Anda di halaman 1dari 20

Mautnya Batubara

Pengerukan Batubara & Generasi Suram Kalimantan


KATA PENGANTAR

Ambruknya satuan-satuan sosio-ekologik Pulau Kalimantan


Penulis: Cetakan Pertama, Februari, 2010
adalah bukti tak-terbantahkan gagalnya industri
- Abdullah Naim
pertambangan menjadi pintu kesejahteraan penduduknya.
- Abu Meridian
Mautnya Batubara Sejak tahun 1968 PT Unocal/Chevron telah menyedot minyak
- Ade Fadli
Pengerukan Batubara & Generasi Suram Kalimantan bumi Kalimantan Timur, yang digenapi oleh pengerukan
- Andi Manurung
emas oleh Rio Tinto di Kelian sejak 1986 yang bahkan telah
- Arief Wicaksono Cet. I - Jakarta: JATAM, 2010
mewariskan 77 juta ton tailing di provinsi yang sama. Kini
- Dwitho Frasetiandy 210 x 297 mm
warga berhadapan dengan pengerukan batubara skala raksasa
- Faisal
ISBN : 978-602-96076-1-1 (gigantik) yang mencapai lebih 200 juta ton per tahun.
- Indra Russu
- Kahar Al Bahri
Dari rejim kekuasaan satu ke rejim berikutnya Kalimantan
- Merah Johansyah Diterbitkan oleh: diperlakukan sebagai komoditas dagang guna mengamankan
- Muhammad Purnomo Susanto
kinerja ekonomi makro nasional ketimbang sebagai ruang
- Pradarma Rupang
yang mampu menjamin keselamatan warga. Hasil jual beli
- Siti Maemunah
komoditas itu mengucurkan keran devisa - membiayai
Editor: pembangunan Indonesia yang laju, tetapi senantiasa
- Arief Wicaksono melibatkan terus meningkatnya kasus korupsi, pelanggaran
- Siti Maemunah Jaringan Adovaksi Tambang HAM dan kerusakan lingkungan. Pengerukan dan
Jl. Mampang Prapatan II no.30 RT.04 RW.07 penghisapan Pulau Kalimantan hanya bergeser dari satu
Desain & Tata letak Jakarta Selatan - 12790 komoditas ke komoditas lain: kayu, minyak, emas, kelapa sawit
Dodo Tlp: 021-79181583 dan kini batubara.
Fax: 021-7941559
Email: www.jatam.org Sejak industri ekstraktif menjadi dewa penggerak ekonomi,
Website: jatam@jatam.org ketahanan pangan dan energi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Selatan porak poranda. Batu bara membuat
pengurus provinsi lupa daratan. Bukan kemakmuran
dan kesejahteraan yang dinikmati warga, justru derita
Daftar Isi berkelanjutan yang mengarah kepada kebangkrutan sosial-
ekologik-ekonomik.
Kata Pengantar ________________________________________________________ 3
Semua kisah derita di atas dilakukan secara terencana dan
Bagian Satu: sistematik oleh pengurus negara. Pola serupa terlihat jelas
Pembangunan: Keledai yang terperosok ratusan kali di lubang yang sama __________ 6 pada pulau besar lain di Indonesia; Sumatera, Sulawesi
dan Papua – sebuah paradoks Indonesia. Pulau-pulau yang
Bagian Dua : memiliki kekayaan alam melimpah, tapi penduduknya bagai
Kalimantan, Lepas dari Mulut Harimau Jatuh ke Mulut Buaya _____________________ 10 ayam mati di lumbung padi.
Bagian Tiga : Laporan mautnya batubara (deadly coal) ini ingin
Bagai Menggali Kubur sendiri ______________________________________________ 16 menunjukkan bagaimana pengerukan batubara telah menjadi
PT KPC Menjamin Suramnya Kutai Timur ____________________________________ 18 alat penghancur masa depan warga Pulau Kalimantan.
Laporan hasil studi dan putaran belajar JATAM dan WALHI
Pesta Perizinan dan Korupsi di Kutai Kartanegara _____________________________ 20 Kalsel sepanjang 2007 hingga 2009 ini adalah alarm bagi
pengurus negara dan warga Pulau Kalimantan. Alarm
Generasi Suram Kutai Barat _______________________________________________ 22 untuk segera melakukan tindakan penyelamatan sebelum
Banjir, Berkah Batubara Samarinda _________________________________________ 24 kehilangan masa depan akibat kemerosotan kemampuan
ekologiknya tidak terpulihkan.
Paser, Kabupaten Konservasi menuju Kabupaten Bencana ______________________ 26
Mari berpikir mencari jalan keluar dan bertindak bersama!
Merampok Energi Warga Kalimantan Selatan _________________________________ 28
Serangan Terhadap Hutan Lindung Meratus Kalimantan Selatan __________________ 30 - Siti Maemunah, Koordinator Nasional JATAM

Pengerukan Tinggi, Kemiskinan Tinggi ______________________________________ 32


Mautnya Batubara Kalimantan Selatan ______________________________________ 34
Bagian Empat :
Penegakkan Keadilan Antargenerasi Tidak Dapat Ditunda! _______________________ 36
Gb.01
Gb.02
Bagian Satu
Pembangunan: Keledai yang terperosok Setelah kapasitas yang mampu dikeruk dari Pulau Jawa rontok, kemudian Pulau
ratusan kali di lubang yang sama Sumatra juga dikeruk habis-habisan sepanjang lebih dari satu abad, praktik-
praktik keruk skala kolosal pun dilanjutkan di Pulau Kalimantan.

Durian runtuh industri minyak – gas di awal tahun 70an • Membutuhkan perangkat-perangkat kepastian
(oil bonanza) yang pernah dinikmati rejim Suharto hukum yang memudahkan tumbuhnya investasi
tidak akan pernah kembali. Demikian halnya dengan modal, lewat kebijakan-kebijakan debirokratisasi
masa-masa penebangan kolosal hutan-hutan alam di investasi dan usaha serta kemudahan-kemudahan
pulau-pulau di Indonesia, lewat Hak Pengusahaan Hutan pajak (fiskal).
(HPH), yang marak dan intensif pada akhir 70an hingga
Komoditi andalan saat ini, buruh migran, kelapa sawit dan
kemerosotannya pada awal 90an. Ketika terjadi krisis
batubara, memang menunjukkan angka-angka tolok-ukur
politik, yang dibuka oleh kejadian pembakaran lahan
pertumbuhan ekonomi makro yang mencengangkan.
besar-besaran, bencana asap dan kekeringan panjang,
Namun ongkos sesungguhnya yang diemban rakyat
dilanjutkan anjloknya kinerja ekonomi makro Indonesia
dan lingkungan tidak ditampilkan sejelas potret-potret
pada periode 1977 – 1998, mestinya ada satu evaluasi
kemilau dan tabel-tabel pertumbuhan pembangunan
serius tentang pilihan paradigma pembangunan pada
yang disiarkan pemerintah. Ongkos tersebut ditampilkan
masa rejim Suharto berkuasa. Tetapi ini Indonesia,
sebagai bentuk kebodohan dan ketidakpahaman rakyat
Bung! Model dan pendekatan pembangunan ekonomi
terhadap pembangunan. Bahkan kerap menjadi tuduhan
masa rejim Suharto menguat kembali sejak masa
anti-pembangunan yang terwujud lewat kriminalisasi
rejim Megawati hingga saat ini. Sekarang adalah masa
rakyat penentang pengambilalihan lahan-lahan produktif
pertunjukkan ulang model pembangunan a la Suharto,
yang selama bergenerasi-generasi telah mereka kuasai
dengan buruh migran, kelapa sawit dan batubara sebagai
dan olah. Kini lahan-lahan itu dijadikan ruang keruk bagi
komoditi keruknya!
industri skala besar oleh pemerintah sebagai wujud
Cara berpikir linear seperti itu secara gamblang telah kebijakan yang mempermudah perolehan lahan investasi
membuktikan beberapa hal kunci, bahwa pembangunan dan usaha. Potret ini tergambar gamblang tidak hanya
ekonomi makro yang dipraktekkan Indonesia sejak masa di pulau-pulau besar dan utama, seperti Jawa, Sumatra,
rejim Suharto hingga sekarang senantiasa: Kalimantan, Sulawesi dan Papua, juga terjadi di gugus-
gugus pulau kecil, seperti Bali dan Nusa Tenggara, serta
• Membutuhkan stabilitas sosial dan politik, yang
Maluku.
diwujudkan dengan penggunaan alat-alat dan
pendekatan memaksa, baik secara halus maupun Pulau Kalimantan tergolong pulau yang secara geologik
melibatkan tindak kekerasan; berumur tua dan bersifat stabil, dicirikan absennya
gunung-gunung berapi aktif. Artinya, kemerosotan
• Membutuhkan lahan-lahan luas yang dapat diperoleh
kemampuan ekologik baik yang terjadi secara alami
secara mudah oleh kuasa-kuasa modal, yang
maupun akibat kegiatan keruk manusia sulit untuk
diwujudkan melalui kebijakan pertanahan yang
dipulihkan. Kekayaan alam Pulau Kalimantan, yang
menafikkan keberadaan hak-hak adat atas tanah,
meliputi hutan alam dataran rendah dan hutan mangrove,
perjinan perolehan lahan untuk investasi dan usaha
ekosistem gambut, ekosistem karst, batubara, sungai-
yang dipermudah;
sungai besar, serta potensi minyak dan gas, tidak berarti
• Membutuhkan kapasitas terpasang buruh-buruh tak- membuat rakyat di pulau ini hidup selamat dan sejahtera.
trampil dan tak-terdidik yang murah, ini diwujudkan Setelah kapasitas yang mampu dikeruk dari Pulau Jawa
dengan produksi skala kolosal populasi buruh rontok, kemudian Pulau Sumatra juga dikeruk habis-
tersebut lewat konversi populasi petani pemilik dan habisan sepanjang lebih dari satu abad, praktik-praktik
penggarap menjadi buruh, seperti pengambilalihan keruk skala kolosal pun dilanjutkan di Pulau Kalimantan.
dan konversi lahan-lahan produktif menjadi
Proyek pengadaan lahan-lahan sawah guna mencapai
sarana umum skala besar, lahan-lahan industri dan
swasembada pangan nasional dengan membuka
perumahan;
ekosistem gambut seluas satu juta hektar di Kalimantan
• Membutuhkan teknologi siap-pakai yang dikabarkan Tengah adalah bukti kongkret cara berpikir linear rejim
telah teruji di negara lain, yang diwujudkan pembangunan Indonesia. Rejim yang secara sengaja dan
lewat importasi skala kolosal teknologi-teknologi terencana mengenyampingkan biaya sosial dan ekologik
produksi dan pencangkokkan pengetahuan untuk yang diemban rakyat, terutama masyarakat yang hidup
pengoperasiannya; di kawasan tersebut. Proyek yang membutuhkan biaya
trilyunan rupiah itu, sudah meratakan lahan penduduk,
• Membutuhkan sarana dan prasarana (infrastruktur)
jauh sebelum Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
pelayan industri, yang diwujudkan lewat pembukaan
(AMDAL) disetujui. Sejak program Pengembangan Lahan
jejaring jalan raya, jembatan, pelabuhan laut dari
Gambut (PLG ) diluncurkan 19951, baru 300.000 hektar
berbagai kelas, hingga bandar udara, demi kelancaran
yang dimanfaatkan, termasuk untuk lahan pertanian,
pengaliran bahan-bahan mentah yang telah dikeruk
hingga jatuhnya Suharto dari kekuasaan pada Mei 1998.
Gb.03 Gb.04 Gb.05 menuju ke pasar;

