OLEH:
KELOMPOK III
GANTORUDDIN ABAPIHI (E1 A1 07 018)
HARLINA (E1 A1 07 033) MUH. ISRAWAN (E1 A1 07 016)
HASAN BASRI (E1 A1 07 015) TARSAN MADA (E1 A1 06 055)
LD. MUH. EKO (E1 A1 07 057) MUH. SYAIFUL LABAA (E1 A1 06 008)
MUH. ISMUNANDAR D. (E1 A1 07 060) SUFIRA (E1 A1 05 048)
ACHMAD HADY (E1 A1 07 028) ASLAN DATUERI (E1 A1 05 004)
ZULHARMAN (E1 A1 07 031) HERMAN MANGIWA (E1 A1 04 063)
Laporan Praktikum Rekayasa Jalan Raya ini telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten dan Teknisi
Laboratorium Jalan dan Aspal yang disusun oleh Kelompok III Mahasiswa Program Studi S-1
teknik Sipil Universitas Haluoleo Kendari, dengan peserta sebagai berikut:
GANTORUDDIN ABAPIHI (E1 A1 07 018)
HARLINA (E1 A1 07 033)
MUH. ISRAWAN (E1 A1 07 016)
HASAN BASRI (E1 A1 07 015)
LD. MUHAMMAD EKO (E1 A1 07 057)
MUH. ISMUNANDAR DINDRA (E1 A1 07 060)
ACHMAD HADY (E1 A1 07 028)
ZULHARMAN (E1 A1 07 031)
TARSAN MADA (E1 A1 06 055)
MUH. SYAIFUL LABAA (E1 A1 06 008)
SUFIRA (E1 A1 05 048)
ASLAN DATUERI (E1 A1 05 004)
HERMAN MANGIWA (E1 A1 04 063)
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Pengujian dan Konstruksi Sipil Fakultas Teknik
Universitas Haluoleo, dari tanggal 03 Mei 2010 sampai dengan 07 Mei 2010.
Kendari, MEI 2010
Kepala Laboratorium Jalan dan Aspal Asisten Laboratorium
MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
LEMBAR ASISTENSI
KELOMPOK : III (TIGA)
PROG. STUDI : S-1 TEKNIK SIPIL
MATA KULIAH : PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA
NO URAIAN PARAF
ASISTEN LABORATORIUM
PERTEMUAN
NO. NAMA STAMBUK
1 2 3 4 5 6 7
1. GANTORUDDIN ABAPIHI (E1 A1 07 018)
2. HARLINA (E1 A1 07 033)
3. MUH. ISRAWAN (E1 A1 07 016)
4. HASAN BASRI (E1 A1 07 015)
5. LD. MUHAMMAD EKO (E1 A1 07 057)
6. MUH. ISMUNANDAR DINDRA (E1 A1 07 060)
7. ACHMAD HADY (E1 A1 07 028)
8. ZULHARMAN (E1 A1 07 031)
9. TARSAN MADA (E1 A1 06 055)
10. MUH. SYAIFUL LABAA (E1 A1 06 008)
11. SUFIRA (E1 A1 05 048)
12. ASLAN DATUERI (E1 A1 05 004)
13. HERMAN MANGIWA (E1 A1 04 063)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat karunia dan hidayah-Nya
Lah sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan laporan ini sebagai tindak lanjut yang telah dilaksanakan sesuai Kurikulum
Tahun Akademik 2009/2010 dimana dalam peaksanaan dan penyusunan laporan praktikum ini
kami menemukan berbagai kendala,namun berkat kerjasama yang baik diantara anggota
kelompok serta petunjuk petunjuk dan bimbingan dari para asisten / teknisi laboratorium
maka kendala tersebut akhirnya dapat teratasi.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan selama kami mengikuti praktikum hingga selesainya
penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan kekurangan
tidak sebagaimana diharapkan, namun inilah yang dpat kami perbuat sebagai insan akademis
yang masih membutuhkan bimbingan secara intensif.Mudah mudahan laporan ini dapat
menjadi bahan pelajaran dan bahan telaah bagi pelaksanaan praktikum untuk diabdikan pada
nusa dan bangsa dikemudian hari.
