Anda di halaman 1dari 4

Susu

Susu

Susu adalah cairan yang berasal dari ambing sapi yang sehat, dengan pemerahan sempurna
dan benar, tanpa menambah atau mengurangi sesuatu komponen (Ditjen Peternakan, 1983).
Susu dipandang dari segi peternakan adalah sesuatu sekresi kelenjer susu dari sapi yang
sedang laktasi atau ternak yang sedang laktasi, dan dilakukan pemerahan dengan sempurna,
tidak termasuk kolostrum serta tidak ditambah atau dikurangi oleh suatu komponen. Susu
dari segi kimia yaitu mengandung zat kimia organis ataupun anorganis berupa zat padat, air
dan zat yang larut dalam air, zat tersebut adalah protein, karbohidrat, lemak mineral, vitamin
dan enzim. Susu dari segi gizi berhubungan dengan kepentingan makanan yaitu zat makanan
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan mempunyai imbangan yang sesuai
dengan gizi. Berdasarkan lemak yang dikandungnya, susu didefinisikan sebagai emulsi
dari globula lemak yang mengandung lemak susu, vitamin larut lemak dan membran dari
globula. Dari sudut pandang protein kasein yang dikandungnya, susu didefinisikan sebagai
suspensi koloid dari kasein (yang mengandung protein kasein, kalsium phospat, sitrat dan
air), partikel lipoprotein dan protein globular.

Standar Susu
Persyaratan susu murni yang dapat beredar harus memenuhi standar dari Direktorat Jendral
Peternakan tahun 1983 sebagai berikut:

Warna, bau, rasa, kekentalan: tidak berubah


Susu yang baik berwarna putih bersih sedikit kekuningan dan tidak tembus cahaya. Susu
yang berwarna kemerahan tidak normal, kemungkinan berasal dari sapi yang sakit. Susu
murni mempunyai rasa manis atau gurih tidak ada rasa asin. Susu yang baik berbau khas susu
segar, sedikit berbau sapi, bebas dari bau asing. Konsistensi susu yang baik konsistensinya
normal, tidak encer, tetapi juga tidak pekat dan tidak ada pemisahan bentuk apapun.

Berat Jenis (pada suhu 27,5) sekurang-kurang nya: 1,028


Berat jenis (BJ) adalah berat dibagi volume. Penentuan BJ dengan alat yang disebut
laktodensimeter. Laktodensimeter ada dua macam yaitu Quevenne dan The New York Board
of Health (NBH).
Perhitungan berat jenis adalah :
BJ= 1 + Skala/1000 + (27,5 – T) X 0,0002
T= suhu susu.

Kadar lemak sekurang-kurang nya: 2,8%


Metode yang digunakan dalam analisis kadar lemak adalah metode Babcock dasarnya adalah
melarutkan bahan padat bukan lemak dan melepaskan lemak bebas, apabila ditambahkan
asam sulfat ke dalam susu dan dicampur maka akan timbul reaksi panas yang dapat
mencairkan lemak susu yang akan memisahkan bagian atas.

Cara Kerja :
metoda ini digunakan botol Babcock dengan skala 0 sampai 8 dengan ketelitian 0,1. Angka
skala tersebut menunjukkan persentase kadar lemak pada waktu dianalisis, setiap skala
mempunyai volume 0,2 ml. Cara kerjanya adalah: memasukkan sampel susu pasteurisasi
sebanyak 10 ml kedalam Babcock, kemudian dipanaskan sehingga suhu mencapai 20 samapi
300 C, lalu ditambahakan H2SO4 dan dicampur dengan baik sehingga timbul gumpalan-
gumpalan didalam susu setelah itu disentrifus selama 5 menit. Kemudian botol Babcock
dimasukkan dalam air hangat atau dengan suhu 71,10 C dan suhu botol Babcock dijaga
supaya tetap sekitar 20 sampai 300 C. Kemudian cara diatas diulangi dangan sentrifus 2
menit. Lalu dimasukkan kembali kedalam air hangat. Diulangi lagi sentrifus selama 1 menit
dan dicelup kembali pada air hangat. Sebelum melakukan pembacaan skala celupkan terlebih
dahulu pada air hangat, kemudian panaskan pada penangas air dengan suhu kurang lebih 57,2
sampai 600 C selama 3 menit

Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL) sekurang-kurangnya: 8,0%


Perhitungan BK :1,23 L + 2,71 (BJ-1 X 100 / BJ)
BKTL : BK – Lemak

http://satri-sakti.blogspot.com/2007/12/susu_24.html

Pengujian kadar lemak susu segar pada uji ini digunakan metode Babcock. Metode ini diperkenalkan
pertama kali pada tahun 1890 oleh Dr. SM. Babcock di Universitas Wisconsin Amerika Serikat. Dasar
yang digunakan adalah apabila asam sulfat (H2SO4) ditambahkan pada susu kemudian dicampur,
maka asam sulfat akan melarutkan bahan padat bukan lemak/solid no fat (SNS), dan meninggalkan
lemak bebas. Reaksi akan menimbulkan panas, dan panas ini dapat mencairkan lemak susu yang
kemudian akan memisah di bagian atas. Asam sulfat juga akan menyebabkan kenaikan perbedaan
berat antara lemak dan larutan, sehingga apabila keadannya diberikan tenaga sentrifugal lemak
seluruhnya akan terletak di bagian atas, sebab lemak mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari
pada kontituen-kontituen lain di dalam susu.
Untuk menentukan kadar lemak dengan metode ini, digunakan alat yang khusus, yaitu botol
Babcock (lihat gambar 4).
Botol Babcock untuk analisa lemak susu mempunyai angka skala antara 0 sampai 8 dengan ketelitian
0.1. Angka skala tersebut menunjukkan persentase kadar lemak pada waktu analisa. Tiap 1 skala
volumenya 0.2 ml.
Botol Babcock untuk analisa lemak krim angka skalanya lebih besar, yaitu antara 0 sampai 50. Ini
disebabkan karena krim adalah bagian susu yang banyak mengandung lemak. Pada umumnya kadar
krim di atas 15 %. Ada beberapa variasi botol, ada yang leher botolnya pendek, ada yang leher
botolnya mempunyai kepanjangan 6 inchi (± 15 cm). Bahkan ada yang 9 inchi (± 22.5 cm) dan
kepastiannya juga berbeda-beda.

http://giant-ki.blogspot.com/2009/01/uji-organoleptik-susu-segar-uji-bau.html

Lemak kasar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan campuran mental dari lemak
terlarut dalam sampel yang termasuk dalam sampel. Yang termasuk lemak digliserida, trigliserida,
monogliserida, fosfolipid, steroid, asam lemak bebas, lemak terlarut dalam vitamin, pigmen koroten,
klorofi, dan lain-lain.
Dua metode secara garis besar digunakan untuk menentukan lemak kasar adalah ekstraksi basah
dan ekstraksi kering. Ekstrasi basah ditunjukkan dengan adanya air dalam sampel. Metode Babcock
dan Mojonnier adalah metode ekstraksi basah yang digunakan untuk menentukan lemak kasar
dalam susu dan produk susu. Metode ini juga diaplikasikan pada produk makanan seperti makanan
tambahan ikan asin.
Ekstraksi Soxhlef, ditunjukkan dengan Eter Anhidrat. Teknik ekstraksi ini, dimasukkan dalam eter,
yang mana pada akhirnya diuapkan. Secara rinci prosedurnya diberikan pada Woors and Aurand
1977
Ekstraksi kering lebih disukai ketika ini tidak sesuai untuk mengubah kembali sebagian besar air dari
makanan.
Metode Babcock
Metode Babcock adalah metode untuk cepat untuk menunjukkan lemak dalam jenis produk
makanan. Tes menunjukkan bahwa ketika susu atau makanan diperlakukan dengan konsentrasi
asam sulfur protein yang pertama kali dilarutkan.
Lemak yang tertekan dalam tabung kalibrasi dari nilai ini presentasi dari lemak ini dalam dihitung.
Ekstraksi Kering Pada Kacang

Ketika penggemukan, kolom harus menjadi jernih kuning keemasan penetapan isi kelembaban isi
pada sampel dengan sebuah metode yang layak . Berat 2 sampai 3 gram sampel ke dalam sebuah
timbal ekstraksi dan tempat d dalam sebuah alat ekstraksi soklet. Menghubungkan langsung pada
alat untuk sebuah berat botol. Setengah botol diisi zat anhidat. Menggunakan mantel penghangat,
membawa zat kedalam baskom dan diekstrak 16 hari penyusunan kembali alat untuk destilasi dan
penguapan zat dengan pemanasan lemah dalam mantel (perawatan harus diletakkan untukperoxida
yang bergerak dari zat utama yang digunakan). Pengeringan botol yang berisi extrak bahan mentah
untuk 2 hari pada 90°C ). Berat dan perhitungan presentase dari bahan mentah.

D. PROTEIN KASAR

Untuk analisis berkelanjutan, determinasi protein adalah tidak terbentuk dengan ekstraksi protein
dari sebuah sampel yang sulit caranya. Umumnya, tidak tercampurnya sampel bahwasanya tidak
dilakukan pengisian tingginya konsentrasi tidak seperti biasanya pada nitrogen non protein – isi
senyawa – senyawa ( contoh; NH4¯ asam-asam amino bebas, urea, dan senyawa-senyawa nitrogen
kompleks berlebih lainnya) kemungkinan analisa dengan determinasi yang sederhana presentase
pada nitrogen (seperti NH3) dan membuat asumsi bahwa nitrogen ini telah terlepas dari protein
hingga habis. Metode standar untuk determinasi nitrogen, prosedur kieldahl, dapat diambil untuk
penerapan untuk sebuah varietas bebas pada bahan makan mentah.