[6] [7]
Gb.09
Gb.10

Kegagalan rejim Suharto menangani tantangan- dipandang sebagai peluang bagi peluang prakarsa-
tantangan fisik ekosistem gambut menjadikan proyek prakarsa penghimpunan dana melalui skema pembiayaan
kolosal ini neraka bagi masyarakat adat dan masyarakat berbasis karbon, melalui skema Pemangkasan Emisi
setempat. Pembukaan kanal-kanal yang membelah dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD). Sedikit
ekosistem sensitif ini telah menyebabkan penurunan sekali pembahasan tentang langkah-langkah kongkret
tabel air, yang mendorong kemerosotan ketersediaan air, menanangani faktor-faktor penyebab tingginya emisi
anjloknya produksi perikanan masyarakat, serta menjadi karbondioksida dari ekosistem gambut di Kalimantan
kawasan rawan kebakaran. Bahkan pada 1997 kawasan Tengah, karena logika yang digunakan adalah, upaya
Proyek PLG ini menyumbang persebaran asap yang luas rehabilitasi tidak akan pernah terlaksana tanpa biaya.
akibat kegiatan penebangan hutan rawa gambut dan Rehabilitasi yang dibutuhkan ekosistem gambut di
pembukaan lahan perkebunan ketika terjadi musim Kalimantan Tengah dikatakan harus dilakukan pada skala
kemarau berkepanjangan yang dipicu gejala El Nino. luas, sehingga membutuhkan biaya yang luar biasa besar.
Kebijakan melakukan rehabilitasi ekosistem gambut yang Yang menjadi ironi, praktik-praktik ‘bisnis seperti biasanya’
ditinggalkan begitu saja oleh rejim Suharto dimulai sejak atau business as usual, tetap berlangsung tertib dan rapih.
rejim Megawati, yang kemudian diwujudkan rejim SBY- Kegiatan pengerukan batubara di kawasan-kawasan
MJK, dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) No sepanjang hulu Sungai Kapuas seperti tidak terganggu
2 Tahun 20072. Inpres tersebut boleh dikatakan tidak lebih oleh gaung upaya-upaya penanganan perubahan iklim
dari sekedar janji di atas kertas, karena tidak ada arahan yang akan dilaksanakan di Kalimantan Tengah. Demikian
penganggaran yang jelas untuk pelaksanaannya, serta halnya dengan perluasan perkebunan-perkebunan
lebih berorientasi kepada pilihan-pilihan investasi keruk kelapa sawit. Tapi politik infrastruktur yang telah terbukti
lain setelah diperbaiki dan dipulihkan. Kenyataannya, efektif menghancurkan tatanan sosial dan ekologik,
tanpa menanti selesainya Rencana Induk Rehabilitasi karena tujuannya yang lebih melayani industri ketimbang
dan Revitalisasi, ijin-ijin untuk pembukan lahan-lahan meningkatkan jaminan keselamatan dan produktifitas
perkebunan kelapa sawit dan penambangan batubara masyarakat, kembali dilakukan di Kalimantan Tengah.
terus mengalir dari kabupaten-kabupaten setempat. Salah satunya lewat rencana pengembangan sarana
kereta api yang diprioritaskan untuk mengangkut hasil-
Pembukaan dan pengeringan ekosistem gambut di
hasil keruk ke pasar, baik itu untuk komoditi batubara,
Kalimantan Tengah, menimbulkan oksidasi yang pada
hasil hutan maupun hasil perkebunan. Demikian halnya
gilirannya akan meningkatkan emisi karbondioksida,
dengan rencana pengembangan jalan raya Trans-
selain emisi yang dilepas dari meluasnya kebakaran
Kalimantan, yang hingga saat ini masih dalam tahap
gambut. Menurut Laporan Wetland International (2006)3,
perencanaan.
emisi CO2 dari lahan gambut diseluruh Asia Tenggara
pada tahun 1997 hingga 2006 adalah sekitar 2 Gt per Hiruk-pikuk rencana-rencana pembangunan tersebut
tahun (1,400 Mt dari kebakaran hutan dan 600 Mt dari sama sekali tidak ada urusannya dengan kenyataan pahit
dekomposisi yang disebabkan oleh drainase). Sekitar 1.8 yang diemban rakyat, berupa pemadaman listrik yang
Gt (90%) diperkirakan berasal dari Indonesia. Pembukaan berlangsung teratur, mulai dari satu kali dalam sehari
ekosistem gambut di Kalimantan Tengah merupakan hingga beberapa kali dalam sehari. Karena kekayaan
penyumbang emisi karbondioksida terbesar, bersama alam Pulau Kalimantan memang tidak ditujukan untuk
Provinsi Riau, Sumatra, yang mendongkrak posisi memenuhi kebutuhan rakyat Pulau Kalimantan, tetapi
Indonesia menjadi nomor tiga pengemisi karbondioksida untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Pemerintah tidak
terbesar di tingkat global setelah Amerika Serikat dan Cina kenal lelah meyakinkan publik bahwa kebutuhan rakyat
pada tahun 20064. akan dipenuhi dari hasil perdagangan komoditi ekspor,
yang jelas-jelas menghina akal sehat, karena tidak belajar
Sejak Konvensi Para Pihak (Convention of the Parties, COP)
dari kegagalan rejim Suharto yang menganut paradigma
dari Kerangka Kerja Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim
“jual mentah-jual murah-jual habis”, baik untuk minyak –
(UNFCCC) ke-13 dilaksanakan di Bali, pada Desember
gas, mineral, hutan, kelapa sawit, hingga beras.
2007, seluruh mata dunia mengarah kepada Kalimantan
Tengah. Kontribusi Kalimantan Tengah, berupa emisi
Gb.06 Gb.07 Gb.08
karbondioksida terhadap perubahan iklim global,

[8] [9]
Eropa 10%
(Italia 3%, Swiss 2,1%, Belanda 2,1%, Tujuan eksport
Spanyol 1,9%, Inggris 1,3%) Batubara Kalimantan
18 million ton

Asia 88%
Amerika Utara 1,2% (Jepang 20%, Korea
(Amerika Serikat, Kanada) Selatan14%, Taiwan 13%,
2 million ton India 11%)
140 million ton
Dulu, tahun 80-an,
Kalimantan Timur
memasok kayu ke Cina,
Korea, Jepang, Malaysia
dan Eropa
Afrika 0,1%
Amerika Selatan 0,35%
(Shiera Leone 0,04%, Marocco 0,04%,
(Chili 0,3%, Mexico 0,1%)
Andorra 0,03%)
550.000 ton
170.000 ton

Australia Pacific 0,4%


(Selandia Baru 0,37%, PNG 0,1%)
650.000 ton

Kini industri perkayuan limbung, berganti


Bagian Dua industri ekstraktif lainnya, pengerukan
mineral, batubara dan migas
Kalimantan,
Lepas dari Mulut Harimau
Jatuh ke Mulut Buaya
Setahun setelah keluarnya UU Pokok Kehutanan No 5 tahun 1967, ditandai penebangan kolosal hutan alam seantero
provinsi. Sungai Mahakam menjadi alat transportasi utama keluarnya kayu-kayu hutan Kalimantan ini ke Jawa, Sulawesi
Dulu, tahun 80-an, Kalimantan Timur (Kaltim) memasok kayu 11 juta meter kubik5, yang sebagian besar dikirim ke hingga Cina, Jepang dan Malaysia. Masa itu, 1968-1982 ini dikenal ramai dengan istilah banjir kap.
negara lain. Saat ini, penebangan berganti pengerukan batubara. Bahkan paling tinggi angkanya di Indonesia, sekitar
120 juta ton per tahun. Kini industri perkayuan limbung, keserakahan menebang kayu tanpa mau menanam, bak badai menghantam dan
memukul industri ini. Pasokan kayu tak memenuhi kapasitas mesin-mesin mereka yang rakus. Celakanya hukuman bagi
Meski kekayaan alamnya melimpah. Kalimantan Timur terus identik dengan kemiskinan, ketertinggalan dan warga tepi hutan bertambah, kebakaran hutan kini langganan. Dalam kurun 20 tahun terakhir terjadi tiga kali kebakaran
keterbelakangan di hampir semua bidang dibanding daerah lain. Bahkan, penghuni asli pulau – sang tuan rumah, besar di Kutai6. Tahun 1982, 1994, dan 1997. Hutan yang hancur karena pembalakan sebelumnya, sungguh-sungguh
masyarakat adat dayak di kawasan-kawasan tepi hutan, makin miskin dan menyusut populasinya. habis dilalap api.
Pemerintah, dulunya di pusat, hingga era otonomi daerah saat ini, lebih suka memperlakukan hutan-hutan Kalimantan Dalam setahun terakhir, sejumlah industri kayu lapis dan HPH di Kaltim berhenti. Selain melakukan PHK, sejumlah
Timur sebagai komoditas dibanding ekosistem penopang hidup warga. Hasil jual beli komoditas mengucurkan keran perusahaan merumahkan 4.562 karyawan7, yang berpotensi di PHK juga.
devisa untuk membiayai pembangunan Indonesia, dengan catatan skandal korupsi yang tak sedikit.
Era industri kayu, bersamaan juga datangnya industri ekstraktif lain, tambang, minyak dan gas. Ditandai kehadiran PT.
Gelombang eksploitasi sumber daya alam, mulai kayu, minyak, mineral hingga batubara, hanya berubah komoditasnya. Unocal dari Amerika Serikat di Kutai Kartanegara tahun 1968 dan perusahaan-perusahaan asing lainnya di pesisir dan
Sebelum 1980, kayu-kayu dipasarkan ke Cina, Korea, Jepang, Malaysia dan Eropa. Tak beda dengan era pengerukan Delta. Sementara di pegunungannya hadir Rio Tinto, tambang emas dari Inggris dan Australia, yang mewariskan sekitar
batubara kini. Moda pengerukan, aktor yang terlibat, dan kucuran pendapatan, tak berubah. 77 juta ton limbah tailing di dam Namuk, Kelian Kutai Barat8.
Kalimatan Timur bagai lepas dari mulut harimau, jatuh ke mulut buaya. Era industri kayu Kalimantan Timur dilanjutkan era Perkebunan kelapa sawit skala besar dan pengerukan batubara.
Dan, enam tahun terkahir, ada 33 Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan 1.212 Kuasa