Kendari, Juni 2010
Penyusun
Kelompok 3
Praktikum Lab. Rekayasa Jalan Raya
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada laopran ini yaitu untuk mengetahui hal hal
apa saja yang dilakukan pada percobaan uji aspal
1.4. Manfaat
Laporan praktikum ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan
pengetahuan dan literatur bagi laporan praktikum selanjutnya yang serupa dengan
praktikum ini.
Program Studi S-1 Teknik Sipil
Universitas Haluoleo 2
Kendari
2010
Kelompok 3
Praktikum Lab. Rekayasa Jalan Raya
BAB II
LANDASAN TEORI
Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau cokelat tua, pada
temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat. Jika dipanaskan sampai
suatu temperatur tertentu aspal dapat menjadi lunak / cair sehingga dapat
membungkus partikel agregat pada waktu pembuatan aspal baeton atau dapat
masuk ke dalam pori - pori yang ada pada penyemprotan / penyiraman pada
perkerasan macadam ataupun pelaburan. Jika temperatur mulai turun, aspal akan
mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya (sifat termoplastis).
Sebagai salah satu material konstruksi perkerasan lentur aspal merupakan
salah satu komponen kecil, umumnya hanya 4 10% berdasarkan berat atau 10
15% berdasarkan volume, tetapi merupakan komponen yang relatif mahal.
Hydrocarbon adalah bahan dasar utama dari aspal yang umum disebut
bitumen, sehingga aspal sering juga disebut bitumen.Aspal yang umum digunakan
saat ini terutama berasal darai slah satu hasil proses distilasi minyak bumi dan
disamping itu banyak pula dipergunakan aspal alam yang berasal dari pulau Buton.
Aspal emulsi
Aspal emulsi adalah suatu cmpuran aspal dengan air dan bahan
pengemulsi.Berdasarkan muatan listrim yang dikandungnya,aspal emulsi dapat
dibedakan atas :
- Kationik, disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal yang bermuatan
arus listrik positif.
- Anionik, disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang
bermuatan arus listrik negatif.
- Nonianik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti
tidak menghantarkan listrik.
Yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah aspal emulsi
anionik dan kationik.
Aspal Buton
Aspal alam yang terdapat di Indonesia dan telah dimanfaatkan adalah aspal
dari pulau Buton. Aspal ini merupakan campuran antara bitumen dengan bahan
mineral lainnya dalam bentuk batuan. Karena aspal Buton merupakan bahan alam
maka kadar bitumen yang dikandungnya sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi.
Berdasarkan kadar bitumen yang dikandungnya aspal Buton dapat dibedakan atas
B10, B13, B20, B25, dan B30 (Aspal buton adalah aspal dengan kadar bitumen rata-
rata 10%.
Komposisi Aspal
Aspal merupakan unsur Hydrokarbon yang sangat kompleks, sangat sukar
untuk memisahkan molekul-molekul yang membentuk aspal tersebut. Disamping itu
setiap sumber dari minyak bumi menghasilkan komposisi molekul yang berbeda
beda.
Komposisi dari aspal terdiri atas asphaltenes dan Maltenes. Asphaltenes
merupakan material berwarna hitam atau coklat tua yang tidak larut dalam
heptane.Maltenes larut dalam Heptane, merupakan cairan kental yang terdiri dari
Resins dan oils.Resins adalah cairan berwarna kuning atau coklat tua yang
membeikan sifat adhesi dari aspal, merupakan bagian yang mudah hilang atau
berkurang selama masa pelayanan jalan. Sedangkan oils yang berwarna lebih muda
merupakan media dari Asphaltenes dan Resins
Sifat Aspal
Aspal yang digunakan pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi sebagai:
1. Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan agregat dan
antara aspal itu sendiri.
2. Bahan pengemisi, mengisi rongga antara butir butir agregat dan pori pori
yang ada di agregat itu sendiri. Berarti aspal haruslah mempunyai daya tahan
(tidak cepat rapuh) terhadap cuaca, mempunyai adhesi dan kohesi yang baik
dan memberikan sifat elastis yang baik.
