Anda di halaman 1dari 2

Gambaran Umum Lokasi

Kampung Marunda Pulo, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara


merupakan kawasan pesisir Jakarta yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Kawasan
yang awalnya ditumbuhi oleh hutan mangrove yang berfungsi sebagai pencegah abrasi dan
sumber pendapatan masyarakat lokal kini beralih menjadi kawasan komersil khususnya kawasan
industri yang sudah dipastikan merusak keseimbangan ekologi sehingga menimbulkan krisis
ekologi yang mengancam keberlanjutan kehidupan masyarakat ( sebagian besar berprofesi
sebagai nelayan ) yang tinggal di daerah tersebut.

Proyek penghancuran kawasan pantai Marunda dimulai pada 1990-an. Saat itu mulai
dibangun Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda. Pembangunan KBN Marunda
memerlukan tanah yang relatif luas sehingga mengakibatkan ribuan nelayan terusir dari kawasan
itu. Kehidupan komunitas nelayan di sana tercerai berai. Tak hanya cukup sampai di situ saja,
beberapa proyek reklamasi kawasan pesisir akhirnya juga berkali-kali membuat nelayan di
pesisir utara Jakarta lainnya terusir. Warga nelayan Marunda Kepu dan Kongsi sudah berkali-
kali menjadi korban gusuran ditanah nenek moyangnya sendiri. Proyek-proyek yang dikenal
sebagai reklamasi itu terus berlanjut. Seiring dengan hal itu ribuan mangrove dibunuh secara
biadab yang kemudian membunuh komunitas makhluk kecil lainnya yang telah tumbuh
berkembang bersama mangrove yang rata-rata (jika masih ada) berumur sekitar 20 tahunan.

penduduk telah hilang 'ditelan' laut, luas


kawasan berkurang dengan cepat, daerah ini
perlu diselamatkan. Jadi bila ingin
menyelamatkan pantai Marunda dan
memperbaiki lingkungan pantai, maka
mangrove harus ditanam di sini. Kawasan
mangrove, yang tadinya mencakup wilayah
seluas 514 kilometer persegi, kini hanya
tersisa seluas 3 kilometer persegi. Saat ini di
Di pantai Marunda abrasi sangat kuat
pantai Marunda, mangrove hanya dijumpai
terjadi hampir sepanjang tahun dan telah
dalam jumlah relatif kecil di sekitar RW 07,
berlangsung cukup lama, beberapa rumah
Rumah Si Pitung dan Masjid Al- Alam saja.
Akibatnya aberasi air laut ke pantai tidak pencaharian nelayan setempat karena ikan-
dapat dihindarkan, sehingga luas pantai ikan, udang, kepiting dan sebagainya
menjadi semakin kecil. Hal ini jelas sangat sebagai sumber mata pencaharian nelayan
berpengaruh kepada pendapatan dan mata semakin sulit ditemukan.

Gambar 1 akan memperlihatkan rencana pengembangan di sekitar Pantai Utara Jakarta.

RENCANA REL KA

Gambar 1. Rencana pengembangan di sepanjang Kawasan Pantai Utara Jakarta

Sumber : Modifikasi dari Badan Pelaksana Reklamsi Pantai Utara Jakarta SUB DIT
Penataan dan Revitalisasi Kawasan DIT Perkotaan Kota Metropolitan

Anda mungkin juga menyukai