[10] [11]
Enam Penguasa Kalimantan Timur
Interrex Sacra Raya

Kontrak: 1988 Kontrak: 1997


Kontrak: 1983
Konsesi: 25.121 ha Konsesi: 15.650 ha
Kontrak: 1978 Konsesi: 120.000 ha
Produksi: Produksi:
Kontrak: 1982 - 2023 Kontrak: 1982 - 2021 Produksi:
Konsesi: 5.361 ha • (2004) sekitar 7.9 juta ton • (2006) 213.000 ton
Konsesi: 50.400 ha Konsesi: 90.960 ha • (1994) sekitar 304 ribu ton • (2007) sekitar 11,5 juta ton • (2007) 223.000 ton
Produksi: • (2007) sekitar 11.821 juta ton, dimana
• (2004) 1.8 juta ton Produksi: Produksi: Saham: Saham:
persentase penjualan:
• (2005) 1.6 juta ton • (1993) 1 juta ton • (1991) sebesar 2 juta ton Pada tahun 2008, PT. Indo Tambangraya Saham PT. Interex Sacra Raya dimiliki oleh:
• (2006) 1.6 juta ton • 60 % ekspor
• (2007) 20,5 juta ton, persentase • (2007) sebesar 38,4 juta ton, dimana • 35% dalam negeri Megah Tbk (ITM). memiliki 99,99% saham • 30% PT. Persada Capital Investama
• (2007) 0.0 juta ton persentase penjualan : PT. Indominco Mandiri.
penjualan: (Indonesia)
• (2008) 0.0 juta ton • Ekspor 90% Saham:
• 70% ekspor • 30% PT. Sinar Ganda Jaya (Indonesia)
Saham Berau Coal dimiliki oleh: Ekspor:
Saham: • 30% dalam negeri • Dalam negeri 5% • 25% Multi Corporation Pte. Ltd
• 51% PT. Armadian Tritunggal Pada tahun 2008, persentase ekspor PT.
Tahun 2008, PT. Indo Tambangraya Megah • (2008) diperkirakan 22 juta ton • (2008) 37.5 juta ton, persentase ekspor (Singapore)
(Indonesia) Indominco Mandiri adalah:
Tbk. (ITM) memiliki saham 99,99% PT. adalah 87% • 15% Individual investor (Indonesia)
Saham: • 39% Rognar Holding B.V. (Netherlands) • 92% Ekspor ke Asia (Jepang 24%, Korea
Kitadin
Saham dimiliki oleh: Saham: Selatan 16%, Cina 13%) Ekspor:
• 10% Sojitz Corporation (Japan)
Ekspor: • 49% Samtan Co Ltd (Korea Selatan) Saham PT. Kaltim Prima Coal dipegang • 8% Ekspor ke Eropa ( Italia7 %) Ke Jepang.
Tercatat PT. Kitadin melakukan ekspor • 46% PT. Indika Inti Corpindo (anak oleh: Ekspor:
Konsumen:
sekitar 80.000 ton ke Korea Selatan dan perusahaan PT. Indika Energy Tbk • 65 % PT. Bumi Resources Tbk Pada tahun 2008, persentase ekspor PT.
CLP Guangxi Fangchenggang Power
Taiwan (Indika Group (Indonesia) (Indonesia) Berau Coal adalah:
Company Ltd (Cina), Enel Tradespa (Italia),
• 5% PT. Muji Inti Utama (Indonesia) • 30 % Tata Power Ltd (India) • Korea 26%
Konsumen: Ho-Ping Power Company (Taiwan),
• 5 % PT. Kutai Timur Energi (Indonesia • China 18%
Sino-Indo Co. Ltd. (Taiwan), Korea Western Ekspor: J-Power Resources Co. Ltd. (Jepang),
Ekspor: • India 16%
Power Co. Ltd. (Korea Selatan) Pada tahun 2008, persentase ekspor PT. National Power Corporation (Filipina),
Pada 2008, persentase ekspor PT. Kaltim • Negara lainnya 39%
Kideco Jaya Agung adalah: Sumitomo Corporation (Jepang), Bersamaan men
Prima Coal adalah:
• 85% ke Asia (Korea Selatan 22%, • 83% ke Asia (Jepang 31%, Taiwan 19%, Konsumen: Formosa Plastic Corporation (Taiwan), ingkatnya
Taiwan 13%, India 11%) Adani Global Pte Ltd (Singapura), Banpu International Ltd (Thailand), TNB pengerukan batu
India 10%) bara, pemerinta
• 12% ke Eropa (Inggris 5%, Slovenia 3%, • 16% ke Eropa (Swiss 6,9%, Belanda CLP Guangxi Fangchenggang Power Fuel Services Sdn. Bhd. (Malaysia), China daerah dan pusa h
Italia 2%). Company, Ltd (Cina), Korea Western Power Minerals Co. Ltd (Cina) t gagal mengata
5,6%, Inggris 1,5% ) permasalahan: si
• 3% untuk negara lainnya (Selandia Co. Ltd (Korea Selatan), Sino-Indo Co. Ltd
3.112.690 Baru) • dan sisanya ke Amerika (Taipei Taiwan), Hua Yang Electric Power Pemiskinan
hektar luas Konsumen: Konsumen: Co. Ltd Pengangguran
konsesi Korea East West Power Co. Ltd (Korea Taiwan Power Company (Taiwan), NS Kedaulatan pang
Selatan), TNB Fuel Services Sdn. Bhd. Resource Net (Jepang), National Power an
tambang di Bencana lingkun
(Malaysia), Kumho Petrochemical Co. Ltd Corporation (Filipina), IEG Limited gan
Kalimantan (Hongkong), CLP Power Hong Kong Pelanggaran HA
(Korea Selatan), J-Power Resources Co. Ltd M
Timur (Jepang), China Minerals Co. Ltd. (Cina), Limited (Hongkong), TNB Fuel Services Gangguan kese
SDN, BHD (Malaysia), Toyota Tsuho hatan dan lainn
Taiwan Power Company (Taiwan), Castle ya
Peak Power Company Ltd Hk (Hongkong), Corporations (Jepang), Coaltal Energy
Feni Industry (Slovenia), Genesis Power Private, LTD (India), Hokuriku Electric
Ltd (New Zealand), International Power Power Company (Jepang), BLCP Power
Sa

Fuel Company Ltd (Inggris), Korea (Thailand), Mitsubitshi Corporation


ma

Southern Power Ltd (Korea Selatan), dll (Jepang), Guangdong Power Industry Fuel
de

Co. Ltd (Jepang), Korea Southern Power,


ng

Ltd (Korea Selatan), B.M.A. BV (Belanda), Gb.11


LLuas provinsi
an

Nan Ya Plastics Corporation (Taiwan).


Kalimantan
K Sedangkan konsumen dalam negeri
Selatan, adalah Indonesia Tanjung Jati B, Freeport,
ATM Republik yang Compang-camping penduduknya yang tumbuh 3,7 persen per tahunnya14.
3.727.750 Inco. Pada 2008, produksi beras mencapai 570 ribu ton15,
hektar Angka penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan diprediksi tak akan mampu menutup kebutuhan. Dan
hingga Maret 200711, berjumlah 324,8 ribu atau sekitar harus mendatangkan 20 ribu ton beras dari Sulawesi
11,04 persen total penduduk, 2.957.465 jiwa.. Jumlah ini Selatan dan Jawa16. Mereka juga harus mendatangkan
meningkat 25,7 persen dibanding tahun sebelumnya, 83 persen kebutuhan proteinnya dari 490 ekor sapi yang
berjumlah 299,1 ribu atau 10,57 persen. mereka butuhkan pertahun dari Nusa Tenggara Barat dan
Tiga Daerah kantong pengangguran terbesar12 adalah Sulawesi Selatan17.
Pertambangan (KP) diterbitkan pemerintah9. Otonomi daerah jadi pintu ampuh pejabat, korporasi lokal hingga Kota Samarinda, 31.959 jiwa disusul Kota Balikpapan,
internasional mendapatkan perijinan mengeruk batubara perut Kaltim. Meski dalam Rencana Pembangunan Jangka Catatan ini belum ditambah daftar bencana lingkungan,
31.019 jiwa, serta Kabupaten Kutai kertanegara, 23.591 penggusuran masyarakat, pelanggaran HAM, gangguan
Panjang Daerah (RPJPD) provinsi 2005-2025 disebutkan, pencadangan lahan pertanian tanaman pangan dan jiwa. Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara
hortikultura seluas 2,49 juta hektar. Justru 3,12 juta hektar lahannya malah dirubah konsesi tambang dengan perijinan kesehatan dan lainnya, akibat pengerukan batubara.
memiliki jumlah konsesi tambang terbanyak. Jika ditotal
KP. Ini hampir seluas Kalimantan Selatan, provinsi tetangganya. mencapai 781 konsesi13. Mustahil memecahkan masalah
Cadangan terukur batubara sekitar 1,983 milyar ton membuat pemerintah dan warga Kaltim lupa daratan. Ditopang pengangguran menggunakan industri tambang, yang
nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim mencapai 176,1 trilyun (2005) membuat pemerintah daerah padat modal dan padat teknologi.
mengandalkan industri ekstraktif penopang utama ekonomi provinsi terluas di pulau Kalimantan ini. Bagi pemerintah Ketahanan pangan Kaltim juga memble. Provinsi ini
pusat, Kaltim adalah Auto-Teller Machine (ATM), pada 2008, sekitar 70 persen produksi batubara nasional berasal dari tak mampu memenuhi kebutuhan pangan mandiri
Kaltim10.