Kekerasan Aspal
Aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan agregat
sehingga agregat dilapisi aspal atau aspal panas disiramkan ke permukaan agregat
yang telah disiapkan pada proses peleburan. Pada waktu proses pelaksanaan, terjadi
oksidasi yang menyebabkan aspal menjadi getas (viskositas bertambah tinggi).
Peristiwa perapuhan terus berlangsung setelah masa pelaksanaan selesai. Jadi
selama masa pelayanan aspal melayani oksidasi dan polimerisasi yang besarnya
dipengaruhi juga oleh ketebalan aspal yang menyelimuti agregat. Semakin tipis
lapisan aspal, semakin besar tingkat kerapuhan yang terjadi.
Pengaruh Alat Pemadat Gyropac dan Jumlah Tumbukan Terhadap
Karakteristik Fatigue dari Campuran Aspal Bergradasi Superpave
Dalam pekerjaan campuran beraspal panas, pemadatan merupakan salah satu
langkah pekerjaan yang memegang peranan. Pemadatan merupakan proses
pemampatan sehingga diperoleh kekuatan dan stabilitas serta rongga yang cukup
pada campuran beraspal. Pemadatan yang tidak memenuhi persyaratan dapat
menyebabkan kepadatan campuran beraspal tidak merata dan mudah retak yang
akhirnya akan mempengaruhi kinerja campuran beraspal yang dihasilkan, baik dari
segi umur pelayanan maupun dari segi pelayanan.
Hasil Penelitian laboratorium terhadap kepadatan campuran aspal bergradasi
superpave yang menggunakan alat Marshall dan Gyropac. Hasil kepadatan yang
diperoleh dibandingkan terhadap karekteristik fatigue dengan kontrol tegangan dan
pola pembebanan Sinusoidal digunakan untuk menyelidiki karakteristik fatigue.
Hasil perencanaan campuran menggunakan alat Marshall menghasilkan kepadatan
2,30 gr/cm3 dan kadar optimum 7,05% untuk 50 tumbukan,kepadatan 2,32 gr/cm 3
dan kadar aspal optimum 6,65% untuk 75 kali tumbukan.
Alat pemadat Gyropac memberikan pengaruh terhadap nilai VIM dari
campuran.Pengujian menggunakan alat pemadat Gyropac dibandingkan dengan alat
Marshall pada kepadatan yang sama, memberikan pengaruh terhadap rongga dalam
campuran (VIM). Untuk 50 tumbukan, kepadatan memberikan nilai VIM 4,79%
(Gyropac) dan 4,90% (Marshall). Sementara untuk 75 tumbukan, kepadatan
memberikan nilai VIM 4,35% (Gyropac) dan 4,52% (Marshall). Jadi alat pemadat
yropac memberikan nilai VIM yang lebih kecil dibandingkan dengan alat pemadat
Marshall.
PEMERIKSAAN
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
A. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen
keras atau lembek (solid dan semi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi
ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu kedalam bitumen pada suhu
tertentu.
dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm dibawah permukaan air
dalam bejana.
Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi, tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tinggi yang cukup
untuk merendam benda uji tanpa bergerak.
Pengukur waktu. Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan
stopwatch dengan skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan
kesalahan tertinggi 0,1 per 60 detik. Untuk pengukuran penetrasi dengan
alat otomatis kesalahan tersebut tidak lebih dari 0,1 detik.
Termometer
2. Bahan
Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup air untuk dapat
dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 60C di atas titik
lembek, dan untuk bitumen tidak lebih dari 90C di atas titik lembek. Waktu
pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit. Aduklah perlahan-lahan agar
udara tidak masuk ke dalam contoh. Setelah contoh cair merata tuangkan
kedalam tempat contoh dan diamkan hingga dingin. Tinggi contoh dari
tempat tersebut tidak kurang dari angka penetrasi ditambah 10 mm. Buatlah
benda uji tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan suhu ruang
selama 1 sampai 1 jam dan 1 sampai 2 jam untuk benda uji besar.
