Proyek penghancuran kawasan pantai Marunda dimulai pada 1990-an. Saat itu mulai
dibangun Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda. Pembangunan KBN Marunda
memerlukan tanah yang relatif luas sehingga mengakibatkan ribuan nelayan terusir dari kawasan
itu. Kehidupan komunitas nelayan di sana tercerai berai. Tak hanya cukup sampai di situ saja,
beberapa proyek reklamasi kawasan pesisir akhirnya juga berkali-kali membuat nelayan di
pesisir utara Jakarta lainnya terusir. Warga nelayan Marunda Kepu dan Kongsi sudah berkali-
kali menjadi korban gusuran ditanah nenek moyangnya sendiri. Proyek-proyek yang dikenal
sebagai reklamasi itu terus berlanjut. Seiring dengan hal itu ribuan mangrove dibunuh secara
biadab yang kemudian membunuh komunitas makhluk kecil lainnya yang telah tumbuh
berkembang bersama mangrove yang rata-rata (jika masih ada) berumur sekitar 20 tahunan.
RENCANA REL KA
Sumber : Modifikasi dari Badan Pelaksana Reklamsi Pantai Utara Jakarta SUB DIT
Penataan dan Revitalisasi Kawasan DIT Perkotaan Kota Metropolitan