[12] [13]
Tiga Penguasa Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan
Kontrak: 1982 – October 2022
Kontrak: 1999 Konsesi: 35.800 ha
Konsesi: 6.486 ha Kontrak: 1981 - 2011 Produksi:
- (1992) sekitar 1 juta ton
Produksi: Konsesi: 70.153 ha - (2007) sebesar 36,1 juta ton, dimana
- (2000) sekitar 246 ribu ton
Produksi: persentase penjualan:
- (2007) sekitar 3,7 juta ton
- (1990) sekitar 454 ribu ton - (2008) 38,5 juta ton
Saham: - (2006) sekitar 15,3 juta ton Saham:
Saham PD Baramarta dimiliki 100% - (2008) sekitar 15,3 juta ton Saham PT. Adaro Indonesia dimiliki oleh
oleh Pemerintah Kabupaten Banjar - PT. Alam Tri Abadi 60.23% (Indonesia)
(Indonesia) Saham: - PT. Viscaya Investment 28.33% (Indonesia)
Saham PT. Arutmin Indonesia dimiliki oleh - PT. Dianlia Setyamukti 5.84% (Indonesia)
Eksport: - PT. Bumi Resources Tbk 99.99% - Indonesia Coal Pty, Ltd 4.67% (Australia)
Negara tujuan utama ekspor PD (Indonesia) - Mec Indo Coal, B.V. 0.93% (Belanda)
Baramarta adalah Hongkong, India, - PT. Amara Bangun Cesta 0.01%
Thailand, Malaysia, dan Jepang (Indonesia) Eksport:
Pada tahun 2008, persentase ekspor PT. Adaro
Eksport: Indonesia adalah:
Pada tahun 2008, persentase eksport PT. - 69% Asia
Arutmin Indonesia adalah - 23% Eropa
- 90% Asia - 5% Amerika Utara
- 10% Eropa - 2% Negara lainnya
Konsumen: Konsumen:
Hongkong Qinfa Trading Ltd (Hongkong), Adani Enterprises Ltd (India), Atel Energy SRL
Indocoal Resources (Cayman) Limited (Italia), Castle Peak Power (Hongkong), China
(Pulau Cayman) Steel Corporation (Taiwan), Coaltrade Service
International PTE Ltd (Singapura), Coral Bay
Nickel Corporation (Filipina), Devendran Coal
International Ltd (India), Donholm-Barwil

A Limited (Inggris), Eastern Energi Corporation


(Singapura), Glencore International AG (Swiss),
Guangdong Zhenrong Energy Co. Ltd (China),
IEG Limited (Hongkong), IMR Metallurgical
Group Resources A.G (Amerika Serikat),
Indocoal Resources (Cayman) Limited (Pulau
Cayman), Japan Kenzai Co. Ltd (Jepang),
J-Power Resources Co. Ltd (Jepang), Matias
Gonzales Chas, S.L (Spanyol), Mitsubishi
Material Corporation (Jepang), PSEG Energy
Resources & Trade LLC (Amerika Serikat),
Taiwan Power Company (Cina), Tata Power
Company Limited (India), TNB Fuel ServiceSDN
BHD (Malaysia), Union Fenosa Generacion S.A
(Spanyol)

Tak beda tetangganya, hutan Kalimantan Selatan 955.085 hektar19, tersebar 8 Kabupaten. Hingga 2004 telah
(Kalsel) hanya menjadi ajang kerukan, yang berubah dikembangkan sebesar 318.551 hektar20. Dan ekspansinya
komoditasnya dari waktu ke waktu. Masa Orde Baru, merengsek ke wilayah hutan. Tercatat 431.125,47 hektar
hutan dipelakukan sebagai tegakan kayu, lantas bergeser kawasan hutan dipakai sektor perkebunan kelapa sawit21.
komoditasnya menjadi kebun sawit skala besar, lantas Itu termasuk 6.219,67 hektar kawasan Suaka Alam dan
pembongkaran lantai hutan menjadi kawasan tambang. 5.385,67 hektar kawasan Hutan Lindung.
Hingga 1995/199618, ada 11 buah ijin HPH meliputi luas Kini hasil pengerukan mendominasi PDRB Kalimantan
1.054.240 hektar. Sebagian besarnya di wilayah hutan Selatan. Setidaknya, hingga tahun 2008 terdapat 280
lindung Meratus, kawasan lindung terakhir provinsi perusahaan pemegang ijin KP di kawasan hutan ini
ini. Sebanyak 30 persen hutan Pegunungan Meratus dengan konsesi seluas 553.812 hektar22. Ini belum
hilang pada periode 2000. Dinas Kehutanan pronvinsi termasuk KP yang masih dalam proses pinjam pakai
menyatakan jumlah lahan kritis dalam kawasan hutan kawasan hutan (terdapat 97 perusahaan KP) dan 14 PKP2B
lindung mencapai 187.384,59 hektar. seluas 50.278,59 hektar23.
Pada awal 2000-an, perkebunan kelapa sawit skala Apa prestasi pengerukan ini bagi Kalimantan Selatan?
Gb.12 Gb.13 Gb.14
besar mulai marak. Cadangan luas lahan yang bisa
dikembangkan untuk perkebunan kelapa sawit mencapai

[14] [15]
Bagian Tiga

Bagai Menggali Kubur sendiri


Gelap gulita bergilir merupakan hal biasa bagi warga Kota Samarinda, ibukota Provinsi Kalimantan Timur, yang jumlah
penduduknya 597.075 jiwa (2007)24. Lebih dari seperenam populasi penduduk tinggal di Kota Samarinda. Sepanjang
Juli hingga November 2008, pemadaman bisa mencapai 6 – 10 jam setiap hari25. Sebuah potret ironi, karena Kalimantan
Timur memasok lebih separuh produksi batubara Indonesia. Tujuh puluh persen batubara tersebut, atau sekitar 120,5
juta ton (tahun 2008), diekspor ke luar negeri26.
Kabupaten Kutai Timur punya kisah berbeda. Hanya 37 desa dari 135 desa yang dihuni 50.175 rumah tangga yang bisa
mendapatkan listrik27. Di saat sama, PT. Kaltim Prima Coal malah bebas menggunakan jatah listrik yang dapat digunakan
21 ribu rumah tangga28 demi melancarkan tambangnya beroperasi. Padahal 96% produksi perusahaan tersebut
diekspor29.
Provinsi ini bagai lilin yang membakar dirinya sendiri, agar dapat menghidupi pengusaha, korporasi raksasa dan negara
lain. Tidak sebatas urusan energi. Lima kabupaten dan kota paling banyak dikeruk kekayaan batubaranya di provinsi ini
– Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat dan Kota Samarinda,
justru harus menanggung daya rusak mematikan batubara. Mulai dari krisis air, banjir, pelanggaran HAM hingga
gangguan kesehatan.

Gb.15

[16] [17]
Tabel Konsumsi Energi PT. KPC
2006 2007
PT. KPC Menjamin Suramnya Kutai Timur No Energy Sumber
Produksi Listrik
Konsumsi Bahan
Bakar
Produksi Listrik Konsumsi Bahan Bakar
40.464,30 ton
1 Listrik PLTU KPC 66.886,80 MWh 68.069,2 MWh 41.119,6 ton batubara
batubara
2 Listrik Genset 31.318,89 MWh 8.520,78 kL solar 34.256,64 MWh 9.384,5 kL solar
3 Listrik PLN Nil Nil Nil Nil
68 ijin KP Batubara Tambang Melahirkan Kemiskinan Sumber : Laporan Pembangunan Berkelanjutan, 2007
Jika diteruskan menyandarkan pada Dari 203.156 Jiwa jumlah penduduk Kutim, tingkat
eksploitasi kekayaan alam yang tidak kemiskinannya mencapai 48,25% atau setara
dapat diperbaharui, seperti batubara,
Kabupaten Kutai Timur pasca tambang
90.025 jiwa. Sebagian besar diantaranya hidup di
sekitar tambang.
Menghabiskan 18,9 MW, atau setara listrik
akan menjadi kota mati. yang bisa menghidupi listik 21 ribu rumah
tangga di Kutai Timur

Krisis Listrik
Dengan jumlah rumah tangga, 50.175. maka
Besarnya Angka total kebutuhan hanya 45 MW. Artinya,
Pengangguran kebutuhan PT. KPC tiga kali lipat lebih besar
dibandingkan kebutuhan listrik masyarakat di
Sektor pertambangan bukanlah solusi Gb.16
Kabupaten Kutai Timur sendiri.
ketenagakerjaan. Keberpihakan Pemerintah
Kabupaten Kutai Timur pada PAD dari
sektor pertambangan hanya demi
mengejar angka-angka kinerja ekonomi
makro belaka.

Lewat Sistem Mahakam, Kalimantan Timur memiliki daya terpasang 262 MW dan daya mampu 204 MW dengan beban Di daerah yang sama beroperasi PT. Kaltim Prima Coal yang memproduksi 48 juta ton batubata37. PT. KPC membangun
puncak saat ini 196 MW30. Hanya 610 desa (43,26%) dari total 1.410 desa yang mampu dilayani31. Saat ini, daftar tunggu PLTU Tanjung Bara yang berkapasitas 10 MW38 dan cadangan dua PLTD berkapasitas 8,9 MW39. Mereka menghabiskan
pelanggan listrik kebutuhannya mencapai 180 MW32. 18,9 MW, atau setara listrik untuk menerangi 21 ribu rumah tangga di Kutai Timur.
Terdapat tiga kabupaten yang pemenuhan kebutuhan listrik paling rendah33, yakni Kutai Barat, Kutai Timur dan Berau. PLTU yang berada di lahan seluas 1,8 ha setiap hari membutuhkan 96 ton batubara, 120 ribu liter air tawar untuk
Hanya 27% hingga 38% dari total 475 desa di tiga kabupaten tersebut dialiri listrik. Sementara di daerah tersebut memasok ketel, dan sedikitnya 302.400 liter air laut untuk pendingin40. Kegiatan tersebut menghasilkan limbah 2,3 ton
beroperasi 3 perusahaan tambang raksasa yang memasok batubara paling banyak di Kalimantan Timur, yakni PT Kaltim abu terbang (fly ash) dan 1,5 ton abu dasar perhari.
Prima Coal (KPC), PT Indominco Mandiri, dan PT Perkasa Inakakerta. Total produksi ketiganya tahun 2008 mencapai 48,4
Tahun 2010 perusahaan merencanakan peningkatkan pengerukan batubara hingga 70 juta ton41. Untuk itu dibutuhkan
juta ton34.
peningkatkan pasokan listrik hingga 152 MW42. Ini setara dengan tiga kali lebih kebutuhan listrik warga Kutai Timur.
Kebobrokan tersebut gamblang di Kabupaten Kutai Timur. Pada 2008 kabupaten dihuni 50.175 rumah tangga yang Hampir setara dengan tingkat kebutuhan listrik Sistem Mahakam, yang meliputi Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan
tersebar di 135 desa35. Hanya 37 desa atau 27% desa yang mendapatkan pelayanan listrik pemerintah. Jika diasumsikan Kabupaten Kutai Kartanegara; Kota Tenggarong, Loa Janan dan Samboja, yang mencapai 210 MW43.
satu rumah menggunakan daya listrik sebesar 900 watt, maka total kebutuhan listriknya sebesar 45.157.500 Watt atau
45 MW36.