C. Prosedur Pelaksanaan
Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air
tersebut dalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang telah
ditentukan. Diamkan dalam bak tersebut selama 1 sampai 1 jam dan 1
sampai 2 jam untuk benda uji besar.
Periksalah pemegang jarum agar jarum dipasang dengan baik dan bersihkan
jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain. Kemudian jarum tersebut
dilap dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada pemegang jarum.
Letakkan pemberat 50 gr di atas jarum untuk memp-eroleh beban sebesar
(100 0,1)gr.
Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.
Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji. Kemudian aturlah angka 0 pada arloji penetrometer
sehingga jarum penunjuk berhimpit dengannya.
Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka
waktu (5 0,1) detik.
Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berhimpit
dengan jarum penunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm.
Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan selanjutnya.
D. Analisa Perhitungan
X - X12
SX =
n(n - 1)
Keterangan :
X = jumlah masing-masing percobaan
X1 = jumlah rata-rata
n = jumlah percobaan
Sx = nilai standar deviasi
PEMERIKSAAN PENETRASI
2 81 65 87 75 27
3 69 60 86 72 56
4 68 84 96 84 95
5 74 90 105 88 93
ANALISA PERHITUNGAN
PENETRASI ASPAL SEBELUM KEHILANGAN BERAT
SX = (79.2 - 77.32)2 + (73 - 77.32)2 + (88.2 - 77.32)2 + (75 - 77.32)2 + (71.2 - 77.32)2
5 (5 - 1)
= 0.677141
X1 = X - SX = 76.64286
X2 = X + SX = 77.99714
PEMERIKSAAN
BERAT JENIS ASPAL
A. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis aspal dan
ter dengan menggunakan piknometer. Berat jenis ter dan aspal adalah
perbandingan antara berat jenis aspal atau ter dan berat air suling dengan
volume yang sama.
B. Peralatan dan Bahan
1. Peralatan
Termometer
Bak perendam yang dilengkapi dengan pengatur suhu dengan ketelitian
(25 0,1C)
Piknometer
Bejana gelas
Alat pengaduk
Neraca dengan ketelitian 1 mg
2. Bahan
Bitumen keras atau ter
Air suling sebanyak 1000 cm
C. Prosedur Pelaksanaan
Sebanyak 50 gram bitumen keras atau ter dipanas sampai mencair, untuk
mencegah pemansan setempat contoh diaduk perlahan, pemanasan tidak
melebihi dari 30 menit dengan suhu 56C di atas titik lembek.
Tuangkan contoh tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga
terisi bagian.
Bejana diisi dengan air sehingga diperkirakan bagian atas piknometer yang
terendam 40 ml, kemudian rendam dan jepitlah bejana tersebut dalam bak
perendam sehingga terendam (minimal 100 ml) pada suhu 25C.
Keringkan, bersihkan dan timbang piknometer dengan ketelitian 1 mg.
Bejana diangkat dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air
kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan.
Bejana berisi piknometer diletakkan ke dalam bak perendam, sekurang-
kurangnya 30 menit bejana tersebut didiamkan dalam bak perendam
kemudian angkatlah bejana dan keringkan dengan lap. Timbang piknometer
dengan ketelitian 1 mg.
Tuangkan benda uji ke dalam piknometer yang telah kering sehingga terisi
bagian.
Piknometer dibiarkan sampai dingin, waktu tidak kurang dari 40 menit dan
timbanglah dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg.
Isikan piknometer yang berisi benda uji dengan air dan tutuplah tanpa tekan,
diamkan agar gelembung udara keluar.
Angkat bejana dari bak dan letakkan piknometer di dalamnya dan kemudian
penutup ditekan hingga rapat.
