) dan terdapat tiga AAS di BTKL Surabaya
12
yaitu AAS yang menggunakan gas pembakar elektrotermal, AAS yang
menggunakan tungku grafit, dan AAS yang digunakan untuk analisa logam Hg.
Selain itu terdapat pula peralatan seperti spektrofotometer, turbidimeter, buret
digital, waterbath, COD reaktor, pH meter, TDS meter, desikator, destilator, UV-
Vis NIR spektrophotometer, furnace, oven, oil content analizer, mercury
vaporizer unit, hot plate, flame photometer, GC-MS, Gas Cromatography
Detector (GCD), Total Organic Compound (TOC), dan neraca analitik.
13
Hotel ja
,Salmonella,VibrioCholera,E.Coli
Pathogen
7. Makanan E.Coli,ALT,Jamur,MPNColiform Sda
8. Minuman,dl E.Coli,ALT,Jamur,MPNColiform Sda
l
14
Alat yang digunakan di Laboratorium Fisika, Udara, Gas dan Radiasi
diantaranya adalah spektrophotometer, Indoor Air Pollution Control
Equipment, oven, hot plate, refrigerator, Sound Level Meter (SLV), dan
Ambient Air Pollution Equipment (Stationary & Mobile).
15
2. TCLP Pb,Cd,Cu,Zn,Cr,Ni AOAC,Pharmacope,AST
M
3. Sayur&uah- PH,Kadarair,Pb,Cd AOAC,Pharmacope,AST
buahan ,Cu,Zn,Fe,Cr,Ni M
4 B3,Biomarker Arsen,dll
c. Contoh Kegiatan
Kajian hubungan penyakit ISPA dengan udara ambient dan udara ruang (Kab.
/ Kota sewilayah kerja)
Kajian hubungan penyakit diare dengan kualitas air bersih (Kab. / Kota
sewilayah kerja)
Kajian dalam pengendalian penyakit dan pencemaran :
1. Kajian efektifitas kemampuan incinerator pengolah B3
2. Kajian efektifitas kemampuan filter AMUI
3. Kajian ADKL untuk mencegah wabah pes
4. Kajian pengaruh pencemaran udara terhadapa anak sekolah
5. Kajian pengaruh pencemaran merkuri terhadap pengrajin emas
6. Kajian hygiene sanitasi RS dalam upaya pencegah infeksi nosokomial
7. Kajian bionomic vector DBD dan malaria
8. Survei microfilaria di Kabupaten Kediri dan Lamongan
9. Kajian eksistensi lingkungan perumahan penderita TBC
10. Kajian kandungan Pb dalam darah petugas tol
Penanganan bencana dan kewaspadaan dini :
16
1. Banjir dan longsor di Jember, Trenggalek, Kediri, Malang Selatan, Blitar
2. Penelusuran kasus polio di Madura, Bondowoso, Jember, Situbondo
3. Kewaspadaan dini di Kaltim, Kalteng dan Kalbar pada penambang emas
rakyat
4. Monitoring kualitas lingkungan di PT. Newmont NTB
Kegiatan teknologi tepat guna
1. Pembuatan incinerator
2. Pembuatan filter air bersih
3. Pembuatan prototif pengolahan limbah tahu, restoran / hotel,
electroplating, penurunan Fe-Mn
4. Pembuatan mesin penghancur sampah
5. Pembuatan alat sterilisator menggunakan ultraviolet pada air minum isi
ulang
6. Uji efektifitas malathion
7. Pembuatan biogas dari tinja
Pengembangan GIS untuk pemetaan penyakit
Uji petik kualitas air PDAM (Kab. / Kota sewilayah kerja)
Monitoring kualitas air-lumpur Bengawan Solo dan Kali Surabaya
Jejaring kemitraan dengan DinKes Kab. / Kota sewilayah kerja
Pengembangan kerjasama program BB / BTKL & PPM se-Indonesia
d. Media Informasi
Dalam mempresentasikan dan mempromosikan kegiatan yang akan dan telah
dilakukan, BBTKL & PPM Surabaya memeliki media informasi, yaitu :
METRO (Media Teropong) BBTKL & PPM Surabaya terbit setiap bulan
dengan nomor ISSN : 1858–3784 (Vol. 02)
17
BHM (Buletin Human Media) Media Informasi Kegiatan Penelitian, Kajian,
Evaluasi BBTKL & PPM Surabaya dan Mitra Kerja terbit setiap tiga bulan
sekali dengan nomor ISSN : 1907–6215 (Vol. 01)
18
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
BBTKL & PPM Surabaya merupakan unit pelaksana teknis bidang teknik
kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit menular di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP & PL)
yang mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan
teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan,
pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan
penanggulangan kejadian luar biasa (KLB), di bidang pemberantasan penyakit
menular dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.
4.2 Saran
Untuk pengembangan studi lebih lanjut, diharapkan adanya keterlibatan
mahasiswa dalam setiap uji yang dilaksanakan di masing-masing laboratorium.
Sehingga mahasiswa tidak hanya sekedar mengetahui tentang teori dan fungsi alat,
namun juga mengetahui dengan detail dan teliti bagaimana cara menganalisa polutan
dalam lingkungan juga setiap kegiatan yang dilaksanakan pada tiap-tiap laboratorium.
Hal ini guna menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman mahasiswa dalam
teknik analisis terutama dalam analisis polutan di lingkungan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anomim. 1997. Prosedur Kerja Laboratorium Kimia Fisika Padat Cair. Surabaya :
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan.
Anonim. 2008. Dekomposisi Zat Organik. 14 Agustus 2010.
Anonim. 2009. Hubungan Antara Total Suspended Solid dengan Turbidity dan
Dissolved Oxygen. http://thorik.staff.uii.ac.id/09/08/23hub-antara-total-
suspended-solid-dengan-turbidity-dan-dissolved-oxygen [10 Agustus 2010].
A.S. Wasilah, dkk, 2002. Kimia Lingkungan, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
20
Mahida, U.N. 1981. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta :
CV. Rajawali.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur nomor 2 kelas III
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang : Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
21
Lampiran
FOTO KEGIATAN
Contoh hasil pengukuran sampel Contoh pembacaan uji logam berat Zn dengan AAS
dengan Spektrofotometer
22
Total Suspended Partikulat (TSP)
23
colony counter mikroskop
24
Atomic absorption Spectrophotometer (AAS)
25
Speed wave
BBTK
L dan PPM Surabaya
26
Peserta praktikum di depan Ins.Lab Udara dan Radiasi BBKL dan PPM Surabaya
27