[18] [19]
Kekayaan sumber daya Alam
Pesta Perizinan dan Korupsi Nama
6 tahun penjara
: Syaukani HR
bukannya membuat rakyat
Kutai Kartanegara sejahtera,
di Kutai Kartanegara Jabatan : Bupati Kukar tetapi malah menyuburkan
(2005-2010) Korupsi
Kasus : Korupsi Rp. 120 milyar44 Kutai  Kartanegara memiliki 687 perijinan KP
hingga 200945. Sepanjang 2007/ 2008 saja,
dikeluarkan 247 perijinan46, artinya dalam dua
hari minimal pemerintah mengeluarkan satu
Ijin KP. Jika dibandingkan dengan jumlah desa
4 tahun penjara di seluruh kabupaten  yang hanya berjumlah
Nama : Syamsuri Amsar 227 desa, rasionya ada 2 perusahaan tambang
dalam 1 desa.
Jabatan : Wakil Bupati Kukar
(2005-2010) Kekayaan sumber daya Alam bukannya
Kasus : Bansos Rp. 124 milyar membuat rakyat Kutai Kartanegara sejahtera,
tetapi malah menyuburkan korupsi. Kabupaten
ini dikenal paling korup di Kaltim. Ada  8
pejabat sejak  6 tahun terakhir yang ditangkap
Banding dan dipenjara karena kasus Korupsi47. Mulai
Nama : Rachmat Santoso bupati, wakil Bupati, anggota dan  ketua DPRD,
Jabatan : Ketua DPRD Kukar juga kepala dinas. Bupati Kutai Kartanegara
(2008-2009) (2005 - 2010) , dipenjara kerena korupsi 124
Kasus : Pembangunan Tapal miliar rupiah48. Selain itu, ada 37  Anggota
DPRD periode 2004 – 2009 yang terlibat dalam
Batas Kukar- kasus korupsi bantuan sosial (Bansos), tetapi
Samarinda, Rp. 1,182 dari 37 Anggota DPRD Kabupaten Kartanegara
milyar hanya 2 Anggota DPRD yang menjadi
tersangka49.
p membuat pergantian
Kasus korupsi p g pejabat
berlangsung begitu cepat. Dalam 4 tahun
terakhir sudah terjadi  4 kali pengg
penggantian
pelaksana tugas Bupati di sini50

Angka
kemiskinan
(2009) menempati urutan
pertama di Kalimantan Timur
Gb.18
dengan jumlah 30.125 KK
miskin. Angka buta aksara juga
urutan tertinggi, yakni 18.681 Pelanggaran
langgaran HAM.
orang li i warga tterjadi
Kriminalisasi j di pada
d 20 A t 2008 kketika
Agustus tik B i b Kepolisan
Brimob K li D h (Polda)
Daerah (P ld ) Kalimantan
K li t TiTimur dan Polres
Kutai Kartanegara melakukan tindak kekerasan terhadap warga Kota Bangun yang saat itu warga sedang melakukan
demonstrasi menuntut lahan mereka yang diserobot perusahan PT. Arkon di Desa Semaleh, Kecamatan Kota Bangun
Kutai Kartanegara. Mereka dipukul, ditendang dan ditembak. Dalam peristiwa pembubaran aksi damai tersebut satu
warga yang bernama Serin tewas diterjang peluru aparat, empat orang terluka dan dua orang cacat seumur hidup, serta
24 orang lainnya ditahan, dikriminalisasi. Belakangan mereka dijatuhi hukuman tujuh bulan penjara oleh Pengadilan
Negeri Tenggarong dengan alasan membawa senjata tajam dan dituduh mengganggu ketertiban umum. Sementara
proses hukum terhadap aparat kepolisian yang melakukan penembakan dan pembunuhan terhadap masyarakat tidak
dilakukan.
Gb.17

[20] [21]
Terdapat 21 kecamatan di Kabupaten Kutai Barat. Di sebagian besar kecamatan
terdapat pengerukan batubara. Di lokasi-lokasi beroperasinya tambang
Generasi Suram Kutai Barat Perijinan.
batubara mudah ditemui lokasi-lokasi prostitusi, bahkan bisa mencapai tiga
lokalisasi atau lebih.
Ada sekitar 87 ijin KP
ditambah 3 ijin PKP2B yang Kunjungilah Kecamatan Melak. Di kecamatan tersebut terdapat Kampung
tersebar pada 20 kecamatan. Muara Barong yang memiliki empat lokalisasi, berdekatan dengan tambang
Hanya dari 3 perusahaan batu bara milik PT. Gunung Bayan Pratama Coal dan PT. Trubaindo Coal Mining.
dikeruk 9,7 juta ton pertahun. Keduanya adalah milik asing.
Satu lokalisasi baru dipindahkan dari Kampung Muara Bunyut, karena
berdekatan dengan rencana lokasi pemerintah membangun sebuah Sekolah
Dasar (SD). Tetapi pemindahan ini tak terlalu jauh dari tempat lama. Kini, SD
tersebut diapit beberapa lokalisasi serta menikmati pemandangan lalu lalang
truk-truk tambang.
Maraknya penyakit kelamin bukan hal baru di kawasan ini. Agustus 2009 lalu,
Kaltim Post memberitakan penderita penyakit kelamin GO atau Gonorrhea
sudah mencapai 39 orang warga. Tenaga medis Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) setempat menyebutkan angka penderita GO bisa
lebih tinggi daripada yang diberitakan media, sebab kebanyakan
penderita datang langsung ke tempat praktik dokter swasta.
Jarang yang mendatangai Puskesmas atau instansi fasilitas
kesehatan publik lainnya. Maklum, penyakit kelamin masih
e dapa stigma memalukan dan kotor. Celakanya,
mendapat
p enderita GO adalah kelompok usia produktif yaitu
penderita
rat 20-40 tah
20-40 tahun.
K utai Ba
ta ISPA
Penderi IIn
ni belum termasuk angka penderita Infeksi Saluran
Ini
Jumlah
P ernafa
Pernafasan Akut (ISPA). Pada 2007, Dinas Kesehatan
K
Kaba upa
Kabupaten Kutai Barat mencatat 19.375 penderita
20.000 IIS
SPA, meningkat
ISPA, m dari tahun sebelumnya, yang
b
ber
e jum 17.373 penderita. Catatan tahun 2008
berjumlah
19.500
m enu
menunjukkan, sebanyak 2.233 penderita ISPA
19.000 dala bayi dan 5.071 anak-anak51.
aadalah

ita
18.500 Bisa dibayangkan, generasi suram macam apa
Bisa

Pender
yyaang akan lahir di Kabupaten Kutai Barat, jika
yang
18.000
di usia
di u begitu dini, sudah terserang ISPA dan

Jumlah
17.500 tera
terancam penyakit kelamin.
17.000
2007
16.500

16.000 2006 Tahun

macam
Generraassii suram r di
an la hi
apa yang ak
te n Kuta i Barat,
Kabupa
tu dini,
Krisis Listrik. jika di usia begi
g ISPA
sudah terseran
Ada 11 Kecamatan dari 21 Kecamatan yang
pe nyakit
belum merasakan listrik. Mereka biasanya dan terancam
membeli mesin dompeng untuk mengalirkan kelamin.
listrik di rumah. Hanya terdapat PLN Ranting
Melak yang membawahi tujuh unit PLN
dengan total 11.261 pelanggan. Sejak 2002
hingga 2009 akumulasi daftar tunggu calon
pelanggan PLN sudah mencapai 5.400
Gb.20 Gb.21
rumah. Dengan pertumbuhan penduduk
mencapai 1,7% pada 2006, membuat daftar
antrian listrik semakin membengkak.
Gb.19

[22] [23]
Banjir, Berkah Batubara Samarinda
Perijinan.
Ada 76 Ijin Kuasa Pertambangan
dan 5 PKP2B , konsesinya meliputi
71 persen atau 50.742.76 ha dari
luas Kota Samarinda. Sekitar 25%
atau 16,294 hektar dari luas Kota
Samarinda merupakan daerah
rawa yang yang cocok untuk
resapan air yang sekarang sudah
berubah fungsi.

Banjir.
Di masa lalu banjir besar hanya datang
tiga hingga lima tahun sekali, misalnya
banjir yang terjadi pada Juli tahun 2008.
Saat itu, banjir menyerang Kecamatan
Samarinda Utara. Berbeda dengan
banjir berikutnya, bulan November
2008 hingga Mei 2009, luasan banjir
terjadi di hampir semua kecamatan
di Samarinda. Sepanjang tujuh bulan
tersebut, terjadi empat kali banjir besar.
Sekali banjir kawasan empat kecamatan
yang dihuni 10.204 KK tergenang banjir
(Samarinda Utara, Ulu, Ilir dan Sungai
Kunjang) kawasan-kawasan itu telah
berubah menjadi daerah kantung
rawan banjir di Kota Samarinda.

Gb.23
Gb.22

Dulunya, banjir besar di kota hanya datang 3 sampai 5 Belum lagi, jalur banjir juga melawati tempat-tempat
tahun sekali. Misalnya banjir yang terjadi pada Juli-agustus pasar tradisional seperti Pasar Inpres, Rahmad, Ijabah dan Hutan Kota.
2008 di Samarinda Utara. Air datang dari sungai Mahakam Segiri54. Banyak pembeli yang enggan belanja, setiap kali Hutan kota Samarinda sekarang
(Pasang). Volume air yang datang memang semakin banjir datang. tinggal 0,8% atau 256,50 ha. Di Samarinda
meningkat. terdapat empat daerah aliran sungai atau DAS,
Akumulasi kerusakan sumber daya alam, khususnya yakni Karang Asam Besar, Karang Asam Kecil, Loa
Tapi yang tak biasa, sejak pengerukan batubara naik akibat pengerukan batubara, telah membuat Samarinda Bakung, dan Karang Mumus. Hampir semua DAS di
dalam empat  tahun terakhir,  banjir jadi rutin. Sepanjang menjadi kota banjir. Padahal pendapatan dari pengerukan Samarinda terus mengalami pendangkalan akibat
November 2008 hingga Mei 2009, Samarinda menjadi itu tak seberapa jumlahnya bagi dompet daerah.  Pada kegiatan pertambangan, galian C, pembangunan
langganan banjir, dan meluas di hampir semua kecamatan 2008, pendapatan dari pertambangan batubara hanya properti dan perumahan
di Samarinda52. Sepanjang 6 bulan, terjadi 4 kali banjir Rp. 399.000.000,- atau 4,13 persen total Pendapatan
besar. Tiap banjir datang, menggenangi kawasan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda sebesar 112,5 miliar
yang dihuni sekitar 10.204 KK pada 4 kecamatan, yaitu rupiah55. Pendapatan.
Samarinda Utara, Ulu, Ilir dan Sungai Kunjang53. Kawasan Pada 2008 pendapatan daerah dari
itu kini berubah menjadi kawasan rawan banjir. Hampir Celakanya untuk mengatasi banjir, biaya yang dibutuhkan pertambangan batubara hanya
semua jalan utama Kota Samarinda tergenang saat banjir lebih besar. Pada 2008 lalu, Kota Samarinda membiayai sebesar 399 juta rupiah, hanya 4%
datang. proyek penanggulangan banjir dan membangun polder dari total PAD Samarinda sebesar
(kolam raksasa penampung air). Biaya yang dibutuhkan 112,5 miliar. Padahal, pada 2008
Sejak itu, banyak warga mulai menaikkan pondasi dan perbuahnya mencapai 38 miliar rupiah. Biaya pembuatan lalu biaya pembangunan proyek
tiang rumahnya, bahkan banyak yang menjualnya polder air Hitam misalnya, menghabiskan biaya 63 miliar penanggulangan banjir dengan
dengan harga murah. Banjir membuat  putaran ekonomi rupiah. Kini Kota Samarinda berencana akan membangun membangun Folder Penampung
masyarakat menengah kebawah terganggu. Salah satunya 5 polder lagi. Banjir, butuh biaya 38 miliar rupiah
transportasi, angkutan kota trayek B, yang jumlahnya per polder.
sekitar 500 buah. Mereka melayani jalur kawasan banjir, Sungguh, dompet daerah bisa jebol jika Kota Samarinda
yaitu Samarinda Utara, Ilir dan Ulu, harus mengutang terus mengeruk batubaranya.
setoran  yang besarnya rata-rata Rp. 85.000 per hari.
Mereka tidak bisa beroperasi saat banjir datang.