D. Analisa Perhitungan
(C - A)
B.J =
(B - A) - (D - C)
Keterangan :
A = berat piknometer dengan penutup
B = berat pioknometer berisi air
C = berat piknometer berisi aspal
D = berat piknometer berisi aspal dan air
Parameter Pemeriksaan
1. Berat Picnometer Kosong + Contoh (Gram) 106.10
2. Berat Picnometer Kosong (Gram) 56.60
a. Berat Contoh (1 - 2) 49.50
3. Berat Picnometer Kosong + Air (Gram) 121.80
b. Berat air (3 - 2) (Gram) 65.20
4. Berat Picnometer Kosong + Contoh + Air (Gram) 157.30
5. Berat Picnometer Kosong + Contoh (Gram) 92.10
c. Isi Air (4 - 5) (Gram) 65.20
d. Isi contoh (4 - 3) 35.50
Perhitungan :
Berat Contoh
Berat Jenis =
Isi Contoh
= 1.39
ANALISA PERHITUNGAN
PEMERIKSAAN BERAT JENIS ASPAL
Berat Contoh
Berat Jenis Contoh =
Isi Contoh
= 1.39 gr / cc
PEMERIKSAAN
KELEKATAN ASPAL PADA BATUAN
1. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetapkan kelekatan aspal pada batuan
dalam air.
PEMERIKSAAN
KEHILANGAN BERAT ASPAL
A. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetapkan penurunan berat
minyak dan aspal dengan cara pemanasan dan tebal tertentu.
C. Prosedur Pelaksanaan
Letakkan benda uji di atas pinggan setelah oven mencapai suhu (163 1)C.
D. Analisa Perhitungan
(A - B)
Penurunan berat = 100%
A
Keterangan :
A = berat sebelum di oven
B = Berat setelah di oven
Uraian I II III
ANALISA PERHITUNGAN
PEMERIKSAAN KEHILANGAN BERAT ASPAL
= 0.401046
= 0.445633
= 0.135135
POWER SOURCE
PEMERIKSAAN
DAKTALITAS ASPAL
A. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengukur jarak terpanjang yang
dapat ditarik antara dua cetakan yang berisi aspal keras sebelum putus, pada
suhu dan kecepatan tertentu.
C. Prosedur Pelaksanaan
Benda uji didiamkan pada suhu 25C dalam bak peendam selama 85 sampai
95 menit, kemudian lepaskan benda uji dari plat dasar dan sisi cetakannya.
Pasanglah benda uji pada plat atau mesin dan tariklah benda uji dengan
kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus. Perbedaan kecepatan lebih
kurang 5 % masih di izinkan. Bacalah pada jarak antara pemegang cetakan
pada saat benda uji putus (dalam cm) selama percobaan berlangsung benda
uji harus selalu terendam sekurang-kurangnya 2,5 cm dari air dan suhu harus
dipertahankan tetap (25 0,5) C.
Pengamatan I 158.4 Cm
Pengamatan II 158.4 Cm
Rata-rata 158.4 Cm
PEMERIKSAAN
ANALISA SARINGAN
A. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksud untuk menetukan pembagian butir (gradasi)
agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.
C. Prosedur Pelaksanaan
Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu (110 5) 0C, sampai berat
tetap.
D. Analisa Perhitungan
Hitung persentase berat benda uji yang tertahan diatas masing masing
saringan terhadap berat total benda uji.
Berat tertahan = berat tertahan pada tiap-tiap saringan
Jumlah berat tertahan = berat tertahan pada saringan
Jumlahberattertahan
Jumlah % tertahan = 100%
Beratmater ial
Persen lolos = 100 % - Jumlah % tertahan
E. Pelaporan
Laporan meliputi :
a. Jumlah persentase melalui masing-masing saringan dengan jumlah
persentase di atas masing-masing saringan bilangan bulat.
b. Grafik Akumulatif.