Penetapan Nitrogen Dengan Metode Kjeldahl


Dalam prosedur Kjeldahl, nitrogen merupakan senyawa organik yang mengubah garam ammonium
dengan membebaskan ammonia ditambah sebuah alkali non volatif. Setelah destilasi, penetapan
ammonia melalui fitrasi. Pemisahan dari senyawa organik biasanya diselesaikan lewat kerja asam,
sering diproses dari katalis.

E. SERAT KASAR

Serat kasar adalah ukuran kwantitas dari selulosa yang tidak dapat dicerna, pentosa, lignin, dan
komponen lain jenis ini yang terdapat dalam makanan. Komponen-komponen ini memiliki nilai
makanan sedikit tetapi menyediakan andil besar untuk gerakan perilstatik yang baik usus.
Penelitian baru-baru ini tentang peranan diet komponen-komponen serat ini telah menyebabkan
adanya evaluasi kembali mengenai konsep tradisional tentang serat, sebenarnya diet serat mungkin
menjadi ketidak beruntungan seperti bagian yang tidak dapat dicerna mungkin benar, karena diet
komponen ini mungkin atau tidak mungkin mempunyai titik serat.
Bagian serat yang tidak dapat dicerna adalah sebuah campuran yang komplek dari kandungan-
kandungan yang berbeda. Yang paling besar yaitu selulosa: glukosa polimer merupakan material
yang dominant dari sel-sel tumbuhan; hemiselulosa:versi terpendek dari seluloa; pectin: lem yang
mengikat sel-sel tumbuhan bersama-sama; dan lignin tak berbentuk:polimer aromatic yang
bersama-sama dengan selulosa membentuk dinding sel kayu dalam tumbuhan.
Diet serat berperan untuk menurunkan konsentrasi dari lipo protein kolesterol dalam darah,
memungkinkan diikat oleh asam empedu. Pecahan-pecahan lignn telah diidentifikasi sebagai zat
yang mengikat.
Teknik yang paling umum untuk mengukur kandungan serat dalam makanan adalah metode crude
fiber yang telah dimulai sejak tahun 1800-an dan tidak membedakan polisakarida dan lainnya.
Metode AOAC 7.073 menjelaskan detail dari metode yang sering digunakan untuk menentukan serat
mentah dalam biji-bijian dan produk semacamnya.
Serat yang Terdapat Dalam Biji-Bijian
Contohnya adalah dicernanya dengan asam encer yang mendidih untuk menghidrolisis karbohidrat
dan protein yang terkandung didalamnya kemudian pencernaan lebih lanjut dengan alkali encer
yang mendidih menyebabkan reaksi penyabunan dari material yang berlemak tidak diekstrak dengan
eter. Kedua perlakuan tersebut memberikan kontribusi terhadap solusi dari kebanyakan material
minera;l. sisa setelah pencernaan mengandung kebanyakan serat dan sedikit mineral-disaring
kemudian dikeringkan dan ditimbang kemudian dibakar atau dibakar menjadi berat yang konstan
dan kemudian ditimbang lagi. Perbedaan dari 2 berat mewakili berat serat mentah dalam sample.

F. KADAR ABU

Ketika salah satu bahan campuran organik/ anorganik dikeluarkan pada temperatur tinggi (500 –
600oC), sisa residunya berupa abu. Residu ini tediri atas oksida dan mengandung garam anion
seperti fosfat, klorida, sulfat, dan halida lain dan juga mengandung garam kation, seperti sodium,
potassium,. Kalsium, magnesium, besi dan tembaga.
Selama proses pengabuan garam organik membusuk, berkurang karbon kandungan molnya. Dari
logam itu seperti bentuk garam pada oksida/ reaksi dengan anion lain pada batuan. Beberapa logam
(seperti; kadmiun dan timah) mungkin mudah diuapkan selama proses pengabuan. Oleh karena itu,
jika abu tersebut diujikan untuk menemukan elemen, perawatan seterusnya diadakan untuk
mencegah hilangnya selama pengabuan. Untuk sebagian besar makanan, pengabuan dilakukan pada
485oC atau kurang dari 12 hari yang akan memberi hasil yang dapat diterima sebagai analisa untuk
menemukan elemen. Kehilangan mineral harus diganti dengan pembebasan karbon yang bisa
mendapatkan cukup besar dari karbon-kandungan sample. Mekanika ini adalah hilangnya
pengabuan yang dapat dihindari sebagai awal pembakaran dalam penyaringan tungku perapian
pada temperatur yang rendah (ruang temperatur) dan disediakannya temperatur untuk kenaikan
dengan lambat. Arus udara mungkin menjadi sebuah masalah jika tutup pada tungku perapian
dibuka dengan tiba-tiba. Pada umumnya, sample seharusnya tidak ditempatkan dalam area tungku
perapiannya lebih dari 1 inci dari bagain belakang dinding dan 1,5 inci dari depan.

http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/makalah-sample-dan-analis-dekat.html

Anda mungkin juga menyukai