[24] [25]
Paser, DAS Kandilo Terancam Tambang, Sumber
Air Lima Kecamatan Terancam.
Kabupaten Konservasi menuju Kabupaten Bencana Penduduk lima kecamatan di hilir DAS Kandilo, sejumlah 8.009 KK
terancam terganggu dan terhenti pasokan air bersihnya. Perusahaan
Ancaman terhadap Daerah Air Minum (PDAM) Paser merugi, biaya produksi air bersih
Keanekaragaman menggelembung empat kali lipat sejak 2004, uji laboratorium
menunjukkan tingkat kekeruhan tinggi, 1600 NTU (Nephelometric
Hayati di Kawasan Turbidity Unit), sehingga memaksa PDAM menggunakan bahan Gb.24
Konservasi. kimia hingga empat kali dari biasanya. DAS Kandilo adalah DAS
terbesar di Kabupaten Paser, luasnya 441.619 hektar atau 30 persen
dari total luas Kabupaten Paser56. Perusahaan tambang PT. Kideco Jaya
Agung asal Korea Selatan, dan PT. Interex Sacra Raya di hulu Sungai
Hutan Lindung Gunung Ketam di Kabupaten Paser seluas
Gunung Ketam-Kandilo adalah pihak yang harus bertanggungjawab.
35.350 hektar dikeruk oleh tambang batubara, PT. Interex
Sacra Raya dengan luas konsesi 6.947,58 hektar, serta
Bulungan Mandiri Lestari dengan luas konsesi 8.333,17 hektar.
Kedua perusahaan ini mengancam DAS Kandilo dengan
sepuluh anak sungainya, juga sedikitnya 58 jenis pohon kayu,
14 reptil, macan kumbangdan kumpulan jenis ikan tawar yang Penggusuran Masyarakat Adat
menghuni hutan lindung ini.
Tambang juga memotong sungai, mencemari Sungai Samurangau
dan Biu hingga tak layak lagi digunakan kebutuhan harian warga.
Kini banjir makin sering terjadi, sedikitnya tiga kali setahun.
Genangan banjir yang dahulu tidak mematikan kini merusak
sejumlah tanaman milik warga karena air sudah bercampur
lumpur dan limbah tambang. Sejak menambang pada 1982,
Kideco telah menggusur tanah keramat masyarakat adat Dayak
Paser, sekitar 27.000 hektar lahan digusur57, mereka dilarang
berkebun atau melakukan kegiatan produktif lainnya
Kabupaten ini telah mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten
Konservasi, 29 Juni 2006, Paser telah memiliki empat hutan
lindung, Hutan Gunung Ketam di Kecamatan Muara Komam,
Hutan Sungai Sawang (Muara Samu), Hutan Gunung Lumut
(Kuaro), Muara Komam, Long Ikis, Long Kali) dan Hutan Sungai
Samu (Muara Samu, Muara Komam) dan dua cagar alam, Teluk
Adang dan Teluk Apar. Tapi, diramalkan dua tahun lagi kabupaten
ini akan menjadi kabupaten bencana. Bagaimana tidak, jika saat
yang bersamaan Bupati Paser justru menambah jumlah ijin KP dari
22 menjadi 67 buah58. Penambahan 45 ijin baru luasnya mencapai
248.978 hektar. Itu pun belum termasuk luas empat tambang
batubara dengan ijin PKP2B. Padahal luas Kabupaten Paser hanya
1.148.209 hektar.
Kawasan lindung yang kini terancam pengerukan batubara
antara lain Hutan Lindung Gunung Ketam yang dirusak PT.
Interex Sacra Raya (ISR) seluas 6.947,58 hektar59, dan PT. Bulungan
Mandiri Lestari (BML) seluas 8.333,17 hektar60. Pertambangan ini
Perijinan mengancam keberadaan Sungai Kandilo.
Sekarang Terdapat 67 ijin KP dan 4 ijin PKP2B, salah satu Gb.25
Bencana itu akan datang dari sumber utama air baku masyarakat
raksasa perusahaan pemegang konsesi PKP2B adalah
Paser, urat nadi pasokan air PDAM, yaitu DAS Kendilo yang luasnya
Kideco Jaya Agung, yang mengeruk 21 juta ton batubara
441.619 hektar atau sekitar 30 persen total wilayah Kabupaten Paser. Panjang DAS Kendilo sekitar 235 km dengan 9 sub
tiap tahun. Sepanjang 2007 – 2009, terdapat sekitar 45
DAS. Bencana bermuara dari sedimentasi akibat pengerukan bahan tambang. Pada November 2006, lebih seminggu
perijinan KP dikeluarkan pemerintah kabupaten.
layanan air PDAM macet. Dari uji laboratorium menunjukkan error atau tidak terbaca dengan angka 1600 NTU, air
berubah seperti warna kopi susu. Terdapat 43.161 rumah tangga di Kabupaten Paser yang terancam pasokan air
bersihnya.
Tak hanya dari perbukitan, tanda-tanda bencana juga datang dari kawasan laut. Sejak 2004, nelayan Desa Air Mati, salah
satu dari 17 desa pesisir sepanjang Cagar Alam Teluk Adang dan Teluk Apar, berkali-kali melaporkan ambruknya sumber
penghidupan mereka kepada DPRD Kabupaten Paser. Rengge, alat tangkap ikan tradisional, dirusak oleh lalu lalang
tongkang PT. Kideco jaya Agung. Hal yang sama juga mengancam Desa Pondong, yang dihuni 1.337 jiwa, dimana 79
persen-nya adalah nelayan tradisional, merengge dan sisanya petambak.

[26] [27]
Gb.27
Merampok Energi Warga Kalimantan Selatan

Provinsi ini mengorbankan


pemenuhan energi
penduduknya, demi memenuhi
kebutuhan asing

Tiap hari
kebutuhan BBM
truk batubara PLTU asam-asam hanya
dapat menerangi Gb.26 menggunakan 1,06%
21 ribu rumah di batubara yang dikerjakan
Kalsel Kalimantan Selatan.
Kalimantan Selatan memproduksi batubara terbesar kedua di Indonesia. Tapi, tiap harinya, ada saja daerah yang
harus mengalami pemadaman bergilir. Alasannya penghematan energi. Tidak ada jam pasti, setiap harinya bisa 2
hingga 3 jam, tiap dua hari sekali. Belum termasuk pembatasan penggunaan bagi industri hingga pemadaman lampu
penerangan jalan.
Kebutuhan listrik provinsi ini mencapai 270 MW61, tapi PLN defisit 30 MW, akibat berbagai kendala pembangkit. Bahkan
ada 21 ribu antrian calon pelanggan yang belum menikmati listrik62.
Provinsi ini mengorbankan pemenuhan energi penduduknya, demi memenuhi kebutuhan asing.
Pengerukan batubara dan pasokan BBM Kalimantan Selatan tak dinikmati penduduknya. BBM Kalsel dirampok untuk
mengangkut batubara dari ratusan tambang batubara berijin KP. Cerita ini dimulai dari jalan raya Kabupaten Tapin.
Hingga tengah 2009, kepadatan angkutan batubara di sana mencapai 2.473 unit per hari63, belum ditambah dari
kabupaten lainnya. Di Kabupaten Banjar dan Banjarbaru saja, tidak kurang 1.300 truk angkutan batubara lalu lalang.
Kasat mata, hitungan konsumsi BBM untuk truk angkutan batubara, jika 20 liter solar per truk, sekali jalan. Kebutuhan
solar sehari bisa mencapai 49.460 liter64. Jumlah ini bisa menerangi sedikitnya 21 ribu rumah di sana65. Ini belum
menghitung BBM yang digunakan tambang skala besar lewat ijin PKP2B yang jumlahnya ratusan kali lipat.
Lebih 73 persen batubara Kalsel dikirim keluar negeri, 27 hingga 29 persen sisanya untuk kebutuhan dalam negeri,
memasok konsumsi energi dan industri di Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan sendiri. Celakanya,
batubara yang diangkut bukan untuk kebutuhan warga.
WALHI Kalsel memperkirakan batubara kebutuhan provinsi ini hanya berkisar 1,69 persen dari total produksi tahun 2008
mencapai 78,5 juta ton. Listrik pun harus dibagi dengan tetangganya Kalimantan Tengah – sama-sama dipasok PLTU
Asam-asam, yang berkekuatan 230 MW.
Pengguna listrik terbesar kedua adalah pabrik semen, hanya 380.398 ton atau 0,6 persen-nya. Ditaksir kebutuhan
Batubara Kalsel meningkat tajam tahun-tahun mendatang, seiring pembangunan berbagai industri boros energi,
macam pengolahan biji besi dan industri kertas & bubur kertas (pulp), yang ujungnya diekspor juga.
Pemerintah berencana membangun PLTU Mulut Tambang, sebesar 110 MW66. Namun bila hampir semua perusahaan
batu bara lebih suka menjual batubaranya keluar negeri, apakah rencana-rencana diatas akan berjalan? Apalagi
yang menguasai produksi sebagian besar batubara Kalsel adalah perusahaan transnasional, yang terikat menjual
batubaranya ke pihak asing. Hingga 2008, tiga pengerukan batubara utama kalsel adalah PT. Adaro Indonesia (38,5 juta
ton pertahun), disusul PT. Arutmin Indonesia (16,8 juta ton per tahun) dan Perusahaan Daerah (PD) Baramarta sebesar
3,7 juta ton.

[28] [29]
Masyarakat Meratus

Anggrek Bulan Meratus.