ANALISA PERHITUNGAN
PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
Berat Awal sampel Agregat = 1000 gram
Nomor Saringan = 3/4 "
Berat tertahan = 0 gram
Jumlah berat tertahan = 0 gram
0
% kumulatif tertahan = x 100 % = 0%
1000
% kumulatif lolos = 100% - 0% = 100%
ANALISA PERHITUNGAN
PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
Berat Awal sampel Agregat = 1000 gram
Nomor Saringan = 3/4 "
Berat tertahan = 0 gram
Jumlah berat tertahan = 0 gram
0
% kumulatif tertahan = x 100 % = 0%
1000
% kumulatif lolos = 100% - 0% = 100%
ANALISA PERHITUNGAN
PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR
ANALISA PERHITUNGAN
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
ANALISA PERHITUNGAN
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
Rata-
Parameter Perc. I Perc. II rata
A. Berat Picnometer (gram) 57.50 91.50 74.50
B. Berat Contoh SSD di Udara (gram) 108.00 253.50 180.75
C. Berat Picnometer + Air + Contoh (gram) 220.48 493.11 356.80
D. Berat Picnometer + Air (gram) 157.70 340.20 248.95
E. Berat Contoh Kering (gram) 102.10 248.50 175.30
@ Apparent Specifik Gravity 2.60 2.60 2.60
@ Bulk Specifik on Dry Basic 2.26 2.47 2.36
@ Bulk Specifik on SSD Basic 2.39 2.52 2.45
@ Prosentage Water Absorbtion 5.78 2.01 3.90
ANALISA PERHITUNGAN
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
Prosentage Water
Absorption = { ( B - E ) / E } x 100
= { ( 180.75 - 175.3 ) / 175.3 } x 100
= 3.11 gram
= 2.39
= 2.48
= 2.39 + 2.48
2
= 2.43
A. Tujuan
Untuk menentukan komposisi campuran bahan bitumen dengan suhu,
waktu pemanasan tertentu.
2. Bahan
Agregat kasar ( batu pecah)
Agregat halus (pasir)
Filler (abu batu)
Modifier (oli bekas, minyak tanah, asphalt cement)
No. 200 0.54 3.62 4.85 0.235 1.508 0.7275 2.47 3-8
ANALISA PERHITUNGAN
RENCANA PENCAMPURAN /MIX DESIGN
Spec. Atas
Total mix
Spec. Bawah
Jumlah Lewat Saringan (%)
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
3" 76,2
2" 50,8
1 1/2" 38,1
Agregat Mix Design
1" 25,4
3/4" 19,1
1/2" 12,7
3/8" 9,52
Pembagian ButirBUTIR
1/4" 6,35
AGREGAT HALUS (PASIR)
4 4,76
GrafikPEMBAGIAN
Ukuran Saringan
8 2,38
10 2,00
12 1,60
16 1,19
GRAFIK
20 0,840
30 0,590
40 0,420
50 0,297
60 0,250
80 0,177
100 0,149
200 0,074
100
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0
Kendari
Universitas Haluoleo
Program Studi S-1 Teknik Sipil
Kendari, Mei 2010
Asisten Laboratorium,
62
WAYAN MUSTIKA, AMd
Kelompok 3
Praktikum Lab. Rekayasa Jalan Raya
PERHITUNGAN INTERPOLASI
(Penentuan Angka Koreksi Benda Uji)
a. Tebal 67,5 mm
68,30 - 66,70 67,50 - 66,70
=
0,86 - 0,89 X - 0,89
1,60 0,80
=
-0,03 X - 0,89
1,60 ( X - 0,89 ) = -0,03 x 0,80
1,60 X - 1,424 = -0,024
1,60 X = 1,40
X = 0,875
b. Tebal 66,75 mm
68,30 - 66,70 66,75 - 66,70
=
0,86 - 0,89 X - 0,89
1,60 0,05
=
-0,03 X - 0,89
1,60 ( X - 0,89 ) = -0,03 x 0,05
1,60 X - 1,424 = -0,001
1,60 X = 1,4225
X = 0,889
c. Tebal 65,50 mm
66,70 - 65,10 65,50 - 65,10
=
0,89 - 0,93 X - 0,93
1,6 0,4
=
-0,04 X - 0,93
1,60 ( X - 0,93 ) = -0,04 x 0,40
1,60 X - 1,488 = -0,016
1,60 X = 1,472
Program Studi S-1 Teknik Sipil
Universitas Haluoleo 64
Kendari
2010
Kelompok 3
Praktikum Lab. Rekayasa Jalan Raya
X = 0,92
d. Tebal 66,25 mm
e. Tebal 64,25 mm
(q)
(r)
(m)
(n)