Satu dari keanekaragaman hayati Meratus

Gb.28

Hamparan Pegunungan Meratus


dan Sungai Amandit
Gb.29
Gb.32

Serangan Terhadap Hutan Lindung Meratus


Kalimantan Selatan
Meratus kaya ragam hayati67. Di sana ada minimal 78 jenis dari 21 suku mamalia atau sekitar 35,14% mamalia
Kalimantan, Avifauna sebanyak 316 jenis dari 47 suku atau sekitar 88.27% dari jumlah jenis burung di pulau
Kalimantan yang mencapai 358 jenis68. Ada juga 130 jenis dari 20 suku Herpetofauna, 65 jenis ikan jenis dari 25
suku, dan 408 jenis serangga 408 dari 54 suku – dimana 173 jenis diantaranya adalah kupu-kupu. Tapi sejak lama
kawasan ini terancam.
Sebagai dampak maraknya pembalakan dan pertambangan liar, menurut Transtoto Handadhari69, sebanyak 30%
hutan Pegunungan Meratus telah hilang per periode 2000. Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel menyatakan jumlah
luasan lahan kritis di dalam kawasan hutan lindung mencapai 187.384,59 hektar.
Padahal, Meratus rumah ribuan etnis masyarakat Dayak Meratus yang oleh Tjilik Riwut dalam desertasi Noerid Gb.30
Haloei Raddam (1987) di sebut Dayak Bukit (gunung) termasuk dalam rumpun Dayak Ngaju yang mendiami daerah
Peleihari, hulu Riam Kiwa, dan Pegunungan Meratus. Umumnya berdiam dalam kelompok-kelompok kecil yang
disebut “balai”. Etnis minoritas ini populasinya menyusut dari tahun ke tahun. Pada tahun 1995, jumlah mereka Bekantan
sekitar 5.569 keluarga, menjadi 5.309 pada 199870. Populasi mereka menyusut drastis pada 1997. Segala bentuk alih Satu dari berbagai jenis binatang
fungsi hutan Meratus telah berkontribusi terhadap pemusnahan etnis suku Dayak Meratus (Bukit) tersebut. yang ada di sekitar Meratus

Setelah pembalakan kayu dan perkebunan, ancaman Meratus berikutnya adalah pertambangan. Setidaknya, ada
280 perusahaan KP di kawasan hutan ini dengan konsesi area seluas 553.812 hektar71, jumlah ini belum termasuk KP Gb.31
Kawasan Tambang Meratus
yang masih dalam proses pinjam pakai kawasan hutan (terdapat 97 perusahaan KP) dan 14 PKP2B seluas 50.278,59
hektar72. Sebagian besar kawasan tambang berada di daerah aliran sungai penting. Selain masuk ke kawasan hutan,
pertambangan juga merengsek ke kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) seluas 264.052 hektar73.

[30] [31]
Serapan Tenaga Kerja Pertanian Lebih Besar dari pada Tambang
Pengerukan Tinggi, Kemiskinan Tinggi Indeks Gini Rasio Kalimantan Selatan rendah dan Ada sekitar 45 persen penduduk 660 ribu yang bekerja.
cenderung menurun, yaitu 0,270 pada tahun Sektor pertanian menyerap hampir 51 persen tenaga
200474 menjadi 0,239 tahun 200675. Angka tersebut kerja, sekitar 741 298 orang77. Sementara, pertambangan
Grafik Perbandingan menggambarkan terjadinya ketimpangan distribusi yang saat ini mendominasi perekonomian Kalsel, hanya
Produksi Batubara VS Peringkat Indeks Pembangunan Manusia pendapatan sangat tinggi. Masyarakat miskin tetap menyerap 2 persen-nya, sekitar 33.738 orang78. Inipun
miskin, sementara yang kaya semakin kaya. Hasil penilitian kebanyakan berasal dari luar desa bahkan dari luar
di Kalimantan Selatan Udiansyah dkk, bersama Economy and Environment provinsi. Besarnya output dan kebocoran (leakage)
Program for Southeast Asia (EEPSEA), menunjukkan pendapatan keluar daerah mencapai 70 persen.
eksploitasi batubara Kalsel belum dapat mewujudkan
Itupun, studi ini belum menyentuh ongkos mengurus
kesejahteraan masyarakat, dikarenakan: 1) bagian untuk
daya rusak tambang. Ongkos yang harus ditanggung
daerah penghasil sangat kecil. 2) persentase "sewa"
penduduk lokal sekitar tambang, bersama rusaknya
sumberdaya juga masih terlalu kecil, dan 3) walaupun
bentang lahan, krisis air, hilangnya mata pencaharian
angka itu kecil, tetapi sangat berpotensi untuk dikorupsi.
hingga konflik sosial.
Saat ini, penduduk Kalsel berjumlah 3.250.100 orang
(2008), dengan jumlah tenaga kerja 1.468.590 orang76.

[32] [[3
[33]
33]
ENVIROCOAL DEADLY COAL
• Emisi gas dan partikel emisi udara lebih • Pencemaran sungai, pada desa-desa sekitar : Padang Panjang,
Mautnya Batubara •
rendah daripada bahan bakar padat lain.
Jumlah limbah abu tertangkap sangat
Dahai, Maburai. Warga tidak bisa menggunakan air sungai lagi
untuk keperluan sehari-hari.

Kalimantan Selatan kecil pada dasar mutlak dan sangat


rendah dibandingkan dengan batu bara
• Salah satu lubang pengerukan batubara PT. Adaro memiliki
garis tengah 1 kilometer, sedalam 30-40 meter (PT. Adaro
memiliki 2 lubang bekas tambang). Lubang di Desa Maburai,
• Komposisi kimia di udara dan menangkap
Murung Pudak itu kini menjadi genangan raksasa.
limbah abu menjadikan mereka ramah
dan cocok untuk daur ulang. • Sengketa lahan terjadi dengan warga atas 300 hektar lahan.
Proses dan jumlah ganti tidak adil dan merugikan warga.
• Mengurangi emisi SO2, penurunan emisi
Belum lagi muncul konflik horizontal antara masyarakat
NOx, Limbah menurun.
karena klaim perebutan lahan akibat ketidakberesan proses
pembebasan lahan
• Ada 2 desa, yaitu Desa Lamida Atas dan Juai, tergusur
perluasan tambang tahun 2003. Premanisme kepada warga
dan aktivis lingkungan meningkat seiring perusahaan
beroperasi, sementara aparat keamanan seolah lepas
tanggung jawab

Gb.33
Gb.34

Gb.36
Desa Tanta, Warukin,
Gb.35 Kabupaten Tabalong Warga Tamiang dan Pulau Ku’u selalu terkena banjir.
Debu batubara merusak tanaman pertanian dan perkebunan warga Desa Bajut Warukin,
Kecamatan Tanta. Debu, selain mengganggu pernafasan warga, juga mencemari. 
Banyaknya perkebunan karet yang tergusur akibat dari perluasan jalan dan kawasan
pengerukan
Timbulnya konflik horizontal antara masyarakat yang tidak mau melepas kebun karetnya
dengan masyarakat yang bersikap sebaliknya.

Desa Batang PT. Bahari Cakrawala Sebuku (BCS) menambang hutan suaka alam di Pulau Kecil Sebuku, tapi
Banyu dan dibiarkan oleh Pemerintah. Akibatnya, sejak beroperasi 1994, Desa Kanibungan dan Sekapung
Mangkok, krisis air.
Sungai Mangkok tidak bisa lagi digunakan karena tingginya kandungan besi Kecamatan Sejak tambang masuk, produksi kebun karet warga turun. Tiga buah sungai-Matangkarang,
(Fe) di air sungai akibat penambangan batubara di hulu. Belum lagi konflik sosial Pengaron, Kanibungan dan Daeng Setuju dirubah alur sungainya. Bahkan kuburan dan pelabuhan
berkepanjangan akibat sengketa lahan antara warga dan PT. Tanjung Alam Jaya. Kabupaten Speedboat digusur, digali batubaranya, tahun 2003. 
Banjar.
Sungai Kanibungan dan Sarakaman tercemar air pencucian batubara. Hasil tangkapan ikan
terutama Benur (bibit bandeng) dan nener (bibit udang) berkurang akibat pencemaran
hingga ke laut. Ceceran batubara dan tumpahan minyak serta oli saat pengapalan batubara
berakibat turunnya hasil tangkap ikan. Nener dan Benur yang terus berkurang karena hutan
bakau (mangrove) di Selat Sebuku rusak. Biasanya dalam 3 hingga 4 jam sehari, warga bisa
menangkap dan menjualnya hingga 200 ribu rupiah per hari, kini dibutuhkan 1 hingga 2 hari
untuk medapat jumlah yang sama.

Tambang sebagian berada di hutan lindung pegunungan. Pengangkutan batubara dengan


tongkang sejak 1999, telah membuat air sungai keruh, bercampur BBM. Sebelumnya
nelayan Muara Sungai Satui menghasilkan 50 ribu hingga 200 ribu rupiah perhari
menangkap ikan. Sekarang hanya 30.000 hingga 100.000 rupiah per hari.
Desa Sebamban dan Satui, Desa Sebuku,
Pengerukan membuat Sungai Salajuan menjadi kering dan berwarna hitam, tak bisa lagi Kabupaten Tanah Bumbu Kabupaten Kotabaru
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Mwnderita batuk, sesak napas, dan sakit mata jika sering melewati jalan darat sepanjang
Simapang Empat Sumpol, sudah biasa.

[34]]
[34 [35]
Gb.37 Gb.38 Gb.39

Bagian Empat
Penegakkan Keadilan Antargenerasi
Tidak Dapat Ditunda!
Karut-marut kekacauan tata-kelola tanah dan kekayaan kerap kita saksikan di negara-negara di benua Afrika yang Indonesia. Mimpi yang dibangun hanya melalui peniruan 2. Mengusung visi pembangunan yang menjamin;
alam di Indonesia yang berlangsung sejak awal tahun telah habis terkuras kekayaan alamnya. Indonesia akan (imitasi) dan pencangkokan (transplantasi) model-
• Kemampuan rakyat untuk meraih dan
70an hingga saat ini merupakan bom waktu bagi generasi menjadi seonggok tubuh lemah penuh penyakit yang model pembangunan yang sudah banyak ditinggalkan
mempertahankan keselamatan mereka;
ke depan. Ketika bom tersebut meledak Indonesia hidup bergantung kepada selang infus belas kasihan di negara asalnya, karena memiliki kemampuan
hanya menyisakan tanah-tanah tandus penuh lubang- bantuan-bantuan asing. menciptakan bom waktu bagi generasi masa depan. • Kemampuan rakyat untuk meraih dan
lubang menganga bekas galian tambang, sungai-sungai mempertahankan produktifitas guna menikmati
Semua kekhawatiran di atas sudah terjadi di negeri ini, JATAM mengajak seluruh unsur masyarakat di Indonesia
kering, laut penuh sampah dan bahan-bahan pencemar kualitas hidup terbaik sesuai kemampuan sosial
meski masih sepotong sepotong. Indonesia adalah negara dan dunia untuk menuntut keseriusan dan kesungguhan
berbahaya, hutan yang gundul, serta udara tercemar dan ekologik setempat; dan,
kaya yang diurus oleh orang-orang yang berilusi bahwa pengurus negara dan para politikus untuk,
yang menyebabkan meluasnya penyakit infeksi saluran
satu-satunya cara untuk mencapai kedaulatan yang • Kemampuan rakyat untuk menjaga, melindungi
pernapasan bagian atas (ISPA), yang mengancam 1. Menunda semua ijin dan proses perijinan bagi
hakiki hanya lewat pemompaan angka-angka kinerja dan memulihkan keberlangsungan jasa alam.
degenerasi otak anak usia bawah lima tahun (balita). pembukaan lahan-lahan baru di kepulauan untuk
ekonomi makro, dengan etalase buah pembangunan
investasi yang memiliki jejak sosial dan ekologis 3. Meninjau-ulang dan merumuskan paradigma
Di masa depan, jika tidak ada keseriusan dan berupa gedung-gedung pencakar langit, jejaring jalan
sangat kotor, seperti pertambangan batubara, pembangunan baru yang menjamin terpenuhinya
kesungguhan pemerintah, termasuk para politikus, raya yang rumit, serta menguatnya kelompok masyarakat
pertambangan mineral, agglomerasi* perkebunan syarat-syarat bagi upaya jangka panjang
untuk menjamin keselamatan rakyat Indonesia dan pengonsumsi barang dan jasa industrial. Sebuah mimpi
kelapa sawit skala besar, pembukaan ekosistem mewujudkan keadilan antargenerasi.
produktifitasnya demi menjaga kemampuan mereka yang dibangun di atas asumsi-asumsi berdasarkan contoh
gambut, pengkaplingan kawasan pesisir dan
mempertahankan kelangsungan jasa alam, Indonesia negara-negara maju di Eropa dan Amerika Utara, yang
perairan laut baik perikanan skala besar maupun
hanya akan menjadi negeri penuh perang sipil, penyakit mengenyampingkan perbedaan mendasar latar-budaya,
eksploitasi minyak, serta perluasan HPH di hutan-
dengan tingkat kemiskinan tak terperikan, seperti yang latar-sosial bahkan latar-geomorfologi yang dimiliki
hutan alam yang tersisa; agglomerasi* = Persekutuan satuan-satuan tata kelola yang membentuk
kompleks kuasa yang lebih besar daripada konglomerasi
[36]]
[36 [37]
1. Keputusan Presiden No 82 Tahun 1995, tanggal 26 27. Makalah Presentasi Gubernur Kaltim di hadapan 55. Samarinda Pos, Juni, 2009. 66. PLN Wilayah Kalsel - Kalteng, 2008.
Catatan KakiÔ
Desember 1995, tentang Pengembangan Lahan Menteri ESDM: tentang Prioritas Pembangunan
56. Bapedalda Kabupaten Paser, 2002. 67. YCHI bersama Masyarakat Adat: Data Tim Ekspedisi
Gambut untuk Pertanian Tanaman Pangan di Pertambangan Energi dan Mineral, Januari 2009.
Meratus, 2005.
Kalimantan Tengah. 57. JATAM: Analisis dari berbagai sumber, Oktober 2009.
28. JATAM: Analisis dari berbagai sumber, Oktober 2009.
68. Lihat MacKinnon, dkk, 1998
2. Intruksi Presiden No 2 Tahun 2007, tanggal 16 Maret 58. Perbandingan Data Distamben Provinsi Kaltim:
29. PT Bumi Resources Tbk: Laporan Tahunan 2008.
2007, tentang Tentang Percepatan Rehabilitasi dan tentang Jummlah Ijin KP dan Luasannya. 2007 dan 69. Kompas: Hutan Lindung Meratus Harus Diselamatkan
Revitalisasi Kawasan Pengembangan Lahan Gambut 30. Makalah Presentasi Gubernur Kaltim di hadapan Data Distamben Provinsi Kaltim tentang Jumlah Ijin dari Penambang Liar. 29 Maret 2004
di Kalimantan Tengah. Menteri ESDM: tentang Prioritas Pembangunan KP dan Luasannya, 2009.
70. Bappeda/BPS Kalsel: Angka, 1998.
Pertambangan Energi dan Mineral, Januari 2009.
3. Delft Hydraulics report Q3943: PEAT-CO2, Assessment 59. WALHI Kaltim: Keanekaragaman Hayati Gunung
71. Bappedalda Kalsel, 2008.
of CO2 emissions from drained peatlands in SE Asia. 31. Ibid. Ketam Paser Diambang Kehancuran. Muhammad
Hooijer, A., Silvius, M., Wösten, H. and Page, S, 2006. Ramli, Edisi I, hal. 06, Oktober 2005. 72. Bappedalda Kalsel, 2008.
32. Ibid.
4. WRI: Climate Analysis Indicators Tool vs 4.0, 2007. 60. Ibid 73. Bappedalda Kalsel, 2008.
33. Makalah Presentasi Gubernur Kaltim di hadapan
5. Makalah Presentasi Bernaulus Saragih – Forest Faculty Menteri ESDM: tentang Prioritas Pembangunan 61. PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan 74. Badan Pusat Statistik, 2007.
of Mulawarman University: Changing Land Cover from Pertambangan Energi dan Mineral, Januari 2009. Tengah, 2008.
75. Badan Pusat Statistik, 2007.
Green Space to Black Surface, September 2009.
34. http://www.dpmb.esdm.go.id dan kompilasi Jatam 62. PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan
76. Penelitian Udiansyah dkk bersama Economy and
6. GTZ: Bantuan Teknis Kebakaran Hutan, 2002. Kaltim, 2009 Tengah, 2008.
Environment Program for Southeast Asia (EEPSEA),
7. Harian Tibun Kaltim, April 2009 ; http://www. 35. BPS Kutim: Kutai Timur Dalam Angka, 2008. 63. WALHI Kalsel – Investigasi Penggunaan Jalan Negara 2007.
tribunkaltim.co.id/read/artikel/26058 diakses untuk Truk Batubara, 2005.
36. Kaltim Post: “PLTU Milik Bakrie Power di Sengata 77. Penelitian Udiansyah dkk bersama Economy and
Desember 2009. Environment Program for Southeast Asia (EEPSEA),
Beroperasi 2013”, 15 Juli 2009. 64. WALHI Kalsel: Analisis kebutuhan solar, Desember
8. JATAM Kaltim: Hasil Riset 2001. 2005. 2007.
37. PT Kaltim Prima Coal: Ringkasan Eksekutif Studi
9. Dinas Pertambangan Provinsi Kaltim, Maret 2009. AMDAL Peningkatan Batubara hingga 48 Juta Ton 65. WALHI Kalsel: Analisis kebutuhan solar, Desember 78. Penelitian Udiansyah dkk bersama Economy and
Pertahun, 2005. 2005. Environment Program for Southeast Asia (EEPSEA),
10. Makalah Presentasi Gubernur Kaltim di hadapan
2007.
Menteri ESDM: tentang Prioritas Pembangunan 38. PT Kaltim Prima Coal: Kerangka Acuan Analisis
Pertambangan Energi dan Mineral, Januari 2009. Dampak Lingkungan (KA-ANDAL), Studi Amdal
11. Survey Angka Kemiskinan berdasarkan SUSENAS,
Kapasitas Produksi Hingga 70 Juta Ton Per Tahun,
2009.
Kredit PhotoÔ
Maret 2007. Cover Depan Halaman 21
39. Ibid.
12. Harian Tribun Kaltim, April 2008. • Pradarma Rupang/JATAM Kaltim • Gb.18, istimewa
40. Ibid.
13. JATAM Kaltim: Analisis dari berbagai sumber, Maret Cover Belakang Halaman 22
2009. 41. Ibid. • Fahmi Rahman, Tribun Kaltim • Gb.19, dokumentasi Roby Johan, Kaltim Post
• Gb.20, dokumentasi Fahmi Rahman, Tribun Kaltim
14. Pemprov Kaltim: RPJPD (Rencana Pembangunan 42. Ibid. Halaman 3
Jangka Panjang Daerah) 2005 – 2025, Juni 2005. • Gb.01, JATAM Kaltim Halaman 23
43. Kaltim Post: PLTU Milik Bakrie Power di Sengata
• Gb.21, istimewa
15. Pemprov Kaltim: RPJPD (Rencana Pembangunan Beroperasi 2013, 15 Juli 2009. Halaman 4-5
Jangka Panjang Daerah) 2005 – 2025, Juni 2005. • Gb.02, JATAM Kaltim Halaman 24
44. http://korupsi.vivanews.com/news/read/90882-
• Gb.22, dokumentasi Fahmi Rahman, Tribun Kaltim
16. Pemprov Kaltim: RPJPD (Rencana Pembangunan mahkamah_agung_tolak_pk_syaukani_hasan_rais Halaman 6
• Gb.23, dokumentasi Roby Johan, Kaltim Post
Jangka Panjang Daerah) 2005 – 2025, Juni 2005. • Gb.03-gb.05, istimewa
45. Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Timur,
Halaman 27
17. Kaltim Pos, Agustus 2009. 2008. Halaman 8
• Gb.24, WALHI Kalsel
• Gb.06, istimewa
18. Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, 2000. 46. Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Timur, • Gb.25, Ade Fadli
• Gb.07-gb.08, JATAM Kaltim
2008.
19. Dinas Perkebunan Provinsi Kalsel, 2008. Halaman 29
Halaman 9
47. JATAM: Analisis dari berbagai sumber, Oktober 2009. • Gb.26-gb.27, Banjarmasin post
20. Dinas Perkebunan Provinsi Kalsel, 2006. • Gb.09-gb.10, JATAM Kaltim
48. JATAM: Analisis dari berbagai sumber, Oktober 2009. Halaman 31
21. Dinas Perkebunan Provinsi Kalsel, 2006. Halaman 13
• Gb.28-gb.32, istimewa
49. JATAM Kaltim: Analisis dari berbagai sumber, • Gb.11, istimewa
22. Bappeda Kalsel, 2008.
September – Okteber 2009. Halaman 34
Halaman 14
23. Bappeda Kalsel, 2008. • Gb.33, WALHI Kalsel
50. JATAM: Analisis dari berbagai sumber, Oktober 2009. • Gb.12-gb.14, WALHI Kalsel
• Gb.34-gb.35, istimewa
24. BPS: Kaltim Dalam Angka 2007, Maret 2008.
51. Dinas Kesehatan Kutai Barat, Juni 2009. Halaman 16-17 • Gb.36, WALHI Kalsel
25. JATAM Kaltim: Hasil Analisis Kompilasi Jadwal • Gb.15, istimewa
52. Dinas Pengairan Kota Samarinda, Presentasi di Halaman 36-37
Pemadaman Listrik Wilayah Kaltim dan Samarinda
Seminar Banjir Kota Samarinda, April 2009. Halaman 19 • Gb.37-gb.38, WALHI Kalsel
bulan Juli – November 2008 dari PLN Kaltim, Sep
• Gb.16, Fahmi Rahman/Tribun Kaltim • Gb.39, Robi Johan/ Kaltim Post
2009. 53. Dinas Pengairan Kota Samarinda, Presentasi di
Semninar Banjir Kota Samarinda, April 2009. Halaman 20
26. Makalah Presentasi Gubernur Kaltim di hadapan
• Gb.17, JATAM Kaltim
Menteri ESDM: tentang Prioritas Pembangunan 54. JATAM Kaltim: Analisis dari berbagai sumber, Maret
Pertambangan Energi dan Mineral, Januari 2009. 2009.

Anda mungkin juga menyukai